Anda di halaman 1dari 40

LUKA BAKAR

JU N IO R C L ER KS H I P I V D

P R ES EP TO R : DR . FO RY FORT U NA , SP.B P- RE

FA KULTAS K ED OKT E RA N
U N I V E RS I TAS A N DA L AS
20 20
KELOMPOK VB
Vasya Maharani 1710313021
Fadhillah Aini 1710313022
Muhammad Faruqi 1710311036
Sabria Chairunnisa Rosadi 1710311003
Salma Aldikna Putri 1710311025
Muhammad Irfan Jamil 1710312051
Aghnia Fila 1710312059
Hasna Shofiya Buntoro 1710312060
Khairunnisa Lizzikrillah 171032022
Salsabila Luqyana Muslim 1710313061
Putri Fadhila 1710313064
DEFINISI
Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh trauma panas atau trauma
dingin (frost bite). Penyebabnya terbanyak adalah api, air panas, listrik, kimia, radiasi dan trauma
dingin (frost bite). (WHO)
EPIDEMIOLOGI
Jenis Kelamin

Laki laki : perempuan =1,22 : 1

Usia

1-4 tahun : 14 %

20-24 tahun : 12 %

35-39 tahun : 9%

Pekerjaan

Buruh : 20,3 %

IRT : 13,3 %

Pekerja Kantoran : 16,7%


Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
ETIOLOGI
• Luka Bakar Termal
• Luka Bakar Kimia
• Luka Bakar Elektrik
• Luka Bakar Radiasi

Terisolasi

LUKA BAKAR
Dengan trauma penyerta

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Gambar : Penampang kulit
RESPON LOKAL

Luka Bakar Model Jackson

1. Zona Koagulasi
2. Zona Statis
3. Zona Hiperemia

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Efek Sistemik

Peningkatan Gangguan metabolisme Depresi imunitas Cedara inhalasi


permeabilitas kapiler akibat sekresi hormon
stres dan resistensi
hormon anabolik
Gangguan pada Gangguan Imunitas ARDS
sirkulasi
Gangguan metabolik
Kebocoran cairan dan Infeksi
protein ke jaringan
interstisium Jaringan kekurangan
ATP untuk menjalankan
metabolisme
Hipovolemi
Takikardia,
hipertermia, balance
protein negatif

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Penilaian Luas Luka Bakar
Untuk menilai luas area yang terbakar dibutuhkan perkiraan luasnya luka bakar sebagai persentasi
area permukaan tubuh

Penilaian tersebut menggunakan metode “rule of nine” yang membagi luas permukaan tubuh menjadi
multipel 9% atau kelipatannya, kecuali perineum yang diestimasi menjadi 1%

Sedangkan untuk mengestimasi luas luka bakar yang tidak luas dapat menggunakan area palmar (jari
dan telapak tangan) dari tangan pasien yang dianggap memiliki 1% total body surface area (TBSA).

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Rule of nine pada dewasa Rule of palmar

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Proporsi kepala dan bahu pada anak lebih besar dibandingkan paha dan kaki

Setiap tahun setelah usia 12 bulan, 1% dikurangi dari area


kepala dan 0,5% ditambahkan pada dua area kaki anak.

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
Pediatric rule of nine
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Berdasarkan kedalaman jaringan
luka yang rusak :
1. Superficial
2. Mild
3. Deep

Klasifikasi lebih lanjut :


1. Epidermal
2. Superficial dermal
3. mid-dermal
4. Deep dermal
5. Full thickness
PNPK Tatalaksana Luka Bakar
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
PNPK Tatalaksana Luka Bakar Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
PNPK Tatalaksana Luka Bakar
PNPK Tatalaksana Luka Bakar
Klasifikasi kedalaman luka bakar

PNPK Tatalaksana Luka Bakar


Klasifikasi Kriteria
Ringan (Minor) a. TBSA ≤15% pada dewasa dengan luka partial thickness
b. TBSA ≤10% pada anak dengan luka partial thickness
c. Luka bakar full-thickness dengan TBSA ≤2% pada anak maupun dewasa tanpa
mengenai daerah mata, telinga, wajah, tangan, kaki, atau perineum

Sedang a. TBSA 15–25% pada dewasa dengan luka partial thickness


b. TBSA 10-20% pada luka bakar partial thickness pada pasien anak dibawah 10
tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun
c. TBSA ≤10% pada luka bakar full-thickness pada anak atau dewasa tanpa
masalah kosmetik atau mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki,
atau perineum

Berat (Mayor) a. TBSA ≥25% dengan luka partial thickness


b. TBSA ≥20% pada anak usia dibawah 10 tahun dan dewasa usia diatas 40
tahun
c. TBSA ≥10% pada luka bakar full-thickness
d. Semua luka bakar yang mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki,
atau perineum yang dapat menyebabkan gangguan fungsi atau kosmetik.
e. Semua luka bakar listrik
f. Semua luka bakar yang disertai trauma berat atau trauma inhalasi
g. Semua pasien luka bakar dengan kondisi buruk

PNPK Tatalaksana Luka Bakar


TATALAKSANA

1. Hentikan proses pembakaran


2. Turunkan suhu luka

Efektif dalam 3 jam setelah kebakaran

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
TATALAKSANA BEDAH EMERGENSI

A. Eskarotomi, tindakan insisi eskar yang melingkari dada


atau ekstremitas.

Tujuan
1)  Mencegah gangguan breathing.
2) Mencegah penekanan struktur penting pada ekstremitas
(pembuluh darah, saraf).

Indikasi
Pada luka bakar yang mengenai seluruh ketebalan dermis
sehingga timbul edema yang dapat menjepit pembuluh
darah, misalnya luka bakar melingkar di ekstremitas dan dada.
b. Fasciotomi

Dilakukan bila ada indikasi tanda-tanda sindroma kompartemen: terasa keras pada palpasi,
sensasi perifer menghilang secara progresif, dan nadi tidak teraba.
Tatalaksana Lanjutan
Memenuhi Kebutuhan Cairan

Parkland formula: 3 - 4ml x kgBB x %TBSA

Rumus maintenance dewasa (Post resusitasi fase akut 24 jam pertama) : (1500xTBSA) + ((25+%LB) x TBSA))

Pada anak : Formula Parkland + Cairan Rumatan : 3-4 ml x kgBB x %TBSA


Rumus maintenance anak (Post resusitasi fase akut 24 jam pertama)
100ml/kg untuk 10 kg pertama
+50ml/kg untuk 10 kg kedua
+20ml/kg untuk 10 berikutnya

Kristaloid (Larutan hartman atau plasmalyte)

PNPK Tatalaksana Luka Bakar


Kebutuhan Nutrisi
KEB Laki-laki = 66.47 + (13.75 x BB) + (5.003 x TB) - (6.76 x U)

KEB Perempuan = 655.1 + (9.56 x BB) + (1.85 x TB) - (4.68 x U)

Kebutuhan energi total (KET) : KEB x Injury Factor (IF) x Activity Factor (AF)

Injury Factor : • < 20% BSA: 1.5

• 20-40% BSA: 1.6-1.7

• > 40% BSA: 1.8-2.1

Activity Factor : • Confined to bed: 1.2

• Minimal ambulation: 1.3

PNPK Tatalaksana Luka Bakar


PEMANTAUAN KECUKUPAN RESUSITASI CAIRAN

Menggunakan pemantauan jumlah produksi urin


• Dewasa : 0.5mL/kg/Jam = 30-50mL/jam
Perfusi ke jaringan baik
• Anak-anak (<30kg) : 1.0mL/kg/jam (rentang 0.5-2mL/kg/jam)

Indikasi pemasangan kateter urin :


• Luka bakar >10% pada anak
• Luka bakar >20% pada dewasa
Bila produksi urin tidak mencukupi, berikan cairan ekstra :
Bolus cairan 5-10mL/kg atau tingkatkan cairan berikutnya 150% dari cairan sebelumnya
Perawatan Luka Bakar

Perawatan luka pada luka bakar Salah satu manajemen luka bakar adalah penggunaan balutan
atau wound dressing. Pemilihan pembalut luka (dressing) harus menyerupai fungsi normal
kulit yaitu sebagai proteksi, menghindari eksudat, mengurangi nyeri lokal, respon psikologis
baik, dan mempertahankan kelembaban dan menghangatkan guna mendukung proses
penyembuhan. Penutupan luka dengan kasa berparafin / vaselin sebagai dressing primer atau
dressing yang langsung bersentuhan dengan luka. Ditutup dengan kasa berlapis tanpa
menimbulkan gangguan sirkulasi perifer sebagai dressing sekunder, lalu ditutup dengan elastic
perban sebagai dressing tersier.

PNPK Tatalaksana Luka Bakar


Sedangkan pembalut luka modern seperti Transparent Film Dressing (Cling Film),
Foam Dressing, Hydrogel, dan yang terbaru Nano Crystalline Silver, memiliki
kelebihan mudah dipakai, tidak nyeri saat diganti, bacterial barrier, lembab dan
hangat, dan membantu proses penyembuhan luka. Berdasarkan berbagai literatur,
balutan / dressing yang paling ideal untuk pasien luka bakar belum ditemukan

PNPK Tatalaksana Luka Bakar


KRITERIA RUJUKAN

Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns (EMSB) Australia ANZBA 2013.
LAPORAN KASUS LUKA BAKAR

A. IDENTIFIKASI

Nama : Tn. Riski


Usia : 21 tahun
Alamat : Desa Tinggimae Kab.Gowa
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan : -
Masuk RS : Selasa, 24 Desember 2013 pukul 13.24
A. ANAMNESIS

 Keluhan Utama

Luka bakar akibat sengatan listrik

 Riwayat Perjalanan Penyakit


Dialami sejak 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit akibat tersengat listrik pada saat bekerja di mesjid.
Awalnya pasien tanpa sengaja memegang kabel telanjang, lalu kesetrum dan terjatuh ke lantai. Terdapat kesan
luka bakar pada lengan kanan dan punggung kiri sampai ke leher. Nyeri (+) jika luka bakar disentuh. Riwayat
pingsan (+) <15 menit, riwayat muntah (-), riwayat sesak (-), batuk(-)

Riwayat penyakit dahulu

Tidak ada

 Riwayat penyakit keluarga

 Tidak ada
A. PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran compos mentis

Berat badan : 60 kg

Gizi : Baik

 Primary survey

Airway : Bebas, tidak ada hambatan pada saluran nafas ( riwayat jatuh hati-hati patah tulang servikal)

Breathing : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler, kedalaman cukup

Circulation : Akral hangat, CRT < 2”, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, suhu 36,8
Disability : AVPU. Kesadaran compos mentis. Pupil pinpoint

Exposure : Menilai area luas area luka bakar

• Secondary survey

Allergies : Riwayat alergi (-)

Medications : Obat – obat yang di konsumsi (-)

Past illness : Penyakit sebelum terjadi trauma (-)

Last meal : Makan terakhir (-)

Events : Pasien jatuh setelah tersengat listrik


Head to toe examination

 Kepala : Simetris, dalam batas normal

 Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), pupil bulat isokor 3mm/3mm , refleks cahaya (+/+)

 Hidung : Discharge(-), deviasi septum nasi (-)

 Telinga : Simetris kanan kiri, serumen (-)

 Mulut : Tonsil (T1-T1), hiperemis (-), oral thrush (-)

 Leher : Pembesaran kelenjar tiroid dan limfe (-)

 Thorax : Simetris statis dan dinamis

Jantung : Inspeksi : Ictus kordis tidak Nampak

Palpasi : Ictus kordis teraba ICS v LMC Sinistra


Perkusi : Batas kanan atas ICS V LPS Dekstra

Batas kanan bawah ICS IV LPS Dextra


Batas kiri atas ICS II LPS Sinistra

Batas kiri bawah ICS V LMC Sinistra

Auskultasi : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : Inspeksi : Simetris


◦ Palpasi : Vokal fremitus kiri= kanan , nyeri tekan (-)

◦ Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

Batas paru hepar ICS VI dextra

Auskultasi :Vesikuler, wheezing -/-, ronki -/-

Abdomen : Datar, lemas. Nyeri tekan (-), massa (-), BU (+) normal.

Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan.

Ekstremitas : Akral hangat


Status Lokalis

Kepala dan leher :3%


Trunkus anterior :0%
Trunkus posterior :7%
Esktremitas atas kanan :4%
Ekstremitas atas kiri :3%
Ekstremitas bawah kanan :0%
Ekstremitas bawah kiri :0%
Genitalia :0

Total 17%
FIRST AID

Fluids

Parkland formula : 4 ml x kgBB x %TBSA

: 4 ml X 60kg X 17%

: 4080 ml

Analgetik : Morfin 0.05-0.1mg/KgBB

Test : Radiologi ( thorak, panggul, servikal, pencitraan lain sesuai klinis)

Tube : NGT (luas luka bakar >10% pada anak. >20% pada dewasa)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS KERJA

Luka Bakar grade IIA-IIB dengan TBSA 17%

PENATALAKSANAAN Menghitung tetesan infus


Jika menggunakan infus 20tetes/ml, maka :
◦ Parkland formula : 4 ml x kgBB x %TBSA

: 4 ml X 60kg X 17% Pada 8 jam pertama


Diberikan 2040 ml selama 8 jam, artinya dalam I
: 4080 ml
jam pasien harus masuk cairan 255 ml/jam
8 jam pertama : ½ dari cairan total : 2040 ml
Jml tetesan per menit
16 jam berikutnya : ½ sisanya : 2040 ml
= (Vol yg dibutuhkan x jml tetesan) / (waktu
◦ Ceftriaxon 1gr/12jam IV pemberian x 60 menit)
= (2040 x 20) / (8 x 60)
◦ Kompres NaCl
= 85 tetes/menit
= 1-2 tetes / detik
PROGNOSIS

Quo ad vitam : Ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam


Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai