LUKA BAKAR
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Parktek Gadar
Disusun oleh :
Delika Glorianti Gogoan
A1C122117
CI INSTITUSI CI LAHAN
...................................................... .......................................................
2) Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian
dalam), Kulit akan ditemukan bulla, warna kemerahan, sedikit edem dan
nyeri berat. Bila ditangani dengan baik, luka bakar derajat II dapat
sembuh dalam 7 hingga 20 hari dan akan meninggalkan jaringan parut.
6. KLASIFIKASI
Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan
kedalaman luka :
a. Luka bakar derajat I
Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi
merah,nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab, atau
membengkak.Jika ditekan , daerah yang terbakar akan memutih, belum
terbentuk lepuh Penyembuhan terjadi secara spontan, membutuhkan waktu
sekitar 5 - 10 har
7. KOMPLIKASI
Menurut Puwardianto, A., (2019), komplikasi luka bakar adalah :
a. Sindrom kompartemen
Merupakan proses terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar
akan menghilang dan cairan mengaliir kembali ke dalam kompertemen
vaskuler, volume darah akan meningkat.
b. Adult respiratory distress syndrome
Syndrome Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi
dan pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien
c. Ileus Paralink dan Ulkos Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ilus
pamlik akibat luka bakar.
d. Syok sirkulasi
Terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang
terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat.
e. Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusitasi cair yang
tidak dekat khususnya hemoglobin atau moglobin terekti dalam urine.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Brenda G. Bare. (2019) diperlukan pemeriksaan penunjang pada luka
bakar yaitu :
a. Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan
hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan atau kehilangan cairan.
b. Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan atau kerusakan
penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.
c. Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan
jaringan dalam dan kehilangan protein.
d. Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasi
e. Scan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi
f. EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard atau disritmia pada luka
bakar listrik.
g. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.
h. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
i. Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema
cairan
j. Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka
bakar selanjutnya.
9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanan pada Luka Bakar (Yovita, 2012)
1) Kaji ABC (airway, breathing, circulation):
a) Perhatikan jalan nafas (airway)
Membebaskan jalan nafas dari sumbatan yang terbentuk akibat edema
mukosa jalan nafas ditambah sekret yang diproduksi berlebihan
(hiperekskresi) dan mengalami pengentalan
b) Pastikan pernafasan adekuat (breathing
Adanya kesulitan bernafas, masalah pada pengembangan dada terkait
keteraturan dan frekuensinya. Adanya suara nafas tambahan ronkhi,
wheezing atau stridor.
c) Kaji sirkulasi (circulation)
Perubahan patofisiologi yang disebabkan oleh luka bakar listrik yang
berat selama awal periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi
jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan
curah jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta
hipermetabolik.
2) Patalaksanaan luka bakar
Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning,
chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri).
Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling,
baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan
a) Clothin
Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian
yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai
pada fase cleaning.
b) Cooling
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah
normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai
dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar – Kompres dengan air dingin
(air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai
analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi – Jangan
pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut
(vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan
risiko hipotermia – Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di
daerah mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit
atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan
terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.
c) Cleaning
Pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit.
Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan
akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
d) Chemoprophylaxis
Pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari
superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal
pemberian antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk
penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial.
Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan
hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan
e) Covering
Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat
luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau
bahan lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan)
bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat
hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega,
minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan
meningkatkan risiko infeksi.
f) Comforting
Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri.
10. PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR
Luas luka bakar dihitung berdasarkan presentase seluruh luas permukaan
tubuh. Untuk menentukan luas luka bakar pada orang dewasa dapat
menggunakan metode Rule of Nine. Dasar dari perhitungan ini adalah dengan
membagi tubuh ke dalam bagian-bagian anatomi, yang setiap bagian tersebut
mencerminkan luas 9% dari luas permukaan tubuh atau kelipatan dari 9% dengan
total 100%. Namun apabila luas luka bakar sedikit dapat digunakan rumus rule of
palm yaitu mengukur luas menggunakan telapak tangan pasien
g. Kaki kanan 7%
h. Kaki kiri 7%
Rumus Baxter
Dewasa: 4 cc x kg BB x luas luka bakar
Anak : 2 cc x kg BB x luas Luka Bakar (%) + kebutuhan maintenance
kebutuhan maintenance :
BB 1-10 kg :100ml/kg BB
BB 10-20 kg : 1000 ml + 50 ml/kg BB
BB>20 kg : 1500 ml + 20 ml/kg BB
Contoh soal :
Seorang laki-laki berusia 24 tahun masuk UGD dengan keluhan tersiram air
panas. Hasil pengkajian terdapat luka bakar besar dengan uas 25%. TD 110/70
mmHg, Nadi 1-00 x/m, frekuensi napas 24x/m. BB50 dan TB 160 cm. maka
kebutuhan cairan yang dibutuhkan penderita tersebut dalam 24 jam dengan
rumus bbaxter adalah :
a. 4 ml x 50 x 25% = 5000 ml/2= 2.500
Pemberian 8 jam pertama adalah 50% dari total kebutuhan cairan sehingga
pada 8 jam pertama diberikan
b. 8 jam = 2.500 x 20 (faktor tetes makro) = 50.000 =104
8x60 480
c. 16 jam = 500 x 20 (faktor tetes makro) = 50.000 =52
16x60 960
B. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pengkajian Primer
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma,
karenanya hurus dicok Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu
(doengos, 2019)
a) Airway
Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, malca segera pasang
Endotracheal Tube (ET) Tanda-tanda adanya trauma halast antara lain
adalah: terkurung dalam apt, luka bakar pada wajah, balu hidung yang
terbakar, dan spamam yang hitam
b) Breathing
Eschar yang melingkari dada dapat menghambat pergerakan dada untuk
bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma
lain yang dapat menghambat pernapasan misalnya pneumothorax,
hematothorax, dan fraktur costar
c) Curculation
Luka bakar menimbulkan kerusakan jarigan sehingga menimbulkan
edema, pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovoluk karuna
kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar,
dapat diberikan dengan Formula Baxter Formula Baxter
1. Total canin 4 x berat badan x luas luka bakar
2. Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, sisanya dalam 16
jam berikutnya
2) Pengkajian sekunder
a) Identitas pasien
Resiko luka bakar setiap umur berbeda anak dibawah 2 tahun dan diatas
60 tahun mempunyai angka kematian lebih tinggi, pada umur 2 tahun
ebih rentan terkena infeksi.
b) Riwayat kesehatan sekarang
1. Sumber kecelakaan
2. Sumber panas atau penyebab yang berbahaya
3. Gambaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi
4. Faktor yang mungkin berpengaruh seperti alkohol, obat-obatan
5. Keadaan fisik disekitar luka bakar
6. Peristiwa yang terjadi sau luka sampai masuk rumah sakit
7. Beberapa kandian lain yang memeperberat luka bakar
c) Riwayat kesehatan dahulu
Penting untuk menentukan apakah pasien mampunyai penyakk yung
merubah kemampuan utuk memenuhi keseimbangan cairan dan daya
pertahan terhadap infeksi (seperti DM. gagal jantung, sirosis hepatis.
gangguan pemafasan).
3) Pola Kesehatan Sehari-hari
a. Pola kebiasaan Pasien biasanya melakukan kegiatan berhubungan dengan
benda panas dan sangat beresiko.
b. Pola tidur dan istirahat Pasien mengeluh sulit tidur karena merasa tidak
nyaman ataupun nyeri pada bagian luka.
c. Pola eliminasi Pasien pada pola eliminasi mengeluh susah melakukan
seperti biasa.
d. Pola hubungan dan peran Terjadinya perubahan peran dan hubungan
karena terhambatnya pola aktivitas.
e. Pola persepsi dan konsep diri Pasien merasa tidak berdaya ketika sakit
dan punya harapan untuk sembuh
4) Pemeriksaan Integumen
Inspeksi:amati warna kulit, kaji adanya lesi dan edema Palpasi:kelembaban
kulit, mengecek suhu kulit dengan cara membandingkan kedua kaki dan
lengan tangan dengan menggunakan jari, tarik/cubit untuk mengetahui turgor
kulit (normalnya kembali cepat). Wallace membagi tubuh atas bagian 9%
atau kelipatan 9 yang terkenal dengan rule of nine of Wallace yaitu :
a. Kepala dan leher :9%
b. Lengan masing-masing 9% :18%
c. Badan depan 18%, badan bagian belakang :36%
d. Tungkai masing-masing 18 :36%
e. Genitalia/perinium :1% 41 2.3.2
5) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri kronis
2) Gangguan integritas kulit
3) Resiko infeksi
6) Intervensi Keperawatan