Anda di halaman 1dari 14

2 PERAWATAN LUKA

1. Anatomi Fisiologi Kulit


2. Definisi luka
3. Etiologi luka
4. Pembagian luka
5. Fisiologi luka
6. Manifestasi klinis
7. Tahap penyembuhan Luka
8. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
9. Komplikasi luka
10. Diagnosa Keperawatan
11. Perawatan Luka
 Persiapan pasien dan perawat
 Persiapan alat
 Perawatan luka
12. Heacting ( Jahitan )

A. ANATOMI FISISOLOGI KULIT


Kulit merupakan organ tubuh terbesar, membentuk 15 % Berat Badan total (Gibson,
2002). Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh (Syaifuddin, 2006). Kulit merupakan sistim tubuh yang paling
besar dan pada dasarnya kulit terbagi menjadi 3 bagian yaitu bagian luar (epidermis ) bagian
tengah ( dermis ) dan bagian dalam ( subkutan ) yang biasa disebut dengan hipodermis.
Beberapa organ tambahan terdapat pada kulit yaitu: rambut, kuku, kelenjer sabesa, dan dua
macam kelenjer keringat yaitu kelenjer apokrin yang terdapat pada aksila dan selangkangan
dekat folikel rambut dan kelenjer endokrin yang terdapat pada semua bagian tubuh kecuali
bibir.

Epidermis
Merupakan struktur lapisan kulit terluar

Sel-sel epidermis terus-menerus mengalami mitosis, dan berganti dengan yang baru
sekitar 30 hari.

Epidermis mengandung reseptor-reseptor sensorik untuk sentuhan, suhu, getaran, dan


nyeri.

Dermis

Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis yang membentuk bagian terbesar kulit
dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit

Lapisan ini tersusun dari dua lapisan:

a. Lapisan Papilaris

b. LapisanRetikularis

Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat
serta sebasea dan akar rambut.

Dermis sering disebut “kulit sejati”

Subkutan

Merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adipose
(lemak) yang memberi bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan
tulang. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yg tertimbun merupakan faktor penting
pengaturan suhu. Secara umum kulit berfungsi untuk melindungi jaringan bagian bawah
kulit sebagai persepsi sensori, pengaturan suhu tubuh, tekanan darah, sintesis vitamin,
sekresi keringat.
B. PENGERTIAN
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Luka merupakan rusaknya
kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak.
Berapa ahli berpendapat luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor,
1997). Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ
tubuh lain. 
Keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan fungsi tubuh
terganggu sehingga mengganggu aktivitas sehari – hari ( Lyndo, 2013 ). Luka merupakan
terbukanya kulit baik bagian luar maupun menembus sampai kebagian dalam atau kulit
paling bawah dari bagian kulit.
Frekwensi luka ditentukan oleh cairan luka, pus yang terbentuk, catatan medis, keadaan
luka serta rencana keperawatan, hal yang menyebabkan infeksi nosokomial adalah
kelemahan dari para petugas kesehatan dalam teknik aseptik ketika melakukan perawatan
luka atau kegiatan lain yang dilakukan dilokasi luka ( Smith, 2006 ).

C. ETIOLOGI
Luka rata - rata disebabkan oleh adanya beturan benda keras dengan bagian tubuh baik
dilakukan secara sengaja tau tidak sengaja, selain dari benturan penyebab luka juga bisa
disebabkan oleh tertusuk benda tajam, tertembak peluru, dari sifatnya bisa secara
keseluruhan atau sebagian yang terkena luka, dari bentuk luka ada yang beraturan dan ada
yang tidak beraturan ini disebabkan oleh bagaimana terjadinya atau awalnya luka.

Pembagian Luka

Luka berdasarkan kondisi kulit


Luka tebuka yaitu dimana terlihat bentuk luka dengan kondisi luka terbuka contohnya:
Luka akibat gesekan ( luka abrasio ), luka akibat tusukan ( Puncture ) dan akibat
perawatan luka itu sendiri ( Hautration ).
Berdasarkan penyebab
Dalam pembagian luka berdasarkan penyebab, maka dapat dikelompokan menjadi 2
kelompok yaitu luka mekanik dan luka non mekanik
1. Luka Mekanik
 Vulnus Scissum disebut luka sayat yang disebabkan oleh benda tajam seperti
pisau, parang.
 Vulnus Contusum disebut luka memar yang diakibatkan benturan benda
tumpul seperti terbentur ke tembok.
 Vulnus Laceratum disebut luka robek disebabkan oleh mesin dan robekan
luka dalam sampai bagian kulit terdalam
 Vulnus Puctum disebut luka tusuk dan kondisi lukanya dibagian luar kecil
sedangkan bagian dalam besar atau lebar
 Vulnus Seloferadum disebut luka tembak dengan ciri bagian tepi yang terkena
luka terlihat kehitam – hitaman
 Vulnus Morcum disebut luka gigitan yang tidak jelas bentuknya disebabkan
oleh bintang buas seperti singa, harimau, ular.
 Vulnus Abrasio disebut luka terkikis tetapi tidak sampai kebagian pembuluh
darah
Contohnya: Terjatuh di aspal dan luka pada bagian kulit luar
2. Luka Non Mekanik
 Luka tersiram zat kimia, luka ini biasanya sering terjadi pada orang yang
bekerja dipabrik seperti pabrik kertas, obat – obatan
 Luka termik yang disebabkan oleh panas seperti terbakar oleh api
 Luka radiasi luka yang disebabkan oleh radiasi
 Luka sengatan listrik dan luka ini bisa juga dikatagorikan kepada luka bakar
Luka disengaja
Luka disengaja contohnya luka akibat sayatan pisau saat dilakukan pelaksanaan bedah
sedangkan luka tidak disengaja adalah luka akibat trauma.
D. FISIOLOGI LUKA
Secara fisiologi luka akan sembuh dengan sendirinya karena tubuh dapat melakukan
sendiri yang dikenal dengan istilah woud healing processdan penyembuhan luka terdiri dari
beberapa fase yaitu:
1. Fase inflamasi ( 0-5 hari )
2. Fase destruktif
3. Fase proliferasi ( 5-21 hari )
4. Fase maturasi selama 21 hari
Fase inflamasi berlangsung selama 0-5 hari dan terjadi proses hemostatis, vasodilatasi
dan vasokonstriksi serta proses pembersihan luka selama proses inflamasi terjadi
perubahan klinis yaitu: panas, kemerahan, bengkak, nyeri. Fase destruktif pada tahapan
ini jaringan yang mati dibersihkan oleh leukosit polimorfonukelar dan magrofak. Fase
proliferasi ( 5-21 hari ) luka akan terlihat berwarna kemerahan yang cerah, ditemukan
bekuan darah dan adanya jaringan mati ikterik yang ada dipinggir luka sedangkan pada
fase maturasi atau remodeling dimana luka sudah menutup secara sempurna dan akan
muncul bekas luka ( skar ) bahkan keloid ( skar yang menebal ).

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini
terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga
menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu
yang tidak normal (patologis) jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja itu
sesuatu yang berbahaya.
2. Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini
terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami
infeksi untuk mengirim lebih banyak antibodi dalam memerangi antigen atau penyebab
infeksi.
3. Tumor
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum
dibicarakan  tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
4. Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena
peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
5. Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya
jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti
sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
Jika infeksi sudah cukup lama maka akan timbuh nanah (pus). Nanah terbentuk
karena "perang" anatara antibody dengan antigen  sehingga timbullah nanah, jika di
tenggorokan disebut dahak (batuk berdahak). Dengan pemeriksaan nanah/dahak ini kita
bisa mengetahui jenis antigen yang menyebabkan infeksi.

F. TAHAP PENYEMBUHAN LUKA


1. Tahap Inflamasi akut
Tahap ini muncul segera setelah luka dan dapat berlanjut sampai 5 hari. Inflamasi
berfungsi untuk mengontrol perdarahan, mencegah invasi bakteri, menghilangkan debris
dari jaringan yang luka dan mempersiapkan proses penyembuhan lanjutan dan juga pada
tahapan ini ada peradangan dan migrasi ke daerah yang rusak atau luka.
2. Tahap Destruktif
Pada tahapan ini jaringan yang mati dibersihkan oleh leukosit polimorfonukelar
dan magrofak.
3. TahapPoliferatif
Pada tahapan ini juga pembuluh darah yang baru diperkuat oleh jaringan ikat
Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu. Fibroblast (sel jaringan
penyambung) memiliki peran yang besar dalam fase proliferasi, pada tahapan ini juga
pembuluh darah yang baru diperkuat oleh jaringan ikat.
4. Tahap Maturasi
Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat berlangsung sampai
berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang. Dalam fase ini terdapat
remodeling luka yang merupakan hasil dari peningkatan jaringan kolagen, pemecahan
kolagen yang berlebih dan regresi vaskularitas luka (Mansjoer,2000:397 ; InETNA,
2004:1).

Fase Penyembuhan Luka

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYEMBUHAN LUKA


Penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Faktor Intrinsik
Faktor Instrinsik adalah faktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam
proses penyembuhan meliputi : usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi
jaringan, status imunologi, dan penyakit penyerta seperti hipertensi, DM,
Arthereosclerosis.
2. Faktor Ektrinsik
Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita yang dapat
berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan, radiasi, stres
psikologis, infeksi, iskemia dan trauma jaringan (InETNA,2004:13).

H. KOMPLIKASI LUKA
Komplikasi dan penyembuhan luka timbul dalam manifestasi yang berbeda-beda. Komplikasi
yang luas timbul dari pembersihan luka yang tidak adekuat, keterlambatan pembentukan jaringan
granulasi, tidak adanya repitalisasi dan juga akibat komplikasi post operatif dan adanya infeksi .
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah : hematoma, nekrosis jaringan lunak,
dehiscence, keloid, formasi hipertropik scar dan juga infeksi luka (InETNA,2004:6).

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahan tubuh primer yang tidak adekuat – trauma
jaringan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik

J. PERAWATAN LUKA
Tujuanperawatan luka
1. Mencegah infeksi
2. Mengurangi nyeri
3. Mempercepat proses penyembuhan
Konsep dalam perawatan luka yang paling utama digunakan adalah dengan teknik
STERILbaik alat, orang dan lingkungan.

K. PERSIAPAN
1. PERSIAPAN ORANG
Pada persiapan orang atau pasien yang kita lakukan perawatan luka maka hal yang harus
kita perhatikan adalah:
1. Kontrak waktu
2. Perkenalkan diri
3. Tujuan dilakukan tidakan
4. Prosedur pelaksanaan

2. PERSIAPAN ALAT
Alat yang digunakan harus dalam keadaan STERIL
ALAT – ALAT
a. Pinset anatomis
b. Pinset sirugis
c. Gunting jaringan
d. komp tempat cairan
e. Bak instrumen
f. Handscond steril
g. Kasa steril
NB: poin 1-7 semuanya merupakan alat yang sudah STERIL dan tersusun dalam
bak instrumen, sedangkan untuk jumlah bisa digunakan sesuai kebutuhan atau
besar luka
h. Plaster
i. Kapas alkohol
j. Bengkok ( tempat sampah )
k. Parlak pengalas
l. Gunting verband
m. Hanscond diposible
n. Kapas desinfektan
o. Obat yang dibutuhkan

L. PROSEDUR KERJA
1. PEMASANGAN BALAUTAN PADA LUKA
a. Perawat cuci tangan dan memakai sarung tangan
b. Bersihkan luka dengan menggunakan pinset dan kapas desinfektan dari dalam keluar
c. Buang kapas pada tempatnya
d. Letakan pinset yg tidak steril kedalam bengkok
e. Berikan obat pada luka secukupnya dengan menggunakan kasa steril dengan
mengunakan pinset steril dan harus diperhatikan kassa jangan sampai melekat pada
luka
f. Luka di plaster dengan rapi
g. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
h. Alat yang digunakan dirapikan dan dibersihkan
i. Kegiatan di dokumentasikan

2. PENGGATIAN BALUTAN
Penggatian balutan dilakukan pada setiap luka dilakukan pada waktu yang telah di
tentukan atau sesuai dengan kebutuhan, penggatian balutan ini bertujuan untuk mencegah
infeksi, memberikan rasa nyaman dan mempercepat proses penyembuhan luka.
a. Perawat cuci tangan dan memakai sarung tangan
b. Buka balutan lama dan buang pada tempatnya
c. Bersikah bekas plaster dengankapas alkohol
d. Bersihkan luka dengan kapas yang dibasahi dengan cairan desinfektan dilakukan dari
dalam keluar atau secara sirkuler
e. Buang kapas kotor ketempatnya
f. Letakan pinset yg tidak steril kedalam bengkok
g. Berikan obat luka secukupnya
h. Tutup luka dengan kasa steril hindari supaya serat kasa tidak melekat pada luka
i. Balutan di plaster dengan rapi
j. Alat perawatan luka dirapikan
k. Dokumentasikan perawatan luka

FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR II


Jenis Keterampilan : PERAWATAN LUKA
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal :
Nama Penguji :

No. Aspek yang dinilai Nilai


0 1 2
a. Tahap pre interaksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien
2. Siapkan alat
1) Pinset anatomis
2) Pinset sirugis
3) Gunting jaringan
4) Komp tempat cairan
5) Bak instrumen
6) Handscond steril
7) Kasa steril
NB: poin 1-7 semuanya merupakan alat yang sudah
STERIL dan tersusun dalam bak instrumen, sedangkan
untuk jumlah bisa digunakan sesuai kebutuhan atau
besar luka
8) Plaster
9) Kapas alkohol
10) Bengkok ( tempat sampah )
11) Parlak pengalas
12) Gunting perband
13) Hanscond diposible
14) Kapas densinfektan
15) Obat yang dibutuhkan
b. Tahap orientasi
1. Berikan salam dan cek identitas pasien
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien /keluarga
3. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum dilakukan
tindakan
c. Tahapan kerja
1. PEMASANGAN BALAUTAN PADA LUKA
a. Perawat cuci tangan dan memakai sarung tangan
b. Bersihkan luka dengan menggunakan pinset dan
kapas desinfektan dari dalam keluar
c. Buang kapas pada tempatnya
d. Letakan pinset yg tidak steril kedalam bengkok
e. Berikan obat pada luka secukupnya dengan
menggunakan kasa steril dengan mengunakan pinset
steril dan harus diperhatikan kasa jangan sampai
melekat pada luka
f. Luka di plaster dengan rapi
g. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
h. Alat yang digunakan dirapikan dan dibersihkan
i. Kegiatan di dokumentasikan

2. PENGGATIAN BALUTAN
a. Perawat cuci tangan dan memakai sarung tangan
b. Buka balutan lama dan buang pada tempatnya
c. Bersikah bekas plaster dengankapas alkohol
d. Bersihkan luka dengan kapas yang dibasahi dengan
cairan desinfektan dilakukan dari dalam keluar atau
secara sirkuler
e. Buang kapas kotor ketempatnya
f. Letakan pinset yg tidak steril kedalam bengkok
g. Berikan obat luka secukupnya
h. Tutup luka dengan kasa steril hindari supaya serat
kasa tidak melekat pada luka
i. Balutan di plaster dengan rapi
j. Alat perawatan luka dirapikan
k. Dokumentasikan perawatan luka
d. Tahap terminasi
1. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
2. Cek respon pasien setelah dilakukan tindakan
3. Dokumentasikan tindakan di catatan keperawatan secara
lengkap (tanggal, jam, nama perawat yang melakukan
tindakan, jenis tindakan yang dilakukan, dan hasil dari
tindakan)

Keterangan:
0 : Tidak dilakukan sama sekali
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus 75%

Jumlah Nilai yang Didapat Nilai Keterampilan


= X 100%
Jumlah Aspek yang Dinilai
Pekanbaru,...........................................
Penguji

(....................................................)

Anda mungkin juga menyukai