Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

T 55 TAHUN DENGAN
DIAGNOSA CA MAMAE DI RUANG POLI BEDAH ONKOLOGI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PALMATAK

DISUSUN OLEH :

Safar Maya Eryanti,.AMK

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALMATAK

2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ca mammae atau bisa dikenal dengan kanker payudara merupakan keganasan yang paling
banyak menyerang wanita .ca mammae juga merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di
Indonesia. Angka kejadiannya selalum meningkat di setiap tahunnya, di Indonesia sendiri,
prefalensi penyakit kanker mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Kematian akibat
kanker dan rasiomertalitas yang tinggi di Indonesia di sebabkan oleh keterlambatan diaknosis.
Kementrian kesehatan Indonesia memperkirakan bahwa lebih dari 70% pasien kanker di
Indonesia diaknosis pada stadium lanjut. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat terkait kanker, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan
deteksi dini baik secara mandiri maupun klinis, serta kurangnya pengetahuan tentang penyebab,
tanda gejala umum, dan pilihan terapi dan penanganan kanker payudara, yang tepat dikalangan
masyarakat.(DEPKES RI,2018).
B. Rumusan Masalah

1.Apa pengertian dari penyakit ca mammae

2.Bagaimana etiologi dari penyakit ca mammae

3.Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit ca mammae

4.Bagaimana patofisiologi dari penyakit ca mammae

5.bagaimana WOC/FATHWAY dari penyakit ca mammae

6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit ca mammae

7.Bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit ca mammae

C. Tujuan

1.Untuk menambahkan wawasan dan ilmu pengetahuan terkait penyakit ca mammae pada pasien
Ny.T yang berumur 55 tahun.

2.Untuk mengetahui perbandingan teori dan pengkajian secara langsung pada Ny.T, umur 55
tahun, di ruangan poli bedah Onkologi di RSUD PALMATAK
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi
Ca mammae merupakan kanker yang tumbuh di payudara. Kanker bisa tumbuh didalam
kelenjar susu payudara, Jaringan lemak,maupun jaringan ikat pada payudara. (Wijaya 2006)
Kanker payudara yaitu terjadinya pertumbbuhan yang ganas pada jaringan payudara. Kanker
biasanya terdiri dari gumpalan yang amat keras tanpa adanya batas. Mungkin adanya asimetri
antara kedua payudara. Bila kanker sudah berkembang, tanda tanda yang lebih ny atas seperti
jaringan menjadi merah, membengkak dan kanker terlihat jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia.
Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun.
2. Etiologi
Sebab-sebab Ca mammae masih belum diketahui secara pasti (pricenwilso 1995) Namun
beberapa teori yang menjelaskan prihal penyebab terjadinya Ca mammae yaitu :
- Virus, invasi virus yang didugapada air susu ibu menyebabkan adanya masa abnormal
pada sel yang sedang mengalami pronferasi.
- Ginetik : Ce mammae yang bersifat heredi terdapat tejadi karena adanya “Linuage
genetic”(Reeder,martin1997)
3. Manifestasi klinis
Gejala-gejala umum pada CA mammae adalah :
- Adanya teraba masa atau pun benjolan di bagian payudara
- Payudara tidak simetris atau mengalami perubahan wujud dan ukuran karena adanya
muncul pembengkakan.
- Adanya perubahan kulit : Penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar area putting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk yang sudah lama.
- Adanya suhu pada kulit : Hangat, kemerahan, panas.
- Adanya cairan keluar di bagian putting susu
- Penyebaran tulang ke tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah berkembang atau
berubah naik
- Adanya rasa nyeri dan sakit di payudara
- Metase (penyebar) kelenjar getah bening sekitar alat tubuh lain.
4. Patofisiology
Payudara mengalami 3 perubahan yang dipengaruhi hormone yaitu :
perubahan ke-1adalah mulai dari masa hidup anak melalui pubertas. Sejak pubertas
pengaruh hormone estrogen dan progesterone yangdiproduksi ovarium dan imfofisis.
Telah menyebabkan ductus perkembangan dan timbulnya asinus.
Perubahan ke-2 adalah perubahan sesuai dengan daurhaid, berikutnya terjadi
penyebaran maksimal selama beberapa hari, menjelang haid, payudara menjadi tegangan
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan.
Perubahan ke-3 Masa hamil dan menyusui, pada kehamilan payudara menjadi besar
karena etitel diktuslobus dan alfeolu sberprolikrasi dan tumbuh duktur baru, selkresi
hormone praktin dan hipopise anterior memicu, air susu diproduksi oleh sel-sel
alkacholos, mengisi sinus kemudian dikeluarkan melalui ductus ke putting susu.(Erianto
2015)
5. Woc/pathway

6. Pemeriksaan penunjang
- Mammogram atau foto payudarah untuk mendeteksi kelainan pada payudara.
- ultrasonografi (USG) payudara untuk menentukan benjolan payudara berupa masa padat
atau kista yang berisi cairan.
- Biopsi dengan pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium dan
menentukan sel yang di periksa bersifat jinak atau ganas.
- Computeritet temograpy (SC SCAN) dan magnetic resonance imaging (MRI)
menetukan ukuran serta penyebaran dan kanker payudara.
7. asuhan keperawatan
a. Pengkajian
-Anamnesis
-Riwayat penyakit sekarang
-Keluhan utaman
- Riwayat penyakit keluarga
- Pemeriksaan diagnostic
- Pemeriksaan laboratorium
- Medikasi atau pengobatan
b. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut b.d proses penyakit penekanan atau kerusakan jaringan
saraf,inflamasi,efek samping tetapi ditandai dengan klien mengatakan
nyeri,meringis.
- Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker,anoreksia,ultrasi lambung,nausea.
- Cemas berhubungan dengan sumasi atau krisis (KANKER) perubahan
kesehatan,sosio,ekonomi.
- Resiko infeksi b.d prosedur inofasis pembedahan.
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan askep selama - lakukan pengkajian nyeri
3 x 24 jam di harapkan nyeri secara konprensif
berkurang dengan kriteria hasil : - Observasi reaksi nonferbal
- Mampu mengontrol nyeri dari ketidak nyamanan
- Melaporkan nyeri berkurang - Gunakan teknik komunikasi
dengan menggunakan terapeutik untuk mengetahui
manajemen nyeri pengalaman nyeri klien.
- Mampu menghendel nyeri ( - tingkatkan istirahat
skala nyeri ) - kolaborasi dengan dokter,jika
- Menyatakan merasakan perlu.
nyaman nyeri berkurang

2. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan askep selama - anjurkan pasien


kebutuhan tubuh 3x24 jam diharapkan kebutuhan meningkatkan protein dan
nutrisi membaik vitamin.
Dengan kriteria hasil : - berikan makanan yang
- adanya peningkatan berat disarankan ahli gizi
badan sesuai dengan tujuan - monitor jumlah nutrisi dan
- berat badan ideal dengan tb bakteri
- mampu mengidentifikasi -kolaborasi dengan ahli gizi.
kebutuhan nutrisi.
- tidak terjadi penurunan bb
3. cemas Setelah dilakukan askep 3x24 - gunakan pendekatan yang
jam diharapkan cemas berkurang menenangkan
Kriteria hasil: - jelaskan semua prosedur dan
- pasien mengungkapkan dengan apa saja yang disarankan
mengontrol cemas. selama prosedur.
- ekspresi wajah rileks - minta keluarga untuk
meningkat menemani pasien agar
- ttv dalam batas normal memberikan rasa nyaman.

4. Resiko infeksi Setelah dilakukan askep selama -cuci tangan sebulum dan
3x24 jam diharapkan resiko sesudah tindakan
infeksi menurun. - pertahankan teknik aseptic
Dengan kriteria hasil: selama tindakan.
- pasien bebas dari tanda tanda - monitor tanda dan gejala
infeksi. infeksi
Menunjukkan prilaku hidup - ajarkan cara mencegah
sehat infeksi
- jumlah angka leokosit menurun
BAB III

KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama Ny.y
Umur 55 th
Agama Islam
Suku bangasa Jawa
Pendidikan Smp
Jenis kelamin Perempuan
Status perkawinan Kawin
Penanggung jawab Bpjs
Pakerjaan Irt
Alamat -

2. Riwayat penyakit sekarang


Keluhan utama - nyeri pasca operasi
- sakit kepala
Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan nyeri pasca operasi, dan
pasien mengatakan sering sakit kepala, pasien
tampak meringis skala nyeri 4, TD : 80/60
mmHg, pasien mengatakan napsu makan
menurun pasien tampak lemah, mual muntah .
Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
dahulu
Riwayat kesehatan keluarga Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
keturunan/menular dari keluarga
Genogram keluarga
Riwayat menikah Menikah
Riwayat menarche Pasien mengatakan lupa kapan awal menstruasi
Riwayat persalinan Normal
Riwayat imunisasi -
Tanda Tanda Vital (TTV) Suhu : 36.0c
TD : 80/60 mmHg
RR : 18x/menit
N : 60x/menit
3. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin 13,6 g/Dl (14.0-18.0)
Leukosit 7,69 10*3/uL (4.80-10.80)
Trombosit 219 10*3/uL (150-450)
Eritrosit 4,63 10*6/uL (4.70-6.10)
Hematokrit 38,2 & (42.0-52.0)
2. Pemeriksaan diagnostik
Rontgen dada Usg
4, medikasi pengobatan

Ceftiaxone 2x250 mg
Metronidazole 500 mg
Dextrose 5% 500 ml
B.diagnosa keperawatan

Data Fokus Masalah Etiologi


No
(subjektif dan obektif) keperawatan
1 Ds: pasien mengatakan nyeri di Nyeri akut Agen pencedera
dada pasca operasi fisik
Do : pasien tampak meringis,
skala nyeri 4, pasien tampak tak
nyaman dan gelisah.
2. Ds : pasien mengatakan kepala Gangguan perfusi Penurunan
sering pusing lemas. ferifer. konsentrasi
Do : pasien tampak lemas TD: hemoglobin
80/60mmhg SUHU: 36.0c RR:
18x/menit N: 60x/menit.

3 Ds : pasien mengatakan tidak napsu Defisit nutrisi Sel kekurang energi


makan, mual muntah.
Do : pasien tampak lemah karna
kurang makan.

4 Ds :- pasien mengatakan ada bekas Kerusakan jaringan Gangguan integritas


luka pada payudara kulit kulit
- pasien mengatakan luka nyeri
Do : - pasien meringis karena nyeri
4
- pasien tampak memakai balutan
luka.
- saat dilakukan gp, luka pasien
tampak basah.

C, Intervensi keperawatan.

No Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Intervensi


1 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan askep - monitor tanda infeksi
1x24 jam diharapakan - lepaskan balutan
gangguan integritas kulit - bersihkan menggunakan
menurun dengan kriteria nacl
hasil : - kolaborasi pemberian
- kemerahan mereda analgetik.
- tekstur membaik
- kerusakan jaringan
menurun.

2 Nyeri akut Setelah dilakukan askep - idenfikasi skala nyeri


1x24 jam di harapkan - identifikasi karakteristik
nyeri munurun dengan durasi, skala nyeri
kriteria hasil : - identifikasi nyeri non
- meringi menurun ferbal
- kesulitan tidur menurun - monitor efek samping
- napsu makan membaik penggunaan analgetik
- mual muntah menurun - kontrol lingkungan yang
- skala nyeri menurun memprberat nyeri
- ttv dalam batas normal -fasilitasi istirahat tidur
- jelaskan strategi
meredakan nyeri
- kolaborasi pemberian
analgetik.
3 Gangguan perfusi ferirer Setelah askep 3x24 jam
diharapkan gangguan
perfusi ferifer membaik
dengan kriteria hasil :
- kelemahan otot - observasi sirkulasi
menurun periver,edema,warna,dan
- tekanan darah kembali suhu.
normal - monitor
- nyeri ekstermitas panas,kemerahan,nyeri
menurun atau bengkak pada
- kram otot menurun estermitas.
- tekanan darah arteri - hindari pemasangan
rata-rata. impus atau di area
keterbatasan perkusi.
- lakukan penegakan
infeksi
- lanjutka minum obat dan
mengontrol darah secara
teratur.
- monitor perubahan kulit.
- kolaborasi pemberian
analgetik
4 Defisit nutrisi Setelah dilakukan askep - identifikasi status nutrisi
3x24 jam diharapkan - indentifikasi alergi
deficit nutrisi kembali makanan.
normal - identifikasi kalori dan
Dengan kriteria hasil : jenis nutrient.
- dengan kriteria hasil - monitor asupan makanan
nafsu makan membaik. - berikan makanan tingi
- membrane mukosa kalori dan protein
lembab. - anjurkan posisi duduk.
- porsi makan yang
dihabiskan meningkat.

D, Implementasi

No Diagnosa keperawatan Tanggal jam Implementasi


1 Gangguan integritas kulit 07 februari 11:20 - memonitorb tanda infeksi
2022 - melepaskan balutan
- membersihkan
menggunakan nacl
- membebrikan analgetik
2 Nyeri akut 07 februari 13:20 - Mengidentifikasi sekala
2022 nyeri
-Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
-Memfasilitasi istirahat dan
tidur
-Memonitor efek samping
penggunan analgetik
-Mengkolaborasi pemberian
analgetik.
3 Gangguan ferfusiferifer 07 februari 14:20 - Memonitor panas,
2022 kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada eksterminitas
-Menganjurkan minum obat
mengontrol darah secara
teratur
-Memonitor perubahan kulit
-Mengkolaborasi pemberian
analgetik
4 Defisit nutrisi 07 februari 14:50 -Mengidentifikasi status
2022 nutrisi
-Mengidentifikasi alargy
makanan
-Memberikan makanan
tinggi kalori dan protein
-Menganjurkan posisi
duduk.
E. Evaluasi

No Diagnosa keperawatan implementasi evaluasi


1. Gangguan integritas - memonitor tanda infeksi S : Pasien mengatakan
kulit - melepaskan balutan masih nyeri di bagian
- membersihkan mengunakan luka
nacl 0 : pasien tampak
- memberikan analgetik. meringis
A : masalah belum
teratasi
P : intervesi di lanjutkan
2. Nyeri akut - mengidentifikasi skla nyeri S : Ps mengatakan nyeri
- memanajemen strategi berkurang
meredakan nyeri O ; Ps tampak rileks,skla
- memfasilitasi istirahat dan tidur nyeri 2
- memonitor efek samping A : Masalah teratasi
penggunaan analgetik. P : Intervensi dihentikan.
- mengolaborasi pemberian
analgetik.

3. Gangguan perkusi - memonitor S : Ps mengatakan kepala


perifer panas,kemerahan,nyeri,atau masih pusing.
bengkak pada ekstermitas O : Ps tampak belum ada
- menganjurkan minum perubahan.
obat,mengontrol darah secara A : Masalah belum
tertur teratasi
- memonitor perubahan kulit P : intervensi dilanjutkan
- mengkolaborasi pemberian - anjurkan minum
analgetik obat,mengontrol dara
secara teratur.
4. Defisit nutrisi - mengidentifikasi status nutrisi S : Ps mengatakan masih
- mengidentifikasi alergi mual,mual berkurang.
makanan O : Ps tampak lemah
- memberikan makanan tinggi A : Masalah teratasi
kalori dan protein sebagian
- menganjurkan posisi duduk. P : Intervensi di
lanjutkan.
- identifikasi alergi
makanan
BAB IV

PEMBAHASAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pada tahap awal ini di temukan diagnosa keperawatan nyeri akut pada pasien ny.t dengan
data subjektif yaitu pasien mengatakan neyeri di bagian dada di bagian luka pasca operasi
,dengan data objektif yaitu pasien tampak meringis,skla nyri 4,pasien tampak gelisah.
Pasien kanker payudara biasannya mengalami nyeri. Nyeri dari penyakit kanker payudara dapat
berupa nyeri akut maupun nyeri kronik. Keluhan nyeri kronik merupakan keluhan yang paling
menakutkan bagi penderita kanker payudara. Penatalaksanaan nyeri di rumah sakit biasanya
diberikan terapi farmakologis yaitu obat analgesik jenis NSAID (Non-Steroid Anti Inflamasi
Drugs) (Astuti, 2016).
Pada tahap pengkajian kedua ditemukan diagnosa keperawatan yaitu gangguan perfusi
perifer pada pasien ny.t dengan data subjektif yaitu pasien mengatakan kepala sering pusing dan
badan lemah. Dengan data objektif yaitu pasien tampak lemah, TTV (S : 36.0c N : 60x/menit
RR : 18x/menit TD : 80/60 mmHg)
Pada tahap pengkajian terakhir ditemukan diagnose keperawatan yaitu deficit nutrisi Pada
pasien ny.t dengan data subjektif yaitu pasien mengatakan tidak nafsu
makan,mual,muntah.dengan data objektif pasien tampak lemah,membrane mukosa pucat.
B. Diagnosa
Menurut asuhan keperawatan bedasarkan diagnosa medis dalam SDKI (2017) terdapat 4
(empat) diagnosa keperawatan yang muncul pada teori ca mamae yaitu nyeri akut, nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, cemas, dan resiko infeksi
Bedasarkan pengkajian pada pasien ny.t yang berumur 55 tahun didapatkan diagnosa
keperawatan yaitu nyeri akut yang berhubungan dengan agen pencedera fisik, gangguan perfusi
perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi darah, dan defiist nutrisi berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan.
Dari pembahasan teori dan pengkajian di dapati perbedaan 4 diagnosa keperawatan bedasarkan
teori dan 2 diagnosa keperawatan ditemukan persamaan diteori dan 1 diagnosa keperawatan
diluar teori ca mamae.
C. Intervensi
Intervensi yang dilakukan pada ny.t yang berumur 55 tahun sesuai dengan diagnosa yang
ditemukan. Untuk intervensi keperawatan yang ditemukan adalah nyeri akut, gangguan perfusi
perifer dan deficit nutrisi
Perencanaan tindakan asuhan keperawatan awal ini dengan masalah keperawatan nyeri akut
berhubungan dnegan agen pencedera fisik bedasarkan tujuan intervensi yaitu setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharpakan nyeri berkurang dengan
Kriteria hasil : meringis menurun, kesulitan tidur menurun, napsu makan membaik, pola tidur
membaik, mual muntah menurun, skala nyeri menurun,ttv dalam bats normal.
Perencanaan tindakan asuhan keperawatan kedua ini dengan keperawatan gangguan perfusi
ferifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin darah.bedasarkan tujuan
intervensi yaitu setelah dilakukan askep 3x24 jam diharapkan gangguan perfusi perifer
membaik,dengan
kriteria hasil : tekanan darah kembali normal,nyeri ekstermitas menurun,kelemahan otot
menurun,keram otot menurun,tekanan darah arteri rata-rata.
Perencanaan tindakan asuhan keperawatan ketiga ini dengan masalah keperawatan Defisit
nutrisi,berhubungan dengan ketidak mampuan menelan makanan bedasarkan tujuan intervensi
yaitu setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharpakan deficit nutrisi
membaik,Dengan
Kriteria hasil : meringis menurun, kesulitan tidur menurun, napsu makan membaik, nafsu makan
membaik,membrane mukosa lembab,posisi makan yang dihabiskan meningkat.
D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada pasien ny.t yang berumur 55 tahun pada tanggal 22
febuary 2022 di pukul 13.00 wib dengan diagnosa gangguan nyeri akut yaitu tindakan: memonitor
panas,kemerahan,nyeri atau bengkak pada estermitas,menganjurkan minum obat mengontrol
darah secara teratur,memonitor perubahan kulit,mengolaborasi pemberian analgetik.
Implementasi yang dilakukan pada pasien ny.t yang berumur 55 tahun pada tanggal 22
febuary 2022 di pukul 14.20 wib dengan diagnosa gangguan ferfusi perifer yaitu tindakan:

memonitor panas,kemerahan,nyeri atau bengkak pada estermitas,menganjurkan minum obat


mengontrol darah secara teratur,memonitor perubahan kulit,mengolaborasi pemberian analgetik.
Implementasi yang dilakukan pada pasien ny.t yang berumur 55 tahun pada tanggal 22 february
2022 di pukul 15.00 WIB dengan diagnosa deficit nutrisi yaitu tindakan mengidentifikasi status
nutrisi,mengidentifikasi alergi makanan,memberikan makanan tinggi kalori dan
protein,menganjurkan posisi duduk.

E. Evaluasi
1. Nyeri akut
setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan 3x24 jam pada pasien ny.t yang
berumur 55 tahun dengan data subjektif adalah pasien mengatakan nyeri di bagian luka
pasca operasi, data objektif pasien tampak meringis,skla nyeri 4,pasien tampak meringis,
nyeri akut teratasi, dan tindakan dihentikan
2. Gangguan perfusi perifer
Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan 3x24 jam pada pasien ny.t yang
berumur 55 tahun dengan data subjektif adalah pasien mengatakan kepala sering
pusing,badan lemah,data objektif pasien tampak lemah,suhu :36.0 C,nadi :
60xx/m,rr:19x/m,td:80/60mmhg.gangguan perfusi tidak teratasi,dan intervensi
dilanjutkan
3. Defisit nutrisi
Setelah melakukan tindakan askep selama 3x 24 jam pada pasein ny.t yang berumur 55
tahun dengan data subjektif adalah ps mengatakan tidak nafsu makan,mual,muntah,data
objektif pasien tampak lemah,membrane mukosa pucat,deficit nutrisi tidak
teratasi,intervensi dilanjutkan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil pengkajian pada pasien ny.t yang berumur 55 tahun dengan diagnose ca
mamae di ruang poli bedah onkologi
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk
di kaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
pasien baik fisik, mental, sosial mau pun spiritual dapat ditentukan.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan perfusi perifer berhunungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
darah
c. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan
dari klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan
oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil yang
diharapkan (Deswani, 2009).
4. Impelemtasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatuskesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil dari sebuah rangkaia tindakan dan respon langsung dari
pasien
B. Saran
Bedasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, penulis berharap data
pengkajian yang ditulis ini menjadikan acuan dan berguna untuk peneliti peneliti
selanjutnya.
Penulis mempercayai bahwasanya data ini belum sepenuhnya bagus, dan sesuai
ekspetasi. Maka dari itu penulis berharap kritikan dan saran dari pembaca untuk
memberiakan pesan singkat terhadap laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai