Anda di halaman 1dari 8

1.

Penentuan Luas Luka Bakar


Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh.
a) Dalam perhitungan digunakan rumus Wallace, yang membagi tubuh atas
bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal “Rule Of Nine” atau “Rules of
Wallace” untuk orang dewasa :
- Kepala dan Leher : 9%
- Lengan kanan – kiri : 18%
- Badan depan : 18%
- Badan belakang : 18%
- Tungkai kanan – kiri : 36%
- Genitalia/perineum : 1%
Total = 100%

Gambar 1. Rule of Nine

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain, karena luas relatif permukaan
kepala anak lebih besar. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh
anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk
anak.

Gambar 2. Rumus 10 Gambar 3. Rumus 10-15-20

b) Palmar surface: perlu diingat bahwa satu telapak tangan penderita adalah
1% dari permukaan tubuhnya, bila luasnya tidak sampai seluas telapak
tangan dilaporkan sebagai luas 1%.

Gambar 4. Palmar suface


2. Klasifikasi Luka Bakar
Kedalaman luka bakar diklasifikasikan dengan berhubungan tingkat anatomi dari
kulit, secara klinis:
a. Derajat I
Luka bakar dangkal (superfisial) (misalnya paparan sinar matahari yang
berlebihan, dan terkena panas dalam waktu yang singkat) hanya melibatkan
lapisan epidermis lebih tipis luar dan ditandai dengan eritema dan
perubahan mikroskopik yang minor. Kerusakan jaringan kulitnya minimal,
fungsi proteksi kulit masih intak, edema pada kulit juga minimal. Gejala
utama adalah rasa sakit, yang biasanya sembuh dalam waktu 48-72 jam.
Rasa sakit ini terutama disebabkan oleh produksi prostalglandin vasodilator
lokal. Epitel yang rusak mengupas dalam waktu 5-10 hari tanpa
meninggalkan sisa jaringan parut.

Gambar 5. Luka Bakar derajat 1

b. Derajat II
Superfisial Partial (II A): mengenai epidermis dan lapisan atas korium atau
dermis. Timbul hyperemia. Adanya pembentukan bula dan terasa nyeri.
Elemen epithelial yaitu dinding kelenjar keringat, lemak, dan folikel rambut
masih banyak, sehingga penyembuhan akan mudah tanpa atau dengan
terbentuknya sikatrik yang minimal. Biasanya akan sembuh dalam 10-14
hari. Komplikasi dari luka bakar biasanya jarang.
Gambar 6. Luka Bakar derajat 2A

Dalam parsial (II B): klinis tampak pucat, hangus, sensasi nyeri
berkurang bahkan menghilang, bula bisa ada atau tidak ada. Tampak
sisa-sisa epithelial yang rapuh dan tinggal sedikit, penyembuhan lebih
lama (biasanya dalam waktu 25-35 hari) dan disertai pembentukan skar
yang hipertrofi.

Gambar 7. Luka Bakar derajat 2B

c. Derajat III
Permukaannya bisa berwarna putih, seperti lilin dan lembut atau berwarna
hitam, hangus, dan kasar. Kerusakan sel darah merah pada daerah yang
terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna merah terang. Kadang
daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di tempat tersebut mudah
dicabut dari akarnya. Dari pemeriksaan fisik, jika disentuh, tidak timbul
rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan,
kurangnya capillary refill, mengenai seluruh tebal kulit atau juga
mengenai lapisan dibawah kulit seperti subkutan, otot dan tulang.

Gambar 8. Luka Bakar derajat 3

Kedalaman dan kerusakan jaringan ditentukan oleh peran beberapa faktor,


antara lain:
a. Penyebab (api, air panas, ledakan, bahan kimia, listrik). Secara umum,
kerusakan jaringan yang terjadi adalah kerusakan jaringan yang identik.
Namun kerusakan atau keparahan luka berbeda. Berdasarkan urutan berat-
ringannya luka dikaitkan dengan penyebab; luka bakar listrik dan kimiawi
menempati urutan pertama, diikuti api, radiasi, minyak panas, lalu air
panas (inipun dibedakan lebih lanjut: air panas murni, dan yang berbeda
pula, air mendidih atau air yang sudah beberapa saat mendidih).
b. Lama kontak dengan sumber panas
Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas
dankedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin
luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi.
Klasifikasi Keparahan Luka Bakar menurut American Burn Association
(ABA)
Derajat Anak-anak Dewasa Orang tua
Luka Bakar
Ringan < 10% TBSA <15% TBSA <10%TBSA

Luka seluruh Luka seluruh Luka seluruh lapisan


lapisan <2% lapisan <2% <2% TBSA
TBSA TBSA

Sedang 10-20% TBSA 15-25% TBSA 10-20% TBSA

Luka seluruh Luka seluruh Luka seluruh lapisan


lapisan <10% lapisan <10% < 10% TBSA (tidak
TBSA (tidak TBSA (tidak termasuk daerah
termasuk daerah termasuk daerah kritikal
kritikal kritikal

Berat >20% TBSA >25% TBSA >20% TBSA

Luka seluruh Luka seluruh Luka seluruh lapisan


lapisan >10% lapisan >10% >10% TBSA, luka
TBSA, luka pada TBSA, luka pada pada daerah kritikal*
daerah kritikal* daerah kritikal* dan luka yang
dan luka yang dan luka yang rumit**
rumit** rumit**
Tabel 1. Klasifikasi Keparahan luka bakar menurut ABA

Keterangan:
*Daerah kritikal meliputi wajah, tangan, kaki, perineum
**Rumit termasuk trauma inhalasi, trauma listrik dengan tegangan tinggi,
trauma pada anak dan orang yang lebih tua serta ada penyakit komorbid seperti
diabetes mellitus.

3. Kriteria Merujuk Pasien Luka Bakar ke Unit Luka Bakar


1. Luka bakar derajat II lebih dari 10% luas permukaan tubuh.
2. Luka bakar yang mengenai wajah, mata, telinga, tangan, kaki, genitalia
atau perineum atau yang mengenai kulit sendi-sendi utama
3. Luka bakar derajat III pada semua umur.
4. Luka bakar listrik (tersambar petir), kerusakan jaringan bawah kulit hebat
dan menyebabkan gagal ginjal akut serta komplikasi lain
5. Luka bakar kimia
6. Trauma inhalasi
7. Luka bakar pada penderita, karena penyakit yang sedang dideritanya
dapat mempersulit penanganan, memperpanjang pemulihan atau dapat
mengakibatkan kematian.
8. Luka bakar dengan cedera penyerta yang menambah resiko morbiditas
dan mortalitas.
9. Anak-anak yang dirawat di rumah sakit tanpa petugas dan peralatan yang
memadai.
10. Penderita luka bakar yang memiliki penanganan khusus seperti masalah
sosial,emosional, atau rehabilitasinya lama.

4. Pencegahan
Meskipun banyak bidang kemajuan dalam pencegahan, luka bakar terus
menjadi sumber cedera umum. Beberapa inisiatif yang berhasil termasuk
intervensi berbasis masyarakat yang menargetkan langkah-langkah keamanan
rumah sederhana. Alarm asap diketahui mengurangi angka kematian akibat
kebakaran struktural, tetapi tidak semua rumah dilengkapi dengan alarm asap
yang tepat, terutama di rumah tangga berpenghasilan rendah. Pemasangan
alarm asap wajib melalui inisiatif masyarakat bisa berhasil, tetapi tampaknya
bergantung pada tindak lanjut jangka panjang untuk memastikan pemeliharaan
dan fungsi yang tepat.

Regulasi suhu pemanas air panas telah berhasil dan mungkin bahkan lebih
efektif dalam hubungannya dengan program berbasis masyarakat yang
menekankan pendidikan dan inspeksi di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, dll.
2010. Schwartz's Principles of Surgery 10th ed. McGrawHill Education: New
York

Lakin GE. 2014. Plastic Surgery Review. Thieme: New York.

Anda mungkin juga menyukai