A. Definisi
Luka bakar yaitu jenis luka yang diakibatkan oleh kontak langsung, baik dengan
sumber panas maupun kontak dengan aliran listrik.
B. Etiologi
C. Klasifikasi
Luka bakar derajat I Luka bakar derajat II Luka bakar derajat III
Total : 100%
D. Patofisiologi
Luka bakar diakibatkan oleh transfer energi dari sumber panas ke tubuh. Panas
disalurkan melalui konduksi atau radiasi magnetik. Luka bakar dikategorikan sebagai
luka bakar termal (termasuk luka bakar elektrikal), radiasi, atau kemikal. Rusaknya
Jaringan kulit yang rusak akibat luk tiga zona, yaitu: zona hiperemia, zona stasis,
dan zona koagulasi. Zona hiperemia merupakan zona dengan minimal kerusakan
jaringan, tetapi pada zona ini terjadi vasodilatasi dan respons inflamasi akut. Zona stasis
merupakan zona dimana sel-sel mengalami injury akibat panas dan berusaha bertahan.
Akan tetapt sel-sel tersebut akan mati pada 48 jam pertama setelah kontak dengan agen.
Pada 48 jam pertama ini zona stasis mengalami vasokonstriksi dan terbentuknya
mikrotrombus yang dapat mengurangi suplai darah ke jaringan. Zona koagulasi
merupakan pusat dari luka bakar, dimana sel-sel di area ini sudah mengalami kerusakan
akibat agen termal dan terbentuknya area yang tidak ada vaskularisasi. Rasa nyeri pada
luka bakar ditimbulkan akibat persarafan di daerah kulit yang mengalami luka bakar
melepaskan mediator nyeri. Agen termal merusak sel, mengakibatkan natrium
intravskuler banyak berpindah ke sel, sehingga terjadi defisit di intravaskuler. Natrium
mengakibatkan hipovolemia yang dapat memicu terjadinya gangguan pada ginjal. Jika
luka bakar dengan persentase yang besar atau luka bakar yang parah, maka dapat
mengakibatkan menurunnya cardiac output, sehingga memperparah kondisi hipovolemia
yang berakibat jatuhnya pasien dalam kondisi syok hipovolemik.
Berikut gambaran tipe dan keparahan luka bakar berdasarkan persentase luas luka
bakar dan jenis luka bakar yang disertai dengan pertimbangan usia.
Keparahan Kriteria
Luka bakar minor Derajat II LPTT < 15%
(Dewasa) < 10% (anak)
Derajat III <2% tanpa
komplikasi
Luka bakar sedang tanpa komplikasi Derajat II LPTT 15-25 %
(dewasa)
Derajat II LPTT 10-25 %
(anak)
Derajat III LPTT <10%
Luka bakar mayor Derajat II LPTT > 25% untuk
dewasa dan >20% untuk anak-
anak
Derajat III LPTT 10% atau
lebih
Trauma inhalasi
Trauma akibat sengatan listrik
1. Nyeri
- Luka bakar derajat 1 : sensitif terhadap sentuhan,tekanan,pergerakan udara dan
perubahan suhu
- Luka bakar derajat 2 : sangat nyeri dan tergantung dari keutuhan ujung syaraf
- Luka bakar derajat 3 : tidak nyeri
2. Perubahan suara (serak),terdapat batuk-batuk,terdapat suara mengi,adanya jelaga
pada sputum (karbon),gangguan menelan produk sekresi oral,adanya
sianosis,berkaitan dengan cidera saluran pernafasan.
3. Adanya oedema pada jaringan pada area injury
4. Hipotensi,nadi cepat dan lemah : tanda syok hipovolemik
5. Disritmia, kulit putih dan dingin : syok listrik
6. Urin menurun atau tidak pada fase akut
7. Kesemutan
8. Terjadi kejang
9. Laserasi dibagian kornea,adanya kerusakan retina,penurunan visus,serta pecahnya
membran timpani
Resusitasi Cairan
Hari Dewasa Anak
Pertama Baxter : Jumlah resusitasi +
4ml RL x BB kg x % kubutuhan faal :
LPTT/24 jam RL : Dextran =17:3
Pemberian: 2ml x BB kg X %
8 jam LPTT
pertama Kebutuhan faal :
3. Pengendalian Infeksi
Pencucian luka : cuci luka dengan cairan yang mengandung desinfektan dan NaCL
dengan perbandingan 1:100, kemudian cuci kembali dengan NaCl 0,9%
(menghindari adanya residu antiseptik yang tersisa). Bersihkan jaringan nekrotik
yang ada di sekitar luka.
a) Jangan memecah bula (lepuhan) yang ada, kecuali jika bula tersebut berada di
area persendian yang dapat mengganggu pergerakan
b) Berikan Tulle dan Silver sulfa diazin (SSD) tebal di permukaan kulit yang
terluka
c) Tutup dengan kasa steril dan balut. Lakukan evaluasi setelah 5-7 hari atau
ketika balutan kotor
H. Pemberian Obat-obatan
1) Antibiotik: tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian
4) Antasida, H2 antagonis
I. Komplikasi
1) Syok hipovolemik
2) Distress pernapasan
3) Gangguan irama jantung (aritmia) pada luka bakar akibat sengatan alistrik, gagal
jantung
J. Pemeriksaan Penunjang
4) Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera
jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun
karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan
hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
10) Loop aliran volume: Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau
luasnya cedera.
11) EKG: Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau disritmia.
12) Fotografi luka bakar: Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.
I. Identitas Pasien
Nama (inisial) : An. MN
Usia : 1 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : tidak terkaji
No. Reg : tidak terkaji
Diagnosa medis : Superfical mid dermal burn injury
Tanggal MRS : 2 Agustus 2020
Jam MRS : 16.00 WIB
Tanggal pengkajian : 2 Agustus 2020
Jam pengkajian : 16.00 WIB
V. Therapi :
1. Debridement
2. Pasang akses vena sentral : terpasang CVC pada paha kanan, IVFD RL ( hitungan
terlampir)
3. Injeksi Ranitidin 2 x 10 mg Injeksi santagesic 3 x 200 mg
4. Pemasangan NGT
5. Resusitasi cairan
- BB 11 Kg
a. Kebutuhan faali
11 Kg = 10 Kg + 1 Kg
= 10 (100) + 1 (50)
= 1050 cc
b.Kebutuhan cairan
3 cc x LLB x BB + Keb faali
3x 15% x 11 + 1050 = 1545 cc
c.EWL
LLB x 25 % x BSA = 15 % x 25 % x 0,5 = 240 cc
Jadi total kebutuhan cairan resusitasi
1545 + 240 = 1785 dibulatkan menjadi 1800 cc.
pada 24 jam I = 50% dalam 8 jam 1800 : 2 = 900 cc/ 8jam 112,5 cc/jam
= 50% dalam 16 jam 900 cc/16 jam 56,25 cc/jam
Pada 24 jam I
2 = 50% dalam 8 jam → 1800 : 2
Resusitasi cairan
1. Agustus = 900 cc/ 8 jam → 112,5 cc/jam
2020 = 50% dalam 16 jam → 900
cc/16 jam → 56,25 cc/jam
Pada 24 jam II
= diberikan cairan dengan
jumlah (keb faali + EWL)
= 1050 + 240 → 1290 dibulatkan
menjadi 1300 cc/24 jam
2 Agustus 2020/16.10
1. Memonitor efek samping penggunaan analgesik.
WIB 2. Memonitor nyeri secara mandiri.
WIB
3. 2 Agustus 2020 / 16.00 1. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Menggunakan hydrogel sebagai dressing (intervensi dari jurnal)
WIB
3. Menggunakan teknik aseptik selama merawat luka
4. Melepaskan balutan lama dengan menghindari nyeri dan perdarahan
5. Merendam dengan air steril jika balutan lengket pada luka
6. Membersihkan luka dengan cairan steril (mis: NaCl 0.9%, cairan
antiseptik)
7. Melakukan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri
8. Menggunakan modern dressing sesuai kondisi luka
9. Memberikan suplemen vitamin dan mineral
10. Melakukan kolaborasi prosedur debridement
11. Melakukan kolaborasi pemberian antibiotik
12. Meganjurkan meningkatkan asupan cairan (pemberian ASI).
2 Agustus 2020/16.10 1. Monitoring kondisi luka ( mis: persentasi ukuran luka , derajat luka,
perdarahan, warna dasar luka, infeksi, eksudat, bau, kondisi tepi luka )
WIB
2. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.
P:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri.
- Monitor efek samping penggunaan analgesik.
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang telah
diberikan.
P:
- Identifikasi penyebab luka bakar
- Identifikasi durasi terkena luka bakar dan riwayat
penanganan luka sebelumnya
- Monitoring kondisi luka ( mis: persentasi ukuran luka ,
derajat luka, perdarahan, warna dasar luka, infeksi,
eksudat, bau, kondisi tepi luka )
P Pertahankan intervensi
I ▪ momonitoring tanda-infeksi
▪ Melakukan teknik steril dalam perawatan luka
▪ Melakukan posisi setiap 2 jam
▪ Mengidentifikasi Respon nyeri non verbal
▪ Melibatkan orangtua untuk bonding
▪ Menganjurkan ibu pasien untuk tetap memberikan asi kepada anak
▪ Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal sistemik
▪ Melakukan rawat luka dengan teknik steril
Anjuran :
Tetap berikan ASI ad lib
Orangtua selalu menjaga kebersihan dan hand hygiene
ttd
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Wibisono, Ahmad H. 2019. Nursing care in burn wound: PPT Keperawatan Medikal
Bedah. Ilmu Keperawatan FKUB