Anda di halaman 1dari 25

PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURATAN

TRAUMA TERMAL

Disusun oleh Kelompok 10:

1. Dian Shaudia Aflah


2. Wira Anisa

Dosen Pembimbing : Ns. Vino Rika Nofia M.kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SYEDZA SAINTIKA PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis kami yang
berjudul “Trauma Termal”

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada Ibu selaku dosen pengajar mata kuliah Praktek Keperawatan Gawat Daruratan
program Studi S1 ilmu keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang.

Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil
yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharakan kritik dan saran demi pernaikan
sempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, Oktober 2019

Penulis

2
Pendahuluan

Kulit manusia banyak,antaralain menghindari terjadinya kehilangan cairan


apabila terjadi luka termal maka kulit akan mengalami denaturasi protein yang ada
didalam se,sehingga kehilangan fungsinya,kematian sel didalam jaringan,dan
kemudian terjadi luka.semakin banyak kulit yang hilang akan semakin berat
kehilangan cairan. Saat luka termal (luka bakar) masih merupakan masalah yang
cukupbesar,dan pertolongan pertama yang baik akan sangat membantu prognosis
penderita.

Anatomi

Kulit manusia banyak, antaralain menghindari terjadinya kehilangan cairan


apabila terjadi luka termal maka kulit akan mengalami denaturasi protein yang ada
didalam se,sehingga kehilangan fungsinya,kematian sel didalam jaringan,dan
kemudian terjadi luka.semakin banyak kulit yang hilang akan semakin berat
kehilangan cairan. Saat luka termal (luka bakar) masih merupakan masalah yang
cukup besar,dan pertolongan pertama yang baik akan sangat membantu prognosis
penderita.

Kulit terdiri atas (1) epidermis :(2) dermis;(3) subcutis

3
1. Epidermis:
Lapisan paling luar,tipis dan avaskuler,tabel epidermis berbeda –beda
pada bagian tempat diitubuh,paling tebal pada telapak tangan dan
kaki.ketebalan <1 mm (sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit).terjadi
regenerasi setiap 4-6 minggu.
2. Dermis:
Merupakan bagian yang paling penting dari kulit yang sering di
anggap “true skin”terdiri dari serabut kolagen elastin dan retikulin kulit kuat
dan lentur,mempunyai pembuluh darah dan saraf.tebalnya bervariasi,yang
paling tebal pada telapak sekitar 3mm.

3. Subcutis:
Merupakan lapisan dibawah dermis yang tersusun dari sel kolagen dan
lemak tebal untuk menyekat panas sehingga kita dapat beradaptasi dengan
perubuhan temperatur luar tubuh kita karena perubahan cuaca.
Penyebab luka termal
Luka termal dapat disebabkan:
 Suhu (panas/dingin)
 Listrik
 Bahan kimia
 Bahan –bahan radiasi misalnya sinar ultra-violet atau bahan – bahan
radio aktif.
Semakin luas luka termal,semakin buruk prognosis.luka termaal lebih dari
90% luas total area/TBSA(total body surface area) tubuh hampir selalu akan
meninggal.
Derajat luka bakar
 Luka bakar derajat I (superficial ticknes)
Hanya mengenai lapisan epidermis, ditandai dengan adanya eritma,nyeri
dan tidak ada bulla.biasanya nyeri akan hilang dalam waktu 24 jam

4
 Luka bakar derajat II ( parcial ticknes)
Pada keadaan ini maka epidermis yang diatasnya akan terlepas darin
dermis,ditandai dengan warna kemerahan,timbul gelembung-
gelembung (disebut vesikula bila kecil,bulia bila besar) yang berisi
cairan plasma.
Sudah tentu epidermis yang menjadi gelembung ini sudah tidak
sehat,sehingga invasi kuman kedalam gelembung tetap dapat
terjadi.ujung–ujung saraf terdapat pada lapisan dermis,dan menjadi
terbuka,dengan akibat bahwa luka termal seperti ini sangat
nyeri.karena masih ada sisa epital,maka luka termal yang hanya
sebagian dermis terkena akan sembuh dengan sempurna

 Luka bakar derajat III


Terkena seluruh dermis (full thikness),tidak timbul
gelembung.kulit menjadi seperti perkamen,hijau keabu-abuan. Tampak
vena – vena kecil dibawahnya yang mengalami trombosis.luka termal
full thicknes tidak akan terlalu nyeri,karna seluruh ujung syaf sudah
rusak.luka termal sedalam ini sudah tidak bisa sembuh

5
sempurna.melainkan akan sembuh dengan pembentukan jaringan
granulasi (jaringan kemerahan yang mudah berdarah bila
tersinggung).jaringan granulasi ini akan sembuh dengan pembentukan
sikatriks yang kualitasnya tidak seperti kulit,dan penampilannya
buruk.bila hendak sembuh lebih baik ,luka temal sedalam memerlukan
tundur kulitn (skin graft) dikemudian hari

Kedalaman luka bakar

Menurut kedalamannya luka bakar dibedakan menjadi: luka bakar


superfisial,sedang (middermal )dan dalam.
1. Luka bakar superfisial

Disebut juga luka bakar dengkal,merupakan bentuk luka bakar yang memiliki potensi
mengalami proses epitelisasi spontan yang termasuk kedalam kategori luka bakar ini
adalah.

 Luka bakar epidermal


Luka bakar ini hanya melibatkan lapis dermis.penyebab tersering
adalah paparan sinar matahari atau flas injury minor (percikan
api).lapis permukaan mengalami kerusakan,dengan adanya produksi
mediator inflamasi,didapat kan hiperemia yang menyebabkan luka
kemerahan dan nyeri.proses penyembuhan berlangsung melalui
regenerasi epidermis yang berasal dari lamina basalis.
 Luka bakar derma- superfisial

6
Luka bakar dermal–superfisial mengenai epidermis bagian superfisial
yaitu dermal papilae.cirihas luka bakar jenis ini yaitu lepuh (
blister,bula).terpaparnya derma papilae memberikan warna merah
muda dan karena ujung –ujungsaraf sensori terpapar maka hal ini
diikuti nyeri yang ekstrim.

Bila proses epitelialisasi mengalami keterlambata,hal ini menunjukan bahwa


kedalaman luka lebih dalam dibandingkan saat diagnosis ditegakkan.

2. Luka bakar mid- dermal


luka bakar ini melibabkan kedalaman diantara luka bakar superfisial dan luka
bakar dalam.secara klinis,terlihat adanya fariasi derajat kerusakan fleksus
dermal,jaringan berwarna merah muda lebih gelap dari pada dibandingkan
luka bakar superfisial.trombosis kapilar dan keterlambatan pengisian kapilar
disertai edema dan pembentukan bula dapat diamati. Luka bakar ini lebih
cepat mengalami eptelialisasi dibandingkan luka bajkar dalam.

3. Luka bakar dalam


Luka bakar ini terdiri dari dema dalam dan seluruh ketebalan kulit,atau terjadi
dalam waktu relatif panjangdengan skar yang nyata.
1) Luka berak dermal dalam
Pada luka bakar dermal-dalam mungkin dapat dijumpai bula,namun
didasar bila ditunjukan luka bakar dalam,retikulum dermis menujukan
warna merah bercak pertanda khas padaluka bakar adalah suatu tampilan
yang disebut fenomena hilangnya capilary blush.ini menunjukan
kerusakan fleksus dermal.ujung-ujung saraf dilapis dermis juga
mengalami nasib yang sama,karenanya akan diikuti hilangnya sensasi
terutama saat dilakukaniji pinrick.

2) Seluruh ketebalan kulit (full thickness burns)

7
Full thickness burns menyebabkan kerusakan lapisan epidermis dan
dermis serta dapat menyebabkan kerusakan sturuktur jaringan yang lebih
dalam.pada penampilan klinis dijumpai kulit berwarna putih(dense
white,waxy,dan charredappearance).ujung saraf sensoarik di dermis rusak
sehingga hilang sensasi.kulityang mengalami kaogulasi menunjukan
konsitensi seperti kulit ini disebut eskar.

Kedalaman Warna Bula Pengisian sensasi Penyembuh


kapiler an
Epidermal merah Tidak cepat nyeri Ya
Dermal – Merah Kecil Cepat Nyeri Ya
suferfisial(dangkal muda
pucat
Mid-dermal Merah Awal Lambat +/- biasanya
muda
gelap
Dermal dalam Mera +/- Tidak ada Tidak ada Tidak
bernod
a
Seluru ketebalan putih Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak
Tabel 13.1

Diagnosis kedalaman luka bakar

Luas luka termal

Luas luka termal harus dapat diketahui,karena akan masuk dalam laporan
medik.menduga luas uka termal dapat dihitung dengan “rule of 9”(rumus9),yaitu ada
11 daerah masing-masing 9% dengan perineum 1%(total 9%)

8
Untuk anak –anak rumus ini tidak dapat karena kepala yang relatif besar,dan
eeksteremitas yang relatif kecil,sehingga harus melihat tabel (misalnyatabel lund dan
browder)untuk mudahnya dapat dipakai patokan berikut:

Telapak tangan dengan jari =1% luas permukan tubuhnya dapat membantu
memperkirakan luas luka bakar

9
Lokasi

0-1 1-4 5-9 10- Dewasa


15
Kepala 19 17 13 10 7
Leher 2 2 2 2 2
Dada &perut 13 13 13 13 13

Punggung 13 13 13 13 13

Pantat kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Pantat kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5


Kelamin 1 1 1 1 1

Lengan atas 4 4 4 4 4
KA
Lengan atas 4 4 4 4 4
KI
Lengan 3 3 3 3 3
bawah KA
Lengan 3 3 3 3 3
bawah KI
Tangan kA 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tanggan KI 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha KA 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Paha KI 5,5 6,5 8,5 8,5 9,8
Tungkai 5 5 5,5 6 7
bawah KA
Tungkai 5 5 5,5 6 7
bawah KI
Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

10
Penanganan luka bakar

Luka bakar (akibat suhu panas)

Biasanya luka bakar karena air panas akan lebih dangkal dibandingkan karena
api,sehingga menyebabkan luka bakar yang dalam.

1. Hentikan proses pembakaran

Pada saat penderita ditemukan,biasanya api sudah mati.apabila masih dalam


keadaan terbakar,maka dapat ditempuh dengan cara:

 Menyiram dengan air dalam jumlah yang banyak apabila api disebabkan
karena bensin atau minyak,karena apabila dalam jumlah sedikit hanya
akan memperbesar api.
 Mengulingkan penderita pada tanah yang datar,kalau bisa dalam selimut
basah(penolong jangan sampai turut terbakar )

Luka baka akan mengalami pendalaman walaupun api sudah mati.untuk


mengurangi proses pendalaman ini luka dapat disiram dengan air bersih untuk
pendinginannya.perlu diketahui bahwa proses pendalaman ini dapat
berlangsung selama 15 menit,sehingga apabila paramedik tiba selama 15
menit,usaha ini akan sia-sia dan hanya akan menimbulkan hipotermi.

2. Primary survey
a. Airway
Pada permulaannya airway biasanya tidak terganggu.dalam keadaan ekstrim
bisa saja airway terganggu,misalnya karena lama berada dalam ruangan
tertutup yang terbakar sehingga terjadi pengaruh panas yang lama
terhadapjalan nafas. Menghisap gas atau partikel karbon yang terbakar dalam
jumlah banyak juga akan dapat mengganggu Airway.

Pada permulaan penyumbatan airway tidak total, sehingga akan timbul suara
stridor/ crowing. Bila menimbulkan sesak berat (apalagi bila saturasi O2

11
kurang dari 95% ) maka ini merupakan indikasi mutlak segera intubasi.
Apabila obstruksi parsial ini dibiarkan, maka akan menjadi total dengan akibat
kematian penderita.

Obstruksi jalan nafas akibat enema ini dapat menetap, melampaui batas waktu
edema pada luka (umunya antara 12-36 jam). Edema yang dapat memperberat
obstruksi terlihat pada bagian leher, lebih sering dijumpai pada anak-anak
yang memiliki jalan nafas lebih sempit disamping leher yang pendek.

Indikasi klinis adanya trauma inhalasi antara lain:

- Luka bakat yang mengenai wajah /leher


- Alis mata dan bulu hidung hangus
- Adanya timbunan karbon dan tanda perdangan akut orofaring
- Sputum yang mengandung karbon/arang
- Suara serak
- Riwayat gangguan mengunyah atau terkurung dalam api.
- Luka bakar kepala dan badan akibat ledakan

Bila ditemukan salah satu dari keadaan di atas, sangat mungkin terjadi trauma
inhalasi yang memerlukan penanganan dan terapi definitive, termasuk
pembebasan janlan nafas.

b. breathing

gangguan breathing yang timbul cepat, dapat disebabkan karena :

- Inhalasi partikel-partikel yang menyebabkan proses peradangan dan


edema pada saluran jalan nafas yang paling kecil. Mengatasi sesak yang
terjadi adalah dengan penanganan yang agresif, lakukan airway definitif.
Untuk menjaga jalan nafas.
- Keracunan CO (karbonmonoksida), asap dan api mengandung CO.
apabila penderita berada dalam ruangan tertutup yang terbakar, maka

12
kemungkinan keracunan CO cukup besar. Diagnostiknya sulit (apalagi di
pra-Rs). Kulit yang berwarna merah terang biasanya belum terlihat. Pulse
oksimeter akan menunjukkan tingkat saturasi O2 yang cukup, walaupun
penderita dalam keadaan sesak.pada luka bakar yang melingkar didada
hingga bagian punggung dan derajat 3 dapat menyebabkan pasien sulit
bernafas maka perlu dilakukan tindakan escaratomy berbentuk lazi S.

Bila diduga kemungkinan keracunan CO maka diberikan O2 100%/15 LPM


(dengan non rebreathing mask, ataupun ventilasi tambahan dengan BVM yang
ada reservoir O2 bila perlu inttubasi).

c. Circulation

- Lakukan penekanan pada pusat perdarahan


 Pucat menunjukkan kehilangan 30% volume darah
 Perubahan mental terjadi pada kehilangan 50% volume darah
- Periksa pulsasi sentral – apakah kuat atau lemah.
- Periksa tekanan darah.
- Periksa capillary refill (sentral dan perifer)-normal bila < 2 detik. Bila > 2
detik menunjukkan hipovolemia atau kebutuhan untuk eskarotomi pada
tungkai yang bersangkutan, periksa tungkai yang lainnya.
- Masukkan 2 buah kateter IV berdiameter besar, sebaiknya daerah yang
tidak terbakar (normal)
- Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap/ ureum kreatinin/fungsi
hati/ koagulasi β-hCG/Cross Match/ carboxyhaemoglobin
- Bila pasien syok lakukan resusitasi cairan bolus dengan metode Hartmann
untuk memperbaiki pulsasi radialis
- Pertanda klinis-awal syok biasanya ditimbulkan penyebab lain. Carilah dan
atasi kulit yang terbuka akan menyebabkan penguapan air yang berlebih
dari tubuh, dengan akibat terjadinya dehidrasi. Dengan begitu kebutuhan
cairan dirumuskan sebagai berikut :

13
RESUSITASI CAIRAN

Penilaian volume sirkulasi sering tidak mudah `pada pasien luka bakar derajat
berat. Pasien luka bakar berat sering disertsssssai dengan trauma lain yang
menyebabkan syok hypovolemik. Penanganan syok dilakukan sesuai dengan prinsip
resusitasi. Resusitasi cairan intraven a untuk luka bakarnya juga harus segera dimulai.

Tekanan darah juga sulit diukur dan hasilnya kurang dapat dipercaya.
Pengukuran produksi urin tiap jam merupakan alat monitor yang baik untuk menilai
volume sirkulasi darah asalkan tidak ada dieresis osmotic (mis. Glikosuria). Oleh
Karena itu pasang kateter urin untuk mengukur produksi urin. Pemberian cairan
cukup untuk dapat mempertahankan produksi urin 1.0 ml/kg BB perjam pada anak-
anak dengan berat badan 30 kg atau kurang, dan 0.5 sampai 1.0 ml/kg BB perjam
pada orang dewasa.

1) Resusitasi Syok

Bila dijumpai perdarahan atau syok non luka bakar, perlakukan sesuai pedoman
trauma menggunakan larutan kristaloid Ringer’s Lactate.

- Pemasangan satu atau beberapa jalur intravena. Catatan: jangan memilih


jalur vena pada tungkai bawah karena terdapat hipoperfusi perifer dan
banyaknya sistem klep pada vena-vena ekstremitas bawah, dan hindari
pemasangan pada daerah luka.
- Pemberian cairan pada syok atau pada kasus dengan luas >20-30% atau
dijumpai keterlambatan > 2jam

Dalam waktu < 4jam pertama diberikan cairan kristaloid sebanyak :

3{25% ( 70% x BBkg )}

Keterangan:

- 70% adalah volume total cairan tubuh

14
- 25% adalah jumlah minimal kehilangan cairan tubuh yang dapat
menimbulkan gejala klinik dari sindrom syok
- Untuk melakukan resusitasi cairan (melakukan koreksi volume) menggunakan
kristaloida, diperlukan 3 kali jumlah cairan yang diperlukan (3:1).

2) Resusitasi tanpa syok

Resusitasi cairan tanpa gejala klinis syok atau pada kasus dengan luas <20%-30%,
tanpa keterlambatan atau dijumpai keterlambatan < 2 jam. Pada 24 jam pertama
penderita luka bakar derajat II dan III memerlukan cairan ringer laktat.

Kebutuhan cairan yang diberikan adalah berdasarkan rumus baxter/Parkland yang


sudah dimodifikasi sebagai berikut :

a) Dewasa : 2-4 ml kristaloid/BB/Luas LB (%)


b) Anak-anak : 3-4 ml kristaloid/BB/Luas LB (%)
Maintenance glukosa 5% ditambah 20 mmol kcl dalam larutan salin
0,45%
- Untuk 10 kg pertama 100 ml/kg
- 10 kg kedua 50 ml/kg
- 10 kg ketiga 20 ml/kg

Cairan diberikan melalui dua buah kanul berdiameter besar (pada dewasa 16 G)
sedapat mungkin didaerah non luka bakar. Larutan salin normal umumnyya
dikemas bersam dekstrosa 2,5 %. Untuk kemasan ini, tambahkan 25 ml
Dekstrosa 50% ke dalam kantong berisi 500 ml cairan. Bila larutan tersedia
merupakan larutan ion hipotoni tanpa glukosa, tambahkan 50 ml Dekstrosa 50%
ke dalam kantong berisi 500 ml cairan.

Kalkulasi volume yang diestimasi dalm 24 jam pertama saat edema terbentuk
beberapa saat pasca luka bakar :

15
- Separuh kebutuhan berdasarkan kalkulasi volume di berikan dalam 8 jam
dan separuh sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
- Cairan mantanance bagi anak-anak dibagi dalam 24 jam secara merata.

Pengurangan cairan tidak sebanding dengan berkurangnya pembentukan


edema, formula ini hanya merupakan petunjuk (panduan, guidelines)
yang harus disesuaikan sesuai kebutuhan individu.

Bila produksi urine tidak tercukupi, berikan cairan ekstra:

- Bolus cairan 5-10 ml/kg dan atau tingkatkan jumlah cairan berikutnya
sejumlah 150% volume sebelumnya.

Dalam 24 jam kedua pasca luka bakar, larutan koloid dapat diberikan untuk
restorasi volume sirkulasi menggunakan formula:

0,5 ml albumin 5% x kg BB x % luas luka bakar

Disamping itu, larutan elektrolit harus diberikan untuk kebutuhan Evaporasi Loss
dan kebutuhan Maintenance normal. Untuk tujuan ini, larutan umum digunakan
adalah larutan salin normal Kcl ( +dekstrosa untuk anak-anak).

Misal penderita 50 kg, luas luka bakar 20%

Penderitan akan mendapat 2ccX 50 kg X 20% / 24 jam =2000cc/ 24 jam

Separuhnya = 1000 cc (4 kolf) dalam 8 jam pertama.

Separuhnya = 1000 cc ( 4 kolf) dalam 16 jam berikutnya.

d. Disability
Jangan lupa memeriksa skor GCS dan tanda lateralisasi ( pupil dan motorik).
Kepanikan mungkin menimbulkan benturan sehingga pendarahan intra-
kranial dapat saja terjadi sebagai akibat dari trauma penyerta dalam

16
manifestasi klinis pasien mengalami gelisah dan penuruna kesadaran sebagai
tanda dari terjadinya hipoksia.
Bila dalam keadaan Emergency, petugas boleh juga menetukan derajat
kesadaran pasien dengan metode :
A: dari Alert (sadar/waspada)
V: dari verbal / vocal (respon terhadap rangasang suara)
P : dari pain ( respon terhadap rangsang nyeri)
U : dari Unresponsive (Tidak member respon)

e. Ekposure
Pada eksposure lepaskan semua pakaian termasuk perhiasan pasien, lalu
periksa bagian depan dan belakang tubuh pasien namun selalu perhatikan
penderita jangan sampai hipotermi dengan menjaga agar pasien tetap hangat.

3. Survey Sekunder
Pemeriksaan dilaksanakan setelah kondisi mengancam nyawa diyakini telah
teratasi.
a. Anamnesis
Penting untuk menanyakan dengan teliti hal sekitar kejadian. Tidak jarang
terjadi bahwa disamping luka bakar akan ditemukan pula perlukaan lain
yang disebabakan usaha melarikan diri dari api dalam keadaan panik.

Riwayat penyakit :

A : Alergy
M : Medicine ( obat-obatan yang baru dikonsumsi)
P: Post Illnes ( penyakit sebelum terjadinya trauma)
L : Last Meal (Makan terakhir)
E : Event (Peristiwa yang terjadi saat trauma)

- Durasi paparan

17
- Jenis pakaian yang digunakan
- Suhu dan kondisi air, jika penyebab luka bakar adalah air panas
- Kecukupan tindakan pertolongan pertama

b. pemeriksaan Head To Toe


pemeriksaan teliti dilakukan apabila ada waktu. Jika ditemukan kelainan
maka diberikan pertolongan yang sesuai.

c. Luka Bakarnya Sendiri


Untuk tindakan pra-Rs tidak perlu dilakukan apa-apa, selain menutupi
dengan kain bersih/ kassa dapat juga disertai setiap topical. Menyiram
dengan air hanya dilakukan tiba—tiba sebelum 15 menit setelah kejadian.
Pada fase pra-Rs jangan memecahkan bula/vesikula.

Penatalaksanaan luka

Perawatan luka dilakukan segera setelah tindakan resusitasi jalan nafas dan
mekanisme bernafas serta resusitasi cairan dilakukan : melakukan tindakan
debridement, nekrotomi, dan pencucian luka. Tentunya tindakan ini dilakukan di
ruang Operasi Luka Bakar.

Re-evaluasi

Lakukan penilaian kembali meliputi gangguan pernapasa, sirkulasi perifer,


gangguan neorologis, kecukupan resusitasi cairan serta hasil radiologi, warna
urine, hasil pemeriksaan laboratorium dan EKG.

Indikasi Rawat

Pada beberapa kasus luka bakar yang perlu dirujuk ke pusat luke bakar adalah
sebagai berikut:

- Kasus LB derajat II >15% pada dewasa, dan >10 % pada anak-anak.

18
- Kasus LB derajat II pada muka, tangan , dan kaki, perineum, sendi
- Kasus LB derajat III > 2% pada dewasa, setiap derajat III pada anak-anak.
- Kasus LB disebabkan listrik, disertai cidera jalan nafas atau komplikasi lain .

A. Cedera akibat cuaca dingin


Hipotermi sistem
Hipotermi adalah keadaan dimana suhu tubuh inti (Core Body Temperature)
dibawah 350C. tanpa adanya trauma lain, hipotermi dibagi menjadi ringan (350C-
320C, Sedang (320C-300C), Berat (dibawah 300C). Manula lebih rentan terhadap
trauma hipotermi ini disebabkan terbatasnya kemampuan menghasilkan panas dan
mengurangi kehilangan panas melalui fasokonstriksi. Demikian pula pada anak-
anak yang luas permukaan tubuhnya relative lebih besar dan terbatasnya sumber
energi.

Tanda-tanda hipotermia :
Selain penurunan suhu inti tanda lain terjadinya hipoterni yang paling sering
adalah penurunan kesadaran, penderita terasa dingin tanpa kelabu, dan sianotik.

Penanganan :
Lakukan penilaian A-B-C-D-E, cegah hilangnya panas dengan memindahkan
penderita dari lingkungan dingin dan lepaskan baju yang basah dan dingin serta
tutup dengan selimut hangat. Selalu berikan oksigen sesuia kebutuhan penderita.
Makin dingin suhu , imobilisasi kontak yang lama, lembab, sudah adanya kelainan
pembuluh darah perifer , dan luka terbuka semuanya akan memperberat trauma.
Adda 3 jenis trauma dingin :
1. Frostnip, merupakan bentuk paling ringan trauma dingin ,ditandai dengan
nyeri ,pucat, dan kesemutan pada daerah yang terkena. Dengan
penghagatan daerah ini dapat dipilih sempurna tanpa kerusakan jaringan ,
kecuali bila trauma ini terjadi berulang dalam jangka waktu bertahun –
tahun dapat menyebkan jaringan lemak hilang atau atrofi.

19
2. Frostbite, adalah peembekuan jaringan yang diakibatkan oleh pembentukan
Kristales intra seluler dan bending mikrovaskuler sehingga terjadi anoksia
jaringan.

Frost bite dibagimenjadi 4 derajat :


a. Derajat I : hyperemia dan edeme tanpa nekrosis dikulit
b. Derajat II :pembentukan vesikel /bulla disertai dengan hiperemi dan
edema dengan nekrosisse bagian lapisan kulit
c. Derajat III :nekrosis seluruh lapisan kulit dan jaringan subkutan
,biasanya juga disertai dengan pembentukan vesikel haemorragik
d. Derajat IV : nekrosisi seluruh lapisan kulit dengan gangrene otot
serta tulang
3. Non freezing injury, disebabkan oleh kerusakan endotel mikrovaskuler.
Trench foot adalah merupakan contohnon freezing injury tangan dan kaki
akibat terkena udara basah terus menerus yang suhunya masih diatas titik
beku ,yaitu antara 1.6 C,sampai 10 C

Penanganan:
 Proteksi diri dan lingkungan.
 Selalu mendahulukan hal yang mengacam A-B-C terlebih dahulu.
 Penanganan harus segeradilakukan untuk memperpendek
berlangsungya pembekuan jaringan.jaringan menggsok bagian yang
terkena frostbite karena akan lebih mencedarai penderita.
 RE-warming :
 Jangan lakukan pada frost bitedalam /lanjut
 Selalu memakai penghangatan lembab jangan kerng misalkan
memakai hair dryer.
 Jika terdapat lukalakukan seperti penanganan luka bakar.
 Janga nmenggerakan –gerakan daerah yang terkena frostbite
 Segera rujuk kerumah sakit.

20
Bilapenderitadi RS rendambagiantubuh yang terkenadalam air
hangat 40 c yang berputar,sampaiwarnakulitmenjadimerah yang
ferfusinyakembali normal biasanyadicapaidalamwaktu 20-30
menit.

B. Luka bakar kimia


Luka bakar disebabkan oleh kontak langsung dengan zat kimia asam, basa
atau hasil pengolahan minyak. Zat yang bersifat basa kuat lebih berbahaya
dibandungkan zat bersifat asam karena basa bisa dapat menembus jaringan
lebih dalam.
Berat ringannya luka sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu kontak,
konsentrasi dan jumlahnya. Apabila menemukan penderita masih dalam
keadaan terkena zat kimia:
- Selalu proteksi diri
- Apabila zat kimia bersifat cair, langsung semprot dengan air mengalir.
Untuk zat kimia yang bersifat asam lakukan penyemprotan selama 30
menit, apabila basa lebih lama lagi (30 menit ). Untuk luka bakar
alkali pada mata diperlukan irigasi terus menerus Selama 8 jam
pertama. Melalui kanul kecil yang dipasang Sulkus Palpebrae.
- Apabila zat kimia bersifat bubuk, sapu dulu sampai zat kimia tipis,
baru siram.
C. Luka bakar listrik
Luka bakar listrik cukup sering ditemukan meski hal ini jarang terjadi pada
tegangan rendah ( <1000 V). Disebakan oleh kontak langsung aliran listrik
dengan badan dan sering lukanya kebih serius dari apa yang terlihat
dipermukan. Yang harus diperhatikan adalah:
- Yang menyebabkan kematian adalah kuat arus (ampere) dan bukan
Voltase.
- Apabila menemukan penderita dengan luka bakr karena aliran listrik,
yang perlu diperhatikan adalah:

21
1) Matikan listrik dari sumber listrik.
2) Apabila tidak mungkin, maka coba sentuh penderita dengan
perantaan kayu kering, baju kering dsb (bahan non-konduksi
listrik). Apabila aliran listrik sudah mati tetapi kita ingin
meyakinkan, masa selalu meraba penderita dengan punggung
tangan jangan dengan telapak tangan ( apabila masih ada arus
listrik, tangan akan selalu fleksi).
- Bahaya gangguan irama jangtung selalu ada, betapapun kecil arus
listrik, karena itu selalu pasang EKG. Bila ada kelainan, berikan terapi
yang sesuai.
- Bila penderita mengalami henti napas henti jantung, selalu lakukan
RJP (kecuali bila ada kematian biologis), dan lakukan sampai di Rs.
- Pebedaan kecepatan hilangnya panas antara kulit dengan jaringan yang
lebih dalam mengakibatkan terlihatnya permukaan kulit tampek seakan
normal, padahal jaringan otot didalamnya mengalami nekrosis karena
otot merupakan penghantar listrik yang paling hebaat pada tubuh
manusia. Rhabdomiolisis menyebabkan dilepasnya mioglobin dari otot
yang pada akhirnya menyebabkan gagal ginjal akut.
- Selalu ingat bahwa luka masuk atau luka keluar yang lebih kecil dapat
disertai kerusakan jaringan yang berat.

Penanganan :

Pada penderita luka bakar listrik harus meliputi perhatian terhadap jalan nafas
dan pernapasan, pemberian cairan infuse pada ekstremitas yang tidak terkena
luka, pemasangan EKG, dan pemasangan Kateter. Urine yang berwarna gelap
menandakan hemokromogens di dalamnya. Pemberian cairan harus
ditingkatkan sampai diharapkan mencapai produksi urine 100 ml/jam pada
orang dewasa.

D. Cedera karena cuaca panas


Ada 3 jenis:

22
1. Kejang karena cuaca panas
Heat Cramps : kekakuan – kejang otot disebabkan kekurangan
elektrolit.
Pengobatan :
- Bawa ketempat teduh
- Berikan minuman ber-elektrolit
2. Kelelahan karena cuaca panas
Heat Exhaustion, sering karena upacara lama disebabkan dehidrasi.
Gejala seperti syok ringan, kulit lembab.
Pengobatan :
- Bawa ketempat teduh
- Berikan minuman
3. Stroke karena cuaca panas
Ribuan orang setiap tahun meninggal karena Heat Stroke. Ini adalah
fenomena sentral (batang otak).
Gejala:
- Demam sangat tinggi (hipertemia)
- Karena demam tinggi maka O2 meningkat dan penderita
mungkin sesak
- Kesadaran lama-lama akan menurun.
- Kulit kering, tidak berkeringat

Pengobatan:

- Bawa ketempat teduh


- Dinginkan secepat mungkin (siram dengan air atau air es)
- Bawa ke Rs : penderita memerlukan ICU.

23
STRATEGI PELAKSANAAN PROSEDUR TRAUMA TERMAL

Pengertian

Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zat-zat yang
bersifat membakar (misalnya : asam kuat dan basa kuat).

- Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka


- Mencegah sekresi yang berlebihan
- Mengurangi rasa sakit
- Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit
- Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan

Tujuan :
- Mencegah terjadinya infeksi
- Mengangkat jaringan nekrotik

Prosedur:
Persiapan Alat:

1. persiapan alat steril : pinset anatomi, kassa, pinset chirurge, kapas, gunting , hand
scoen, bengkok, spuit, kom kecil, nacl
2. baki/poley berisi alat non steril : gunting balutan , ssd (silve sulfa diacin), plester,
tempat sampah, verban

2. Pelaksanaan :
1. Dokter memberikan penjelasan pada keluarga/pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort).

24
3. Mengatur posisi klien di bed tindakan supaya luka dapat terlihat jelas dan mudah
dilakukan perawatan luka
4. Bila luka bakar tertutup pakaian maka minta ijin untuk membuka pakaian supaya
luka terlihat jelas dan membuka pakaian dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan
NaCl 0,9%.
5. Membersihkan luka bakar dengan cara mengirigasi yaitu dengan cara mengaliri
bagian luka menggunakan NaCl 0,9% dengan meletakan bengkok di bawah luka
terlebih dahulu..
6. Melakukan debridement bila terdapat jaringan nekrotik dengan cara memotong
bagian nekrotik dengan mengangkat jaringan nekrotik menggunakan pinset
chirurgis dan digunting dengan gunting chirurgis mulai dari bagian yang tipis
menuju ke bagian tebal.
7. Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril sejajar dengan
permukaan kulit dibagian pinggir bula kemudian dilakukan pemotongan kulit bula
dimulai dari pinggir dengan menggunakan gunting dan pinset chirugis.
8. Mengeringkan luka dengan cara mengambil kasa steril dengan pinset anatomis
lalu kasa steril ditekankan pelan-pelan sehingga luka benar-benar dalam kondisi
kering.
9. Memberikan obat topical sesuai luas luka dengan menggunakan dua jari yang
telah diolesi obat tersebut.
10. Menutup luka dengan kasa steril dan memasang plester dengan digunting sesuai
ukuran kemudian ditempelkan di atas kasa steril.
11. Menjelaskan bahwa perawatan luka telah selesai.
12. Membersihkan alat medis dan membersihkan sampah medis.
13. Mengobservasi keadaan umum pasien :
- Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
- Melaporkan segera kepada dokter bila terdapat perubahan keadaan umum

25

Anda mungkin juga menyukai