Anda di halaman 1dari 32

Meliany Hutami Putri

121.0211.114
B1
Suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan
jaringan disebabkan kontak dengan sumber
yang memiliki suhu yang sangat tinggi
(misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah.
Thermal (lidah api, permukaan yang panas,
logam yang panas dan lelehan-lelehan yang
panas)
Bahan Kimia
Listrik
Luka bakar karena radiasi
Cedera akibat suhu yang rendah
Contoh :Immersion Foot (Trench Foot)
Disebabkan kaki terlalu lama dalam keadaan
basah pada suhu 10 C sampai 0 C.
Keracunan CO
Distress pernapasan
Cedera pulmonal
Gangguan hematologik
Gangguan elektrolit
Gangguan ginjal
Gangguan metabolik
Fase awal/Fase akut/Fase syok
- Berkisar pada gangguan yang berupa respons
tubuh yang terjadi pada suatu bentuk trauma.
- Berbagai kondisi yang terjadi, yaitu :
1. Airway
2. Breathing mechanism
3. Cieculation
Fase setelah syok berakhir/pasca syok/fase
subakut
- Hal yang terjadi adalah :

1. Proses inflamasi atau infeksi

2. Problem penutupan luka

3. Keadaan hipermetabolisme

- Fase pertama dan kedua ini tidak dapat


dipisahkan karena menyangkut permasalahan
yang sejalan.
Fase lanjut
- Penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi
tetap dipantau melalui rawat jalan.
- Permasalahan yang muncul adalah penyakit
luka bakar berupa parut yang hipertrofik,
keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
timbulnya kontraktur.
Berdasarkan penyebab
1. LB karena api dan atau benda panas lainnya.
2. LB karena minyak panas
3. LB karena air panas
4. LB karena bahan kimia yang bersifat asam
kuat atau basa kuat
5. LB karena listrik dan petir
6. LB karena radiasi
7. LB karena ledakan
8. Trauma akibat suhu yang sangat rendah
Berdasarkan kedalaman luka
1. LB derajat I
- Diberi simbol 1
- Kerusakan jaringan pada epidermis
- Kulit kering
- Hiperemik memberikan efloresensi berupa eritema
- Nyeri
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-7 hari
- Contoh : luka bakar akibat sengatan matahari
2. LB derajat II
- Diberi simbol 2
- Kerusakan meliputi seluruh ketebalan epidermis dan
sebagian superfisial dermis.
- Respons yang timbul berupa reaksi inflamasi akut
disertai proses eksudasi.
- Nyeri
- Dibagi menjadi 2 macam, yaitu
A. Derajat 2 dangkal
B. Derajat 2 dalam
3. LB derajat III
- Diberi simbol 3
- Kerusakan meliputi seluruh ketebalan kulit (epidermis
dan dermis) serta lapisan yang lebih dalam.
- Apendises kulit mengalami kerusakan .
- Kulit yang terbakar berwarna pucat atau lebih putih
karena terbentuk eskar.
- Tidak nyeri
- Penyembuhan terjadi lama
- Kedalaman dan kerusakan jaringan ini ditentukan oleh
peran beberapa faktor, yaitu :
1. Penyebab
2. Lama kontak dengan sumber panas
Berdasarkan Luas Luka Bakar
- Dewasa - Anak-Anak
Menggunakan rumus 9 Rumus 10 untuk bayi
(Rule of nine) Rumus 10-15-20 untuk anak.
Luka bakar ringan
Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
Luka bakar sedang (moderate burn)
Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia <
10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum
Luka bakar berat (major burn)
Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10
tahun atau di atas usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Disertai trauma lainnya
Pasien-pasien dengan resiko tinggi
Zona koagulasi
Zona stasis
Zona hiperemis
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
Urinalisis
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Radiologi
Hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh.
Singkirkan pakaian, perhiasaan ataupun benda-benda
lain yang bersifat torniket, karena jaringan yang
terkena luka bakar akan segera edem.
Rendam daerah luka bakar dalam air atau
menyiramnya dengan air yang mengalir selama 15
menit.
Evaluasi awal
Lakukan ABC
- Airway dilakukan apabila terdapat luka bakar inhalasi.
Maka, lakukan intubasi endotracheal, kemudian beri
oksigen melalui mask face atau endotracheal tube.
- Anamnesis secara singkat dan cepat harus dilakukan
pertama kali Untuk membantu mengevaluasi
derajat luka bakar.
Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan
pengganti.
Tujuan nya adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi
jaringan tanpa menimbulkan edema.
Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:

Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama.


Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua
diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.


Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua
diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Tujuan nya adalah agar luka bakar segera sembuh rasa
sakit yang minimal. Setelah luka dibersihkan dan di
debridement, luka ditutup.
Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka
bakar :
- LB derajat I : tidak perlu dibalut, cukup pemberian
salep antibiotik. Bila perlu beri NSAID (Ibuprofen).
- LB derajay II dangkal : luka diolesi salep antibiotik,
dibalut dengan perban katun dan dibalut lagi dengan
perban elastik.
- LB derajat II dalam dan LB derajat III perlu dilakukan
eksisi awal dan cangkok kulit.
Dengan terjadinya luka bakar mengakibatkan
hilangnya barier pertahanan kulit sehingga
memudahkan timbulnya koloni bakteri atau
jamur pada luka.
Contoh antibiotik yang sering dipakai adalah :
Silver sulfadiazine, Mafenide acetate, Silver
nitrate, Povidone-iodine, Bacitracin (biasanya
untuk luka bakar grade I), Neomycin,
Polymiyxin B, Nysatatin, mupirocin , Mebo.
Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan
nekrosis dan debris (debridement) yang
dilakukan dalam waktu < 7 hari pasca cedera
termis. Untuk mengatasi kasus luka bakar
derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini
diikuti tindakan hemostasis dan juga skin
grafting.
Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan
eksisi fasial
Dengan metode ini eschar diangkat secara
operatif dan kemudian luka ditutupi dengan
cangkok kulit.
Dilakukan 3-7 hari setelah terjadi luka.
Keuntungan nya ; dapat mencegah terjadinya
infeksi pada luka bila dibiarkan terlalu lama,
mempersingkat durasi sakit dan lama
perawatan di RS, mencegah komplikasi seperti
sepsis dan mengurangi angka mortalitas.
Luka bakar derajat III yang melingkar pada
ekstremitas dapat menyebabkan iskemik distal yang
progresif.
Iskemi dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada
jari-jari tangan dan kaki.
Hal ini dapat dihilangkan dengan cara escharotomy.
Dilakukan insisi memanjang yang membuka keropeng
sampai penjepitan bebas.
Escharotomy merupakan tindakan yang tepat untuk
masalah gangguan sirkulasi karena LB yang
melingkari bagian tubuh.
Escharotomy dapat dilakukan pada luka bakar yang
mengenai torak untuk memperbaiki ventilasi.
Prognosis dan penanganan luka bakar
tergantung:
Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
Letak daerah yang terbakar
Usia dan keadaan kesehatan penderita
Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.
Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal
akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta
parut hipertrofik dan kontraktur.
Luka Bakar Masalah & Tatalaksana UI

Anda mungkin juga menyukai