Anda di halaman 1dari 22

Luka Bakar

DEFINISI DAN ETIOLOGI

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan


atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas,
Definisi bahan kimia, listrik, dan radiasi Etiologi

Paparan api, Scalds (air panas, Uap panas,


Gas panas, Aliran listrik, Zat kimia (asam
atau basa), Radiasi
Derajat I (Superficial)

Pajanan hanya merusak epidermis sehingga masih


menyisakan banyak jaringan untuk dapat
melakukan regenerasi.
Luka bakar derajat I biasanya sembuh dalam
5-7 hari dan dapat sembuh secara sempurna
Klasifikasi
Luka Bakar
Derajat II (Partial thickness)

Lesi melibatkan epidermis dan mencapai


kedalaman dermis namun masih terdapat
epitel vital yang bisa menjadi dasar regenerasi
dan epitelisasi. Jaringan tersebut misalnya sel
epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, dan pangkal rambut.

Derajat III (full thickness)


Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga
mungkin organ atau jaringan
yang lebih dalam.
Luas Luka Bakar
Luas Luka Bakar menggunakan Rule of Nines

Kepala leher
9 %-- 9 %

Lengan

9 %---18 %

Badan Depan Tungkai


18% --- 36 %
18 %

Badan Belakang Genitalia / perineum


18 % 1%
Kriteria luka bakar
menurut American Burn Association :

Luka bakar rin Luka bakar se Luka bakar b


gan dang erat

• Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada


•Luka bakar derajat II < 15 • Luka bakar derajat II 15-25% orang dewasa
% pada orang dewasa •Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-
•Luka bakar derajat II < •Luka bakar derajat II 10-20% pada anak
10 % pada anak-anak anak-anak •Luka bakar derajat III 10% atau lebih
•Luka bakar derajat III < 1 •Luka bakar derajat III < 10% •Luka bakar mengenai tangan, wajah telinga, mata,
% kaki dan genitalia/perineum
. •Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik,
disertai trauma lain
Kategori Luka Bakar
Kategori Luka Bakar Mayor jika didapatkan :

Luka Bakar derajat Dua >2 Luka Bakar derajat Dua >2
01 5% luas permukaan tubuh 02 0% luas permukaan tubuh 03 Luka Bakar derajat Tiga >1
0% luas permukaan tubuh
pada dewasa pada anak-anak

Mengenai wajah, kedua m Semua luka bakar listrik/el


04 ata, kedua tangan, kaki ata 05 ektrik 06 Semua luka bakar inhalasi
dan Luka bakar komplikasi
u perineum
dengan trauma mayor lain
Patofisiologi
Insert the title of your subtitle Here

edema dan bula yang berkurangnya volume


Pembuluh kapiler yang bila luka terjadi di wajah,
mengandung banyak cairan intravaskuler
terpajan suhu tinggi rusak dapat terjadi kerusakan
elektrolit.
dan permeabilitas meninggi. mukosa jalan napas
(Edema laring )

CO akan mengikat
akan mempermudah Kontaminasi pada Keracunan hemoglobin tak mampu hemoglobin dengan kuat
infeksi kulit mati lagi mengikat oksigen
Fase luka bakar

Fase lanjut
Sampai dengan
8-12 bulan
Fase sub-akut
Kemungkinan
Sampai dengan 21 masalah:
hari Hipertrofik,
Kemungkinan keloid,
Fase akut masalah: SIRS dan kontraktur
0-48 jam MODS
Kemungkinan
masalah: ABC
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan:
1. Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
2. Urinalisis
3. Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
4. Analisis gas darah
5. Radiologi – jika ada indikasi ARDS
6. Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
Penatalaksanaan Luka Bakar
A. Primary Survey
AIRWAY Perhatian utama ditujukan pada status pernafasan pasien.
Adanya cedera inhalasi dicurigai pada kasus-kasus seperti
dibawah ini:

1. Riwayat terbakar di dalam ruang tertutup


2. Riwayat terpapar pada ledakan
3. Luka bakar mengenai muka
4. Bulu hidung dan alis terbakar
5. Dijumpai deposit karbon dan tanda-tanda radang akut
daerah orofaring
6. Sputum mengandung karbon.
Penatalaksanaan Luka Bakar
A. Primary Survey
BREATHING • Cedera inhalasi
Suatu terminologi cedera mukosa akibat paparan
terhadap cedera termis dan atau kimiawi yang terjadi pada
luka bakar. Inhalasi sisa pembakaran yang tidak sempurna
(misalnya partikel-partikel karbon dan gas toksik, cedera
kimiawi) yang menyebabkan edema laring, trakeobronkitis
dan pneumonia.
Penatalaksanaan Luka Bakar
A. Primary Survey
BREATHING
• Cedera inhalasi
Gas lain seperti nitrogen oksida, fosgen, asam
hidroklorid, dan asam sulfur dapat menembus jalan nafas
lebih dalam, sehingga dapat merusak membran alveoli, dan
mengganggu aktivitas surfaktan.
Penatalaksanaan Luka Bakar
Penatalaksaan Cidera Inhalasi

1. Intubasi dan atau krikotiroidotomi


2. Pemberian oksigen 2-4 liter/menit melalui pipa endotrakea
3. Penghisapan sekret secara berkala
4. Humidifikasi dengan melalui pipa endotrakea dan atau kanula krikotiroidotomi
selama 24 jam

5. Lavase bronko-alveolar (bronchial washing, pulmonary toilet)


6. Pemberian bronkodilator-selektif secara inhalasi
7. Pemantauan gejala dan tanda distres pernafasan
8. Pelaksanaan intubasi-krikotiroidotomi dan perawatan jalan nafas
dilakukan di Ruang Resusitasi Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Penatalaksanaan Luka Bakar
Penatalaksaan Cidera Inhalasi

9. Tindakan resusitasi jalan nafas dilakukan sebelum tindakan resusitasi


cairan
10. Penatalaksanaan di ruang intensif selanjutnya adalah perawatan saluran
nafas (trakeostomi atau krikotiroidotomi) dengan penghisapan sekret
secara periodik.
11. Prosedur rehabilitasi pernafasan dilakukan dengan cara mengatur posisi
pasien (duduk atau setengah duduk, pronasi), vibrasi dan latihan otot-otot
pernafasan baik secara pasif maupun aktif, latihan refleks batuk dsb dimulai
sejak awal
Penatalaksanaan Luka Bakar
A. Primary Survey
Tatalaksana Resusitasi Cairan
Circulation
Penatalaksanaan Luka Bakar
Pemberian Antibiotik

Beberapa preparat antibiotik topikal dapat digunakan untuk luka bakar


antara lain:

• Silver sulfadiazin
• Mafenide asetate
• Gentamisin sulfat
• Bacitracin/polymixin
• Nitrofurantoin
• Mupirocin (Bactroban)
Penatalaksanaan Luka Bakar
Penatalaksanaan Luka Bakar

Analgesik
Penatalaksanaan Luka Bakar

• Morfin Intravena 0,05-0,1 mg/KgBB jika nyeri dengan dosis titrasi


• Methadone (5-10 mg dosis dewasa) setiap 8 jam.
• Benzodiazepine
Terapi Pembedahan pada Luka Bakar
Eksisi dini adalah tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang
dilakukan dalam waktu kurang dari 7 hari (biasanya hari ke 5-7) pasca cedera termis.
Tujuannya adalah:
 Mengupayakan proses penyembuhan berlangsung lebih cepat.

 Memutus rantai proses inflamasi yang dapat berlanjut menjadi komplikasi

 Semakin lama penundaan tindakan eksisi mengakibatkan banyaknya darah keluar saat
dilakukan tindakan operasi
Kriteria penatalaksanaan eksisi dini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
• Kasus luka bakar dalam yang diperkirakan mengalami penyembuhan lebih dari
3 minggu.
• Kondisi fisik yang memungkinkan untuk menjalani operasi besar.
• Tidak ada masalah dengan proses pembekuan darah.
• Tersedia donor yang cukup untuk menutupi permukaan terbuka yang timbul.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai