Anda di halaman 1dari 4

WOC OF FRAKTUR CRANIUM

Definisi : Fraktur cranium yaitu Etiologi : Klasifikasi :


patahnya tulang tengkorak dan Fraktur basis cranii merupakan Fraktur tulang tengkorak dapat di klasifikasikan antara lain :
biasanya terjadi akibat kondisi patah tulang akibat a. Fraktur sederhana (simple) merupakan suatu fraktur linear
 benturan langsung. Suatu benturan langsung pada daerah pada tulang tengkorak
fraktur menunjukkan adanya dasar tulang tengkorak (ex: b. Fraktur depresi (depressed) terjadi apabila fragmen tulang
sejumlah besar gaya yang oksiput, mastoid, supra-orbita); tertekan ke bagian lebih dalam dari tulang tengkorak
terjadi pada kepala dan
juga dapat berasal dari benturan c. Fraktur campuran (compound) bila terdapat hubungan
kemungkinan besar
pada wajah atau rahang; atau efek langsung dengan lingkungan luar. Dapat disebabkan oleh
menyebabkan kerusakan pada
bagian dalam dari isi cranium. “remote‟ dari benturan pada laserasi pada fraktur atau suatu fraktur basis cranii yang
Fraktur tulang tengkorak dapat kepala. biasanya melalui sinus-sinus.
terjadi tanpa disertai kerusakan
neurologis (Sjamsuhidayat &
Jong, 1997). Fraktur Cranium

Manifestasi Klinis : Penatalaksanaan :


 Luka di kulit kepala (abrasi, kontusi, laserasi, atau avulsi
 Tanda cedera otak: agitasi dan iritabilitas, hilang Penanganan fraktur cranium dimulai sejak di tempat kejadian secara cepat, tepat,
kesadaran, perubahan pola respiratori, reflek tendon dan aman. Pendekatan ‘tunggu dulu’ pada penderita fraktur kranium sangat
dalam (deep tendon reflex – DTR) abnormal, dan berbahaya, karena diagnosis dan penanganan yang cepat sangatlah penting.
perubahan respon pupil dan motorik. a. Primary Survey (ABCDE)
Adalah penilaian utama terhadap pasien, dilakukan dengan cepat, bila ditemukan
 Sakit kepala setempat dan persisten
hal yang membahayakan nyawa pasien, langsung dilakukan tindakan resusitasi.
 Hemoragi atau hematoma subdural, epidural, atau
Penanganan atau Pertolongan pertama dari penderita dengan fraktur cranium
intraserebral,.
mengikuti standart yang telah ditetapkan dalam ATLS (Advanced Trauma Life
 Efek residual yang bisa muncul: gangguan sawan
Support)
(epilepsy), hidrosefalus, dan sindrom otak organik.
b. SECONDARY SURVEY
 Pada anak-anak: sakit kepala, pusing, mudah letih,
Secondary survey baru dilakukan setelah primary survey selesai dan ABC sudah
neurosis, dan gangguan
mulai stabil dan membaik. Dilakukan secondary survey dengan anamnesis dan
 perilaku.
pemeriksaan fisik lebih lanjut dan melakukan pemeriksaan tambahan seperti skull
foto, foto thorax, MRI dan CT Scan.
Pathway Fraktur Kranium
Tertusuk benda tajam Tertekan benda tumpul

Benturan pada kepala

Penekanan pada Tubula Eksterna di tempat benturan (cranium)

Peregangan pada
Peregangan seluruh
pada tubulatengkorak
interna

Peregangan melebihi kemampuan


Defisiensi Pengetahuan deformitas tulang

Kurang informasi tentang fraktur cranium Fraktur Cranium

Fraktur Terbuka Fraktur Tertutup

Rusaknya lapisan
Kulit yang ditembus oleh fragmen tulang Kerusakan
jaringan Otak intergitas kulit

Cedera
Kerusakan lapisan kulit Terbukanya barier pertahanan sekunder jaringan otak

Laserasi arteri
meningeal
tengah
Kontaminasi dengan
PK : Perdarahan
Kerusakan lingkungan luar
Perdarahan
intergitas kulit
Darah memenuhi
ruangan epidural
Resiko Infeksi Hematoma Epidural

Desakan duramater

TIK meningkat
TIK meningkat

Menekan arteri intracranial Penekanan saraf nyeri

Penurunan suplai O2 ke serebral Stimulasi neurotransmiter nyeri


etidakefektifan Perfusi jaringan serebral
O2 ke otak menurun Pelepasan mediator prostaglandin

Metabolisme Anaerob
Vasodilatasi Nyeri pada kepala
Edema
Peningkatan asam laktat
otak
Peningkatan
permiabelitas kapiler Nyeri Akut
Asidosis metabolic

Perpindahan intraseluler ke
Vasodilatasi pembuluh darah
iterstitial
Hipoksia Peningkatan TIK Oedem konka dan
hipersekresi mukosa
Iskemik
Menekan pusat mual di
jar. otak hipotalamus
Ventilasi inadekuat Ketidakmampuan mengeluarkan sekret
Nekrosis Mual
jar. otak
Defisit neurologis Resiko
Bersihan jalan nafas
RR meningkat, nafas ketidakseimbangan cairan
tidak efektif
dangkal adanya otot Bersihan Jalan nafas
Gg. Fungsi medula oblongata tidak efektif
bantu nafas
Ketidakefektifan Pola
Gg.Fungsi otot respirasi Nafas

Perubahan Frekuensi RR

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA


FRAKTUR CRANIUM

Anda mungkin juga menyukai