Anda di halaman 1dari 39

PENDAHULUAN

LUKA BAKAR
ARGIA ANJANI
1102013041

Dokter Pembimbing:
dr. Huntal Napoleon
Sp.BP
DEFINISI ETIOLOGI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau 1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
•Flame
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,
dan radiasi. •Benda panas (kontak)
•Scald (air panas)
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
2.Luka bakar karena bahan kimia
morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan
penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai • Asam kuat
fase lanjut. • Basa kuat
3. Luka bakar Listrik
4. Luka bakar Radiasi

EPIDEMIOLOGI
Kelompok terbesar dengan kasus luka bakar adalah anak-anak kelompok usia dibawah 6 tahun bahkan sebagian
besar berusia kurang dari 2 tahun. Puncak insiden kedua adalah luka bakar akibat kerja yaitu pada usia 25-35 tahun.
Insiden luka bakar terutama terjadi pada pria oleh karena dominasi pekerja pria pada industri berat dan kehidupan
pria yang lebih beresiko tinggi.
LUKA BAKAR SUHU
TINGGI
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald) ,jilatan
api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flame), dan akibat terpapar atau
kontak dengan objek-objek panas lainnya (logam panas, dan lain-lain)
FLAME
Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka,
dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut.
Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai
tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar,
sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala
dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.
BENDA PANAS (KONTAK)
Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka
bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar
akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan
masak.
AIR PANAS (SCALD)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental
cairan dan semakin lama waktu kontaknya, semakin besar
kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang disengaja atau
akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka
bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya
menunjukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan
oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja,
luka umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam
pola sirkumferensial dengan garis yang menandai
permukaan cairan.
LUKA BAKAR KARENA
BAHAN KIMIA
Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan
luasnya injuri karena zat kimia ini. Zat kimia akan tetap merusak jaringan sampai bahan
tersebut habis bereaksi dengan jaringan tubuh.
ASAM KUAT
Menyebabkan nekrosis koagulasi, denaturasi
protein, dan rasa nyeri yang hebat. Asam
hidrokluorida mampu menembus jaringan sampai ke
dalam dan menyebabkan toksisitas sistemik yang
fatal, bahkan pada luka yang kecil sekalipun.
BASA KUAT
Menyebabkan jaringan mengalami nekrosis yang
mencair (liquefactive necrosis). Kemampuan alkali
atau basa menembus jaringan lebih dalam dan lebih
kuaat dari asam, kerusakan jaringan lebih berat
karena sel mengalami dehidrasi, denaturasi protein
dan kolagen.
LUKA BAKAR LISTRIK

Luka bakar listrik dapat terjadi karena arus listrik mengaliri tubuh, karena adanya loncatan
arus, atau karena ledakan tegangan tinggi. Arus listrik menimbulkan kelainan karena
rangsangan terhadap saraf dan otot. Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan
yang dilalui arus menyebabkan luka bakar pada jaringan tersebut. Bila arus listrik melalui
jantung, kekuatan 60 miliampere saja dapat menyebabkan vibrilasi ventrikel.
Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki
resistensi paling rendah; dalam hal ini cairan. Kerusakan
terutama pada pembuluh darah, khususnya tunika intima,
sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Seringkali
kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak dengan
sumber arus maupun ground. Bila kawat berarus listrik
terpegang tangan, pegangan akan sulit dilepaskan akibat
kontraksi otot fleksor jari lebih kuat daripada otot ekstensor jari
sehingga korban terus teraliri arus.
LUKA BAKAR RADIASI

Luka bakar radiasi dapat disebabkan oleh radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, sinar
roentgen, dan sumber radioaktif. Luka bakar akibat radiasi elektromagnetik atau partikel
radioaktif dapat menyebabkan eritema ringan sementara yang berlangsung 2-3 jam.
Eritema yang menetap disebabkan radiasi kekuatan sedang dan timbul setelah gejala
ringan hilang.
PATOFISIOLOGI
PEMBAGIAN ZONA KERUSAKAN JARINGAN
ZONA KOAGULASI
Merupakan daerah yang terpapar langsung oleh sumber termal.
Terjadi koagulasi (denaturasi) protein. Jaringan ini bersifat non vital dan dapat
dipastikan mengalai nekrosis beberapa saat setelah kontak  disebut juga zona
nekrosis

ZONA STATIS
• Merupakan daerah disekitar zona koagulasi.
• Sirkulasi di daerah ini terhenti sama sekali.
• Pada awalnya zona stasis biasanya tampak hiperemis (aliran darah masih baik)
• Biasanya setelah 24 jam aliran darah pada zona tersebut akan berkurang.
• hari ketiga zona statis akan tampak putih karena jaringannya sudah nekrotik.
PEMBAGIAN ZONA KERUSAKAN JARINGAN

ZONA HIPEREMIA
berlangsung respon inflamasi yang secara klinik ditandai oleh hiperemia akibat dilatasi
pembuluh darah, edema dan tanda radang akut lainnya.
Tergantung keadaan umum dan terapi yang diberikan, zona hiperemi dapat mengalami
penyembuhan spontan, atau berubah menjadi zona stasis bahkan zona koagulasi.
PEMBAGIAN BERAT LUKA BAKAR

Luka bakar ringan


Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum
Luka bakar sedang (moderate burn)
•Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat
III kurang dari 10 %
•Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa >
50 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
•Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
PEMBAGIAN BERAT LUKA BAKAR

Luka bakar berat (major burn)


• Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas
usia 50 tahun
• Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama
• Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
• Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
• Luka bakar listrik tegangan tinggi (>10.000 volt)
• Pasien-pasien dengan resiko tinggi
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Kedalaman Warna Bullae Crt Sensasi Penyembuhan Luka Parut

Klasifikasi Lama Klasifikasi Baru

Derajat I Epidermal Merah Tidak ada Cepat Nyeri Dalam 7 hari Tidak ada

Derajat II Dangkal Superficial Dermal Merah muda pucat Kecil Cepat Nyeri Dalam 14 hari Tidak ada, ada
(IIa) (Superficial Partial) perbedaan warna
kulit

Derajat II Dalam Mid-Dermal (Partial) Merah muda gelap Ada Lambat/abs +/- 2-3 minggu dapat Ada jika sembuh > 3
(IIb) en memerlukan skin graft minggu

Deep Dermal Bercak-bercak merah/putih +/- Absen Tidak ada Memerlukan skin graft Ada

Derajat III Full Thickness Putih/coklat/hitam/merah tua Tidak ada Absen Tidak ada Memerlukan skin graft Ada

Timbul eschar
DERAJAT KEDALAMAN KLINIS RASA NYERI

DERAJAT I HYPEREMIS HYPER ESTESIA

DERAJAT II A BULLA, MERAH HYPER ESTESIA

DERAJAT II B BULLA, PUCAT HYPO ESTESIA

DERAJAT III HITAM, KERING AN ESTESIA


DERAJAT I
Kerusakan terbatas pada
bagian epidermis
Kulit kering, eritema
Nyeri
Tidak ada bula
LUKA BAKAR DERAJAT 1
DERAJAT II
Meliputi epidermis dan
sebagian dermis
Terdapat proses eksudasi
Ada bula
Dasar luka berwarna
merah/pucat
Nyeri
LUKA BAKAR DERAJAT 2 A
LUKA BAKAR DERAJAT 2 B
DERAJAT III
Kerusakan meliputi seluruh
dermis dan lapisan yg lebih
dalam
Tidak ada bula
Kulit berwarna abu-abu dan
pucat
Kering
Terdapat eskar
Tidak nyeri
LUKA BAKAR DERAJAT 3
TRAUMA INHALASI

Tanda-tanda trauma inhalasi:


1. Luka bakar di wajah
2. Terjadi di ruang tertutup
3. Sesak
4. Jelaga di saluran napas
5. Bulu hidung terbakar
6. Suara hoarseness (serak)
7. Luka Bakar pada: hidung, muka dan oropharynx
8. Batuk, nyeri kepala, nyeri dada, dan muntah bisa terjadi
ETIOLOGI

• melapisi mukosa saluran nafas dan menyebabkan


reaksi inflamasi.
• Contoh: Amonia, klorin, kloramin(larut dalam air)
menyebabkan luka bakar pada saluran nafas atas
Gas Iritan dan iritasi pada mata , hidung dan mulut.
• Gas iritan yang lain sulfur dioksida, nitrogen
dioksida (kurang larut dengan air) menyebabkan
trauma paru dan distres pernafasan.

• Karbon dioksida, dan gas-gas lain seperti metana,


etana dan propane, asetilana.
• mengikat udara dan oksigen sehingga
menyebabkan asfiksia.
Gas asfiksian
• CO- komponen terbesar dari asap hidrogen sianida
merupakan komponen asap yang berasal dari api ,
Gas yang hidrogen sulfida.
• berhubungan dengan pengangkutan oksigen bagi
bersifat toksik sel.
• toksik sistemik seperti hidrokarbon halogen dan
sistemik aromatic menyebabkan kerusakan lanjut dari hepar ,
ginjal, otak, paru-paru dan organ lain.

• Bila asap terhirup , partikel dan aerosol


menyebabkan bronkoospasme dan edema yang
Gas yang menyerupai asma.

menyebabkan
alergi
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS CEPAT
2. PRIMARY SURVEY

A B C D E

3. KEDALAMAN LUKA BAKAR


4. LUAS LUKA BAKAR
5. LOKASI / REGIO
6. USIA
LUAS LUKA BAKAR DEWASA

Wallace membagi tubuh atas 9% atau kelipatan 9 yang dikenal dengan nama rule of nine atau
rule of Wallace:
Kepala dan leher : 9%
Lengan : 2x9%
Dada, perut, punggung, bokong : 4x9%
Tungkai : 4x9%
Genetalia : 1%
Total : 100 %
LUAS LUKA BAKAR ANAK
Rumus rule of nine dari Wallace tidak digunakan pada anak dan bayi  gunakan Lund and
Browder
Lund and Browder
Selain dari kedua metode tersebut di
METODE PALMAR SURFACE atas, dapat juga digunakan cara lainnya yaitu
mengunakan metode palmar surface. Metode ini
adalah cara menentukan luas atau persentasi
luka bakar dengan menggunakan telapak
tangan. Satu telapak tangan mewakili 0.75 %
dari permukaan tubuh yang mengalami luka
bakar. Cara ini dapat digunakan untuk
menghitung luka bakar kecil (<15%) atau luka
bakar besar (>85%). Tidak berguna untuk luas
luka bakar menengah.
36
TATALAKSANA
1. Rawat inap semua pasien dengan luka bakar >10% permukaan tubuh; yang meliputi wajah, tangan, kaki, perineum,
melewati sendi; luka bakar yang melingkar dan yang tidak bisa berobat jalan.
2. Periksa apakah pasien mengalami cedera saluran respiratorik Luka bakar wajah yang berat atau trauma inhalasi
mungkin memerlukan intubasi, trakeostomi
3. Jika terdapat bukti ada distres pernapasan, beri oksigen
4. Resusitasi cairan
5. Awasi pasien dengan ketat selama resusitasi (denyut nadi, frekuensi napas, tekanan darah dan jumlah air seni)
6. Transfusi darah mungkin diberikan untuk memperbaiki anemia atau pada luka-bakar yang dalam untuk mengganti
kehilangan darah.
7. Mencegah Infeksi
• Jika kulit masih utuh, bersihkan dengan larutan antiseptik secara perlahan tanpa merobeknya.
• Jika kulit tidak utuh, hati-hati bersihkan luka bakar. Kulit yang melepuh harus dikempiskan dan kulit yang mati dibuang.
• Berikan antibiotik topikal/antiseptik (ada beberapa pilihan bergantung ketersediaan obat: peraknitrat, perak-
sulfadiazin, gentian violet, povidon. Antiseptik pilihan adalah silver-sulfadiazin karena dapat menembus bagian kulit
yang sudah mati. Bersihkan dan balut luka setiap hari.
TATALAKSANA

8. Obati bila terjadi infeksi sekunder


9. Menangani rasa sakit
10. Nutrisi
Bila mungkin mulai beri makan segera dalam waktu 24 jam pertama.
Anak harus mendapat diet tinggi kalori yang mengandung cukup protein, vitamin dan suplemen zat besi.
Anak dengan luka bakar luas membutuhkan 1.5 kali kalori normal dan 2-3 kali kebutuhan protein normal.

Anda mungkin juga menyukai