yang
berhubungan
dengan
kurang
pengetahuan
Moderator
: Suci Anggaraini
Penyaji
Perlengkapan
Seksi konsumsi
: Sri Wahyuni
: Ruang MATA
Hari / Tanggal
Pukul
Waktu Pertemuan
: 25 Menit
Sasaran
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan, Peserta dapat memahami tentang Katarak
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien akan dapat :
a.
b.
c.
d.
e.
Leflet
2.
Gambar
Waktu
5 menit
Kegiatan Penyululuhan
1. Membuka pertemuan.
Kegiatan Peserta
a. Memberi salam.
Membalas salam
b. Memperkenalkan diri.
Memperhatikan
2. Menjelaskan
cakupan
Memperhatikan
manfaat
Memperhatikan
materi.
3. Menjelaskan
mempelajari Katarak
4. Menjelaskan
Penyajian
15 menit
kompetensi
Memperhatikan
Memperhatikan pendapat
Katarak
a. Menanyakan pengertian
Memperhatikan
jawaban
Memperhatikan
pengertian
Memperhatikan
tentang
Memperhatikan
peserta.
c.Menyimpulkan
Katarak
2.
Menjelaskan
penyebab Katarak
Memperhatikan
gejala Katarak
4. Menjelaskan Komplikasi
Memperhatikan
Katarak
5.Menjelaskan Penatalaksanan
Memperhatikan
Katarak
Penutup
5 Menit
Komentar
pasien.
b. Memberikan
terhadap
atau
penilaian
komentar
jawaban
Memperhatikan.
dan
terhadap
pertanyaan.
c. Melakukan
dengan
evaluasi
Menjawab pertanyaan.
mengajukan
kesimpulan
tentang
Memperhatikan
materi
Memperhatikan
e. Memberi salam Penutup
Membalas salam.
G. Evaluasi
1. klien mampu mengulanggi penjelasan yang telah di sampaikan oleh perawat.
2. Klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat.
3. Penilaian
Definisi Penyakit
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa disertai
rasa nyeri yang berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak
dapat melihat oleh karena mata tidak dapat menerima cahaya. (Arif, et al,
1999).
B.
Penyebab Katarak
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Beberapa faktor dapat
mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa adalah adanya obat
tertentu, seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, antikolinesterase
topikal, sinar ultraviolet B, efek racun dari rokok, alkohol, kurang vitamin E,
dan radang menahun di dalam bola mata.
Anak dapat menderita katarak biasanya merupakan penyakit yang diturunkan,
peradangan didalam kehamilan.
Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti Diabetes Melitus dapat
mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak
komplikata.
Cedera mata dapat menyebabkan katarak seumur hidup seperti pukulan keras,
tusukan benda, panas tinggi, bahan kimia dapat merusak lensa mata.
C.
Klasifikasi katarak:
1.
Katarak senilis
Dibagi dalam 4 stadium yaitu:
a. Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian
perifer kortek. Biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan dan
masih dapat dikoreksi 6/6.
Katarak komplikata
Katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya penyakit
intraokuler sesuai fisiologi lensa. Misal: uveitis anterior kronis, glukoma
kongesti akut.
3. Katarak toksika
Jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat emas.
4. Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik:
Bisa menyertai kelainan sistemik DM, sindroma hipokalsemi,
hipoparatiroidisme.
5. Katarak traumatik:
Katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang
menyebabkan lesi atau injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada
bola mata.
6. Katarak kongenital
Kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah lahir.
D.
Patofisiologi
Normalnya bening / transparan agar cahaya dapat masuk ke dalam mata.
Perubahan biokimia dapat terkadi pada lensa, sehingga menyebabkan
perubahan pada susunan anatomi maupun fisiologinya.
Trauma dapat menyebabkan perubahan pada serabut-serabut yang
menyebabkan lensa menjadi keruh, kemudian menghalangi jalannya cahaya
yang masuk ke dalam retina. Katarak matur merupakan perkembangan dari
berbagai katarak pada kapsul lensa. Dewasa ini katarak dapat dihilangkan
melalui tindakan operasi.
Bagaimanapun derajat penurunan tajam penglihatan akan mengganggu aktifitas
sehari-hari. Katarak dapat berkembang pada kedua mata, sebagaimana pada
katarak senillis, hanya saja rentangnya yang berbeda.
F.
Pemeriksaan Penunjang
a. Kartu snellen : untuk memeriksa tajam penglihatan, pada stadium insipien
dan imatur dicoba untuk koreksi.
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan EKG
d. Pemeriksaan USG mata
e. Pemeriksaan biometri
G.
Manajemen Terapi
a. Non Bedah:
Tak ada spesifik, midriatik siklopegik dapat digunakan pada katarak sentral
yang kecil.
b.
Bedah
Bila katarak senilis sudah matur.
ekstrakapsuler
b.
intrakapsule
c.
setelah itu, untuk koreksi afakia dapat dipakai : kacamata, lensa kontak
atau pemasangan/implantasi lensa intraokuler.
H.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Data
Data Subyektif
2.
Penurunan visus
DAFTAR PUSTAKA
http://heribertussuray.blogspot.co.id/2013/05/sap-satuan-acara-penyuluhankatarak.html
Doenges M, (1990) Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan), Editor bahasa Indonesia, Monika Ester, Yasmin
Asih, EGC, Ed. 3-Jakarta.