Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN


INTEGUMEN DERMATITIS

DI SUSUN OLEH :

NAMA : HARI SETIAWAN


NIM : 2021.026
KELAS : 2B
Defenisi

Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis


sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau endogen yang
menimbulkan efloresensi polomorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama) dan keluhan gatal. Secara umum dermatitis disebabkan oleh
faktor eksogen (Puspasari,2018).

Dermatitis adalah peradangan non-inflamasi pada kulit yang


bersifak akut, sub-akut, atau kronis dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai salah satu respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen, dapat menimbulkan
kelinan klinis berupa efloresensi polimorfik (Akbar,2020).
Etiologi
Menurut Susanto (2019) penyebab dermatitis antara
lain:
Zat-zat tertentu dapat menyebabkan peradangan kulit
melalui dua cara yaitu

B. Reaksi alergi (dermatitis kontak


A. Zat iritan (dermatitis kontak alergika)
iritan) Pada reaksi alergi,
Sabun yang sangat pemaparan pertama pada zat tertentu
lembut,deterjen dan logam-logam tidak menimbulkan reaksi, tetapi
tertentu bisa meniritasi kulit setelah pemaparan berikutnya bisa
beberapa kali digunakan. Kadang menyebabkan gatal-gatal dan
pemaparan beruiang bisa dermatitis 4-24 jam. Seseorang bisa
menyebabkan kekeringan dan iritasi saja sudah biasa menggunakan
kulit. Daiam beberapa menit,iritan suatu zat selama bertahun tahun
kulit (misalnya asam, alkali dan tanpa masalah,lalu secara tiba-tiba
beberapa pelarut organik) bisa mengalami reaksi alergi. Bahkan
menyebabkan perubahan kulit. salep, krim dan lotion yang
mengalami reaksi alergi.
LANJUTAN...

Sekitar 10% wanita mengalami alergi terhadap nikel.


Dermatitis juga bisa akibat berbagai bahan yang ditemukan
di tempat bekerja disebut dermatitis kontak. Zat-zat tersebut
antara ain krim pelembab, lotion setelah cukup bercukur,
parfum tertentu, antibiotik dan minyak. Penyebab dermatitis
kontak alergi:

1. Kosmetik:cat kuku, deodorn,


pelembab,lotion sehabis bercukur,
parfurm.
2. Senyawa kimia (dalam perhiasan) :
nikel.

3. Tanaman ; racun ivy (tanaman


merambat), racun pohon el,sejenis
rumput liar.

4. Zat kimia yang digunakan dalam


pengolahan pakaian
Anatomi Fisiologi

a. Anatomi kulit

Kulit merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia yang


melapisi dan melindungi organ yang terdapat dibawahnya
terhadap kehilangan air. cedera mekanik atau kimia dan
mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit
(Puspasari,2018).

Menurut (Puspasari.2018). lapisan kulit terdiri atas 3 lapisan


utama. yaitu lapisan epidermis. dermis dan hipodermis.
1) Epidermis
Epidermis merupakan permukaan kulit paling luar dengan
tebal ±0,07-0,i2 mm yang tersusun dari iapisan epitelium
bergaris, mengandung sel-sel pigmen yang memberi warna
pada kuit dan berfungsi melindungi kulit dari kerusakan olch
sinar matahari. Di atas permukaan epidermis terdapat garis
lekukan yang berjalan sesuai dengan alur papil dermis di
bawahnya. Garis ini berbeda-beda dan pada ujung jari
berbentuk ukiran secara jelas. Garis ini yang menjadi sidik jari
dengan bentuk yang berbeda-beda setiap orang.Epidermis
terdiri dari beberapa lapis sel sebagai berikut:

a) Stratum Korneum/Lapisan Tanduk


Lapisan kulit paling luar yang terdiri dari 20-25 lapis sel-sel tanduk tanpa
inti, gepeng, tipis, dan mati. Lapisan ini mengandung 15-30 lapisan sel keratin.
Keratin adalah suatu protein yang bersifat tahan air. Lapisan ini merupakan
“mantel”tubuh alami yang melindungi jaringan-jaringan yang lebih dalam dari
kelhilangan air.
LANJUTAN...
b) Stratum Lucidum
Stratum Lucidum atau sel-sel jernih terdiri dari satu lapis
sel-sel gepeng tanpa inti. Lapisan yang terdapat di bawah lapisan
korneum ini hanya ada pada kulit yang tebal, terlihat jelas pada
telapak tangan dan kaki. Lapisan ini nampak terang karena
akumulasi dari molekul keratin.

c) Stratum Granulosum/Lapisan Granula


Lapisan granula merupakan sel gepeng berkulit kasar dan
berinti yang terdiri atas beberapa iapis sei yang sudah memilih
seperti kumparan yang berperan dalam mencegah dehidrasi.

d) Stratum Spinosum/Lapisan Malpighi


Lapisan spinosum merupakan lapisan yang paling tebal dan terdiri
dari banyak glikogen. Ketebalan lapisan ini mencapai 0,2 mm,
berbentuk seperti poligon, dan mempunyai tanduk (spina).
2) Dermis
Dermis atau korium yang terletak dibawah epidermis
tersusun atas 3 jenis jaringan yaitu jaringan kolagen dan serat
elastis, oto, dan saraf. Pada lapisan ini terdapat dua lapisan utama,
yaitu lapisan papilar dan lapisan retikular.

b) Lapisan Retikular
Lapisan kulit paling dalam,
a) Lapisan papilar
menonjol ke arah subkutan, mengandung
Lapisan dermal paling atas,
pembuluh darah (arteri dan vena),
sangat rata, bagian bawah papila ini
saraf,rambut, kelenjar keringat dan
tampak bergelombang. Lapisan ini
kelenjar minyak, serta reseptor tekanan.
menonjol ke arah epidermis yang
Terdapat pula serabut penunjang, seperti
disebut papila dermal.
serabut kolagen, elastisin, dan serabut
retikulus
3) Lapisan Hipodermis/Jaringan Subkutan
Lapisan hipodermis terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi
sel-sel lemak. Lapisan sel lemak disebut panikulus adiposus yang
berfungsi sebagai shock absorbers atau pegas bila terjadi tekanan
trauma mekanis yang menimpa kulit dan sebagai cadangan makan.
Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan
getah bening. Kulit menukar oksigen, nutrisi, dan cairan dengan
pembuluh darah dibawahnya. Sel membutuhkan nutrisi dan hidrasi yang
cukup untuk regenarasi dan proses penyembuhan luka. Dibawah
subkutan terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.

4)Kuku
Kuku adalah sel epidermis kulit yang mengalami keratinisasi yang telah
berubah tertanam dalam palung kuku menutup garis lekukan pada kulit.
Bagian dari kuku,terdiri dari:
a) Ujung kuku atas.
b) Badan kuku yang merupakan bagian yang besar.
c) Akar kuku (radik)
d) Bantalan kuku di bawah adalah lapisan epidermis tipis
e) Pulpajari bawah bantalan kuku dibentuk oleh jaringan ikat vascular ionggar
b.Fisiologi Kulit
Menurut Puspasari (2018), kulit mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut:

1) Proteksi: menjaga bagian tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis (tekanan,
gesekan, tarikan), gangguan kimiawi yang bersifat irisan (lisol, karbon, asam alkali),
gangguan yang bersifat panas (radiasi, sengatan UV), dan gangguan infeksi luar
(kuman/bakteri,jamur).

2) Pengaturan suhu tubuh : mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat


dalam menyesesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada waktu tubuh dalam
keadaan panas, termostat yang terdapat pada hipotalamus anterior akan
teraktivitasi sehingga menyebabkan vasodi-latasi. Proses ini akan membantu
penurunan suhu sebab dengan vasodilatasi maka akan terjadi prose kehilangan
panas melalui radiasi dan evaporasi.
3) Tempat pembentukan vitamin D : vitamin D penting untuk
penyerapan kalsium dari makanan, vitamin ini dihasilkan oleh
sinar utraviolet (UV) yang diserap kulit.

4) Keratinisasi:keratinosit dimulai dari sel basal lain akan berpindah ke


atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Semakin ke atas sei ini
semakin gepeng dan bergranuia menjadi sel granulosom.

5) Absorpsi atau penyerapan : kulit dapat menyerap bahan-bahan


tertentu, seperti gas dan zat terlarut dalam lemak, tetapi air dn
elektrolit sukar masuk melalui kulit.

6) Ekskresi : kulit mempunyai peranan dalam ekskresi dengan perantara


kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Kelenjar kulit mengeluarkan zat-
zat yang tidak berguna seperti NaCl,urea,asam urat, dan ammonia.
Sebum yang diproduksi melindungi kulit juga menahan evaporasi air
yang berlebihan sehingga kulit tidak mengering.

7) Indera peraba : rasa sentuhan disebabkan rangsang pada ujung saraf


kulit. Di dalam kulit terdapt tempat perabaan tertentu, beberapa sensitif
terhadap dingin, panas,nyeri maupun sakit.
Manifestasi klinis
Menurut Hetharia (2019), tanda dan gejala klinis nyaialah
kelainan kulit tergantung stadium dapat berbatas tegas/tidak tegas.
Penyebaran:
a. Dapat setempat
b. Generalisata
c. Universal
Stadium akut:
Kelainan kulit berupa
a. Eritma
b. Edema
c. Vesikell/buls
d. Medidans (tampak basa)
Stadium subakut:
a. Eritma berkurang
b. Eksudat mongering menjadi krusta
Stadium Kronis:
a.Lesi kering
b. Skuama
c. Hoperpigmentasi
d. Likenifikasi
e. Papul
f. Bisa terjadi erosi atau ekskoriasi karena garukan
Klasifikasi

Klasifikasi pada dermatitis menurut Andalasari (2018) adalah:


a. Dermatitis kontak
Dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit
atau kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi.Pada dermatitis ini
akan mengalami bentol-bentol meradang dan gatal

b. Neurodermatitis
Neurodermatitis merupakan peradangan kulit kronis, gatal, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang akibat stimulasi rasa gatal

c.Dermatitis seboroik
Dermatitis yang menyerang kulit kepala, alis dan lipatan nasolabial, telinga, dan
sebagian anterior dada. Timbul bercak eritemotosa bersisik.

d. Dermatitis statis
Dermatitis akibat aliran statis vena ekstremitas bawah. Menyebabkan tungkai
berubah warna menjadi memerah, menebal, gatal dan bersisisk.

e. Dermatitik Atopik
Dermatitis atopik merupakan keadaan peradangan kulit kronis disertai gatal
yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak.
Komplikasi
Infeksi pada kulit yang pecah-pecah dan meradang yang
disebabkan olch dermatitis. Timbui selulit (cciluiitis), infeksi
bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena
peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah,
berisi cairan, dan terasa panas saat disentuh.Selulit muncul pada
seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.
Komplikasi yang juga bisa terjadi adalah infeksi sekunder oleh
bakteri, septikemi,diare, dan pneumonia (Fantaras,2017).
Pemeriksaan Penunjang
Fantaras (2017) pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan
diagnosa sistem integumen yaitu:
1.Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil contoh
jaringan kulit yang terdapat lesi.
2. Uji kultur dan sensitivitas
Uji kultur dan sensitivitas adalah dilakukan untuk mengetahui
adanya virus, jamur,dan bakteri.
3. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
dilakukan sesuai fokus penyakitnya.

4. Dermatitis kontak "patch test“


Dilakukan dibagian fleksor lengan bawah atau punggung zat yang
tersangka sebagai kontaktan diletakan diatas kulit, kemudian
ditutup dengan kain kasa dan bahan impremabel, kemudian
ditutup dengan plester. Sesudah 24-48 jam. Hasilnya disebut 1
hingga plus 5,bila ada eritema, edema, papel, vesikei (dapat
berkonfiuesi) dan nekrosis.
Penatalaksanaan

Menurut Hetharia (2019) pengobatan yang tepat adalah


menghilangkan penyebab dermatitis. Tetapi dermatitis multifaktor, kadang
tidak diketahui pasti penyebabnya sehingga pengobatan bersifat :
a. Simtomatis yaitu menghilangkan/ mengurangi keluhan dan menekan
peradangan.
b. Sistemik untuk kasus ringan diberi antihistamin atau kombinasi dengan
anti serotonin.
c. Pada kasus akut berat dapat diberi kortikosteroid
d. Topikal:
1. Dermatitis basah/akut (madidans) harus diobati secara basah (kompres
terbuka)
2. Dermatitis subakut, diberi lotion (bedak kocok), krim, pasta, atau
linimentum (pasta pendingin)
a) Krim diberikan pada daerah yang berambut
b) Pasta diberikan pada lokasi/bagian yang tidak berambut
1.Pengkajian

Pengkajian keperawatan berfokus pada gerak dan riwayat faktor-faktor


pencetus, dasar data pengkajian pasien dengan gangguan integumen pada dermatitis
adalah
a. Biodata pasien : menyakan nama , tempat dan tangga lahir, alamat, agama dan suku
yang dianut.
b. Keluhan utama : Biasanya klien mengeluh kulitnya gatal serta nyeri
c. Riwayat penyakit dahulu :apakah klien pernah mengalami alergi/tidak.
d. Riwayat penyakit keluaraga: Apakah salah satu anggota keluarga pernah mengalami
penyakit tersebut.
e. Aktifitas Istirahat
Gejala:Gangguan dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari
Tanda:Ansietas gelisah
f. Eliminasi
Gejala:Dieresis diare/konstipasi:fase normal
g. Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut
terutama pripitus (sebagai pengganti dolor), kemerahan (rubor),gangguan
fungsi kulit (function laesa), terdapat vesikel-vesikel fungtiformis yang
berkelompok yang kemudian membesar, terdapat bula dan pustule,
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi. Adanya nyeri tekan, edema,atau
pembengkakakan serta kulit bersisik.

h. Cairan
Tanda:edema jaringan umum
Gejala : anoreksia,mual,muntah

i. Neurosensori
Gejala: perubahan orientasi
Tanda:ansietas

j. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : rasa gatal meningkat,kulit kering
Tanda :ansietas gelisah

k. Pernapasan
Gejala:terkurung dalam ruang lingkup tertutup,terpajan lama
Tanda:terkurung dalam ruang tertutup.
Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI (2017), diagnosa keperawatan untuk gangguan sistem integumen
dengan dermatitis sebagai berikut:

1. Nyeri akut .berhubungan dengan agen pencederaan kimiawi (bahan kimia


iritan) ditandai dengan mengeluh nyeri, tampak meringis,bersikap protektif
(misalnya waspada menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat,
sulit tidur, tekanan darah meningkat,pola nafas berubah, nafsu makan
berubah, proses berfikir terganggu menarik diri, berfokus pada diri sendiri.
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan mobilitas, bahan kimia iritatif,
kelembaban, perubahan pigmentasi.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan gangguan fungsi tubuh (proses
penyakit) ditandai dengan mengungkapkan perasaan negatif tentang
perubahan tubuh, mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi
orang lain, mengungkapkan perubahan gaya hidup, menyembunyikan
bagian tubuh secara berlebihan, menghindari bagian tubuh, fokus
berlebihanpada perubahan tubuh, respon nonverbal pada perubahan dan
persepsi tubuh, fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu, hubbungan
sosial berubah.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan menanyakan masalah yang dihadapi,menunjukkan prilaku tidak sesuai
anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik ditandai dengan mengeluh
sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur
berubah, mengeluh istirahat tidak cukup, mengeluh kemampuan aktivitas menurun.
6. Resiko infeksi behubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
(kerusakan integritas kulit)
Intervensi keperawatan
Menurut PPNI SLKI (2019) & SIKI (2018):

1. Nyeri akut.berhubungan dengan agen pencedcraan kimiawi


(bahan kimia iritan) ditandai dengan
mengeluh nyeri.

Luaran : Tingkat nyeri menurun


(L.08066)
Kriteria hasil :
a. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
b. Keluhan nyeri menurun
c. Sikap protektif menurun
d. Meringis menurun
e. Gelisah menurun
f. Kesulitan tidur menrun
g. Menarik diri menurun
A. Manajemen nyeri
B. (I.08238)
Tindakan
Observasi :
a. Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Intessitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan mmperingan nyeri
e. Identifrikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

Tarapeutik :
b. Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
( terapi musik,terapi pijat,kompres hangat atau dingin)
b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misaknya
suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan)
c. Fasilitas istirahat dan tidur
d. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategis meredakan nyeri.
2. Gangguan integritaskulit/jaringan
berhubungan denganperubahan sirkulasi,perubahan status
nutrisi,penurunanmobilitas,bahan kimiairitatif,kelembaban,perubahan
pigmentasi

Luaran:Integritas kulit dan jaringan meningkat


(L.14125)
Kriteria hasil:
a. Elastisitas
meningkat
b.Perfusi jaringan
meningkat
c. Kerusakan jaringan
menurun
Perawatan integritaskulit
(I.11353)
Tindakan
Observasi:
a. Identifikasi
penyebab gangguan
integritas kulit
(misalnya
perubahan sirkulasi,
perubahan status
Tarapeutik:
a.Ubah posisi tiap 2
jam jika tirah baring
b.Bersihkan perineal
dengan air hangat
terutama selama
periode diare
c. Gunakan produk
berbahan petrolium
atau minyak pada
kulit kering

3. Gangguan citra tubuh berhubungan


gangguan fungsi tubuh (prosespenyakit) ditandai dengan
a.Mengungkapkan
perasaan negatif
tentang perubahan
tubuh
b.Mengungkapkan
kekhawatiran pada
penolakan/reaksi
orang lain
c. Mengungkapkan gaya perubahan gaya hidup
Citra tubuh meningkat
Kriteria hasil
a. Melihat bagian tubuh meningkat
b. Menyentuh bagian tubuh meningkay
c. Verbalisasi perasaan negative tentang perubahan tubuh
menurun
d. Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain
menurun
e. Verbalisasi perubahan gaya hidup menurun

Promosi Citra Tubuh


Observasi
a. Identifikasi tahap citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
b. Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur
terkait citra tubuh
c. Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
isolasi social
d. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
e. Monitor apakah pasien bisa melihhat bagian tubuh yang
berubah
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi ditandai dengan menanyakan masalah yang dihadapi

Tingkat pengetahuan meningkat


Kriteria hasil :
a. Perilaku sesuai najuran meningkat
b. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tengang suatu
topic meningkat
c. Perilaku sesuai pengetahuan meningkat
d. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
e. Perasaan yang keliru terhadap masalah menurun
f. Perilaku membaik

Edukasi Kesehatan
Observasi
a. Observasi kesiapan dalam kemampuan menerima
informasi
b. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meingkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik ditandai
DS :
a. Mengeluh sulit tidur mengeluh sulit terjaga
b. Mengeluh tidak puas tidur
c. Mengeluh pola tidur berubah, menegluh istirahat tidak
cukup
d. Mengeluh kemampuan aktivitas menurun

Pola tidur meningkat


Kriteria Hasil :
a. Keluhan sulit tidur meningkat
b. Keluahan sering terjaga meningkat
c. Keluhan tidak puas tidur meningkat
d. Keluhan pola tidur berubah meningkay
e. Keluahan istirahat tidak cukup meningkat
f. Kemampuan aktivitas menurun

Dukungan tidur
Observasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis)
6. Resiko infeksi berhubungan dnegan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer (kerusakan integritas kulit)

Tingkat infeksi menurun


Kriteria Hasil :
a. Kebersihan tangan meningkat
b. Kebersihan badan meningkat
c. Nafsu makan meningkat
d. Demam menurun
e. Kemerahan menurun
f. Nyeri menurun
g. Bengkak menurun
h. Gangguan kognitip menurun

Manajemen imunisasi/vaksinasi
Observasi
a. Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
b. Identifikasi riwayat pemberian imunisasi
c. Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai