Anda di halaman 1dari 10

SAP ( Satuan Acara Penyuluhan ) KATARAK

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Diagnosa Keperawatan : Kurang pembelajaran mengenai proses penyakit dan
pengobatan

yang

berhubungan

dengan

kurang

pengetahuan
Moderator

: Suci Anggaraini

Penyaji

: 1. Risma Nisa Aulia


2. Rizka Afrini

Perlengkapan

: Rizky Noor Syafarin

Seksi konsumsi

: Sri Wahyuni

Observer dan Dokumentasi : Sri Suhartini


Tempat Pelaksanaan

: Ruang MATA

Hari / Tanggal

: Sabtu, 14 Januari 2017

Pukul

: 10.00 10.30 Wita

Waktu Pertemuan

: 25 Menit

Sasaran

: Klien dan Keluarga

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan, Peserta dapat memahami tentang Katarak
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien akan dapat :
a.

Menjelaskan tentang pengertian Katarak

b.

Menyebutkan penyebab Katarak

c.

Menyebutkan tanda dan gejala dari Katarak

d.

Menjelaskan komplikasi dari Katarak

e.

Menjelaskan cara Penatalaksanan Katarak

B. Pokok Bahasan : Katarak


C. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian Katarak
2. Penyebab Katarak

3. Tanda dan Gejala dari Katarak


4. Komplikasi Katarak
5. Penatalaksanaan Katarak
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab.
E. Media dan Alat Bantu
1.

Leflet

2.

Gambar

F. Kegiatan Belajar Mengajar


Tahap
Pendahuluan

Waktu
5 menit

Kegiatan Penyululuhan
1. Membuka pertemuan.

Kegiatan Peserta

a. Memberi salam.

Membalas salam

b. Memperkenalkan diri.

Memperhatikan

2. Menjelaskan

cakupan

Memperhatikan

manfaat

Memperhatikan

materi.
3. Menjelaskan

mempelajari Katarak
4. Menjelaskan
Penyajian

15 menit

kompetensi

dalam TIU dan TIK.


1. Menjelaskan Pengertian

Memperhatikan
Memperhatikan pendapat

Katarak
a. Menanyakan pengertian

Memperhatikan

peserta tentang Katarak


b.Menuliskan

jawaban

Memperhatikan

pengertian

Memperhatikan

tentang

Memperhatikan

peserta.
c.Menyimpulkan
Katarak
2.

Menjelaskan

penyebab Katarak

3. Menjelaskan tanda dan

Memperhatikan

gejala Katarak
4. Menjelaskan Komplikasi

Memperhatikan

Katarak
5.Menjelaskan Penatalaksanan

Memperhatikan

Katarak
Penutup

5 Menit

1. Melakukan Evaluasi dan


menutup Pertemuan.
a. Mengundang

Komentar

dan atau Pertanyaan dari

Memberikan komentar atau


pertanyaan.

pasien.
b. Memberikan
terhadap
atau

penilaian

komentar

jawaban

Memperhatikan.

dan

terhadap

pertanyaan.
c. Melakukan
dengan

evaluasi

Menjawab pertanyaan.

mengajukan

beberapa pertanyaan pada


pasien.
d. Memberikan
umum

kesimpulan

tentang

Memperhatikan

materi

Memperhatikan
e. Memberi salam Penutup

Membalas salam.

G. Evaluasi
1. klien mampu mengulanggi penjelasan yang telah di sampaikan oleh perawat.
2. Klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat.
3. Penilaian

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK


A.

Definisi Penyakit
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa disertai
rasa nyeri yang berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak
dapat melihat oleh karena mata tidak dapat menerima cahaya. (Arif, et al,
1999).

B.

Penyebab Katarak
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Beberapa faktor dapat
mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa adalah adanya obat
tertentu, seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, antikolinesterase
topikal, sinar ultraviolet B, efek racun dari rokok, alkohol, kurang vitamin E,
dan radang menahun di dalam bola mata.
Anak dapat menderita katarak biasanya merupakan penyakit yang diturunkan,
peradangan didalam kehamilan.
Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti Diabetes Melitus dapat
mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak
komplikata.
Cedera mata dapat menyebabkan katarak seumur hidup seperti pukulan keras,
tusukan benda, panas tinggi, bahan kimia dapat merusak lensa mata.

C.

Klasifikasi katarak:
1.

Katarak senilis
Dibagi dalam 4 stadium yaitu:
a. Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian
perifer kortek. Biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan dan
masih dapat dikoreksi 6/6.

b. Katarak imatur: kekeruhan terutama terjadi di bagian posterior uji.


c. Bayangan masih positif. Visus 3/60-6/30.
d. Katarak matur: kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan
sudah negatif. Tajam penglihatan bervariasi antara 1/300 seper tak
terhingga.
e. Katarak hipermatur: terjadi pengerutan kapsul lensa, kortek lensa
mencair dan nukleus bergerak ke bawah disebut juga katarak
Morgagni.
2.

Katarak komplikata
Katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya penyakit
intraokuler sesuai fisiologi lensa. Misal: uveitis anterior kronis, glukoma
kongesti akut.

3. Katarak toksika
Jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat emas.
4. Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik:
Bisa menyertai kelainan sistemik DM, sindroma hipokalsemi,
hipoparatiroidisme.
5. Katarak traumatik:
Katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang
menyebabkan lesi atau injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada
bola mata.
6. Katarak kongenital
Kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah lahir.
D.

Tanda dan Gejala


a. Tanda : Lensa keruh, penglihatan kabur secara berangsur-angsur tanpa
rasa

sakit, pupil berwarna putih, miopsi pada katarak intumessen.

b. Gejala : Merasa silau terhadap cahaya matahari, penglihatan kabur secara


berangsur-angsur tanpa rasa sakit, penglihatan diploplia monokuler (dobel),
persepsi warna berubah, perubahan kebiasaan hidup.
E.

Patofisiologi
Normalnya bening / transparan agar cahaya dapat masuk ke dalam mata.
Perubahan biokimia dapat terkadi pada lensa, sehingga menyebabkan
perubahan pada susunan anatomi maupun fisiologinya.
Trauma dapat menyebabkan perubahan pada serabut-serabut yang
menyebabkan lensa menjadi keruh, kemudian menghalangi jalannya cahaya
yang masuk ke dalam retina. Katarak matur merupakan perkembangan dari
berbagai katarak pada kapsul lensa. Dewasa ini katarak dapat dihilangkan
melalui tindakan operasi.
Bagaimanapun derajat penurunan tajam penglihatan akan mengganggu aktifitas
sehari-hari. Katarak dapat berkembang pada kedua mata, sebagaimana pada
katarak senillis, hanya saja rentangnya yang berbeda.

F.

Pemeriksaan Penunjang
a. Kartu snellen : untuk memeriksa tajam penglihatan, pada stadium insipien
dan imatur dicoba untuk koreksi.
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan EKG
d. Pemeriksaan USG mata
e. Pemeriksaan biometri

G.

Manajemen Terapi
a. Non Bedah:
Tak ada spesifik, midriatik siklopegik dapat digunakan pada katarak sentral
yang kecil.

b.

Bedah
Bila katarak senilis sudah matur.

Pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan:


a.

ekstrakapsuler

b.

intrakapsule

c.

setelah itu, untuk koreksi afakia dapat dipakai : kacamata, lensa kontak
atau pemasangan/implantasi lensa intraokuler.

H.

Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Data
Data Subyektif

Pasien mengatakan penglihatan kabur/berawan

Pasien mengatakan silau bila terpancar sinar yang terang

Pasien mengatakan penglihatan dobel

Persepsi warna berubah


Data Obyektif

2.

Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil

Perubahan aktivitas dari biasanya

Penurunan visus

Kekeruhan pada lensa


Diagnosa Keperawatan
2.1 Pre Operasi:
a. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d perubahan persepsi
sensori, perubahan penangkapan sensori, transmisi dan integrasi.
b. Cemas b.d krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri,
perubahan dalam status kesehatan.
c. Risiko cedera b.d fungsi sensori terganggu

2.2 Post Operasi:


a. Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori organ indera.
b. Nyeri akut b.d agen injury fisik
c. Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan prosudur invasif
(bedah pengangkatan karatak)
d.

PK: peningkatan TIO

I. Perawatan pasca operasi katarak dirumah


1. Selama sebulan pertama, hindarilah untuk memegang, apalagi menggosok mata
anda. Juga hindarilah air sabun atau debu agar tidak masuk ke dalam mata
anda.
2. Tidak membungkuk

3. Tidak melakukan olah raga berat atau membawa barang berat


4. Klien dianjurkan ketika ingin melakukan sholat cukup hanya dengan cara
berbaring
5. Keluarga mampu melakukan perawatan mata klien dengan memberikan obat
tetes sesuai resep dokter
6. Keluarga mampu membawa klien untuk menjalani pemeriksaan kembali atau
control rutin sesuai waktu yang telah ditentukan oleh dokter setelah operasi
atau setelah pulang kerumah
7. Memakai kaca mata hitam untuk mengurangi terpapar radiasi atau pancaran
sinar ultraviolet disiang hari dan debu.
8. Menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas atau
setara dengan 1,5 liter setiap hari.
9. Klien jangan sampai terpapar asap rokok dan merokok
10. anjurkan keluarga klien untuk mencuci tangan sebelum memberi obat

J. Cara penggunaan tetes mata


a. Cuci tangan
b. Penderita berbaring/duduk dan buka kasa
c. Klien dianjurkan melihat ke atas
d. Perlahan tarik kulit kelopak mata yang sakit ke bawah
e. Teteskan satu tetes ke tengah-tangah kelopak mata.
f. Usahakan supaya penetes tidak menyentuh lipatan mata atau bulu mata
g. Penderita menjaga agar mata tetap tertutup selama 1-2 menit supaya obat
terserap.
h. Kemudian pasangkan kembali kasa
i. Cuci tangan
K. Cara penggunaan salep mata
a. Cuci tangan
b. Penderita berbaring/duduk danbuka kasa
c. Perlahan tarik kulit kelopak mata yang sakit ke bawah kemudian pencet ujung
salep, ujung tube jangan sampai menyentuh mata.
d. Penderita dianjurkan untuk menutup matanya 2-3 menit.supaya obat masuk
dan terserap.
e. Selama pemberian salep penglihatannya akan kabur sebentar, dan istirahatlah.
f. Cuci tangan.

DAFTAR PUSTAKA
http://heribertussuray.blogspot.co.id/2013/05/sap-satuan-acara-penyuluhankatarak.html
Doenges M, (1990) Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan), Editor bahasa Indonesia, Monika Ester, Yasmin
Asih, EGC, Ed. 3-Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai