Anda di halaman 1dari 63

LUKA BAKAR

Junior Clerkship

Preseptor : dr. Fory Fortuna, Sp.BP-RE

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
DEFINISI
Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh trauma panas atau trauma dingin (frost
bite). Penyebabnya terbanyak adalah api, air panas, listrik, kimia, radiasi dan trauma dingin (frost bite).
EPIDEMIOLOGI
• Luka bakar adalah bentuk umum dari
trauma
• Sebagian luka bakar terjadi akibat
kecelakaan murni, tetapi sebagian besar
disebabkan oleh kelalaian atau kurangnya
perhatian

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
ETIOLOGI
• Luka Bakar Termal
• Luka Bakar Kimia
• Luka Bakar Elektrik
• Luka Bakar Radiasi
Terisolasi

LUKA BAKAR
Dengan trauma penyerta

Penyebab umum pada dewasa adalah api sedangkan pada


anak–anak umumnya air panas

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
RESPON LOKAL

Luka Bakar Model Jackson

1. Zona Koagulasi
2. Zona Statis
3. Zona Hiperemia

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Respon sistemik
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Karna dilepaskannnya mediator-mediator inflamasi oleh sel endotel yang rusak, trombosit
dan leukosit

Vasodilatasii

• Peningkatan tekanan hidrostatik di kapiler


• Terbukanya semua pembuluh kapiler
• Meregangnya dinding kapiler yang meningkatkan area
permukaan membran kapiler dan terbentuknya celah
di antara sel–sel endotel
• Berkumpulnya darah di pembuluh vena kecil
Efek Sistemik

Peningkatan Gangguan metabolisme Depresi imunitas Cedara inhalasi


permeabilitas kapiler akibat sekresi hormon
stres dan resistensi
hormon anabolik
Gangguan pada Gangguan Imunitas ARDS
sirkulasi
Gangguan metabolik
Kebocoran cairan dan Infeksi
protein ke jaringan
interstisium Jaringan kekurangan
ATP untuk menjalankan
metabolisme
Hipovolemi
Takikardia,
hipertermia, balance
protein negatif

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Berdasarkan kedalaman jaringan
luka yang rusak :
1. Superficial
2. Mild (sedang)
3. Deep (dalam)

Klasifikasi lebih lanjut :


1. Epidermal
2. Dermal Superficial
3. Mid-dermal
4. Deep dermal
5. Full thickness

PNPK Tatalaksana Luka Bakar Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
PNPK Tatalaksana Luka Bakar Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Derajat Kedalaman Luka Bakar
• Luka bakar derajat 1
• Epidermal

• Luka bakar derajat II


• IIA ( Superficial dermal)
• IIB (Deep Dermal)

• Luka bakar derajat III


• Full Thickness
Klasifikasi
kedalaman luka
bakar

PNPK Tatalaksana Luka Bakar


PNPK Tatalaksana Luka Bakar
Klasifikasi Kriteria
Ringan (Minor) a. TBSA ≤15% pada dewasa dengan luka partial thickness
b. TBSA ≤10% pada anak dengan luka partial thickness
c. Luka bakar full-thickness dengan TBSA ≤2% pada anak maupun dewasa tanpa
mengenai daerah mata, telinga, wajah, tangan, kaki, atau perineum

Sedang a. TBSA 15–25% pada dewasa dengan luka partial thickness


b. TBSA 10-20% pada luka bakar partial thickness pada pasien anak dibawah 10
tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun
c. TBSA ≤10% pada luka bakar full-thickness pada anak atau dewasa tanpa
masalah kosmetik atau mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki,
atau perineum

Berat (Mayor) a. TBSA ≥25% dengan luka partial thickness


b. TBSA ≥20% pada anak usia dibawah 10 tahun dan dewasa usia diatas 40
tahun
c. TBSA ≥10% pada luka bakar full-thickness
d. Semua luka bakar yang mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki,
atau perineum yang dapat menyebabkan gangguan fungsi atau kosmetik.
e. Semua luka bakar listrik
f. Semua luka bakar yang disertai trauma berat atau trauma inhalasi
g. Semua pasien luka bakar dengan kondisi buruk

PNPK Tatalaksana Luka Bakar


Tatalaksana
• Pertolongan pertama

1. Hentikan proses pembakaran


• luka bakar api : berguling di tanah, lepaskan pakaian

• Pada luka bakar api, penderita berguling di tanah secara aktif maupun pasif menerapkan : Stop, Drop, Cover (face) & Roll technique

• Pakaian yang terbakar harus segera dilepaskan secepat mungkin


• Luka bakar air panas : lepaskan pakaian sesegera mungkin

2. Turunkan suhu luka


• Dengan air mengalir selama 20 menit (paling efektif)

• Suhu ideal : 15 derajat atau berkisar antara 8-25 derajat

• Cara lain : melekatkan busa basah diatas luka, handuk basah atau hidrogel (jika air mengalir tidak ada)

• Es atau air es jangan pernah digunakan untuk menurunkan suhu. Suhu yang ekstrim dingin ini akan menyebabkan vasokonstriksi
dan secara eksperimen menunjukkan luka yang semakin dalam; disamping risiko hipotermia.

• Efektif dalam 3 jam setelah kebakaran


Manajemen awal
• Setelah pertolongan pertama, luka ditutup menggunakan bungkus plastik atau bahan
kering yang tidak melekat selama prioritas manajemen lainnya dilakukan
• Bila luka sebelumnya tidak diturunkan suhunya, lanjutkan metode penurunan suhu
sebagaimana dianjurkan dalam waktu tersisa hingga mencapai tiga jam. Setelah tiga
jam, tidak ada efek benefit. Karenanya, luka kemudian dicuci menggunakan air atau
salin, dengan sabun atau larutan klorheksidin 0. 1%
• Antiseptik lain jangan digunakan
Penilaian awal
Primary Survei
Penatalaksanaan jalan napas dan manajemen tulang servikal
 Look
• Nilai patensi jalan napas, cara termudah adalah berbicara dengan pasien
• Tidak paten -> bersihkan jalan napas dari benda asing dan membuka jalan napas dengan
manuver chin lift/jaw thrust
• Jaga gerakan tulang servikal seminim mungkin dan jangan melakukan fleksi dan ekstensi
kepala dan leher.
• Pada luka bakar akibat ledakan perhatikan adakah cedera akibat inhalasi pada saluran
napas
 Do
• Manajemen tulang belakang servikal (terbaik dengan rigid collar). Adanya cedera di atas
klavikula seperti trauma muka atau tidak sadarkan diri kerap disertai patah tulang
belakang servikal.
Pernapasan dan Ventilasi
 Look
• Paparkan dada dan pastikan bahwa ekspansi rongga toraks adekuat dan simetri
• Hati–hati bila frekuensi pernapasan <10 atau >30 kali per menit
• Waspada pada luka bakar melingkar dada dan apakah memerlukan eskarotomi
• Keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pasien bewarna merah–buah cherry,
dan pasien tidak bernapas

 Do
• Berikan oksigen 100% (15 L/menit) menggunakan non–rebreather mask
• Bila diperlukan, ventilasi menggunakan bag dan sungkup atau, intubasi bila perlu.
Sirkulasi dan kontrol perdarahan
Look :
• Perhatikan apakah pasien pucat/sianosis
Do :
• Periksa tekanan darah
• Periksa capillary refill (sentral dan perifer) – normal bila ≤2 detik. Bila >2 detik menunjukkan
hipovolemia atau kebutuhan untuk eskarotomi pada tungkai bersangkutan, periksa tungkai
lainnya
• Masukkan 2 buah kateter IV berdiameter besar, sebaiknya daerah yang tidak terbakar
(normal)
• Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap / ureum kreatinin / fungsi hari / koagulasi / β–
hCG / Cross Match / carboxyhaemoglobin [2, 9]
• Bila pasien syok lakukan resusitasi cairan bolus dengan metode Hartmann untuk
memperbaiki pulsasi radialis
Disabilitas: Status Neurologis
Look :
• Nilai derajat kesadaran pasien apakah pasien kesadarannya komposmentis, somnolen, apatis atau koma

Do :
• Tetapkan derajat kesadaran:
• A– dari Alert (Sadar, waspada)
• V– dari Vocal (Respon terhadap rangsang suara)
• P– dari Pain (Respon terhadap rangsang nyeri)
• U– dari Unresponsive (Tidak memberi respon)

• Lakukan pemeriksaan respon pupil terhadap cahaya. Harus cepat dan sama

Tanggap terhadap hipoksemia dan syok yang menyebabkan kegelisahan dan penurunan derajat kesadaran
Exposure (Paparan dan Pengendalian Lingkungan)
Look :
• Lihat pakaian dan perhiasan yang menempel pada daerah luka pasien

Do :
• Lepaskan semua pakaian dan perhiasan termasuk anting dan jam tangan
• Miringkan pasien untuk visualisasi sisi posterior
• Jaga agar pasien tetap hangat
• Area luka bakar dihitung menggunakan metode Rule of Nines atau palmaris (Rule of
One).
Penilaian Luas Luka Bakar
• Untuk menilai luas area yang terbakar dibutuhkan perkiraan luasnya luka bakar sebagai
persentasi area permukaan tubuh
• Penilaian tersebut menggunakan metode “rule of nine” yang membagi luas permukaan tubuh
menjadi multipel 9% atau kelipatannya, kecuali perineum yang diestimasi menjadi 1%
• Sedangkan untuk mengestimasi luas luka bakar yang tidak luas dapat menggunakan area palmar
(jari dan telapak tangan) dari tangan pasien yang dianggap memiliki 1% total body surface area
(TBSA).

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Rule of nine pada dewasa Rule of palmar

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Proporsi kepala dan bahu pada anak lebih besar dibandingkan paha dan kaki

Setiap tahun setelah usia 12 bulan, 1% dikurangi dari area


kepala dan 0,5% ditambahkan pada dua area kaki anak.

Pediatric rule of nine


Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
First Aid (FATT)
Fluid (Resusuitasi cairan)
• Cairan inisial diberikan menggunakan rumus Parkland yang dimodifikasi : 3–4 mL / kg
berat badan / % luas luka bakar + tetes maintenance pada anak–anak
• Kristaloid (misal: larutan Hartmann atau Plasmalyte) adalah cairan yang
direkomendasikan
• Separuh cairan berdasarkan perhitungan diberikan dalam delapan jam pertama,
sisanya diberikan selama enam belas jam berikutnya
• Sesuaikan cairan resusitasi sesuai indikasi.
Analgesia

• Nyeri: berikan morfin iv 0. 05–0.1 mg/kg


• Titrasi sampai efek yang diinginkan tercapai (pemberian dosis lebih kecil secara
frekuen akan lebih aman).
Test
• Radiologi
• Tulang belakang servikal
• Toraks
• Panggul
• Pencitraan lain sesuai indikasi klinis
• Pemeriksaan laoratorium lain sesuai kebutuhan
Tubes
• Pemasangan NGT
• Insersi NGT pada luka bakar luas (> 10% pada anak–anak,> 20% pada dewasa) bila
dijumpai cedera penyerta, atau untuk melakukan dekompresi saluran cerna.
Gastroparesis merupakan hal yang umum terjadi
Monitoring :
• Urine output -> 0,5 – 1 mg/kg
• Tekanan Darah
• Pulse oxymetri
• ECG (pada luka bakar listrik)
• Frekuensi napas
Secondary survey
• Pemeriksaan menyeluruh
• Setelah kondisi mengancam nyawa diyakini tidak ada atau telah diatasi
Riwayat :
• A – Alergy
• M – Medicine (obat–obatan yang baru dikonsumsi)
• P – Past illness (penyakit sebelum terjadi trauma)
• L – Last meal (makan terakhir)
• E – Event (peristiwa yang terjadi saat kejadian)
• Mekanisme luka bakar
• Durasi paparan
• Jenis pakaian yang dikenakan
• Suhu dan kondisi air, jika penyebab luka bakar adalah air panas
• Kecukupan tindakan pertolongan pertama
Head to toe examination
• Kepala
• Leher
• Dada
• Abdomen
• Perineum
• Vagina
• Tungkai
• Pelvis
Dokumentasi
• Buat catatan
• Mintakan persetujuan untuk dokumentasi fotografi dan persetujuan
prosedur(informed consent)
• Berikan profilaksis tetanus jika diperlukan
Perawatan Emergensi Luka
 Tindakan yang tepat untuk penatalaksanaan luka adalah menutupinya dengan
penutup plastik atau kain bersih dan mengatur prosedur evakuasi
 Bila rujukan pasien tertunda lebih dari 8 jam, atau pada luka telah terkontaminasi air
tercemar atau limbah industri, maka antimikroba topikal harus digunakan
 Bersihkan luka dan konsultasi ke unit luka bakar rujukan untuk balutan yang
dianjurkan
 Umumnya direkomendasikan pembalut antimikroba yang mengandung silver atau
krim silver sulfadiazin
 Jangan menggunakan balut tekan yang memperberat gangguan sirkulasi pada
tungkai yang sebelumnya memang sudah terganggu
 Balutan harus sesering mungkin dibuka untuk menghilangkan konstriksi.
Resusitasi cairan
Estimasi kebutuhan cairan
• Luas luka bakar dihitung menggunakan rule of nines atau burn body chart bila tersedia.
Timbang berat badan pasien bila mungkin, atau peroleh informasi data tersebut pada
anamnesis. Data ini diperlukan dalam memperhitungkan formula resusitasi
• Dewasa : 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau Plasmalyte) / berat badan / luas luka bakar
(%)
• Anak–anak : 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau Plasmalyte) / berat badan / luas luka
bakar (%) di tambah maintenance glukosa 5% + larutan normal salin 0. 45%
– Untuk 10 kg pertama : 100 mL/kg
– 10–20 kg : 50 mL/kg
- >20 kg : 20 ml/kg

Catatan: Kalkulasi kebutuhan cairan dimulai sejak saat terjadi cedera, bukan terhitung sejak masuk
rumah sakit
• Cairan diberikan melalui dua buah kanul berdiameter besar (pada dewasa 16G)
sedapat mungkin di daerah non–luka bakar

• Kalkulasi volume yang diestimasi dalam 24 jam pertama :


 Separuh kebutuhan berdasarkan kalkulasi volume diberikan dalam 8 hours dan separuh
sisanya diberikan dalam16 jam berikutnya
 Cairan maintenance bagi anak–anak dibagi dalam 24 jam secara merata.
PEMANTAUAN KECUKUPAN RESUSITASI CAIRAN

Menggunakan pemantauan jumlah produksi urin


• Dewasa : 0.5mL/kg/Jam = 30-50mL/jam Perfusi ke jaringan baik

• Anak-anak (<30kg) : 1.0mL/kg/jam (rentang 0.5-2mL/kg/jam)

Indikasi pemasangan kateter urin :


• Luka bakar >10% pada anak
• Luka bakar >20% pada dewasa

Bila produksi urin tidak mencukupi, berikan cairan ekstra :


Bolus cairan 5-10mL/kg atau tingkatkan cairan berikutnya 150% dari cairan sebelumnya
KRITERIA RUJUKAN

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Persiapan rujukan
Dalam keadaan stabil secara fisiologik, penderita luka bakar masif dapat dan aman
ditransfer meski dalam waktu yang relatif lama. Namun untuk dapat ditransfer,
penderita harus stabil. Stabilisasi mencakup semua aspek yang diuraikan sebelumnya.

• Sistem respirasi
Semua penderita cedera berat diberi oksigen 15L/menit. Karena obstruksi jalan napas
bagian atas dapat mengalami progres dengan cepat dan mencapai puncaknya saat
penderita ditransfer, maka pentiing untuk mempertimbangkan intubasi endotrakea
sebelum penderita di rujuk. Cedera inhalasi dengan kerusakan infraglotik kerap
menimbulkan masalah saat transportasi berlangsung
• Sistem sirkulasi
• Prinsip tatalaksana gangguan sirkulasi akibat perpindahan cairan dan elektrolit sebagaimana
diuraikan sebelumnya diberikan untuk stabilisasi penderita sebelum proses transfer.
• Bila insersi 2 kanul (16G pada dewasa, 20G pada anak–anak) tidak dimungkinkan, ambil rute
lain untuk pemberian cairan, dan diskusikan sebelumnya dengan unit luka bakar rujukan.
• Metode akses vaskular umumnya tergantung pengalaman tim baik di perifer maupun di unit
luka bakar rujukan. Rute yang dapat digunakan antara lain adalah jalur vena sentral perkutan
(femoral, subklavia, atau jugularinterna), intra–osseous atau vena seksi (ankleatausiku)
• Regimen resusitasi cairan 3–4mLkrstaloid (misal, larutan Hartmann atau Plasmalyte) /kg / %
luas luka bakar dalam 24 jam, 50% diberikan dalam 8 jam pertama
• Tambahkan cairan maintenance pada anak–anak
• Kecukupan resusitasi ditentukan berdasarkan observasi penderita, dalam hal ini terutama
jumlah produksi urine (yang dipantau melalui kateter) bertujuan mencapai 30–50
mL/jampada dewasa, dan 1 mL/kg/jam (0. 5–2 mL/kg/jam) pada anak sampaidengan 30 kg
• Luka
• Luka dicuci dengan air mengandung larutan klorheksidin 0. 1% atausalin normal dan
dibungkus dengan plastik atau kain kering bila prosedur transfer harus disegerakan.
Plasticwrap yang kerap digunakan untuk membungkus makanan sangat bermanfaat
digunakan untuk mencegah evaporasi, mempertahankan panas dan mencegah desikasi
(luka mengering)
• Bila prosedur transfer tertunda, gunakan balutan atau pembalut formal (misalnya, slow–
release silver dressings, krim antibakteri atau chlorhexidine impregnated vaseline gauze;
dan bahan penutup absorben)
• Hal ini dikerjakan setelah melakukan konsultasi dengan unit luka bakar.
• Manajemen nyeri
• Luka bakar diikuti nyeri yang ekstrim. Meski sensasi kulit hilang pada luka bakar dalam,
area sekitar luka dirasakan sangat nyeri; karenanya pemberian analgetika sangat
diperlukan
• Pada semua kasus, kecuali luka bakar ringan, pemberisan analgetika diberikan secara intra
vena. Dosis awal diberikan relatif kecil selang waktu tiap 3–5 menit, dan dosis akhir sangat
tergantung respon penderita.
• Umumnya diberikan morfin dengan dosis awal 0. 05– 0. 1 miligram per kilogram berat
badan.
Luka Bakar Listrik
Manajemen luka bakar listrik
Hal yang harus diperhatikan :
• Pertama putuskan hubungan dengan sumber arus listrik atau singkirkan kabel
beraliran dari korban . Jika hal ini tidak dimungkinkan, pindahkan korban dari
sumber arus listrik menggunakan sebuah non– konduktor
• Setelah terbebas dari arus listrik -> survei primer dapat dilakukan pada tiap cedera
luka bakar.
• Jalan napas harus bebas dan tulang belakang servikal terlindungi
• Henti napas dapat terjadi dampak arus listrik pada medula, dan henti jantung akibat
efek arus listrik pada miokardium -> resusitasi jantung–paru
• Intubasi endotrakea mungkin diindikasikan untuk mempertahankan patensi jalan
napas
• Proteksi tulang belakang servikal sangat penting karena trauma daerah ini sangat
mungkin terjadi bersamaan dengan luka bakar listrik
Cedera inhalasi
• Terhirupnya uap panas dan atau produk pembakaran menyebabkan kerusakan
traktus respiratorius dalam berbagai cara -> absorpsi produk pembakaran
menimbulkan efek toksik yang serius, baik lokal maupun sistemik
• Manajemen jalan napas bertujuan untuk mempertahankan patensi dan melindungi
jalan napas. Pada gagal napas, jalan napas harus diamankan untuk memperbaiki
oksigenasi dan ventilasi
• Anamnesis
Riwayat terbakar di ruang tertutup atau adanya ledakan bahan bakar (bensin, gas),
ledakan bom harus dicurigai adanya cedera inhalasi
• Pemeriksaan fisik
Tatalaksana cedera inhalasi
Tatalaksana cedera inhalasi terfokus pada prioritas sebagai berikut:
• Patensi jalan napas
• Oksigen tinggi
• Pemantauan gangguan respirasi secara frekuen
• Kecurigaan adanya intoksikasi sistemik (CO, HCN
• Pada asesmen awal (survei primer), berikan oksigen dosis tinggi (15L/menit)
menggunakan non re–breathing mask. Hal ini akan memfasilitasi oksigenasi jaringan
selama asesmen dan tatalaksana berikutnya. Patensi jalan napas mutlak diperlukan
untuk sampainya oksigen ke paru
Kasus
• Pasien perempuan bernama Ny. YN usia 53 tahun datang ke rumah sakit pada
jam 18.00 dengan keluhan paha kanan dan kiri melepuh akibat tersiram air
mendidih kurang lebih 4 jam yang lalu.
Primary survey
• Airway and control spine (Penatalaksanaan jalan napas dan manajemen tulang
servikal)
 Look :
 Menilai patensi jalan nafas dengan mengajak pasien berbicara -> pada pasien patensi jalan
napas baik -> pasien dapat diajak berbicara
 Cedera inhalasi (-)
 Do :
 Manajamen tulang belakang servikal jika dicurigai adanya cedera diatas klavikula seperti trauma
muka atau pasien tidak sadarkan diri -> pada pasien tidak ada trauma atau cedera diatas tulang
servikal
• Breathing and ventilation
Look :
 Ekspansi rongga toraks adekuat dan simetris
 Frekuensi napas : 20 kali/menit, reguler, kedalaman cukup
 Cheery red spot(-)
 Paparkan dada untuk menilai adanya luka bakar melingkar -> Luka bakar melingkar pada
dada(-)

Tidak perlu dilakukan pemberian oksigen pada pasien ini : karna pernapasan pasien baik dan
cukup
• Circulation
Look : Akral hangat, CRT ekstremitas < 2 detik, CRT ekstremitas bawah >2 detik tekanan
darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, reguler , suhu 37,8

Do :
• Lakukan Resusitasi cairan :
• Dewasa : 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau Plasmalyte) / berat badan / luas luka
bakar (%)
• Disability
Look :
 Kesadaran : compos mentis
Do :
 Penilaian kesadaran A V P U -> kesadaran pasien Alert (sadar, waspada)
 Pemeriksaan respon pupil -> normal
• Exposure
Look :
 Pakaian yang menempel pada pasien terutama pada daerah luka bakar
Do :
 Lepaskan semua barang yang menempel pada pasien
 Miringkan pasien untuk visualisasi sisi posterior -> tidak ada luka bakar disisi posterior
 Menghitung area luka bakar -> dihitung menggunakan metode Rule of Nines
Status Lokalis

• Kepala dan leher :0%


• Trunkus anterior :0%
• Trunkus posterior :0%
• Esktremitas atas kanan :0%
• Ekstremitas atas kiri : 0 %
• Ekstremitas bawah kanan :4%
• Ekstremitas bawah kiri :4%
• Genitalia :0%

• Total 8%
FIRST AID
Menghitung tetesan infus
Jika menggunakan infus 20tetes/ml, maka :
Fluids
• Parkland formula : 4 ml x kgBB x %TBSA Pada 8 jam pertama

: 4 ml X 75kg X 8% Diberikan 1200 ml selama 8 jam, artinya dalam I


jam pasien harus masuk cairan 150 ml/jam
: 2400 ml
8 jam pertama : ½ dari cairan total : 1200 ml
Jml tetesan per menit
16 jam berikutnya : ½ sisanya : 1200 ml
= (Vol yg dibutuhkan x jml tetesan) / (waktu
pemberian x 60 menit)
= (1200 x 20) / (8 x 60)
Analgetik : Asam mefenamat 3 x 500 mg = 50 tetes/menit

Test : Radiologi (tidak dilakukan)

Tube : Pemasangan NGT tidak dilakukan


NGT jika (luas luka bakar >10% pada anak. >20% pada dewasa)
Survey sekunder
Allergies : Riwayat alergi (-)
Medications : Obat – obat yang di konsumsi (-)
Past illness : Penyakit sebelum terjadi trauma (-)
Last meal : Makan terakhir
 Pukul 12.00 pasien makan siang
Events : Pada saat air yang direbus pasien sudah mendidih, pasien
berusaha memindahkan namun air tersebut tumpah, pasien berusaha
menghindar namun paha kaki kiri dan kanan pasien terkena air panas
Mekanisme Luka Bakar
• Paha kanan dan kiri pasien tersiram air mendidih saat masak dan pasien
langsung menghindar.
• Setelah terkena air panas tersebut pasien masih mampu berjalan
• Kejadian ini terjadi kurang lebih 4 jam SMRS.
• Pasien mengenakan celana kaos
• Pasien menyiram luka dengan air mengalir
Head to toe examination
 Kepala : Simetris, dalam batas normal
 Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), pupil bulat isokor 3mm/3mm , refleks cahaya (+/+)
 Hidung : Discharge(-), deviasi septum nasi (-)
 Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan / sekret dari telinga
 Mulut : Tonsil (T1-T1), hiperemis (-), oral thrush (-)
 Leher : Pembesaran kelenjar tiroid dan limfe (-)
 Thorax : Simetris statis dan dinamis
• Jantung : Inspeksi : Ictus kordis tidak Nampak

Palpasi : Ictus kordis teraba ICS v LMC Sinistra


Perkusi : Batas kanan atas ICS V LPS Dekstra

Batas kanan bawah ICS IV LPS Dextra


Batas kiri atas ICS II LPS Sinistra
Batas kiri bawah ICS V LMC Sinistra
Auskultasi : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Inspeksi : Simetris
• Palpasi : Vokal fremitus kiri= kanan , nyeri tekan (-)
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru hepar ICS VI dextra

Auskultasi :Vesikuler, wheezing -/-, ronki -/-


Abdomen : Datar, tidak ditemukan luka bakar , benjolan. Nyeri tekan (-), massa (-), BU (+) normal.
Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan.
Tungkai : luka bakar paha kiri dan kanan, nyeri (+), bula (+),eritema(+) luka bakar melingkar(-),
parestesi tungkai(-), mati rasa atau baal pada daerah yang terkena luka bakar(-)
• DIAGNOSIS KERJA

Luka bakar derajat II TBSA 8% ec air panas

• Rencana terapi
• Salep silver sulfadiazine 1 – 2 kali sehari pada area luka bakar yang sudah dibersihkan
• Pemberian selama 7–10 hari dan biarkan utuh sampai sembuh
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Ad bonam
• Quo ad sanationam : Ad bonam
• Quo ad functionam : Ad bonam
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai