DI SUSUN OLEH :
a. Anatomi kulit
b) Lapisan Retikular
Lapisan kulit paling dalam,
a) Lapisan papilar
menonjol ke arah subkutan, mengandung
Lapisan dermal paling atas,
pembuluh darah (arteri dan vena),
sangat rata, bagian bawah papila ini
saraf,rambut, kelenjar keringat dan
tampak bergelombang. Lapisan ini
kelenjar minyak, serta reseptor tekanan.
menonjol ke arah epidermis yang
Terdapat pula serabut penunjang, seperti
disebut papila dermal.
serabut kolagen, elastisin, dan serabut
retikulus
3) Lapisan Hipodermis/Jaringan Subkutan
Lapisan hipodermis terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi
sel-sel lemak. Lapisan sel lemak disebut panikulus adiposus yang
berfungsi sebagai shock absorbers atau pegas bila terjadi tekanan
trauma mekanis yang menimpa kulit dan sebagai cadangan makan.
Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan
getah bening. Kulit menukar oksigen, nutrisi, dan cairan dengan
pembuluh darah dibawahnya. Sel membutuhkan nutrisi dan hidrasi yang
cukup untuk regenarasi dan proses penyembuhan luka. Dibawah
subkutan terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
4)Kuku
Kuku adalah sel epidermis kulit yang mengalami keratinisasi yang telah
berubah tertanam dalam palung kuku menutup garis lekukan pada kulit.
Bagian dari kuku,terdiri dari:
a) Ujung kuku atas.
b) Badan kuku yang merupakan bagian yang besar.
c) Akar kuku (radik)
d) Bantalan kuku di bawah adalah lapisan epidermis tipis
e) Pulpajari bawah bantalan kuku dibentuk oleh jaringan ikat vascular ionggar
b.Fisiologi Kulit
Menurut Puspasari (2018), kulit mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut:
1) Proteksi: menjaga bagian tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis (tekanan,
gesekan, tarikan), gangguan kimiawi yang bersifat irisan (lisol, karbon, asam alkali),
gangguan yang bersifat panas (radiasi, sengatan UV), dan gangguan infeksi luar
(kuman/bakteri,jamur).
b. Neurodermatitis
Neurodermatitis merupakan peradangan kulit kronis, gatal, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang akibat stimulasi rasa gatal
c.Dermatitis seboroik
Dermatitis yang menyerang kulit kepala, alis dan lipatan nasolabial, telinga, dan
sebagian anterior dada. Timbul bercak eritemotosa bersisik.
d. Dermatitis statis
Dermatitis akibat aliran statis vena ekstremitas bawah. Menyebabkan tungkai
berubah warna menjadi memerah, menebal, gatal dan bersisisk.
e. Dermatitik Atopik
Dermatitis atopik merupakan keadaan peradangan kulit kronis disertai gatal
yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak.
Komplikasi
Infeksi pada kulit yang pecah-pecah dan meradang yang
disebabkan olch dermatitis. Timbui selulit (cciluiitis), infeksi
bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena
peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah,
berisi cairan, dan terasa panas saat disentuh.Selulit muncul pada
seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.
Komplikasi yang juga bisa terjadi adalah infeksi sekunder oleh
bakteri, septikemi,diare, dan pneumonia (Fantaras,2017).
Pemeriksaan Penunjang
Fantaras (2017) pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan
diagnosa sistem integumen yaitu:
1.Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil contoh
jaringan kulit yang terdapat lesi.
2. Uji kultur dan sensitivitas
Uji kultur dan sensitivitas adalah dilakukan untuk mengetahui
adanya virus, jamur,dan bakteri.
3. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
dilakukan sesuai fokus penyakitnya.
h. Cairan
Tanda:edema jaringan umum
Gejala : anoreksia,mual,muntah
i. Neurosensori
Gejala: perubahan orientasi
Tanda:ansietas
j. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : rasa gatal meningkat,kulit kering
Tanda :ansietas gelisah
k. Pernapasan
Gejala:terkurung dalam ruang lingkup tertutup,terpajan lama
Tanda:terkurung dalam ruang tertutup.
Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI (2017), diagnosa keperawatan untuk gangguan sistem integumen
dengan dermatitis sebagai berikut:
Tarapeutik :
b. Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
( terapi musik,terapi pijat,kompres hangat atau dingin)
b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misaknya
suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan)
c. Fasilitas istirahat dan tidur
d. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategis meredakan nyeri.
2. Gangguan integritaskulit/jaringan
berhubungan denganperubahan sirkulasi,perubahan status
nutrisi,penurunanmobilitas,bahan kimiairitatif,kelembaban,perubahan
pigmentasi
Edukasi Kesehatan
Observasi
a. Observasi kesiapan dalam kemampuan menerima
informasi
b. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meingkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik ditandai
DS :
a. Mengeluh sulit tidur mengeluh sulit terjaga
b. Mengeluh tidak puas tidur
c. Mengeluh pola tidur berubah, menegluh istirahat tidak
cukup
d. Mengeluh kemampuan aktivitas menurun
Dukungan tidur
Observasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis)
6. Resiko infeksi berhubungan dnegan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer (kerusakan integritas kulit)
Manajemen imunisasi/vaksinasi
Observasi
a. Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
b. Identifikasi riwayat pemberian imunisasi
c. Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan
kesehatan