KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Nutrisi’’.
Pada penusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan karena keterbatasan dan pengetahuan penulis, maka dari itu penulis mohon kritik
dan saran membangun kebaikan penulisan selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa STIKes Flora Medam.
Semoga Tuhan yang Maha Esa selalu mencurahkan kasih karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu mendukung penulis. Sekian dan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Luka
2.2 Klasifikasi Luka
2.3 Proses Penyembuhan Luka
2.4 Tipe-Tipe Penyembuhan Luka
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Luka
2.6 Masalah Yang Terjadi Pada Luka
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang
berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu. (Potter & Perry, 2006). Luka
adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang bisa disbabkan oleh trauma benda
tajam atau tumpu, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan
(sjamsuhidajat & wim de jong, 2005).
Klasifikasi luka memberikan gambaran tentang status integritas kulit, penyebab luka,
keparahan, luasnya cedera atau kerusakan jaringan, kebersihan luka, atau gambaran kualitas
luka, misalnya warna. Luka penetrasi akibat pisau di sebut luka terbuka, dan luka kontusi disebut
luka tertutup. Luka terbuka menimbulkan resiko infeksi yang lebih besar dari pada luka tertutup.
Luka jahitan post sectio caesarea merupakan hilangnya kontinuitas jaringan atau kulit yang
disebabkan oleh trauma atau prosedur pembedahan.
Menurut teori tepi luka bagian luka secara normal terlihat mengalami imflamasi pada hari ke-
2 sampai hari ke-3, tetapi lama kelamaan imflamasi ini akan menghilang dalam waktu 7-10 hari
luka dengan penyembuhan normal akan terisi sel epitel dan bagian pinggirnya akan menutup.
Apabila terjadi infeksi tepi luka akan terlihat bengkak dan meradang (Kozier, 2012).
1.2 Tujuan
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan lama penyembuhan luka pada pasien
post operasi.
1.3 Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada profesi keperawatan
tentang pentingnya pengetahuan tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan lama
penyembuhan luka pada pasien post operasi laparatomi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Luka
Luka merupakan kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari. Luka
adalah kerusakan pada fungsi perlindungan kulit disertai hilangnya kontinuitas jaringan epitel
dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan nervus yang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: tekanan, sayatan dan luka karena operasi (Ryan, 2014).
Menurut Arisanty Luka merupakan gangguan atau kerusakan dari keutuhan kulit (Arisanty,
2013).
Luka adalah gangguan pada struktur, fungsi dan bentuk kulit normal yang dapat
dibedakan menjadi 2 jenis menurut waktu penyembuhannya yaitu luka akut dan luka kronis
(Granic & Teot, 2012). Ketika luka timbul ada beberapa efek yang akan muncul yaitu:
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ Luka merupakan kejadian yang sering
ditemui di kehidupan sehari-hari yang menyebabkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi
organ. Luka merupakan kerusakan secara seluler maupun anatomis pada fungsi kontinuitas
jaringan hidup (Nalwaya ,et al. 2009).
2. Respon stres simpatis Reaksi pada respon stres simpatis dikenal juga sebagai alergi
terkait sistem imun tubuh. Reaksi yang sering muncul dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe.
Tipe satu yaitu reaksi segera atau reaksi vasoaktif substansi sel mast ataubasofil yang diikuti
dengan reaksi spesifik antigen atau atibody. Tipe dua yaitu reaksi sitotoksik berupa reaksi
merusak sel, fagositosis, dan mekanisme bula. Tipe tiga yaitu reaksi imun kompleks berupa
sirkulasi antigen atau antibodi ke jaringan inflamasi, trombosit rusak, vasoaktif menurun, dan
pemearbelitas vaskuler meningkat. Tipe empat yaitu raksi hipersensitif (Arisanty, 2013).
3. Pendarahan dan pembekuan darah Luka dapat menyebabkan reaksi pendarahan dan
pembekuan darah akibat respon imun di dalam tubuh. Lesi kulit dapat terjadi karena gangguan
pembuluh darah arteri dan vena (Arisanty, 2013). Pendarahan dibedakan menjadi dua yaitu
pendarahan internal dan eksternal. Pendarahan internal ditandai dengan nyeri pada area luka,
perubahan tanda-tanda vital dan adanya hematoma yang menyebabkan penekanan jaringan
disekitarnya, sehingga dapat menyumbat aliran darah(Treas dan Wilkinson, 2013).
4. Kontaminasi bakteri Semua luka traumatik cenderung terkontaminasi bakteri serta
mikro organisme lainnya. Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang berpotensi
menyebabkan infeksi. Bakteri biasanya juga mampu hidup tanpa bantuan, walaupun beberapa
diantaranya bersifat parasit (Boyle, 2009). Imunitas terhadap bakteri bervariasi tergantung pada
organisme yang hidup di dalam atau di luar sel.. Walaupun banyak bekteri dapat ditolak atau
bahkan dimusnahkan oleh sistem pertahanan tubuh dasar, beberapa bakteri telah
mengembangkan kemampuannya untuk memperdaya sistem pertahanan tubuh (Boyle, 2009).
5. Kematian sel Luka dapat menyebabkan kematian sel akibat beberapa faktor.
Kerusakan sel disebabkan beberapa faktor, yaitu shear (lipatan), pressure (tekanan),
friction(gesekan),bahan kimia, iskemia (kekurangan oksigen), dan neuropati (mati rasa).
Mekanisme kerusakan pada kulit menyebabkan terjadinya luka (arisanty, 2013).
2.2 . KLASIFIKASI LUKA
Berdasarkan sifatnya :
a) Luka akut
Adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan atau dengan
kata lain sesuai dengan konsep penyembuhan luka akut dengan dikatagorikan
sebgaLuka akut pembedahan , contoh insisi, eksisi dan skin graft
Luka bukan pembedahan, contoh lika bakar
Luka akut factor lain , contoh abrasi, laserasi, atau imnjuri pada lapisan kulit
superfisial
b) Luka kronis
Adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan atau bahkan
kegagalan
. Contoh luka dekubitus, luka diabetes dan leg ulcer.
Berdasarkan kehilangan jaringan.
1. Superficial : luka hanya terbatas pada lapisan epodermis
2. Parsial (partial thickness) luka meliputi epidermi dan dermis
3. Penuh(full thickness) luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan sub kutan bahan
dengan juga melibatkn otot, tendon, dan tulang
Berdasarakan stadium
1. Stage 1
Lapisan epidermis utuh, namun terdengan eritema atau perubahan warna
2. Stage 2
Kehlangan kulit superficial dengan kerusakan lapisan epidermis dan dermis, eritema di
jaringan yang nyeri panas, dan edema.
3. Stage 3
Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub kutan, dengan terbentuknya rongga
(cavity), eksudat sedang samapi banyak
4. Stage 4
Hilangnya jaringan sub kutan dengan terbentuknya rongga yang melibatkan otot,
tendon, dan atau tulang. Eksudat sedang sampai banyak.
Berdasarkan mekanisme terjadinya
1) Luka Insisi (incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam.
Misalny ayang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptic), biasanya
tertutup oleh sutura atau setelahseluruh pembuluh darah yang luka di ikat
(ligasi).
2) Luka memar (contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikan oleh cedar pada jaringan lunak, perdarahan dan bengaak
3) Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain
yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4) Luka tusuk (punctured wound), terjadi akibat adanya benda seperti peluru atau
pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5) Luka gores (lacerated wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca
/ kawat.
6) Luka tembus (penetrating wound), luka yang menembus organ tubuh biasanya
pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung
biasanya lukanya akan melebar.
7) Luka bakar (Combutsio), luka yang disebabkan oleh trauma panas, listrik,
kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang ekstrim
Berdasarkan penampilan
1) Nekrotik, (hitam), Eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau
lembab
2) Sloughy (kuning), jaringan mati yang fibrous
3) Terinfeksi (kehijauan), terdengan tanda-tanda klinis adanya infeksi seperti
nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat.
4) Granulasi (merah), jaringan granulasi yang sehat
5) Epitalisasi (pink), terjadi epitelisasi.
FAKTOR PENYULIT
1. Faktor Petuga Kesehatan
2. Cara insisi luka
3. Factor Pasien
4. Malnutrisi seperti difesiensi protein, pada usia lanjut
5. Defisiensi vitamin C, menyebabkan gangguan pembentukan kolagen , luka mudah
terinfeksi dan gangguan proses inflamasi.
6. Defisiensi vitamin A, mengakibatkan perlambatan proses re-epitelialisasi dan
sintesa kolagen.
7. Defisiensi vitamin K, mengakibatkan gangguan hemostasis pada fase inflamasi
8. Defisiensi Zink (Zn), mengakibatkan gangguan proliferasi sel dan sintesa kolagen
9. Penyakit penyerta seperti DM, DVT dan kelainan pembentukkan
10. Obat-obatan seperti anti infalation dariugs.