TRAUMA TERMAL
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis kami yang
berjudul “Trauma Termal”
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada Ibu selaku dosen pengajar mata kuliah Praktek Keperawatan Gawat Daruratan
program Studi S1 ilmu keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil
yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharakan kritik dan saran demi pernaikan
sempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
2
Pendahuluan
Anatomi
3
1. Epidermis:
Lapisan paling luar,tipis dan avaskuler,tabel epidermis berbeda –beda
pada bagian tempat diitubuh,paling tebal pada telapak tangan dan
kaki.ketebalan <1 mm (sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit).terjadi
regenerasi setiap 4-6 minggu.
2. Dermis:
Merupakan bagian yang paling penting dari kulit yang sering di
anggap “true skin”terdiri dari serabut kolagen elastin dan retikulin kulit kuat
dan lentur,mempunyai pembuluh darah dan saraf.tebalnya bervariasi,yang
paling tebal pada telapak sekitar 3mm.
3. Subcutis:
Merupakan lapisan dibawah dermis yang tersusun dari sel kolagen dan
lemak tebal untuk menyekat panas sehingga kita dapat beradaptasi dengan
perubuhan temperatur luar tubuh kita karena perubahan cuaca.
Penyebab luka termal
Luka termal dapat disebabkan:
Suhu (panas/dingin)
Listrik
Bahan kimia
Bahan –bahan radiasi misalnya sinar ultra-violet atau bahan – bahan
radio aktif.
Semakin luas luka termal,semakin buruk prognosis.luka termaal lebih dari
90% luas total area/TBSA(total body surface area) tubuh hampir selalu akan
meninggal.
Derajat luka bakar
Luka bakar derajat I (superficial ticknes)
Hanya mengenai lapisan epidermis, ditandai dengan adanya eritma,nyeri
dan tidak ada bulla.biasanya nyeri akan hilang dalam waktu 24 jam
4
Luka bakar derajat II ( parcial ticknes)
Pada keadaan ini maka epidermis yang diatasnya akan terlepas darin
dermis,ditandai dengan warna kemerahan,timbul gelembung-
gelembung (disebut vesikula bila kecil,bulia bila besar) yang berisi
cairan plasma.
Sudah tentu epidermis yang menjadi gelembung ini sudah tidak
sehat,sehingga invasi kuman kedalam gelembung tetap dapat
terjadi.ujung–ujung saraf terdapat pada lapisan dermis,dan menjadi
terbuka,dengan akibat bahwa luka termal seperti ini sangat
nyeri.karena masih ada sisa epital,maka luka termal yang hanya
sebagian dermis terkena akan sembuh dengan sempurna
5
sempurna.melainkan akan sembuh dengan pembentukan jaringan
granulasi (jaringan kemerahan yang mudah berdarah bila
tersinggung).jaringan granulasi ini akan sembuh dengan pembentukan
sikatriks yang kualitasnya tidak seperti kulit,dan penampilannya
buruk.bila hendak sembuh lebih baik ,luka temal sedalam memerlukan
tundur kulitn (skin graft) dikemudian hari
Disebut juga luka bakar dengkal,merupakan bentuk luka bakar yang memiliki potensi
mengalami proses epitelisasi spontan yang termasuk kedalam kategori luka bakar ini
adalah.
6
Luka bakar dermal–superfisial mengenai epidermis bagian superfisial
yaitu dermal papilae.cirihas luka bakar jenis ini yaitu lepuh (
blister,bula).terpaparnya derma papilae memberikan warna merah
muda dan karena ujung –ujungsaraf sensori terpapar maka hal ini
diikuti nyeri yang ekstrim.
7
Full thickness burns menyebabkan kerusakan lapisan epidermis dan
dermis serta dapat menyebabkan kerusakan sturuktur jaringan yang lebih
dalam.pada penampilan klinis dijumpai kulit berwarna putih(dense
white,waxy,dan charredappearance).ujung saraf sensoarik di dermis rusak
sehingga hilang sensasi.kulityang mengalami kaogulasi menunjukan
konsitensi seperti kulit ini disebut eskar.
Luas luka termal harus dapat diketahui,karena akan masuk dalam laporan
medik.menduga luas uka termal dapat dihitung dengan “rule of 9”(rumus9),yaitu ada
11 daerah masing-masing 9% dengan perineum 1%(total 9%)
8
Untuk anak –anak rumus ini tidak dapat karena kepala yang relatif besar,dan
eeksteremitas yang relatif kecil,sehingga harus melihat tabel (misalnyatabel lund dan
browder)untuk mudahnya dapat dipakai patokan berikut:
Telapak tangan dengan jari =1% luas permukan tubuhnya dapat membantu
memperkirakan luas luka bakar
9
Lokasi
Punggung 13 13 13 13 13
Lengan atas 4 4 4 4 4
KA
Lengan atas 4 4 4 4 4
KI
Lengan 3 3 3 3 3
bawah KA
Lengan 3 3 3 3 3
bawah KI
Tangan kA 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tanggan KI 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha KA 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Paha KI 5,5 6,5 8,5 8,5 9,8
Tungkai 5 5 5,5 6 7
bawah KA
Tungkai 5 5 5,5 6 7
bawah KI
Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
10
Penanganan luka bakar
Biasanya luka bakar karena air panas akan lebih dangkal dibandingkan karena
api,sehingga menyebabkan luka bakar yang dalam.
Menyiram dengan air dalam jumlah yang banyak apabila api disebabkan
karena bensin atau minyak,karena apabila dalam jumlah sedikit hanya
akan memperbesar api.
Mengulingkan penderita pada tanah yang datar,kalau bisa dalam selimut
basah(penolong jangan sampai turut terbakar )
2. Primary survey
a. Airway
Pada permulaannya airway biasanya tidak terganggu.dalam keadaan ekstrim
bisa saja airway terganggu,misalnya karena lama berada dalam ruangan
tertutup yang terbakar sehingga terjadi pengaruh panas yang lama
terhadapjalan nafas. Menghisap gas atau partikel karbon yang terbakar dalam
jumlah banyak juga akan dapat mengganggu Airway.
Pada permulaan penyumbatan airway tidak total, sehingga akan timbul suara
stridor/ crowing. Bila menimbulkan sesak berat (apalagi bila saturasi O2
11
kurang dari 95% ) maka ini merupakan indikasi mutlak segera intubasi.
Apabila obstruksi parsial ini dibiarkan, maka akan menjadi total dengan akibat
kematian penderita.
Obstruksi jalan nafas akibat enema ini dapat menetap, melampaui batas waktu
edema pada luka (umunya antara 12-36 jam). Edema yang dapat memperberat
obstruksi terlihat pada bagian leher, lebih sering dijumpai pada anak-anak
yang memiliki jalan nafas lebih sempit disamping leher yang pendek.
Bila ditemukan salah satu dari keadaan di atas, sangat mungkin terjadi trauma
inhalasi yang memerlukan penanganan dan terapi definitive, termasuk
pembebasan janlan nafas.
b. breathing
12
kemungkinan keracunan CO cukup besar. Diagnostiknya sulit (apalagi di
pra-Rs). Kulit yang berwarna merah terang biasanya belum terlihat. Pulse
oksimeter akan menunjukkan tingkat saturasi O2 yang cukup, walaupun
penderita dalam keadaan sesak.pada luka bakar yang melingkar didada
hingga bagian punggung dan derajat 3 dapat menyebabkan pasien sulit
bernafas maka perlu dilakukan tindakan escaratomy berbentuk lazi S.
c. Circulation
13
RESUSITASI CAIRAN
Penilaian volume sirkulasi sering tidak mudah `pada pasien luka bakar derajat
berat. Pasien luka bakar berat sering disertsssssai dengan trauma lain yang
menyebabkan syok hypovolemik. Penanganan syok dilakukan sesuai dengan prinsip
resusitasi. Resusitasi cairan intraven a untuk luka bakarnya juga harus segera dimulai.
Tekanan darah juga sulit diukur dan hasilnya kurang dapat dipercaya.
Pengukuran produksi urin tiap jam merupakan alat monitor yang baik untuk menilai
volume sirkulasi darah asalkan tidak ada dieresis osmotic (mis. Glikosuria). Oleh
Karena itu pasang kateter urin untuk mengukur produksi urin. Pemberian cairan
cukup untuk dapat mempertahankan produksi urin 1.0 ml/kg BB perjam pada anak-
anak dengan berat badan 30 kg atau kurang, dan 0.5 sampai 1.0 ml/kg BB perjam
pada orang dewasa.
1) Resusitasi Syok
Bila dijumpai perdarahan atau syok non luka bakar, perlakukan sesuai pedoman
trauma menggunakan larutan kristaloid Ringer’s Lactate.
Keterangan:
14
- 25% adalah jumlah minimal kehilangan cairan tubuh yang dapat
menimbulkan gejala klinik dari sindrom syok
- Untuk melakukan resusitasi cairan (melakukan koreksi volume) menggunakan
kristaloida, diperlukan 3 kali jumlah cairan yang diperlukan (3:1).
Resusitasi cairan tanpa gejala klinis syok atau pada kasus dengan luas <20%-30%,
tanpa keterlambatan atau dijumpai keterlambatan < 2 jam. Pada 24 jam pertama
penderita luka bakar derajat II dan III memerlukan cairan ringer laktat.
Cairan diberikan melalui dua buah kanul berdiameter besar (pada dewasa 16 G)
sedapat mungkin didaerah non luka bakar. Larutan salin normal umumnyya
dikemas bersam dekstrosa 2,5 %. Untuk kemasan ini, tambahkan 25 ml
Dekstrosa 50% ke dalam kantong berisi 500 ml cairan. Bila larutan tersedia
merupakan larutan ion hipotoni tanpa glukosa, tambahkan 50 ml Dekstrosa 50%
ke dalam kantong berisi 500 ml cairan.
Kalkulasi volume yang diestimasi dalm 24 jam pertama saat edema terbentuk
beberapa saat pasca luka bakar :
15
- Separuh kebutuhan berdasarkan kalkulasi volume di berikan dalam 8 jam
dan separuh sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
- Cairan mantanance bagi anak-anak dibagi dalam 24 jam secara merata.
- Bolus cairan 5-10 ml/kg dan atau tingkatkan jumlah cairan berikutnya
sejumlah 150% volume sebelumnya.
Dalam 24 jam kedua pasca luka bakar, larutan koloid dapat diberikan untuk
restorasi volume sirkulasi menggunakan formula:
Disamping itu, larutan elektrolit harus diberikan untuk kebutuhan Evaporasi Loss
dan kebutuhan Maintenance normal. Untuk tujuan ini, larutan umum digunakan
adalah larutan salin normal Kcl ( +dekstrosa untuk anak-anak).
d. Disability
Jangan lupa memeriksa skor GCS dan tanda lateralisasi ( pupil dan motorik).
Kepanikan mungkin menimbulkan benturan sehingga pendarahan intra-
kranial dapat saja terjadi sebagai akibat dari trauma penyerta dalam
16
manifestasi klinis pasien mengalami gelisah dan penuruna kesadaran sebagai
tanda dari terjadinya hipoksia.
Bila dalam keadaan Emergency, petugas boleh juga menetukan derajat
kesadaran pasien dengan metode :
A: dari Alert (sadar/waspada)
V: dari verbal / vocal (respon terhadap rangasang suara)
P : dari pain ( respon terhadap rangsang nyeri)
U : dari Unresponsive (Tidak member respon)
e. Ekposure
Pada eksposure lepaskan semua pakaian termasuk perhiasan pasien, lalu
periksa bagian depan dan belakang tubuh pasien namun selalu perhatikan
penderita jangan sampai hipotermi dengan menjaga agar pasien tetap hangat.
3. Survey Sekunder
Pemeriksaan dilaksanakan setelah kondisi mengancam nyawa diyakini telah
teratasi.
a. Anamnesis
Penting untuk menanyakan dengan teliti hal sekitar kejadian. Tidak jarang
terjadi bahwa disamping luka bakar akan ditemukan pula perlukaan lain
yang disebabakan usaha melarikan diri dari api dalam keadaan panik.
Riwayat penyakit :
A : Alergy
M : Medicine ( obat-obatan yang baru dikonsumsi)
P: Post Illnes ( penyakit sebelum terjadinya trauma)
L : Last Meal (Makan terakhir)
E : Event (Peristiwa yang terjadi saat trauma)
- Durasi paparan
17
- Jenis pakaian yang digunakan
- Suhu dan kondisi air, jika penyebab luka bakar adalah air panas
- Kecukupan tindakan pertolongan pertama
Penatalaksanaan luka
Perawatan luka dilakukan segera setelah tindakan resusitasi jalan nafas dan
mekanisme bernafas serta resusitasi cairan dilakukan : melakukan tindakan
debridement, nekrotomi, dan pencucian luka. Tentunya tindakan ini dilakukan di
ruang Operasi Luka Bakar.
Re-evaluasi
Indikasi Rawat
Pada beberapa kasus luka bakar yang perlu dirujuk ke pusat luke bakar adalah
sebagai berikut:
18
- Kasus LB derajat II pada muka, tangan , dan kaki, perineum, sendi
- Kasus LB derajat III > 2% pada dewasa, setiap derajat III pada anak-anak.
- Kasus LB disebabkan listrik, disertai cidera jalan nafas atau komplikasi lain .
Tanda-tanda hipotermia :
Selain penurunan suhu inti tanda lain terjadinya hipoterni yang paling sering
adalah penurunan kesadaran, penderita terasa dingin tanpa kelabu, dan sianotik.
Penanganan :
Lakukan penilaian A-B-C-D-E, cegah hilangnya panas dengan memindahkan
penderita dari lingkungan dingin dan lepaskan baju yang basah dan dingin serta
tutup dengan selimut hangat. Selalu berikan oksigen sesuia kebutuhan penderita.
Makin dingin suhu , imobilisasi kontak yang lama, lembab, sudah adanya kelainan
pembuluh darah perifer , dan luka terbuka semuanya akan memperberat trauma.
Adda 3 jenis trauma dingin :
1. Frostnip, merupakan bentuk paling ringan trauma dingin ,ditandai dengan
nyeri ,pucat, dan kesemutan pada daerah yang terkena. Dengan
penghagatan daerah ini dapat dipilih sempurna tanpa kerusakan jaringan ,
kecuali bila trauma ini terjadi berulang dalam jangka waktu bertahun –
tahun dapat menyebkan jaringan lemak hilang atau atrofi.
19
2. Frostbite, adalah peembekuan jaringan yang diakibatkan oleh pembentukan
Kristales intra seluler dan bending mikrovaskuler sehingga terjadi anoksia
jaringan.
Penanganan:
Proteksi diri dan lingkungan.
Selalu mendahulukan hal yang mengacam A-B-C terlebih dahulu.
Penanganan harus segeradilakukan untuk memperpendek
berlangsungya pembekuan jaringan.jaringan menggsok bagian yang
terkena frostbite karena akan lebih mencedarai penderita.
RE-warming :
Jangan lakukan pada frost bitedalam /lanjut
Selalu memakai penghangatan lembab jangan kerng misalkan
memakai hair dryer.
Jika terdapat lukalakukan seperti penanganan luka bakar.
Janga nmenggerakan –gerakan daerah yang terkena frostbite
Segera rujuk kerumah sakit.
20
Bilapenderitadi RS rendambagiantubuh yang terkenadalam air
hangat 40 c yang berputar,sampaiwarnakulitmenjadimerah yang
ferfusinyakembali normal biasanyadicapaidalamwaktu 20-30
menit.
21
1) Matikan listrik dari sumber listrik.
2) Apabila tidak mungkin, maka coba sentuh penderita dengan
perantaan kayu kering, baju kering dsb (bahan non-konduksi
listrik). Apabila aliran listrik sudah mati tetapi kita ingin
meyakinkan, masa selalu meraba penderita dengan punggung
tangan jangan dengan telapak tangan ( apabila masih ada arus
listrik, tangan akan selalu fleksi).
- Bahaya gangguan irama jangtung selalu ada, betapapun kecil arus
listrik, karena itu selalu pasang EKG. Bila ada kelainan, berikan terapi
yang sesuai.
- Bila penderita mengalami henti napas henti jantung, selalu lakukan
RJP (kecuali bila ada kematian biologis), dan lakukan sampai di Rs.
- Pebedaan kecepatan hilangnya panas antara kulit dengan jaringan yang
lebih dalam mengakibatkan terlihatnya permukaan kulit tampek seakan
normal, padahal jaringan otot didalamnya mengalami nekrosis karena
otot merupakan penghantar listrik yang paling hebaat pada tubuh
manusia. Rhabdomiolisis menyebabkan dilepasnya mioglobin dari otot
yang pada akhirnya menyebabkan gagal ginjal akut.
- Selalu ingat bahwa luka masuk atau luka keluar yang lebih kecil dapat
disertai kerusakan jaringan yang berat.
Penanganan :
Pada penderita luka bakar listrik harus meliputi perhatian terhadap jalan nafas
dan pernapasan, pemberian cairan infuse pada ekstremitas yang tidak terkena
luka, pemasangan EKG, dan pemasangan Kateter. Urine yang berwarna gelap
menandakan hemokromogens di dalamnya. Pemberian cairan harus
ditingkatkan sampai diharapkan mencapai produksi urine 100 ml/jam pada
orang dewasa.
22
1. Kejang karena cuaca panas
Heat Cramps : kekakuan – kejang otot disebabkan kekurangan
elektrolit.
Pengobatan :
- Bawa ketempat teduh
- Berikan minuman ber-elektrolit
2. Kelelahan karena cuaca panas
Heat Exhaustion, sering karena upacara lama disebabkan dehidrasi.
Gejala seperti syok ringan, kulit lembab.
Pengobatan :
- Bawa ketempat teduh
- Berikan minuman
3. Stroke karena cuaca panas
Ribuan orang setiap tahun meninggal karena Heat Stroke. Ini adalah
fenomena sentral (batang otak).
Gejala:
- Demam sangat tinggi (hipertemia)
- Karena demam tinggi maka O2 meningkat dan penderita
mungkin sesak
- Kesadaran lama-lama akan menurun.
- Kulit kering, tidak berkeringat
Pengobatan:
23
STRATEGI PELAKSANAAN PROSEDUR TRAUMA TERMAL
Pengertian
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zat-zat yang
bersifat membakar (misalnya : asam kuat dan basa kuat).
Tujuan :
- Mencegah terjadinya infeksi
- Mengangkat jaringan nekrotik
Prosedur:
Persiapan Alat:
1. persiapan alat steril : pinset anatomi, kassa, pinset chirurge, kapas, gunting , hand
scoen, bengkok, spuit, kom kecil, nacl
2. baki/poley berisi alat non steril : gunting balutan , ssd (silve sulfa diacin), plester,
tempat sampah, verban
2. Pelaksanaan :
1. Dokter memberikan penjelasan pada keluarga/pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort).
24
3. Mengatur posisi klien di bed tindakan supaya luka dapat terlihat jelas dan mudah
dilakukan perawatan luka
4. Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka pakaian supaya
luka terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan
NaCl 0,9%.
5. Membersihkan luka bakar dengan cara mengirigasi yaitu dengan cara mengaliri
bagian luka menggunakan NaCl 0,9% dengan meletakan bengkok di bawah luka
terlebih dahulu..
6. Melakukan debridement bila terdapat jaringan nekrotik dengan cara memotong
bagian nekrotik dengan mengangkat jaringan nekrotik menggunakan pinset
chirurgis dan digunting dengan gunting chirurgis mulai dari bagian yang tipis
menuju ke bagian tebal.
7. Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril sejajar dengan
permukaan kulit dibagian pinggir bula kemudian dilakukan pemotongan kulit bula
dimulai dari pinggir dengan menggunakan gunting dan pinset chirugis.
8. Mengeringkan luka dengan cara mengambil kasa steril dengan pinset anatomis
lalu kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka benar-benar dalam kondisi
kering.
9. Memberikan obat topical sesuai luas luka dengan menggunakan dua jari yang
telah diolesi obat tersebut.
10. Menutup luka dengan kasa steril dan memasang plester dengan digunting sesuai
ukuran kemudian ditempelkan di atas kasa steril.
11. Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
12. Membersihkan alat medis dan membersihkan sampah medis.
13. Mengobservasi keadaan umum pasien :
- Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
- Melaporkan segera kepada dokter bila terdapat perubahan keadaan umum
25