Junior Clerkship
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
DEFINISI
Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh trauma panas atau trauma dingin (frost
bite). Penyebabnya terbanyak adalah api, air panas, listrik, kimia, radiasi dan trauma dingin (frost bite).
EPIDEMIOLOGI
• Luka bakar adalah bentuk umum dari
trauma
• Sebagian luka bakar terjadi akibat
kecelakaan murni, tetapi sebagian besar
disebabkan oleh kelalaian atau kurangnya
perhatian
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
ETIOLOGI
• Luka Bakar Termal
• Luka Bakar Kimia
• Luka Bakar Elektrik
• Luka Bakar Radiasi
Terisolasi
LUKA BAKAR
Dengan trauma penyerta
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
RESPON LOKAL
1. Zona Koagulasi
2. Zona Statis
3. Zona Hiperemia
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Respon sistemik
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Karna dilepaskannnya mediator-mediator inflamasi oleh sel endotel yang rusak, trombosit
dan leukosit
Vasodilatasii
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Berdasarkan kedalaman jaringan
luka yang rusak :
1. Superficial
2. Mild (sedang)
3. Deep (dalam)
PNPK Tatalaksana Luka Bakar Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
PNPK Tatalaksana Luka Bakar Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Derajat Kedalaman Luka Bakar
• Luka bakar derajat 1
• Epidermal
• Pada luka bakar api, penderita berguling di tanah secara aktif maupun pasif menerapkan : Stop, Drop, Cover (face) & Roll technique
• Cara lain : melekatkan busa basah diatas luka, handuk basah atau hidrogel (jika air mengalir tidak ada)
• Es atau air es jangan pernah digunakan untuk menurunkan suhu. Suhu yang ekstrim dingin ini akan menyebabkan vasokonstriksi
dan secara eksperimen menunjukkan luka yang semakin dalam; disamping risiko hipotermia.
Do
• Berikan oksigen 100% (15 L/menit) menggunakan non–rebreather mask
• Bila diperlukan, ventilasi menggunakan bag dan sungkup atau, intubasi bila perlu.
Sirkulasi dan kontrol perdarahan
Look :
• Perhatikan apakah pasien pucat/sianosis
Do :
• Periksa tekanan darah
• Periksa capillary refill (sentral dan perifer) – normal bila ≤2 detik. Bila >2 detik menunjukkan
hipovolemia atau kebutuhan untuk eskarotomi pada tungkai bersangkutan, periksa tungkai
lainnya
• Masukkan 2 buah kateter IV berdiameter besar, sebaiknya daerah yang tidak terbakar
(normal)
• Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap / ureum kreatinin / fungsi hari / koagulasi / β–
hCG / Cross Match / carboxyhaemoglobin [2, 9]
• Bila pasien syok lakukan resusitasi cairan bolus dengan metode Hartmann untuk
memperbaiki pulsasi radialis
Disabilitas: Status Neurologis
Look :
• Nilai derajat kesadaran pasien apakah pasien kesadarannya komposmentis, somnolen, apatis atau koma
Do :
• Tetapkan derajat kesadaran:
• A– dari Alert (Sadar, waspada)
• V– dari Vocal (Respon terhadap rangsang suara)
• P– dari Pain (Respon terhadap rangsang nyeri)
• U– dari Unresponsive (Tidak memberi respon)
• Lakukan pemeriksaan respon pupil terhadap cahaya. Harus cepat dan sama
Tanggap terhadap hipoksemia dan syok yang menyebabkan kegelisahan dan penurunan derajat kesadaran
Exposure (Paparan dan Pengendalian Lingkungan)
Look :
• Lihat pakaian dan perhiasan yang menempel pada daerah luka pasien
Do :
• Lepaskan semua pakaian dan perhiasan termasuk anting dan jam tangan
• Miringkan pasien untuk visualisasi sisi posterior
• Jaga agar pasien tetap hangat
• Area luka bakar dihitung menggunakan metode Rule of Nines atau palmaris (Rule of
One).
Penilaian Luas Luka Bakar
• Untuk menilai luas area yang terbakar dibutuhkan perkiraan luasnya luka bakar sebagai
persentasi area permukaan tubuh
• Penilaian tersebut menggunakan metode “rule of nine” yang membagi luas permukaan tubuh
menjadi multipel 9% atau kelipatannya, kecuali perineum yang diestimasi menjadi 1%
• Sedangkan untuk mengestimasi luas luka bakar yang tidak luas dapat menggunakan area palmar
(jari dan telapak tangan) dari tangan pasien yang dianggap memiliki 1% total body surface area
(TBSA).
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Rule of nine pada dewasa Rule of palmar
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Proporsi kepala dan bahu pada anak lebih besar dibandingkan paha dan kaki
Catatan: Kalkulasi kebutuhan cairan dimulai sejak saat terjadi cedera, bukan terhitung sejak masuk
rumah sakit
• Cairan diberikan melalui dua buah kanul berdiameter besar (pada dewasa 16G)
sedapat mungkin di daerah non–luka bakar
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Persiapan rujukan
Dalam keadaan stabil secara fisiologik, penderita luka bakar masif dapat dan aman
ditransfer meski dalam waktu yang relatif lama. Namun untuk dapat ditransfer,
penderita harus stabil. Stabilisasi mencakup semua aspek yang diuraikan sebelumnya.
• Sistem respirasi
Semua penderita cedera berat diberi oksigen 15L/menit. Karena obstruksi jalan napas
bagian atas dapat mengalami progres dengan cepat dan mencapai puncaknya saat
penderita ditransfer, maka pentiing untuk mempertimbangkan intubasi endotrakea
sebelum penderita di rujuk. Cedera inhalasi dengan kerusakan infraglotik kerap
menimbulkan masalah saat transportasi berlangsung
• Sistem sirkulasi
• Prinsip tatalaksana gangguan sirkulasi akibat perpindahan cairan dan elektrolit sebagaimana
diuraikan sebelumnya diberikan untuk stabilisasi penderita sebelum proses transfer.
• Bila insersi 2 kanul (16G pada dewasa, 20G pada anak–anak) tidak dimungkinkan, ambil rute
lain untuk pemberian cairan, dan diskusikan sebelumnya dengan unit luka bakar rujukan.
• Metode akses vaskular umumnya tergantung pengalaman tim baik di perifer maupun di unit
luka bakar rujukan. Rute yang dapat digunakan antara lain adalah jalur vena sentral perkutan
(femoral, subklavia, atau jugularinterna), intra–osseous atau vena seksi (ankleatausiku)
• Regimen resusitasi cairan 3–4mLkrstaloid (misal, larutan Hartmann atau Plasmalyte) /kg / %
luas luka bakar dalam 24 jam, 50% diberikan dalam 8 jam pertama
• Tambahkan cairan maintenance pada anak–anak
• Kecukupan resusitasi ditentukan berdasarkan observasi penderita, dalam hal ini terutama
jumlah produksi urine (yang dipantau melalui kateter) bertujuan mencapai 30–50
mL/jampada dewasa, dan 1 mL/kg/jam (0. 5–2 mL/kg/jam) pada anak sampaidengan 30 kg
• Luka
• Luka dicuci dengan air mengandung larutan klorheksidin 0. 1% atausalin normal dan
dibungkus dengan plastik atau kain kering bila prosedur transfer harus disegerakan.
Plasticwrap yang kerap digunakan untuk membungkus makanan sangat bermanfaat
digunakan untuk mencegah evaporasi, mempertahankan panas dan mencegah desikasi
(luka mengering)
• Bila prosedur transfer tertunda, gunakan balutan atau pembalut formal (misalnya, slow–
release silver dressings, krim antibakteri atau chlorhexidine impregnated vaseline gauze;
dan bahan penutup absorben)
• Hal ini dikerjakan setelah melakukan konsultasi dengan unit luka bakar.
• Manajemen nyeri
• Luka bakar diikuti nyeri yang ekstrim. Meski sensasi kulit hilang pada luka bakar dalam,
area sekitar luka dirasakan sangat nyeri; karenanya pemberian analgetika sangat
diperlukan
• Pada semua kasus, kecuali luka bakar ringan, pemberisan analgetika diberikan secara intra
vena. Dosis awal diberikan relatif kecil selang waktu tiap 3–5 menit, dan dosis akhir sangat
tergantung respon penderita.
• Umumnya diberikan morfin dengan dosis awal 0. 05– 0. 1 miligram per kilogram berat
badan.
Luka Bakar Listrik
Manajemen luka bakar listrik
Hal yang harus diperhatikan :
• Pertama putuskan hubungan dengan sumber arus listrik atau singkirkan kabel
beraliran dari korban . Jika hal ini tidak dimungkinkan, pindahkan korban dari
sumber arus listrik menggunakan sebuah non– konduktor
• Setelah terbebas dari arus listrik -> survei primer dapat dilakukan pada tiap cedera
luka bakar.
• Jalan napas harus bebas dan tulang belakang servikal terlindungi
• Henti napas dapat terjadi dampak arus listrik pada medula, dan henti jantung akibat
efek arus listrik pada miokardium -> resusitasi jantung–paru
• Intubasi endotrakea mungkin diindikasikan untuk mempertahankan patensi jalan
napas
• Proteksi tulang belakang servikal sangat penting karena trauma daerah ini sangat
mungkin terjadi bersamaan dengan luka bakar listrik
Cedera inhalasi
• Terhirupnya uap panas dan atau produk pembakaran menyebabkan kerusakan
traktus respiratorius dalam berbagai cara -> absorpsi produk pembakaran
menimbulkan efek toksik yang serius, baik lokal maupun sistemik
• Manajemen jalan napas bertujuan untuk mempertahankan patensi dan melindungi
jalan napas. Pada gagal napas, jalan napas harus diamankan untuk memperbaiki
oksigenasi dan ventilasi
• Anamnesis
Riwayat terbakar di ruang tertutup atau adanya ledakan bahan bakar (bensin, gas),
ledakan bom harus dicurigai adanya cedera inhalasi
• Pemeriksaan fisik
Tatalaksana cedera inhalasi
Tatalaksana cedera inhalasi terfokus pada prioritas sebagai berikut:
• Patensi jalan napas
• Oksigen tinggi
• Pemantauan gangguan respirasi secara frekuen
• Kecurigaan adanya intoksikasi sistemik (CO, HCN
• Pada asesmen awal (survei primer), berikan oksigen dosis tinggi (15L/menit)
menggunakan non re–breathing mask. Hal ini akan memfasilitasi oksigenasi jaringan
selama asesmen dan tatalaksana berikutnya. Patensi jalan napas mutlak diperlukan
untuk sampainya oksigen ke paru
Kasus
• Pasien perempuan bernama Ny. YN usia 53 tahun datang ke rumah sakit pada
jam 18.00 dengan keluhan paha kanan dan kiri melepuh akibat tersiram air
mendidih kurang lebih 4 jam yang lalu.
Primary survey
• Airway and control spine (Penatalaksanaan jalan napas dan manajemen tulang
servikal)
Look :
Menilai patensi jalan nafas dengan mengajak pasien berbicara -> pada pasien patensi jalan
napas baik -> pasien dapat diajak berbicara
Cedera inhalasi (-)
Do :
Manajamen tulang belakang servikal jika dicurigai adanya cedera diatas klavikula seperti trauma
muka atau pasien tidak sadarkan diri -> pada pasien tidak ada trauma atau cedera diatas tulang
servikal
• Breathing and ventilation
Look :
Ekspansi rongga toraks adekuat dan simetris
Frekuensi napas : 20 kali/menit, reguler, kedalaman cukup
Cheery red spot(-)
Paparkan dada untuk menilai adanya luka bakar melingkar -> Luka bakar melingkar pada
dada(-)
Tidak perlu dilakukan pemberian oksigen pada pasien ini : karna pernapasan pasien baik dan
cukup
• Circulation
Look : Akral hangat, CRT ekstremitas < 2 detik, CRT ekstremitas bawah >2 detik tekanan
darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, reguler , suhu 37,8
Do :
• Lakukan Resusitasi cairan :
• Dewasa : 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau Plasmalyte) / berat badan / luas luka
bakar (%)
• Disability
Look :
Kesadaran : compos mentis
Do :
Penilaian kesadaran A V P U -> kesadaran pasien Alert (sadar, waspada)
Pemeriksaan respon pupil -> normal
• Exposure
Look :
Pakaian yang menempel pada pasien terutama pada daerah luka bakar
Do :
Lepaskan semua barang yang menempel pada pasien
Miringkan pasien untuk visualisasi sisi posterior -> tidak ada luka bakar disisi posterior
Menghitung area luka bakar -> dihitung menggunakan metode Rule of Nines
Status Lokalis
• Total 8%
FIRST AID
Menghitung tetesan infus
Jika menggunakan infus 20tetes/ml, maka :
Fluids
• Parkland formula : 4 ml x kgBB x %TBSA Pada 8 jam pertama
• Rencana terapi
• Salep silver sulfadiazine 1 – 2 kali sehari pada area luka bakar yang sudah dibersihkan
• Pemberian selama 7–10 hari dan biarkan utuh sampai sembuh
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Ad bonam
• Quo ad sanationam : Ad bonam
• Quo ad functionam : Ad bonam
TERIMAKASIH