No.Dokumen :CPY/VII/SOP/UKP-113
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 15 Mei 2019
Halaman : 1/3
PUSKESMAS drg. Rini Muharni
KECAMATAN NIP.196705051992032009
CIPAYUNG
1. Pengertian 1. Mata kering adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan
konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya produksi komponen air mata
(musin, akueous, dan lipid). Mata kering merupakan salah satu gangguan yang
sering pada mata dengan insiden sekitar 10-30% dari populasi dan terutama
dialami oleh wanita berusia lebih dari 40 tahun. Penyebab lain adalah
meningkatnya evaporasi air mata akibat faktor lingkungan rumah, kantor atau
akibat lagoftalmus
2. Gejala berupa:
a. Keluhan mata terasa gatal
b. Mata terasa seperti berpasir.
c. Disertai sensasi terbakar, merah, perih dan silau.
d. Pasien seringkali menyadari bahwa gejala terasa makin berat di akhir hari
(sore/malam).
3. Faktor risiko
a. Usia > 40 tahun
b. Menopause
c. Penyakit sistemik, seperti: sindrom Sjogren, sklerosis sistemik
progresif, sarkoidosis, leukemia, limfoma, amiloidosis, dan
hemokromatosis
d. Penggunaan lensa kontak
e. Penggunaan komputer dalam waktu lama
4. Pemeriksaan fisik
a. Visus normal
b. Terdapat foamy tears pada konjungtiva forniks
c. Penilaian produksi air mata dengan tes Schirmer menunjukkan
hasil <10 mm (nilai normal ≥20 mm)
5. Pemeriksaan penunjang
a. Umumnya tidak diperlukan
6. Diagnosis:
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
b. Tes Schirmer bila diperlukan
7. Penatalaksanaan :
a. Pemberian air mata buatan, yaitu tetes mata karboksimetilselulosa
1
atau sodium hialuronat.
b. Edukasi kepada Keluarga dan pasien agar mengerti bahwa mata kering
adalah keadaan menahun dan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada
kasus ringan, saat perubahan epitel pada kornea dan konjungtiva masih
reversibel.
8. Kriteria Rujukan:
a. Dilakukan rujukan ke spesialis mata jika keluhan tidak berkurang
setelah terapi atau timbul komplikasi.
3. Langkah-langkah
3.1 Paramedis melakukan pengecekan identitas
3.2 Paramedis anamnesa awal keluhan utama pasien dan melakukan
pengukuran tekanan darah, frekuensi nadi, temperatur badan pasien.
3.3 Dokter melakukan anamnesa yang terarah mengenai kapan mulai
keluhan
3.4 Dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien yang teliti termasuk:
keadaan umum, kesadaran, dan mata pasien
3.5 Dokter merujuk pasien ke spesialis mata jika keluhan tidak berkurang
2
setelah terapi atau timbul komplikasi.
3.6 Dokter mencatat hasil pemeriksaan di rekam medis
6.Bagan alir
Melakukan anamnesa
terarah pemeriksaan
fisik
Tatalaksana
Melakukan
pencatatan Rujuk
-
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
Ruangan Pemeriksaan umum, Ruangan PKPR, Ruangan Lansia, Layanan 24 jam,
8. Unit terkait
Ruangan PTM, Ruangan MTBS
9. Dokumen Rekam medis online melalui website epuskesmas
Terkait