Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS

I. Konsep Hepatitis
1.1 Definisi Hepatitis
Hepatitis atau lebih dikenal dengan "Penyakit Hati" adalah terjadinya
peradangan pada hati karena toxin. Bisa disebabkan oleh kimia atau obat
ataupun agen penyebab infeksi karena Pola Hidup Sehat yang diabaikan.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
serta bahan-bahan kimia(Brunner & Suddarth, 2001). Dimana juga
merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima
golongan besar jenis virus , antara lain :
Virus Hepatitis A ( HAV )
Virus Hepatitis B ( HBV )
Virus Hepatitis C ( HCV )
Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri , tetapi jenis
ini jarang ada(Price& Willson, 2006).

Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan


infeksi dengan virus-virus lainnya , seperti :

Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi kemungkinan
mempunyai penyakit liver residu . Meskipun angka kematian dari hapetitis
relatif lama atau panjang , pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan
kematian.

1
2

1.2 Etiologi
Penyebab hepatitis meliputi :
Infeksi virus.
Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

1.3 Tanda gejala

Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat di ketahui tentang gejala
penyakit hepatitis. Dan gejala hepatitis B pada anak dan orang dewasa
seperti:
Nafsu makan berkurang
Kehilangan nafsu makan akan membuat tubuh kehilangan banyak tenaga
dan badan akan terlihat kurus. hal ini bisa di alami oleh siapa saja dan
harus di tangani dengan baik. cepatlah meminum beras kencur yang bisa
menambah nafsu makan. cara pembuatannya itu sangat mudah sekali yang
tinggal di parut dan di peras rebus dan ingat berasnya juga harus di
hancurkan. Atau lebih mudahnya tinggal beli di tukang jamu. Gejala
hepatitis B pada anak yang bisa juga mengalami hal ini. penyakit hepatitis
yang di alaminya merupakan penyakit yang memiliki resiko sangat tinggi,
jadi lebih berhati hati lagi akan hal ini.

Mual
Mual itu bisa di ibaratkan dengan masuk angin dan siapa pun bisa
mengalaminya dari mulai anak anak hingga dewasa. mual adalah suatu
penyakit yang terjadi pada bagian perut, di mana merasakan eneg dan
ingin muntah. mengkonsumsi makanan dan minuman pun akan sulit di
cerna. Untuk mengobati mual ini, kalian bisa mengkonsumsi air putih
hangat. dan masalah tersebut bagian dari gejala hepatitis B pada anak. bila
mengalami kemualan dalam jangka waktu panjang dan tidak sembuh perlu
di tanyakan dan bawalah ke dokter, agar pengobatan dapat di lakukan
dengan cepat. tidak boleh di anggap sepeleh hal seperti ini. yang semua
penyakit sama, dengan resiko yang berbeda beda.
3

Muntah

Muntah adalah masalah yang sering di alami dan akibatkannya banyak. di


dalam perut yang sudah di isi akan di keluarkan kembali bila terjadi
muntah. pengobatan yang paling tepat untuk mengatasinya bisa
meminumkan ramuan alami atau istirahat saja. karena bila terjadi muntah,
akan menimbulkan kelemasan. Muntah ini termasuk bagian dari gejala
hepatitis B pada anak dan orang dewasa. jangan menganggap masalah ini
merupakan hal yang kecil untuk di atasi. Karena bila membiarkan akan
membuat kondisi tersebut malah makin parah.

Sakit kuning

Sakit kuning adalah di mana pada bagian tubuh dari kepala hingga kaki
dan mata pun akan kuning, karena di sebabkan oleh berbagai macam hal.
Sakit kuning bisa di sebut juga dengan penyakit hati atau liver yang bisa di
sembuhkan dengan labu kuning. cara menggunakan labuh kuning
tergantung dari kalian, ingin mengolahnya dalam bentuk apapun. gejala
hepatitis B pada anak ternyata juga bisa mengalami sakit kuning. tak ada
penyakit yang tidak memiliki resikonya, pasti semuanya ada. termasuk
pada penyakit kuning.

Kelelahan

Kelelahan memang kejadian yang sering terjadi pada siapa pun. dan
penyebabnya itu sangat banyak sekali. ada yang di akibatkan oleh kegiatan
yang cukup padat dan kurangnya istirahat. Terkadang ada orang yang
merasakan lelah itu datang dengan sendirinya. Dan itu bagian dari gejala
hepatitis B pada anak. cara menangani kejadian ini, bisa di lakukan dengan
berbagai macam cara. salah satunya dengan tidur yang cukup yang dalam
perharinya di lakukan sebanyak tujuh jam.
4

Tubuh nyeri

Ke nyerian pada tubuh dapat di sebabkan dengan berbagai macam faktor


yang ada. dan masalah ini bisa di akibatkan oleh berbagai macam cara
yang ada. gejala hepatitis B pada anak yang bisa mengalami kesakitan
pada tubuh, akan menimbulkan sesuatu hal yang tidak di inginkan.

Sakit kepala

Sakit kepala ini bisa di obati dengan obat saja atau jika yang belum parah
bisa melakukan istirahat. Muda dan tua pun bisa mengalaminya dan gejala
hepatitis B pada anak bisa mengalami hal yang sudah di jelaskan di atas.
sakit kepala bisa makin parah yang nantinya akan mengakibatkan vertigo.
Penyakit vertigo adalah penyakit yang sama menyerang di kepala tapi
akan mengalami rasa sakit yang dahsyat dan pusing seperti memutar yang
tingkatnya lebih tinggi, di bandingkan dengan sakit kepala biasa.

1.4 Patofisiologi
Skemanya :
Infeksi virus & reaksi toksik

Inflamasi pada hepar (Lobule)

Pola hepar terganggu

Nekrosis & kerusakan sel hepar

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh


infeksi virus & oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan & bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobule & unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi
pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai
darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis & kerusakan sel-
sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon system imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru
5

yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis
sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan


suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan
dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah


billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap
normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena
terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin
yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi
dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih
berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan
gatal-gatal pada ikterus.

1.5 Pemeriksaan penunjang


- Laboratorium
- Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
6

- Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
- Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
- Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
- Radiologi
- rontgen abdomen
- pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- sarteriografi pembuluh darah seliaka
- Pemeriksaan tambahan
- Laparoskopi
- biopsi hati

1.6 Komplikasi
Kegagalan sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik
dihasilkan secara hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih
dikenal dengan hepatitis fulminan. Bentuk nekrosis hepatitis secara besar
besaran sangat jarang. Hepatitis kronik terjadi seperti hepatitis B atau
hepatitis C. Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta hepatitis ( HDV ),
dalam klien dengan penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag mungkin
menuju hepatitis kronik yang akut dan kemunduran klinis. Dalam beberapa
kasus hepatitis fulminan dengan kematian mungkin terjadi.

Pada seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang
meningkat dan dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus
menerus, inflamasi akut dan fibrosis. Klien mungkin tidak ada gejala untuk
7

waktu yang lama dari proses penyakit liver atau fibrosis yang terus menerus
mungkin menuju ke kerusakan liver, sirosis, dan kematian.
Hepatitis kronik aktif mungkin di manifestasikan oleh :
1. Gejala klinik persistent dan hepatomegali.
2. Adanya kelanjutan dari HbS Ag.
3. Pengangkatan, turun naiknya tingkatan serum aspartate amino transferase
( AST ), billirubin dan alkaline phospatase untuk 6 12 bulan setelah
terjadi hepatitis akut.
4. Biopsi liver lebih mudah oleh keseimbangan diagnosa hepatitis kronik.
Pada seseorang dengan hepatitis kronik persistent dan hepatitis kronik
lobar,kerusakan liver tidak meningkat setelah tanda pengambilan.Tipe
dari hepatitis dihasilkan dari infeksi dengan dan virus hepatitis B dan
hepatitis C. Pada kesalahan yang tidak meningkat, perkembangan serosis
jarang. Banyak klien dengan hepatitis kronik persisten tidak ada gejala
dan fisiknya terlihat normal. Data laboratorium mungkin menampakkan
peningkatan serum AST dan alkaline phospatase yang mungkin tetap
bertahan sampai 1 tahun.

1.7 Penatalaksanaan
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup
istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi
diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal,
atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan
kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV,
studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap
perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan:
1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah
terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan).
2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi :
diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM
ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah
kelahiran)
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) digunakan untuk mencegah munculnya
hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran,
8

diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10
tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan
berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-
anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot
deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang
dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena
tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini)
9

1.8 Pathway

(Sumber: Brunner & Suddarth, 2001).


10

II. Rencana asuhan klien dengan DHF (Dengue Haemorraghic Fever)


2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
1. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, pendidikan dan
status ekonomi.
2. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan
penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya nyeri dan sulit
makan.
3. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit penyakit yang pernah diderita oleh
penderita yang mungkin sehubungan dengan hepatitis.
4. Riwayat penyakit keluarga
Mencari anggota keluarga yang pernah terkena hepatitis.
5. Riwayat penyakit psikososial
Pada penderita yang status ekonominya menengah ke bawah dan
sanitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya
penduduk
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data focus
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
b. Sirkulasi
Tanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik
pada sklera, kulit dan membran mukosa.
c. Eliminasi
d. Gejala : Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna
tanah liat,adanya/ berulangnya hemodialisa.
e. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan
berat badan atau meningkat (oedema), mual/muntah.
f. Neurosensori
Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi,
asteriktis.
11

g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran
kanan atas, artalgia, mialgia, sakit kepala (pruritus).
Tanda : Otot tegang, gelisah.
h. Pernafasan
Tanda : takipnea
i. Keamanan
Gejala : Adanya transfusi darah/produk darah.
Tanda : Demam
j. Urtikaria, lesi makula papular, eritema tak beraturan eksaserbasi
jerawat.
k. Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-
kadang ada pada hepatitis alkoholik).
l. Seksualitas
Gejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko
terpanjang (contoh : homoseksual aktif/biseksual pada wanita).
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium
- Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
- Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
- Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
- Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
12

- ALT atau SGPT


- LDH
- Amonia serum
- Radiologi
- rontgen abdomen
- pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal
yang berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- sarteriografi pembuluh darah seliaka
- Pemeriksaan tambahan
- Laparoskopi
- biopsi hati

2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2.2.1 Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dengan
istilah seperti awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas
ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat
diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
2.2.2 Batasan karakteristik
2.2.2.1 Subjektif:
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat.
2.2.2.2 Objektif:
Posisi untuk menghindari nyeri
Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas, tidak
bertenaga sampai kaku)
Respon autonomik (misalnya; perubahan tekanan darah,
pernapasan atau nadi)
Perubahan selera makan
Perilaku distraksi (misalnya; mondar-mandir, mencari orang
atau aktivitas lain, aktivitas berulang)
Perilaku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, dll)
Wajah topeng
13

Fokus menyempit
Bukti nyeri yang dapat diamati
Gangguan tidur
2.2.3 Faktor yang berhubungan
Agen-agen penyebab cedera (misalnya; biologis, kimia, fisik dan
psikologis)
Diagnosa 2 :Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d
faktor biologis
2.2.1 Definisi
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
2.2.2 Batasan karakteristik
Subjektif
Kram abdomen
Nyeri abdomen (dengan atau tanpa penyakit)
Menolak makan
Indigesti (non-NANDA International)
Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan
Melaporkan perubahan sensasi rasa
(Melaporkan) Kurangnya makanan
Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan
Objektif
Pembuluh kapiler rapuh
Diare atau steatore
(Adanya bukti) kekurangan makanan
Kehilangan rambut atau berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang informasi, informasi yang salah
Kurangnya minat terhadap makanan
Salah paham
Membran mukosa pucat
Tonus otot buruk
Menolak untuk makan (non-NANDA International)
Rongga mulut terbuka (Inflamasi)
Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah
14

2.2.3 Faktor yang berhubungan


Ketidakmampuan untuk menelan, mencerna makanan, menyerap
nutrient akibat faktor biologis, psikologis, atau ekonomi.

Diagnosa 3: hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme


2.2.10 Definisi
Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal..
2.2.11 Batasan karakteristik
2.2.11.1 Objektif:
Kulit merah
Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
Kejang atau kovulasi
Takikardie
takipnea
2.2.12 Faktor yang berhubungan
Dehidrasi
Penyakit atau trauma
Ketidak mampuan dan penurunan kemampuan berkeringat
Pakaian yang tidak tepat
Peningkatan laju metabolisme
Obat atau anastesi
Terpajan lingkungan panas
Aktivitas yang berlebih
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
2.3.1.1 Tingkat kenyamanan: Tingkat persepsi positif terhadap
kemudahan fisik dan psikologis.
2.3.1.2 Pengendalian nyeri: Tindakan individu untuk mengendalikan
nyeri
2.3.1.3 Tingkat nyeri: keparahan nyeri yang dapat diamati atau
dilaporkan.
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
2.3.2.1 Intervensi umum :
a. Mandiri
15

Manajemen nyeri (relaksasi dan distraksi): meringankan atau


mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang
dapat diterima oleh pasien.
Manajemen sedasi: memberikan sedatif, memantau respons
pasien, dan memberikan dukungan fisiologis yang dibutuhkan
selama prosedur diagnostik atau terapeutik.
Pemantauan tanda-tanda vital.
Pertahankan posisi tubuh yang baik untuk mencegah nyeri
atau cedera otot.
b. Kolaborasi
- Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgesik.

Diagnosa 2 :Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d


faktor biologis
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcomes criteria)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria hasil : tidak adanya tanda tanda kekurangan nutrisi, nafsu
makan membaik
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional
1. Kaji keluhan mual, muntah, dan sakit menelan yang dialami klien
R: Untuk menetapkan cara mengatasinya.
2. Kaji cara/pola menghidangkan makanan klien
R: Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu
makan klien.
3. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti: bubur dan
dihidangkan saat masih hangat.
R: Membantu mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan
asupan makanan karena mudah ditelan.
4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering
R: Untuk menghindari mual dan muntah serta rasa jenuh karena
makanan dalam porsi banyak.
5. Jelaskan manfaat nutrisi bgi klien terutama saat sakit
R: UntukMeningkatkan pengetahan klien tentang nutrisi sehingga
motivasi untuk makan meningkat.
16

6. Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien.


R: Mengetahui pemasukan/pemenuhan nutrisi klien.

Diagnosa 3 : hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme


2.3.4 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
2.3.4.1Termoregulasi: keseimbangan antara produksi panas, dan
kehilangan panas.
2.3.4.2 tanda-tanda vital: nilai suhu, denyut nadi, frekuensi pernapasan,
dan tekanan darah dalam rentang normal
2.3.5 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
2.3.5.1 Intervensi umum :
c. Mandiri
Menunjukkan metode yang tepat untuk mengukur suhu :
memantau pasien apakah terjadi peningkatan suhu atau tidak..
Jelaskan tindakan untuk mencegah peningkatan suhu:
memberikan kompres hangat.
Melaporkan tanda gejala dini hipertermia : tidak mengalami
gawat napas, gelisah atau latergi.
d. Kolaborasi
Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian paracetamol.

III. Daftar Pustaka


Brunner dan Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suhendro. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid : 3. Ed : 4. Jakarta:


peneribit EGC

Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-.


Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith. M. (2011). Buku Saku DiagnosisKeperawatan: Diagnosis


Nanda, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC. Alih bahasa: Wahyuningsih.
E. Jakarta: EGC
17

Banjarmasin, Januari 2017


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(..) (..)

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Adhd
    LP Adhd
    Dokumen18 halaman
    LP Adhd
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Hiperkalemia
    LP Hiperkalemia
    Dokumen12 halaman
    LP Hiperkalemia
    Risma Nisa Aulia
    100% (1)
  • LP Distraksi Relaksasi
    LP Distraksi Relaksasi
    Dokumen15 halaman
    LP Distraksi Relaksasi
    Risma Nisa Aulia
    100% (1)
  • DOPS Pemberian Nutrisi NGT
    DOPS Pemberian Nutrisi NGT
    Dokumen4 halaman
    DOPS Pemberian Nutrisi NGT
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • DOPS Pemberian Nutrisi NGT
    DOPS Pemberian Nutrisi NGT
    Dokumen4 halaman
    DOPS Pemberian Nutrisi NGT
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Hipokalemia
    LP Hipokalemia
    Dokumen11 halaman
    LP Hipokalemia
    Risma Nisa Aulia
    100% (2)
  • LP Omi
    LP Omi
    Dokumen19 halaman
    LP Omi
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Phbs
    Leaflet Phbs
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Phbs
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Phbs Kami
    LP Phbs Kami
    Dokumen5 halaman
    LP Phbs Kami
    Firman Syah
    Belum ada peringkat
  • LP Harga Diri Rendah
    LP Harga Diri Rendah
    Dokumen15 halaman
    LP Harga Diri Rendah
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Harga Diri Rendah
    LP Harga Diri Rendah
    Dokumen15 halaman
    LP Harga Diri Rendah
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Waham1
    LP Waham1
    Dokumen11 halaman
    LP Waham1
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • Analisa Tindakan Keperawatan DOPS
    Analisa Tindakan Keperawatan DOPS
    Dokumen4 halaman
    Analisa Tindakan Keperawatan DOPS
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Phbs Kami
    LP Phbs Kami
    Dokumen5 halaman
    LP Phbs Kami
    Firman Syah
    Belum ada peringkat
  • LP Hepatitis
    LP Hepatitis
    Dokumen17 halaman
    LP Hepatitis
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Acs
    LP Acs
    Dokumen18 halaman
    LP Acs
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • Sap Gastritis
    Sap Gastritis
    Dokumen7 halaman
    Sap Gastritis
    Dion Ananta
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Omi PDF
    Laporan Pendahuluan Omi PDF
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan Omi PDF
    alexel440
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PENDAHULUAN Uks
    LAPORAN PENDAHULUAN Uks
    Dokumen8 halaman
    LAPORAN PENDAHULUAN Uks
    Firman Syah
    Belum ada peringkat
  • LEAFLET DIABETES Acc
    LEAFLET DIABETES Acc
    Dokumen2 halaman
    LEAFLET DIABETES Acc
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Omi
    LP Omi
    Dokumen19 halaman
    LP Omi
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Rom
    LP Rom
    Dokumen19 halaman
    LP Rom
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Gastritis Acc
    Leaflet Gastritis Acc
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Gastritis Acc
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Gerd
    LP Gerd
    Dokumen11 halaman
    LP Gerd
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Acute-Renal-Failure
    LP Acute-Renal-Failure
    Dokumen10 halaman
    LP Acute-Renal-Failure
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP Syok Hipovolemik
    LP Syok Hipovolemik
    Dokumen9 halaman
    LP Syok Hipovolemik
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • IC Dops
    IC Dops
    Dokumen4 halaman
    IC Dops
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP DPD
    LP DPD
    Dokumen5 halaman
    LP DPD
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat
  • LP DHF
    LP DHF
    Dokumen15 halaman
    LP DHF
    Risma Nisa Aulia
    Belum ada peringkat