Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

INTEGRITAS KULIT

Oleh :

VERONIKA MISTIKA WOHON

210141040009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2022
Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia

1. Definisi
Kulit merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi sebagai pertahanan primer
tubuh dalam mencegah invasi mikroorganisme pathogen. Apabila sampai
terjadi kerusakan di kulit, maka mikroorganisme berpotensi masuk dan
menyebabkan infeksi. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidemis dan dermis
dan dibatasi oleh membran. Lapisan paling atas disebut epidermis memiliki
beberapa lapisan. Stratum korneum adalah lapisan terluar epidermis yang tipis.
Stratum korneum ini terdiri atas sel datar, sel mati, dan sel yang mengandung
keratin. Sel ini terbentuk dari lapisan epidermis yang paling dalam, yang
biasanya disebut lapisan basal. Sel pada lapisan basal ini terus memproduksi
sel epiderms baru, dan bermigrasi menuju permukaan epidermis. Dermis
adalah lapisan kulit yang tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang
elastik. Lapisan kulit yang lebih tebal berisi ikatan kolagen dan serat elastis
menyokong epidermis. Dermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam
memiliki daya rentang dan memberikan perlindungan pada tulang, otot, dan
organ yang berada di bawahnya.
2. Faktor Risiko
Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini, diantaranya adalah
faktor kebersihan, daya tahan tubuh (imunitas), kebiasaan atau perilaku sehari-
hari seperti makanan, minuman, gaya atau pola hidup, faktor fisik, faktor
lingkungan, iklim/cuaca serta faktor genetik
3. Klasifikasi
a. Berdasarkan Sifatnya
1) Luka Akut
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode
waktu yang diharapkan. Luka akut dapat dikategorikan sebagai:
a) Luka akut pembedahan, contoh: insisi, eksisi, dan skin
graft
b) Luka akut bukan pembedahan, contoh: Luka bakar.
c) Luka akut akibat faktor lain, contoh: abrasi, laserasi,
atau injuri pada lapisan kulit superfisial.
2) Luka Kronis
Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya
mengalami keterlambatan atau bahkan kegagalan. Contoh: Luka
decubitus, luka diabetes, dan ulcus
b. Berdasarkan Kehilangan Jaringan
1) Superfisial; luka hanya terbatas pada lapisan epidermis.
2) Parsial (partial-thickness); luka meliputi lapisan epidermis dan
dermis.
3) Penuh (full-thickness); luka meliputi epidermis, dermis dan
jaringan subcutan bahan dapat juga melibatkan otot, tendon, dan
tulang
c. Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka
1) Stadium I
Luka superficial, yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis
kulit namun terdapat eritema atau perubahan warna.
2) Stadium II
Luka partial thickness, yaitu hilangnya lapisan kulit pada
lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis
3) Stadium III
Luka full thickness, yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas
sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang
mendasarinya.
4) Stadium IV
Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon
dam tulang dengan adanya destruksi/ kerusakan yang luas.
4. Gejala klinis
a. Biasanya gatal-gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, seperti
muka, siku, lutut, atau daerah lumbosacral
b. Plak eritematosa berbatas tegas yang ditutupi oleh skuama putih
keperakan, terutama di lutut, siku, kulit kepala, dan lapisan kulit. Lesi
dapat timbul setelah trauma pada kulit
5. Masalah atau akibat yang terjadi
1) Pendarahan, ditandai dengan adanya pendarahan disertai
perubahan tanda vital seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan
pernapasan, penurunan tekanan darah, melemahya kondisi
tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin dan lembab
2) Infeksi, terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan,
demem atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan di
sekitar luka meneras, serta adanya kenaikan leukosit.
3) Dehiscene, merupakan pecahnya luka sebagian atau seluruhnya
yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
kegemukan, kekurangan nutrisi, terjadi trauma, dan lain-lain.
Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh ( demam ),
takikardia,dan rasa nyeri pada daerah luka
4) Eviceration, yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam ke
arah luar melalui luka. Hal ini dapat terjadi luka tidak segera
menyatu dengan baik atau akibat proses penyembuhan yang
lambat.
6. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan kulit cukup penting untuk dilakukan, karena kulit merupakan
cerminan kesehatan secara keseluruhan dan memberikan petunjuk atas kelainan
suatu sistem tubuh atau organ tertentu, pada pemeriksaan kulit meliputi
inspeksi dan palpasi
1) Inspeksi
a. Higiene kulit
b. Kelainan-kelainan yang bisa nampak pada inspeksi
2) Palpasi
a. Pada palpasi, rasakan kehangatan kulitnya (dingin-hangat-demam)
b. Tekstur kulit, dirasakan halus, lunak, lentur
c. Turgor kulit
d. Krepitasi, teraba ada gelembung udara di bawah kulit
e. Edema, terkumpulnya cairan tubuh di jaringan tubuh
7. Therapi/tindakan penanganan
a. Penyakit ringan atau sedang dapat diobati dengan steroid topikal,
vitamin D, sinar UV, atau antimetabolite metotreksat
b. Penyakit yang parah memerlukan rawat inap dan steroid sistematik
8. Komplikasi
a. Infeksi kulit
b. Eritroderma
Eritroderma merupakan penyakit kulit kronik penyebabnya
multifaktorial yaitu salah satunya oleh alergi obat
c. Psoriasis
Gangguan kulit yang ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel
epidermis sehingga terjadi bercak atau bersisik
Daftar Pustaka

Scholastica Fina Aryu Puspasari. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Dengan Gangguan Sistem Integumen. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Sunarsih Rahayu & Addi Mardi Harnanto. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia II,
Konsep Integritas Kulit dan Luka. Jakarta Selatan : Pusdik SDM
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai