COMBUSTIO
MATA KULIAH : KEPERAWATAN MEDIKAL
Oleh :
Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis
merupakan jaringan epitel yang berasal dari ektoderm, sedangkan dermis
berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis
terdapat selapis jaringan ikat longgar yaitu hipodermis, yang pada beberapa
tempat terutama terdiri dari jaringan lemak.
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari
jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limf; oleh
karenaitu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan
dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak
lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui
melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang secara berangsur digeser ke
permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-sel ini berdiferensiasi,
membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam sitoplasmanya.
Mendekati permukaan, selsel ini mati dan secara tetap dilepaskan
(terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah
20 sampai 30 hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut
sitomorfosis dari sel-sel epidermis. Bentuknya yang berubah pada tingkat
berbeda dalam epitel memungkinkan pembagian dalam potongan
histologik tegak lurus terhadap permukaan kulit.
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara
kedua lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin. Sel-sel dermis
Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel
jaringan ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast
(Kalangi, 2013).
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis.
Ia berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus
terorientasi terutama sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di
antaranya menyatu dengan yang dari dermis. Pada daerah tertentu, seperti
punggung tangan, lapis ini meungkinkan gerakan kulit di atas struktur di
bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke dermis lebih banyak
dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak daripada
dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan gizinya.
Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu. Tidak ada atau
sedikit lemak ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata atau penis,
namun di abdomen, paha, dan bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm
atau lebih. Lapisan lemak ini disebut pannikulus adiposus.
C. Etiologi
Menurut Wong (2003) dalam Yuningsih (2022), luka bakar dapat
disebabkan oleh :
1) Panas : basah (air panas, minyak) kering (uap, metal, api)
2) Kimia : Asam kuat seperti Asam Sulfat Basa kuat seperti Natrium
Hidroksida
3) Listrik : Voltage tinggi, petir
4) Radiasi : termasuk X-ray
Luka bakar dapat juga disebabkan oleh:
1) Zona kerusakan jaringan
a) Zona Koagulasi
Daerah ini adalah kulit dan jaringan yang terpapar langsung
dengan sumber termal. Terjadi koagulasi (denaturasi) protein, yang
memberikan gambaran klinik spesifik (sebagaimana telur dimasukkan
ke dalam panci berisi air panas). Perubahan ini merupakan kondisi
awal. Dalam 3–4 hari, jaringan koagulasi mengalami nekrosis (atas
dasar ini, sebagian ahli menyebutnya sebagai zona nekrosis).
b) Zona Statis
Adalah daerah di sekitar zona koagulasi. Sirkulasi di daerah ini
terhenti samasekali, karenanya zona ini disebut zona stasis.
c) Zona Hiperemia
Merupakan daerah di luar zona stasis. Di daerah ini berlangsung
respon inflamasi yang secara klinik ditandai oleh hiperemia akibat
dilatasi pembuluh darah, edema dan tanda radang akut lainnya. Pada
kasus pediatrik, zona hiperemia terjadi di seluruh tubuh (bersifat
sistemik) (Moenadjat, 2016).
Rumus anak :
2 ml x kg BB x luas luka bakar (%) + kebutuhan faali:
< 1 th : BB x 100 cc
1-3 th : BB x 75 cc
3-5 th : BB x 50 cc
c) Dewasa
I. Pemeriksaan penunjang
1) Darah Lengkap
Menunjukkan hemokonsentrasi sehubungan dengan
perpindahan/kehilangan cairan.
2) AGD
Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi. Penurunan PaO2 atau
PaCO2-
3) Elektrolit Serum CoHb
Peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan keracunan karbon
monoksida.
4) BUN
Mengetahui penurunan fungsi ginjal.
5) Foto Rontgen Dada
Dapat tampak normal/tidak normal pada pasca luka bakar dini.
6) Bronkoskopi
Berguna dalam diagnosa luas cedera inhalasi hasil dapat meliputi edema,
pendarahan/tukak pada saluran pernafasan atas.
7) Scan Paru
Menentukan luasnya cedera inhalasi.
8) EKG
Tanda iskemia miokardial/disritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik.
9) Fotografi Luka Bakar
Memberikan catatan untuk menyembuhkan luka bakar selanjutnya.
J. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis :
1) Pemberian cairan ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan
ini:
a. Cara Evans
- Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
- Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
- 2.000 cc glukosa 5% per 24 jamSeparuh dari jumlah 1+2+3
diberikan dalam 8 jam pertama.Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikansetengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikansetengah jumlah cairan hari
kedua.
b. Cara Baxter
- Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua
diberikansetengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikansetengah jumlah cairan hari kedua.
2) Pemberian analgetik
3) Pemberian antibiotic
4) Perawatan luka dengan hidroterapi dan penggantian balutan
5) Bedrest
6) Debridement
7) Meningkatkan nutrisi
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
lotion, serum)
2. Anjurkan minum
air yang cukup
3. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ekstream
3 Risiko infeksi Pencegahan infeksi Observasi
berhubungan Observasi: 1. Untuk mengetahui adanya
dengan kerusakan 1. Monitor tanda gejala awal dari proses
integritas kulit gejala infeksi infeksi
lokal dan Terapeutik
sistemik 1. Untuk mengurang risiko
infeksi
Terapeutik 2. Untuk pencegahan infeksi
1. Batasi jumlah 3. Untuk mengurangi infeksi
pengunjung 4. Untuk mengurangi
2. Berikan keparahan risiko infeksi
perawatan kulit
pada daerah Edukasi
edema 1. Untuk memberi pemahaman
3. Cuci tangan mengenai tanda dan gejala
sebelum dan infeksi
sesudah kontak 2. Agar pasien mengetahui
dengan pasien dan cara memeriksa luka
lingkungan pasien 3. Agar cairan tubuh tercukupi
4. Pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda
dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara
memeriksa luka
2. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
DAFTAR PUSTAKA