Anda di halaman 1dari 20

JOURNAL READING

EFISIENSI DAN KEAAMANAN DARI EMULSI KATATONIK


CICLOSPORIN 0,1% PADA KERATOKONJUNGTIVITIS
SICCA: ANALISA GABUNGAN DARI DUA DOUBLE-
MASKED, TERACAK, VEHICLE-CONTROLLED STUDI
KLINIS TAHAP KE III
Adtya Pratama Saanin
1102012006
TENTANG JURNAL
Kata kunci pencarian :
Dry eye disiase, efficacy, randomised, clinical studies

Dipilih jurnal dengan judul asli :


Efficacy and safety of 0.1% ciclosporin A catatonic emulsion in dr
y eye disease: a pooled analysis of two double-masked, randomi
zed, vehicle-controlled phase III clinical studies

Penulis :
Leonardi A, et al.

Dimuat di :
Br J Ophthalmol 2018;0:1-7.

Diunduh di :
http://bjo.bmj.com/ pada tanggal 21 mei 2018.
TUJUAN PENELITIAN

Untuk menilai efek terapi 0,1% ciclosporin A emulsi kati


onik (CSA CE) dibandingkan dengan pengendali pada ta
nda-tanda / gejala penyakit mata kering (DED) dalam ber
bagai sub kelompok (sedang sampai parah sindrom DED
/ parah DED / Sindroma Sjögren (SS) / SS dengan DED
parah).
METODE PENELITIAN
•Jenis Penelitian
Randomized Double-Masked vehicle-controlled clinical stu
dies

•Populasi
734 pasien dengan diagnosis Dry Eye Disease

•Sampel
395 pasien menerima CsA CE dan 339 pasien kontrol.

•Jenis Data
Kuantitatif
•Prosedur penelitian
Kriteria inklusi pada studi ini terdiri dari pasien berumur > 17 tahun d
engan diagnosis Dry Eye Disease, secara acak mendapatkan CsA C
E 0.1% (1mg/ml) satu kali perhari atau dengan pembandingnya sela
ma 6 bulan.

Penelitian SICCANOVE

Studi SANSIKA .

Semua pasien yang menerima pengobatan atau obat pengendali dal


am studi SICCANOVE dan SANSIKA dimasukkan dalam data analisi
s dan dikumpulkan.
HASIL

FAS yang dikumpulkan (semua pasien DED) populasi se


banyak 734 pasien ( Tabel 1 ), 395 pasien CSA CE dan 3
39 pasien kontrol. Sebagian besar pasien (84,7%) adala
h perempuan, 43,5% memiliki DED parah dan 36,6% me
miliki SS. Secara keseluruhan, karakteristik penyakit de
mografi dan baseline yang seimbang di seluruh kelompo
k perlakuan.
BLINDING

Tidak dicantumkan
HASIL PENELITIAN

Untuk 168 pasien dengan data HLA-DR pada awa


l dan bulan 6, dasar HLA-DR nilai hasil yang berbanding
lurus dengan skor CFS, menunjukkan bahwa pasien den
gan DED parah meningkatkan terjadinya peradangan ma
ta. Gambar 4 menunjukkan perubahan HLA-DR ekspresi
dalam unit sewenang-wenang median fluoresensi menur
ut CFS dasar mencetak subkelompok (CFS = 2, 3 atau 4
).
KEAMANAN

Tidak ada perubahan klinis yang signifikan pada t


ekanan darah, denyut nadi atau frekuensi pernapasan pa
da kedua kelompok pengobatan selama 6 bulan studi; B
CDVA dan TIO juga tetap stabil. Pada awal, lima pasien
disajikan dengan nilai serum CSA lebih besar dari batas
atas kuantifikasi (5.0 mg / mL; yaitu, tingkat CSA yang bi
sa diandalkan dihitung); pasien tersebut sudah menerim
a CSA sistemik dengan dosis yang stabil (sebagaimana
diizinkan oleh protokol studi). Pada bulan 6 kunjungan, 3
5 pasien memiliki serum tingkat
Keratokonjungtivitis sicca (DED)
Definisi

• Sindroma Mata Kering (Dry Eye Syndrome) ialah suatu gangguan


pada permukaan mata yang ditandai dengan ketidakstabilan produk
si dan fungsi dari lapisan air mata
komplikasi

• Visus turun
• Ulkus kornea, perforasi
• Infeksi sekunder
• kebutaan
Manifetsasi Klinis

•Sensasi mata kering, terbakar, gatal, nyeri, sensasi benda asing

•Mungkin hiperemis pada palpebra

•, gejala yang buruk adalah saat bangun di pagi hari.


Tanda Klinis
Tanda dari mata kering adalah sebagai berikut:

1. Dilatasi vaskular konjungtiva bulbar


2. Penurunan meniskus air mata
3. Permukaan kornea tidak teratur
4. Penurunan air mata waktu break-up
5. Keratopati epitel punktata
6. Filamen kornea
7. Meningkatnya debris pada film air mata
8. konjungtiva pleating
9. Superficial punktata keratitis, dengan pewarnaan positif fluorescein
10. Mucous discharge
11. Ulkus kornea pada kasus yang berat
Klasifikasi

. Kurangnya produksi air mata


A. Sjorgen sindrom mata kering
a. Primer
b. Sekunder
B. Non-Sjorgen sindrom mata kering
a. Defisiensi kelenjar lakrimal
b. Obstruksi saluran kelenjar lakrimal
c. Refleks hyposekresi
d. Obat sistemik
2. Evaporative
Penyebab intrinsik
a. Disfungsi kelenjar Meibom
b. Disorder of lid aperture
c. Rendahnya kedipan mata
d. Drug Action (misalnya, Accutane)

Penyebab ekstrinsik
a. Kekurangan vitamin A
b. Penggunaan obat topical
c. Memakai lensa kontak
d. Penyakit permukaan okuler (misalnya, alergi)
Penatalaksanaan

1) Self-Care at Home
a) Humidifier memberikan lebih banyak kelembaban di udara.
Dengan lebih banyak
b) Gerakan udara berlebihan dapat mengeringkan mata.
Menghindari gerakan udara
c) Sejumlah besar debu atau partikulat di udara dapat
memperburuk gejala mata kering.
d) Hot compresses dan scrub kelopak mata / pijat dengan
bantuan shampo bayi dengan
e) Jika kita melihat mata kita kering terutama ketika kita sedang
membaca atau menonton

2) Medical Treatment
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai