Anda di halaman 1dari 21

Kesalahan

Prosedur dalam
Penjahitan Luka
KELOMPOK 2
Kelompok 2
Isna Fauziah (1602450005)
Mega Eka Puspita (1602450013)
Detty Amalia Silcha (1602340015)
Fadilah Riski A (1602450019)
Adinda Dwi Z (1602450020)
Enissa Alvionita A. (1602450021)
Lovy Viara Z.R (1602450022)
Rina Maulidina (1602450032)
Dwi Fitri Wulandari (1602450036)
Konsep Dasar Perawatan Luka
Definisi
Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai
cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis
Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi
organ tubuh kembali pulih, Idealnya luka yang sembuh kembali
normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan.
faktor-faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka :
Trauma
Panas dan terbakar baik fisik maupun kimia
Gigitan binatang atau serangga
Tekanan
Gangguan vaskular, arterial, vena atau gabungan arterial dan vena
Immunodefisiensi
Kerusakan jaringan ikat
Penyakit metabolik, seperti diabetes
Defisiensi nutrisi
Kerusakan psikososial
Efek obat-obatan
Jenis-jenis Luka

Berdasarkan kategori
a) Luka Accidental (cedera yang tidak disengaja)
b) Luka Bedah (terapi yang direncanakan;tepi luka
bersih; perdarahan terkontrol). Klasifikasi luka
bedah
1. Luka bersih
2. Bersih terkontaminasi
3. Kontaminasi
4. Infeksi
Berdasarkan integritas kulit
a. Luka terbuka (Kerusakan melibatkan kulit atau membran
mukosa; risiko infeksi )
b. Luka tertutup (kerusakan jaringan lunak; mungkin cedera
internal dan perdarahan)
. Berdasarkan Descriptors
a) Aberasi (Luka akibat gesekan kulit )
b) Puncture (Trauma penetrasi akibat alat-alat yang tajam
yang menusuk kulit dan jaringan di bawah kulit )
c) Laserasi (Tepi luka kasar disertai sobekan jaringan,
d) Kontusio (Luka tertutup; perdarahan di bawah jaringan)
jaringan yang terlibat
a) Superficial (Hanya jaringan epidermis)
b) Partial thickness (Luka yang meluas sampai ke dalam dermis)
c) Full thickness (Lapisan yang paling dalam dari jaringan yang
destruksi. Melibatkan jaringan subkutan dan kadang-kadang
meluas sampai ke fascia dan struktur yang dibawahnya seperti
otot, tendon atau tulang.)
Prinsip Dasar Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka adalah proses yang komplek dan dinamis
dengan perubahan lingkungan luka dan status kesehatan individu.
Fisiologi dari penyembuhan luka yang normal adalah melalui fase
hemostasis, inflamasi, granulasi dan maturasi
1. Hemostasis

Pada penyembuhan luka kerusakan pembuluh darah harus


ditutup. Pada proses penyembuhan luka platelet akan bekerja
untuk menutup kerusakan pembuluh darah tersebut. Pembuluh
darah sendiri akan konstriksi dalam berespon terhadap luka
2.Inflamasi

Secara klinik, inflamasi adalah fase ke dua dari proses


penyembuhan yang menampilkan eritema, pembengkakan
dan peningkatan suhu/hangat yang sering dihubungkan dengan
nyeri, secara klasik rubor et tumor cum calore et dolore. Tahap
ini biasanya berlangsung hingga 4 hari sesudah injuri
3.Proliferasi (proliferasi,
granulasi dan kontraksi)
Fase granulasi berawal dari hari ke empat sesudah perlukaan
dan biasanya berlangsung hingga hari ke 21 pada luka akut
tergangung pada ukuran luka. Secara klinis ditandai oleh adanya
jaringan yang berwarna merah pada dasar luka dan mengganti
jaringan dermal dan kadang-kadang subdermal pada luka yang
lebih dalam yang baik untuk kontraksi luka
4.Remodelingatau maturasi

Setelah struktur dasar komplit mulailah finishing interior. Pada


proses penyembuhan luka jaringan dermal mengalami peningkatan
tension/kekuatan, peran ini dilakukan oleh fibroblast. Remodeling
dapat membutuhkan waktu 2 tahun sesudah perlukaan.
Proses Penyebuhan Luka Versi
Lain
proses penyembuhan luka meliputi dua komponen utama yaitu
regenerasi dan perbaikan (repair). Regenerasi adalah pergantian
sel-sel yang hilang dan jaringan dengan sel-sel yang bertipe sama,
sedangkan repair adalah tipe penyembuhan yang biasanya
menghasilkan terbentuknya scar (tanda bekas luka) . Repair
merupakan proses yang lebih kompleks daripada regenerasi.
Penyembuhan repair terjadi oleh intention primer, sekunder dan
tersier.
Intension Primer
Fase Inisial (3-5 hari)
Sudut insisi merapat, migrasi sel-sel epitel, mulai pertumbuhan sel
Fase granulasi (5 hari 4 minggu)
Fibroblas bermigrasi ke dalam bagian luka dan mensekresi kolagen. Selama fase
granulasi luka berwarna merah muda dan mengandung pembuluh darah. Tampak
granula-granula merah.
Fase kontraktur scar ( 7 hari beberapa bulan )
Serabut-serabut kolagen terbentuk dan terjadi proses remodeling. Pergerakan
miofibroblast yang aktif menyebabkan kontraksi area penyembuhan, membentu
menutup defek dan membawa ujung kulit tertutup bersama-sama.
Intension sekunder

Adalah luka yang terjadi dari trauma, elserasi dan infeksi dan
memiliki sejumlah besar eksudat dan luas, batas luka ireguler
dengan kehilangan jaringan yang cukup luas menyebabkan tepi
luka tidak merapat. Reaksi inflamasi dapat lebih besar daripada
penyembuhan primer.
Intension Tersier

Adalah intension primer yang tertunda. Terjadi karena dua


lapisan jaringa granulasi dijahit bersama-sama. Ini terjadi ketika
luka yang terkontaminasi terbuka dan dijahit rapat setelah
infeksi dikendalikan. Ini juga dapat terjadi ketika luka primer
mengalami infeksi, terbuka dan dibiarkan tumbuh jaringan granulasi
dan kemudian dijahit. Intension tersier biasanya mengakibatkan
skar yang lebih luas dan lebih dalam daripada intension primer atau
sekunder
Konsep Dasar Penjahitan Luka
Definisi

Suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka (menutup luka)


dengan benang, sampai sembuh dan cukup untuk menahan
beban fisiologis.
Teknik yang digunakan untuk hemostasis atau untuk
menghubungkan struktur anatomi yang terpotong.
tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau
terpotong untuk mencegah pendarahan dengan
menggunakan benang.
Tujuan Penjahitan

a) Penutupan ruang mati


b) Mendukung dan memperkuat penyembuhan luka sampai
meningkatkan kekuatan tarik mereka
c) Mendekatkan tepi kulit untuk hasil estetika dan fungsional
d) Meminimalkan risiko perdarahan dan infeksi
Prinsip umum penjahitan luka
a) Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu sama lain
dengan hati-hati.
b) Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau mungkin tidak ada
sama sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau merapikan kulit secara hatihati
sebelum dijahit.
c) Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengan memakai traksi ringan pada
tepitepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal daripada kulit yang dijahit.
d) Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang dapat diserap
atau dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu menjahit kulit.
e) Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai daripada
jahitan yang lebih besar dan berjauhan.
f) Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh karena itu
jahitan pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam5 hari), sedangkan jahitan
pada dinding abdomen dan kaki harus dibiarkan selama 10 hari atau lebih.
g) Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.
h) Pemakaian forsep dan trauma jaringan (pincet cirugis) diusahakan seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai