Dibuat oleh:
dr. Mega Permatasari
Pembimbing:
dr. Utariyah Budiastuti
I. Definisi Fraktur
Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa
terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam
keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut
usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-
menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung
usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur
radius distal pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur
Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula,
menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh
tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya
patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan
dislokasi ke arah dorsal maupun volar, radial dan supinasi. Gerakan ke arah
a. Tulang ulna
bawah, terletak medial dan merupakan tulang yang lebih panjang dari dua
Fraktur radius distal adalah salah satu fraktur yang paling umum dari
ekstremitas atas. Lebih dari 450.000 terjadi setiap tahun di Amerika Serikat.
Fraktur radius distal mewakili sekitar seperenam dari semua patah tulang yang
dirawat di bagian gawat darurat. Insiden fraktur radius distal pada usia tua selalu
usia, hampir secara paralel dengan peningkatan kejadian patah tulang pinggul.
Fraktur radius distal yang terjadi pada usia muda, disebabkan oleh trauma. Baik
karena kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari ketinggian. Faktor resiko
fraktur radius distal pada orang tua termasuk penurunan tulang mineral, jenis
kelamin perempuan, ras kulit putih, riwayat keluarga, dan menopause dini.
Fraktur terjadi karena kelebihan beban mekanis pada suatu tulang, saat
tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak dibandingkan yang mampu
sendiri. Fraktur dapat terjadi karena gaya secara langsung, seperti saat sebuah
Menurut Nampira (2014) fraktur batang radius dan ulna biasanya terjadi
karena cedera langsung pada lengan bawah, kecelakaan lalu lintas, atau jatuh
dengan lengan teregang. Fraktur radius dan ulna biasanya merupakan akibat
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari
yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang
inflamasi, (2) Fase 2: proliferasi sel, (3) Fase 3: pembentukan dan penulangan
1) Inflamasi
apabila ada cedera di bagian tubuh lain. Terjadi perdarahan pada jaringan
Tempat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih
besar) yang akan membersihkan daerah tersebut dari zat asing. Pada saat
2) Proliferasi sel
Dalam sekitar lima hari, hematoma akan mengalami organisasi.
matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan
Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada
elektronegatif.
3) Pembentukan kalus
pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen
tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis,
4) Remodeling
tulang, dan stres fungsional pada tulang (pada kasus yang melibatkan
dan remodeling lebih cepat dari pada tulang kortikal kompak, khusunya
Gambar 3. Mayo Clinic Classification radius distal fraktur. Tipe 1 adalah fraktur
extraarticular (diluar sendi). Tipe 2, 3, 4 adalah fraktur intraarticular (pada sendi)
dibedakan berdasarkan displacement (pergeseran) dan kompleksitas fraktur.
2. Frykman Classification
Semua pasien dengan radius distal fraktur umumnya selalu ditangani dengan
reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien dengan open
fraktur ataupun kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi kriteria acceptable.
Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan tindakan
operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran
(displaced) dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka dapat
dipertimbangkan tindakan operatif.
Gambar 5. Plating rekomendasi untuk fraktur medial column dari radius distal.
Pilihan Pengobatan tergantung dari pilihan dan pengalaman ahli bedah.
Bila di tinjau secara biomekanik saat terjadinya trauma, sisi volar dari
radius distal mengalami kompresi yang lebih besar bila di bandingkan dengan sisi
volar. Oleh karena itu, tahap awal untuk mendapatkan reduksi yang stabil yaitu
dengan cara mengoptimalisasi fiksasi pada volar cortex, pada kasus dengan
fraktur kominutif pada sisi dorsal maka hal yang penting untuk di perhatikan yaitu
reposisi secara akurat aposisi dari korteks volar nya.
TINDAKAN NON OPERASI
Semua fraktur harus dilakukan reduksi tertutup, jika diperlukan juga.
Reduksi fraktur membantu untuk mengurangi bengkak setelah fraktur,
memberikan penghilang rasa sakit, dan mengurangi kompresi pada saraf median.
TINDAKAN OPERASI
Indikasi :
Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak stabil dari
volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate dikategorikan
berdasarkan lokasi dan tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal medial, volar medial
dan radial styloid.
Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari sendi
pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat digunakan buttress
ataupun neutralization plate, plate dengan locking screw juga kini sering digunakan,
umumnya untuk tulang yang sudah mengalami pengeroposan (osteoporosis).
Gambar 7. Contoh plating pada radius distal fraktur,dan penggunaan konvensional plate
3dan screw
PINNING PERKUTANEUS
FIKSASI AJUVAN
ARTHROSKOPI
Fraktur yang dapat mengambil manfaat paling banyak dari Arthroskopi ajuvan
adalah:
(1). Fraktur artikular kompleks tanpa metaphyseal kominusi, terutama fraktur dengan
fragmen impaksi central; dan
(2). Fraktur radius distal dengan cedera TFCC (Triangular Fibrocartilage Complex)
VII. KOMPLIKASI
a. Komplikasi Awal
1) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa di tandai dengan tidak adanya
2) Kompartment Sindrom
menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan
dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat. Tanda-tanda
sindrom kompartemen (5P) sebagai berikut: (1) Pain (nyeri lokal), (2)
Pallor (pucat bagian distal), (3) Pulsessness (tidak ada denyut nadi,
perubahan nadi, perfusi yang tidak baik dan CRT>3 detik pada bagian
(kelumpuhan tungkai).
sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena
tachypnea, demam.
4) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga
karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan sperti pin dan plat.
5) Avaskuler Nekrosis
1) Delayed Union
menyambung.
2) Nonunion
bulan.
3) Malunion
A. IDENTITAS
Nama : Ny. R
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ds. Purbo, Kec. Bawang, Kab. Batang
No. CM : 392159
Tanggal Masuk : 22 Mei 2018
B. ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan kanan kurang lebih 30 menit
yang lalu setelah terjatuh dari kursi saat akan meletakkan kayu bakar di perapian. Pasien
tidak kehilangan kesadaran. Mual (-), muntah (-) nyeri kepala (-). Tangan kanan berdarah
dan tampak tulang tangan kanan mencuat keluar. Karena kesakitan kemudian pasien
memutuskan untuk berobat ke IGD RSUD Batang.
- Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit jantung disangkal
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien
C. PEMERIKSAAN FISIK
3. Tanda vital
4. Status Generalis
a. Pemeriksaan kepala
bentuk normochest, simetris, artrofi musculus pectoralis (-/-), spider nevi (-),
Gynecomastia (-), retraksi interkostalis (-), retraksi supraklavikula (-),pernapasan
thorako abdominal, sela iga melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening
aksilla (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V 2 jari medial LMCS, lebar satu spatium
intercosa
Perkusi : Batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Batas kiri bawah : SIC V 1 jari lateral linea midclavicularis sinistra,
ictus
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : Hemithorak dextra = sinistra, ketinggalan gerak –
Palpasi : Pergerakan kanan = kiri
Vokal fremitus lobus superior kanan = kiri
Vokal fremitus lobus inferior kanan = kiri
Perkusi Kanan : Sonor, batas absolut paru hepar SIC V linea midclavicularis
dekstra
Kiri : Sonor, mulai redup pada batas paru jantung dan lobus inferior
pulmo dextra dan sinistra , batas paru lambung SIC VI linea axillaris
anterior sinistra
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronky (-/-), wheezing (-/-)
d. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar, distensi (-), venektasi (-), sikatrik (-), striae (-), vena kolateral (-),
hernia umbikalis (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, Pekak alih (-), pekak sisi (-), undulasi (-), area troube
timpani
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba
e. Ekstremitas :
o Subyektif : nyeri tengan kanan jika digerakkan. Terdapat sebuah luka terbuka (luka robek) pada
pergelangan tangan. Kesemutan (-)
o Obyektif :
Look
Swelling (+)
Deformitas (+)
Feel
ROM terbatas (+) baik saat gerak aktif maupun gerakan pasif.
Nyeri saat digerakkan (+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Diff Count
Neutrofil 66.8 % 42 – 74
Limfosit 21.8 % 17 – 45
Monosit 10.1 % 5.0 – 12.0
Eosinofil 1.2 % 1.0 – 7.0
Basofil 0.1 % 0–1
LimfositAbsolut 1.99 103/ul 0.90 – 5.20
LED
LED 1 jam 25.0 mm/jam < 25
45.0
LED 2 jam mm/2jam < 30
WaktuPerdarahan 2‘ 00” menit 1–6
3’ 00”
WaktuPembekuan menit 2–6
GDS 112.0 mg/dl < 140
Ureum 22.0 mg/dl 10.0 – 50.0
Creatinin 0.8 mg/dl 0.6 – 1.2
SGOT 15.0 mg/dl <40
SGPT 12.0 U/L <34
Albumin 3.0 U/L 3.5 – 5.2
2. Pemeriksaan EKG
Pre Operasi :
Post Operasi :
F. PENATALAKSANAAN
Rawat Luka
Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba
Emban Patria.
Libriana, D dan Irfan, M. 2005. Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Cold Pack
Dan Active Assisted Exercise Dengan Infra Red Radiation Dan Active
Assisted Exercise Terhadap Pengurangan Oedem Pada Post Arthroscopy
Rekonstruksi Ligamen Cruciatum Anterior Setelah Minggu I. Jurnal
Fisioterapi Indonusa. Vol 5. Nomor 2: Oktober 2005.
Reese, N. 2010. Joint Range Of Motion and Muscle Length Testing. Canada:
Elsevier.
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut
// dinding dada, distensi
(-)
Auskultasi : Bising usus
(+) normal
Perkusi : timpani,
Palpasi : Supel (+),
nyeri tekan -
Ekstremitas :
Akral dingin -
Oedema ekstremitas bawah -
25-5- Nyeri KU :baik Infus RL : NaCl = 2 : 1
2018 tangan Kes : komposmentis
= 24 tpm
kanan Tekanan darah : 149/71
Inj Broadced 1 gram /
Nadi : 78 kali/menit
Laju pernapasan : 24 kali 24 jam
Ekstremitas :
Akral dingin -
Oedema ekstremitas bawah -
26-5- KU :baik Pasien PULANG
2018 Kes : komposmentis
Obat Pulang :
Tekanan darah : 140/85
Proneuron 2x1 p.o
Nadi : 60 kali/menit
Cefadroxil 2x1 p.o
Laju pernapasan : 24 kali Vitamin C 2x1 p.o
Suhu : 36o C
Mata : ca (-/-) si (-/-) Kontrol ke Poli
Orthopedi
Thorax :
Cor : BJ I-II intensitas
regular, bising (-), batas
jantung dbn
Pulmo :
Inspeksi :
pengembangan dada
ka=ki,
Palpasi : fremitus ka=ki
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : SDV (+/+)
ronky -/-
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut
// dinding dada, distensi
(-)
Auskultasi : Bising usus
(+) normal
Perkusi : timpani,
Palpasi : Supel (+),
nyeri tekan -
Ekstremitas :
Akral dingin -
Oedema ekstremitas bawah -