KELOMPOK 2
DI SUSUN OLEH :
-AHMAD HUSEIN
-EKA CHRISMAS WARUWU
-MASRIATI SIANTURI
-NISARAH ANANDA
-PUTRI SIMBOLON
-VERA TAMARA SIMANJUNTAK
KELAS:II-A
1. Luka tertutup. Luka tertutup merupakan luka dimana kulit korban tetap utuh
dan tidak ada kontak antara jaringan yang ada di bawah dengan dunia luar,
kerusakannya diakibatkan oleh trauma benda tumpul. Luka tertutup umumnya
dikenal sebagai luka memar yang dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Kontusio, kerusakan jaringan di bawah kulit yang mana dari luar hanya
tampak sebagai benjolan.
2) Hematoma, kerusakan jaringan di bawah kulit disertai pendarahan
sehingga dari luar tampak kebiruan.
2. Luka terbuka. Luka terbuka adalah luka dimana kulit atau jaringan di
bawahnya mengalami kerusakan. Penyebab luka ini adalah benda tajam,
tembakan, benturan benda keras dan lain-lain. Macam-macam luka terbuka
antara lain yaitu luka lecet (ekskoriasi), luka gigitan (vulnus marsum), luka
iris/sayat (vulnus scisum), luka bacok (vulnus caesum), luka robek (vulnus
traumaticum), luka tembak (vulnus sclopetinum), luka hancur (vulnus
lacerum) dan luka bakar.
2. Stadium II (luka partial thickness), yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan
epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan
adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal. Contoh
nya luka bakar.
3. Stadium III (luka full thickness), yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah
tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada
lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul
secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak
jaringan sekitarnya. Contoh luka bakar yang melepuh
4. Stadium IV, yaitu jenis luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot,
tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
1. Luka bersih (clean wounds), yaitu luka bedah tak terinfeksi, tidak terjadi
proses peradangan (inflamasi). Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang
tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1-5%.
2. Luka bersih terkontaminasi (clean-contamined wounds), merupakan luka
pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan
dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi. Kemungkinan
timbulnya infeksi luka adalah 3-11%.
3. Luka terkontaminasi (contamined wounds), termasuk jenis luka terbuka,
segar, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan
teknik aseptik atau terkontaminasi dari saluran cerna, pada kategori ini
termasuk insisi akut, inflamasi non-purulen. Kemungkinan infeksi luka 10-
17%.
4. Luka kotor atau infeksi (dirty wound), yaitu jenis luka yang terjadi pada
lingkungan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, termasuk juga luka akibat
pelaksanaan operasi di tempat yang tidak steril, misalnya operasi darurat di
lapangan. Kemungkinan terjadi infeksi lebih dari 27%.
1.Infeksi
Luka yang terinfeksi punya ciri khas kulit sekitarnya merah, bengkak,
nyeri, dan muncul nanah dengan bau busuk.
2.KurangNutrisi
"Apakah kamu cukup makan buah dan sayur? Vitamin di dalamnya dapat
membantu tubuh untuk memperbaiki luka lebih cepat terutama vitamin A
dan C," tulis dr Manny.
3.Diabetes
Karena kandungan gula dalam darah yang tinggi, orang dengan diabetes
lukanya dapat lebih lama sembuh. Ini karena gula tinggi punya dampak
negatif terhadap sirkulasi darah dan kerja sistem imun.
Selain itu orang dengan diabetes juga bisa mengalami kerusakan saraf
membuat diri jadi sulit untuk merasakan sakit. Karena tidak merasa sakit
seseorang bisa jadi tidak tahu kalau ada sesuatu yang menyakiti tubuhnya
hingga berujung pada lebih banyak luka.
4.Pengaruhobat
Kadang kala efek samping dari obat-obatan bisa jadi penyebab mengapa
luka di tubuh jadi lebih lama sembuh.
Bagaimana luka bisa sembuh pada dasarnya karena peran darah merah
membawa apa yang dibutuhkan untuk sel-sel baru tumbuh. Oleh sebab itu
bila seseorang memiliki sirkulasi darah yang buruk di area luka maka
proses penyembuhan juga jadi akan lebih lama.
6.Ulkuskulit
Ulkus kulit atau oleh orang awam disebut eksim basah merupakan luka
yang disebabkan oleh tekanan berlebih. Bila seseorang misalnya tidak
bisa bangun dari tempat tidur untuk waktu yang lama maka akan ada
tekanan pada bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan kasur.
7.Minumalkohol
Satu studi tahun 2014 yang dipublikasi di jurnal Alcoholism: Clinical and
Experimental Research menyebut bahwa konsumsi alkohol juga bisa
memperlambat penyembuhan luka. Alasannya karena orang yang sering
minum-minum dapat pengurangan sel darah putih yang berperan melawan
infeksi.
1.7 Komplikasi Penyembuhan Luka
Menurut Potter & Perry (2006) komplikasi penyembuhan luka meliputi :
a. Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul
dalam 2-7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk
adanya purulen, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan, bengkak
disekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah
putih.
b. Dehisen
Dehisen adalah terpisahnya lapisan luka secara parsial atau total.
Dehisen sering terjadi pada luka pembedahan abdomen dan terjadi
setelah regangan mendadak, misalnya batuk, muntah atau duduk tegak di
tempat tidur.
c. Eviserasi
Terpisahnya lapisan luka secara total dapat menimbulkan eviserasi
(keluarnya organ viseral melalui luka yang terbuka). Bila terjadi evisersasi,
perawat meletakkan handuk steril yang dibasahi dengan salin normal steril
di atas jaringan yang keluar untuk mencegah masuknya bakteri dan
kekeringan pada jaringan tersebut.
d. Fistul
Fistul adalah saluran abnormal yang berada diantara dua buah organ
atau diantara organ dan bagian luar tubuh.
1.8 Pengkajian Luka
Pengkajian luka yang dilakukan perawat dapat menghasilkan data
yang actual. Pengkajian dilakukan untuk :
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien
2. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien
3. Menilai keadaan kesehatan pasien
4. Membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah – langkah
berikutnya.
B. TUJUAN
1. meningkatkan penyembuhan luka
2. merangsang pertumbuhan jaringan
3. melindungi luka dari kontaminasi
4. mencegah terjadinya infeksi lanjutan
C. INDIKASI
luka kronik ( Luka dekubitus, venous, arteri, diabetik )
D. PERSIAPAN ALAT
1. Alat-alat steril
a. Pinset anatomois 1 buah
b. Pinset cirugis 1 buah
c. Gunting bedah/jaringan 1 buah
d. Kassa steril dalam kom tertutp secukupnya
e. Sarung tangan steri 1 pasang
f. Infus set yang sudah dimodifikasi ( bila diperlukan)
g. Korentang/forcep
2. Alat-alat tidak steril
a. Perlak dan pengalas
b. Plester
c. Gunting perban
d. Sarung tangan tidak steril pasang
e. Masker
f. Air hangat
g. Sabun cair anti septik
h. Lampu sollux (bila diperlukan)
i. Nierbeken 2 buah
j. Normal saline / NaCl 9%
k. Obat/ zalf sesuai instruksi dokter
l. Madu
m. Bantalan kapas
n. Talk/ lation
E. PELAKSANAAN
1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Pasang sampiran
3. Perawat cuci tangan
4. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
5. Baringkan pasien dengan nyaman dengan area dekubitus dan kulit sekitar mudah
diskses
6. Letakkan perlak dan pengalasnya dibawah area luka
7. Letakkan neirbeken didekat pasien
8. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka), letakkan balutan
kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic, hindari kontaminasi dengan
permukaan luar wadah
9. Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk menentukan derajat luka
- perhatikan warna, kelembapan dan penampilan kulit sekitar luka
- ukur diameter yang dapat diperkirakan
- ukur kedalaman luka
10. Cuci kulit sekitar luka dengan lembut dengan air hangat dan sabun, dengan
kassa cuci secara menyeluruh dan menggosok sekeliling luka secara bergantian
selama 1 – 2 menit
11. Dengan perlahan keringkan kulit secara menyeluruh dengan kassa steril yang
kering
12. Buka sarung tangan dan ganti dengan yang steril
13. Bersihkan luka dengan normal saline dengan cara bathing or shower, bila
terdapat pocket dan pus lakukan irigasi dengan menggunakan infus set steril yang
sudah dimodifikasi.
14. Bagian luka yang basah dapat dikeringkan menggunakan kassa steril
15. Bila ada instruksi dari dokter dapat dilakukan nekrotomy/ debridement pada luka
yang nekrosis. (Debridement dat juga dilaksanakan dikiamar operasi)
16. bersihkan luka kembali dengan normal saline dengan cara bathing or shower
17. keringkan luka dengan kassa steril
18. Bagian yang luka diberi obat yang telah ditentukan. Ratakan obat/ zalf dengan
menggosok telapak tangan kuat – kuat, oleskan zalf dengan tipis secara merata
diatas luka dan daerah yang nekrotik. Jangan mengoleskan pada kulit sekitar luka
atau dengan mengunakan terapi kompres madu
19. Tutup luka dengan kassa steril yang telah dibasahi dengan menggunakan
normal saline dan madu
20. Kemudian diberi lapisan lagi menggunakan kassa steril tebal dan diplester
dengan baik. (Pada luka venous/ arteri, lanjutkan balut luka dengan menggunakan
elastis verban)
21. Bagian kulit yang baik/ belum terkena dekubitus atau terdapat luka dekubitus
derajat I dapat digosok dengan menggunakan lation dan dimassage dengan teknik
back rub secara melingkar lalu diberi talk tipis – tipis
22. Angkat perlak
23. Ubah posisi pasien, usahakan bagian yang luka tidak terjadi penekanan
24. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk melakukan perubahan posisi
minimal setiap 1 jam sekali
25. Buka sarung tangan dan letakan kedalam neirbeken
26. Buka masker
27. Rapikan alat – alat
28. Buka sampiran
29. Perawat mencuci tangan
30. Catat hasil tindakan, respon pasien, laporkan bila adanya penyimpangan pada
luka atau bila terjadi infeksi
d. Hidrokoloid
Balutan hidrokoloid bersifat ”water-loving” dirancang elastis dan
merekat yang mengandung jell seperti pektin atau gelatin dan bahan-
bahan absorben atau penyerap lainnya. Balutan hidrokoloid bersifat
semipermiabel, semipoliuretan padat mengandung partikel hidroaktif yang
akan mengembang atau membentuk jel karena menyerap cairan luka. Bila
dikenakan pada luka, drainase dari luka berinteraksi dengan komponen-
komponen dari balutan untuk membentuk seperti jel yang menciptakan
lingkungan yang lembab yang dapat merangsang pertumbuhan jaringan
sel untuk penyembuhan luka. Balutan hidrokoloid ada dalam bermacam
bentuk, ukuran, dan ketebalan. Balutan hidrokoloid digunakan pada luka
dengan jumlah drainase sedikit atau sedang. Balutan jenis ini biasanya
diganti satu kali selama 5-7 hari, tergantung pada metode aplikasinya,
lokasi luka, derajat paparan kerutan-kerutan dan potongan-potongan, dan
inkontinensia. Balutan ini diindikasi kan pada luka pada kaki, luka
bernanah, sedangkan kontraindikasi balutan ini adalah tidak digunakan
pada luka yang terinfeksi.
e. Hidrofiber
Hidrofiber merupakan balutan yang sangat lunak dan bukan tenunan
atau balutan pita yang terbuat dari serat sodium carboxymethylcellusole,
beberapa bahan penyerap sama dengan yang digunakan pada balutan
hidrokoloid. Komponen-komponen balutan akan berinteraksi dengan
drainase dari luka untuk
2.3 Penggunaan Bahan pada Berbagai Luka