Anda di halaman 1dari 2

Tujuan literatur naratif

1. Menghemat waktu dan usaha klinisi dalam mendapat jawaban dari pertanyaan penelitian yang
telah dikumpulkan dari berbagai sumber menjadi sebuah litrev
2. Sebagai tambahan data referensi bagi pembuat keputusan klinis, meskipun berada pada
tingkaktan terendah dari segitiga ebm
3. Memberikan dasar untuk memvalidasi suatu asumsi
4. Memberikan wawasan ter-update dari dinamika penelitian pd suatu bidang
5. Memperkuat keyakinan terhadap suatu penelitian primer

Sumber litrev :

 temuan penulis / artikel


 maksud dari sebuah narasi review adalah untuk mendeskripsikan dan mensintesiskan literatur
scientific apa saja yang tersedia tentang suatu topik, memberikan kesimpulan dari bukti ini.

Kenapa jurnal terindeks scopus : karena ingin menghindari untuk mendapatkan gray literatur, karena
jika menggunakan google schoolar sebagai sumber . Sebenernya gray literatur juga bisa dijadikan sbg
sumber review, namun masih banyak kekurangan yang dimiliki gray literatur, sehingga jika ingin
menggunakan gray literatur perlu untuk melakukakan telaah qualitas yang lebih lanjut, dan tidak cukup
dengan menggunakan naratif review.

*yg termasuk gray literatur : kebanyakan literatur abu-abu

 diproduksi oleh organisasi non pemerintah (LSM, termasuk badan amal, nirlaba, dan berbagai
organisasi masyarakat sipil lainnya),
 pemerintah di berbagai tingkatan,
 organisasi antar pemerintah seperti PBB dan Bank Dunia,
 konsultan lingkungan,
 perusahaan swasta
 individu lepas.

*Kekurangan gray jurnal

 Tidak melalui peer review, atau bahkan tidak di review sama sekali
 Kualitasnya sangat bervariasi, dan tidak ada basis yg dpt menyatakan kualitas dari artikel
tersebut

Sehingga untuk mendapatkan artikel sumber yang yang berkualitas dan terhindar dari gray literatur
penulis menyeleksi artikel dengan pengindeks scopus

INSIDENSI HIPERTIROID DI INDONESIA


Penyakit ini merupakan penyakit hormonal yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah
diabetes melitus. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), prevalensi hipertiroid di Indonesia adalah sebesar
0,4 persen

INSIDENSI DI SUMBAR

 Berdasarkan hasil penelitian Yuza (2007), jumlah penderita hipertiroid rawat jalan dan rawat
inap yang tercatat di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah sebanyak 154
orang.
 Penelitian awal yang dilakukan Maulidia (2014) di Instalasi Rekam Medik RSUP 2 Dr. M. Djamil
Padang, didapatkan jumlah pasien hipertiroid pada tahun 2011 terdapat 697 kasus,
 sedangkan pada tahun 2012 terdapat 716 kasus. Hal ini menandakan bahwa kasus hipertiroid
mengalami peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai