0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
230 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan awal dan terapi pada fraktur tulang. Terdapat beberapa langkah awal sebelum pengobatan seperti pertolongan pertama, penilaian klinis, dan resusitasi. Ada dua jenis terapi untuk fraktur yaitu terapi konservatif seperti immobilisasi dan terapi operatif seperti reposisi terbuka. Dokumen ini juga membahas tentang penatalaksanaan khusus untuk fraktur terbuka dan fraktur collum
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan awal dan terapi pada fraktur tulang. Terdapat beberapa langkah awal sebelum pengobatan seperti pertolongan pertama, penilaian klinis, dan resusitasi. Ada dua jenis terapi untuk fraktur yaitu terapi konservatif seperti immobilisasi dan terapi operatif seperti reposisi terbuka. Dokumen ini juga membahas tentang penatalaksanaan khusus untuk fraktur terbuka dan fraktur collum
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan awal dan terapi pada fraktur tulang. Terdapat beberapa langkah awal sebelum pengobatan seperti pertolongan pertama, penilaian klinis, dan resusitasi. Ada dua jenis terapi untuk fraktur yaitu terapi konservatif seperti immobilisasi dan terapi operatif seperti reposisi terbuka. Dokumen ini juga membahas tentang penatalaksanaan khusus untuk fraktur terbuka dan fraktur collum
Pertolongan pertama Membebaskan jalan nafas, menutup luka dengan perban bersih, steril dan imobilisasi fraktur pada anggota gerak yang terkena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum ambulans datang.
Penilaian klinis Misalnya apakah luka terkena tulang, atau ada trauma pembuluh darah atau saraf
Resusitasi Kebanyakan penderita dengan cidera fraktur multipel datang dengan keadaan syok, sehingga diperlukan resusitasi berupa cairan infus atau transfusi darah serta obat-obat anti nyeri A. Terapi konservatif
Proteksi saja
Immobilisasi saja tanpa reposisi Pemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan kedudukan baik
Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips Reposisi dapat dengan anestesi umum atau anestesi local dengan menyuntikkan obat anestesi dalam hematoa fraktur
Traksi (penarikan) Traksi dapat digunakan untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau dapat juga dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban <5kg B. Terapi operatif 1)Reposisi tertutup fiksasi eksterna 2)Reposisi tertutup dengan control radiologis diikuti fiksasi interna 3)Reposisi terbuka dengan fiksasi interna
ORIF (Open Reduction and Internal Fixation) keuntungan nya adalah reposisi anatomis dan mobilisasi dini tanpa fiksasi luar
Indikasi: Fraktur yang tidak bisa sembuh seperti fraktur collum femur Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup sperti fraktur dislokasi Fraktur yang dapat direposisi tapi sulit dipertahankan seperti fracture antebrachii Excisional Arthroplasty yaitu membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi contohnya pada fracture collum femoris yang dilakukan operasi Girdlestone Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis Ada lima konsep dasar yang harus diperhatikan/pertimbangkan pada waktu menangani fraktur: a.Rekognisi: menyangkut diagnosa fraktur pada tempat kejadian kecelakaan dan kemudian di rumah sakit. 1.Riwayat kecelakaan 2.Parah tidaknya luka 3.Diskripsi kejadian oleh pasien 4.Menentukan kemungkinan tulang yang patah 5.Krepitus b.Reduksi: reposisi fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak normalnya. Reduksi terbagi menjadi dua yaitu: Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang secara manual dengan traksi atau gips Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan diluruskan melalui pembedahan, biasanya melalui internal fiksasi dengan alat misalnya; pin, plat yang langsung kedalam medula tulang. a.Immobilisasi: Setelah fraktur di reduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi untuk membantu tulang pada posisi yang benar hingga menyambung kembali. b.Retensi: menyatakan metode-metode yang dilaksanakan untuk mempertahankan fragmen-fragmen tersebut selama penyembuhan (gips/traksi) c.Rehabilitasi: langsung dimulai segera dan sudah dilaksanakan bersamaan dengan pengobatan fraktur karena sering kali pengaruh cidera dan program pengobatan hasilnya kurang sempurna (latihan gerak dengan kruck). Terapi pada Fraktur Terbuka
Banyak pasien dengan fraktur terbuka mengalami cidera ganda dan syok hebat. Bagi mereka, terapi di tempat seperti pada prinsip diatas merupakan hal penting. Semua fraktur terbuka, tak peduli seberapa ringannya harus dianggap terkontaminasi karena itu penting untuk mencegahnya dari infeksi. Untuk hal ini, ada beberapa hal yang penting : Pembalutan luka dengan segera Profilaksis antibiotik Debridemen luka sedini mungkin Pengangkatan benda asing atau jaringan yang mati misalnya kulit, Fasia, Otot mati (makanan bagi bakteri), vaskuler, nervous, Tendon dan tulang Stabilisasi fraktur Penutupan luka Pada luka setelah debridemen, dapat ditutup dengan dijahit, atau dengan cangkokan kulit. Perawatan setelahnya Tungkai ditinggikan di atas tempat tidur, jika luka dibiarkan terbuka, periksa setelah 5-7 hari, jika terjadi toksemia atau septikemia dilakukan drainase. Tindakan terhadap fraktur terbuka: Nilai derajat luka, kemudian tutup luka dengan kassa steril serta pembidaian anggota gerak, kemudian anggota gerak ditinggikan. Kirim ke radiologi untuk menilai jenis dan kedudukan fraktur serta tindakan reposisi terbuka, usahakan agar dapat dikerjakan dalam waktu kurang dari 6 jam (golden period 4 jam) penderita diberi toksoid, ATS atau tetanus human globulin. Terapi Pada Fraktur Collum Femur Tertutup Proses penyembuhan tulang sebagai berikut:
a.Tahap Inflamasi.
b.Tahap Proliferasi Sel.
c.Tahap Pembentukan Kalus
d.Tahap Osifikasi
e.Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling) Apley, Dalam Buku Ajar Ortopedi dan fraktur Sistem Apley, Edisi 7, Editor : Edi Nugroho 1999.
Doenges, M. E. (1999). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien. Ed. 3. Jakarta: EGC
Harrelson J.M, Ortopedi Umum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Sabiston. Editor : dr. Devi H, Alih bahasa : De Petrus A, EGC, Jakarta, 1994.