Tingkat : 3A D3 Keperawatan
Nim : PO71200180006
Tugas :
Dosen Pengampu :
Perubahan warna pada kuku dapat menandakan adanya suatu kondisi patologis.
A. PENGERTIAN LUKA
Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan tubuh.
Luka antara lain dapat mengakibatkan perdarahan, infeksi, kematian sel dan
gangguan sebagian atau seluruh fungsi organ. JENIS LUKA Secara garis besar luka
dapat digolongkan menjadi :
LUKA TERBUKA
Yaitu luka yang terpapar oleh udara karena adanya kerusakan pada kulit tanpa
atau disertai kerusakan jaringan di bawahnya.
Luka terbuka merupakan jenis luka yang banyak dijumpai.
B. JENIS-JENIS LUKA
1. LUKA TERBUKA
1) Luka lecet (abrasi atau ekskoriasis) Yaitu luka yang mengenai lapisan kulit
paling atas (epidermis) yang disebabkan oleh gesekan kulit dengan permukaan
yang kasar.
2) Luka insisi atau luka iris (vulnus scissum) Yaitu luka yang terjadi karena
teriris oleh benda yang tajam dan rata seperti silet atau pisau. Tepi luka
tampak teratur. Misalnya luka operasi.
3) Luka robek (laserasi atau vulnus laceratum) Yaitu luka yang disebabkan oleh
benturan keras dengan benda tumpul. Tepi luka biasanya tidak teratur.
4) Luka tusuk (vulnus punctum) Yaitu luka yang disebabkan oleh benda runcing
yang menusuk kulit, misalnya jarum atau paku.
5) Luka karena gigitan (vulnus morsum) Yaitu luka yang terjadi akibat gigitan
hewan atau manusia. Bentuk luka tergantung dari bentuk dan susunan gigi
yang menggigit.
6) Luka tembak Yaitu luka karena peluru dari tembakan senjata api.
7) Luka bakar (combustio) Yaitu luka yang terjadi karena kontak dengan api atau
benda panas lainnya, zat kimia, terkena radiasi, aliran listrik atau petir.
2. LUKA TERTUTUP
Yaitu cedera pada jaringan di mana kulit masih utuh atau tidak mengalami luka.
Misalnya :
1) Luka memar (kontusio) Merupakan cedera pada jaringan dan menyebabkan
kerusakan kapiler sehingga darah merembes ke jaringan sekitarnya. Biasanya
disebabkan oleh benturan dengan benda tumpul.
2) Hematoma Adalah pengumpulan darah setempat (biasanya menggumpal) di
dalam organ atau jaringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah.
1. Luka bakar derajat 1 (luka superfisial) Yaitu luka bakar yang mengenai lapisan
epidermis kulit. Biasanya hanya ditandai dengan kemerahan pada kulit dan rasa
nyeri.
2. Luka derajat 2 (partial thickness burn) Yaitu luka yang mengenai lapisan
epidermis hingga dermis. Dibagi lagi menjadi :
a. Luka derajat 2 superfisial (superficial partial thickness wound) Yaitu luka
bakar yang mengenai lapisan epidermis hingga dermis bagian atas. Dapat
ditandai dengan adanya kemerahan pada kulit, adanya lepuhan berisi cairan
(blister atau bula) dan terasa sangat nyeri.
b. Luka derajat 2 dalam (deep partial thickness wound) Yaitu luka bakar yang
mengenai lapisan epidermis hingga dermis bagian bawah. Biasanya tidak
ditemukan adanya bula, namun luka biasanya basah atau lembab.
3. Luka derajat 3 (full thickness burn).
Yaitu luka bakar yang mengenai lapisan epidermis hingga subkutan. Biasanya
luka terlihat pucat dan luka tidak terasa nyeri karena ujung saraf pada luka telah
rusak.
4. Luka derajat 4 Yaitu luka bakar yang mengenai lapisan epidermis, dermis,
subkutan, hingga otot, tendon atau tulang.