OLEH :
KELOMPOK 4
Edmond Daniel Beltsazar I1011201011
Jeremy Justine Vallerio I1011201027
Jusinta Giovany I1011201037
Qarina Khairunnisa I1011201041
Natasya I1011201065
Prisma Annisa I1011201069
Vira Rizky Fitriani I1011201073
Nabila Anggraini I1011201076
Ananda Putra Anugerah I1011201078
Gusti M. Taufiq Chaerullah I1011201098
1.1 Pemicu
Dasar Penelitian Kesehatan - Filsafat Penelitian - Etika Penelitian
Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai masalah di kehidupan
manusia. Berbagai perubahan harus dilakukan agar kita mampu beradaptasi
dengan pandemi tersebut. Keadaan ini pun dialami oleh mahasiswa
kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Bunga, sebagai
mahasiswa semester 4 di FK UNTAN, mulai memikirkan mekanisme
pelaksanaan penelitian yang telah diajukannya pada seminar proposal
penelitian minggu lalu. Bunga sangat tertarik untuk melakukan penelitian
eksperimental di laboratorium. Saat semester 2 ia pun telah menjalani modul
riset, dan mendapatkan pemahaman mengenai filsafat penelitian serta desain
penelitian kesehatan. Ia memilih penelitian kuantitatif eksperimental dengan
menggunakan hewan coba mengenai efektivitas antimikroba bunga
karimunting. Judul penelitian ini dianggap sudah memenuhi kriteria FINER
yakni Feasibility, Interesting, Novel, Ethical, dan Relevant.
Setelah dilakukan kajian terhadap protokol penelitian Bunga, Komite Etik
Penelitian Kesehatan FK UNTAN, menyarankan agar Bunga mengubah
desain penelitiannya menjadi kajian literatur (literature review),
mempertimbangkan kondisi pandemi yang tidak memungkinkan Ia
melaksanakan penelitian. Pertimbangan lain dari Komite Etik adalah
penggunaan hewan coba yang direncanakan sebanyak 150 ekor tikus putih
galur wistar, akan menimbulkan masalah yang kemungkinan akan sulit diatasi
oleh Bunga.
2. Hewan Coba 3
Hewan coba adalah hewan yang sengaja dipelihara untuk
digunakan sebagai hewan model yang berkaitan untuk pembelajaran dan
pengembangan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau
pengamatan laboratorium.
3. Kriteria FINER 4
Kriteria FINER merupakan kriteria yang harus dicapai agar suatu
masalah dapat dikatakan menjadi masalah penelitian. FINER merupakan
singkatan dari Feasible, Interesting, Novel, Ethical, Relevant.
4. Kajian Literatur 5
Kajian literatur adalah satu penelusuran dan penelitian kepustakaan
dengan membaca berbagai buku, jurnal, dan terbitan terbitan lain yang
berkaitan dengan topik penelitian, untuk menghasilkan satu tulisan
berkenaan dengan satu topik atau isu tertentu.
5. Filsafat Penelitian6
Filsafat penelitian ilmiah adalah sistem pemikiran peneliti, berikut
pengetahuan baru yang dapat diandalkan tentang objek penelitian
diperoleh. Dengan kata lain menjadi dasar penelitian yang meliputi
pemilihan strategi penelitian, rumusan masalah, pengumpulan data,
pengolahan, dan analisis.
6. Etik Penelitian7
Etik penelitian adalah prinsip-prinsip etis yang diterapkan peneliti
pada saat melakukan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,
pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan
memperoleh dampak hasil penelitian tersebut.
7. Galur Wistar
Galur merupakan garis keturunan8. Wistar merupakan salah satu
galur tikus putih, homozigot di sebagian besar lokus, diproduksi oleh
perkawinan antar saudara yang ketat selama beberapa generasi untuk
mengembangkan hewan untuk penelitian dengan komposisi genetik
umum yang sama.9
1.6 Hipotesis
Bunga akan merevisi desain penelitian eksperimentalnya sesuai saran dari
Komite Etik Penelitian Kesehatan FK UNTAN dikarenakan pelaksanaan
penelitian di tengah pandemic COVID-19 serta banyaknya penggunaan
hewan coba yang direncanakan akan menimbulkan masalah.
2.1.2 Jenis
2.1.3 Desain14
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat
memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Dalam
pengertian yang lebih luas desain penelitian mencakup pelbagai hal
yang dilakukan peneliti, mulai dari identifikasi masalah, rumusan
hipotesis, operasionalisasi hipotesis, cara pengumpulan data sampai
akhirnya pada analisis data. Dalam pengertian yang sempit desain
penelitian mengacu pada jenis penelitian yang digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian; karena itu desain berguna sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan penelitian.
Dengan demikian maka pada hakekatnya desain penelitian
merupakan suatu wahana untuk mencapai tujuan penelitian, yang juga
berperan sebagai rambu-rambu yang akan menuntun peneliti dalam
seluruh proses penelitian. Dalam garis besar, desain penelitian
mempunyai dua kegunaan yang amat penting dalam keseluruhan
proses penelitian yakni:
● Populasi heterogen
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas -
batasnya secara kualitatif dan kuantitatif. Contoh: populasi
pasien pasien rawat inap di RS A pada tahun 2017.
Satuan→Rumah Sakit
Waktu→Tahun 2017
● Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran
dalam menggeneralisasi sebagai kesimpulan sebuah
penelitian.
Contoh:
e. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik
kesimpulan. Penelitian dengan menggunakan sampel lebih
menguntungkan dibandingkan dengan penelitian menggunakan
populasi karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih
menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Dalam menentukan sampel,
langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi
atau menentukan populasi target.
f. Rencana Analisis
Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat
menentukan besarnya sampel yang harus diambil. Teknik analisis
dengan tabel silang dan analisis lanjutan dengan Chi-Square
misalnya mensyaratkan pentingnya sampel minimal yang tersedia
dalam setiap sel dalam tabel silang. Untuk tabel ukuran 2x2
diperlukan sampel minimal sebanyak 30. Itupun apabila frekuensi
sampel menyebar secara merata pada masing- masing sel. Untuk
keperluan analisis yang lebih baik, diperlukan sampel yang lebih
banyak. Teknik analisis regresi, misalnya mengasumsikan sampel
berdistribusi normal. Asumsi normalitas umumnya dapat dicapai
pada sampel ukuran besar yaitu minimal 30.
● Kriteria inklusi.
Kriteria inklusi adalah kriteria yang akan menyaring
anggota populasi menjadi sampel yang memenuhi kriteria secara
teori yang sesuai dan terkait dengan topik dan kondisi
penelitian. Atau dengan kata lain, kriteria inklusi merupakan
ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang
dapat diambil sebagai sampel.
● Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang dapat digunakan untuk
mengeluarkan anggota sampel dari kriteria inklusi atau dengan
kata lain ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel.
Sebagai contoh:
Kita ingin meneliti “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan
BPJS terhadap pelayanan di RS X”. Populasi pada penelitian ini
adalah pasien BPJS di RS X. Dalam penentuan sampel, maka kita
menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
● Kriteria inklusi.
➢ Pasien BPJS di RS X pada saat saya melakukan penelitian
merupakan pasien yang telah memanfaatkan pelayanan
rawat jalan minimal 1 tahun.
➢ Usia pasien 18-55 tahun.
● Kriteria eksklusi
Setelah didapatkan kriteria inklusi seperti diatas maka kita
dapat menentukan kriteria eksklusi jika sampel telah memenuhi
kriteria inklusi. Namun ketika sampel tidak dapat berkomunikasi
dengan baik, maka akan kita keluarkan sebagai sampel dalam
penelitian. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari
penelitian karena alasan tertentu.
2.1.6 Data
Data didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian
nyata atau fakta-fatkat yang dirumuskan dalam sekelompok lambang
tertentu yang tidak acak yang menunjukan jumlah, tindakan, atau
hal. Data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau
tersimpan sebagai file dalam basis data.16
● Data Primer
Merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya.
Jadi untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung. Data primer biasanya
diperoleh dari observasi, wawancara, Focus Group
Discussion (FGD), dan penyebaran kuesioner.
● Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-
studi sebelumnya. Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti jurnal, laporan, buku, dan
sebagainya.
● Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berbentuk
selain angka. Data kualitatif dapat dikumpulkan dengan
cara wawancara, analisis dokumen, FGD, observasi,
pemotretan gambar atau perekaman video. Umumnya data
kualitatif pada akhirnya dituangkan dalam bentuk kata
per-kata. Sekalipun data kualitatif tidak berbentuk angka
namun bukan berarti data itu tidak dapat digunakan pada
analisis statistik.
● Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka
atau bilangan. Data kuantitatif biasanya dijadikan sebagai
bahan dasar bagi setiap permasalahan yang bersifat
statistik. Data ini umumnya diolah memakai teknik
perhitungan matematika. Data kuantitatif diklasifikasikan
menjadi dua yaitu data kuantitatif berdasarkan proses atau
cara mendapatkannya dan data kuantitatif berdasarkan tipe
skala pengukuran yang digunakan.
● Data nominal
● Data ordinal
● Data interval
● Data rasio
a. Sumber Rujukan
Sumber informasi atau rujukan dapat berupa makalah ilmiah
dalam majalah ilmiah, buku (baik secara keseluruhan atau hanya
sebagian atau bab dari buku tersebut), laporan atau dokumen
resmi dari suatu instansi pemerintah (misalnya Departemen
Kesehatan, BKKBN) atau dari suatu badan internasional
(misalnya WHO). Laporan hasil penelitian yang tidak
dipublikasikan akan tetapi di dokumentasi di perpustakaan
instansi yang bersangkutan kadang-kadang dapat pula dijadikan
sumber informasi. Yang terakhir ini di dalam daftar rujukan
sering ditulis dengan kata-kata "komunikasi pribadi" (personal
communication), "hubungan pribadi", "unpublished data", dan
sebagainya. Bila tidak terpaksa hal tersebut sebaiknya
dihindarkan karena kesahihannya kurang. Bahkan tesis atau
disertasi yang belum dipublikasi dalam jurnal dianggap sebagai
"unpublished material" bukan sebagai rujukan yang baku.
atau
● Label Sitasi
Referensi diberi nomor secara berurutan dalam urutan
kemunculannya dalam teks − mereka diidentifikasi dengan
angka Hindu-Arab dalam tanda kurung (1), tanda kurung siku
[1], superskrip1, atau kombinasi[1]. Nomor biasanya muncul
di akhir materi yang didukungnya, dan entri dalam daftar
referensi akan memberikan informasi bibliografi lengkap
untuk sumbernya. Contoh pengacuan di dalam teks:
● Tanpa Pengarang
Anonymous. Coffee drinking and cancer of the pancreas
(Editorial). BMJ. 1981; 283:628.
● Materi Elektronik
1. Kuwar Chhetri P, M Das J. Neuroanatomy, neural tube
development and stages. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 [cited
2021 Apr 13]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557414/
2. Radlowski EC, Johnson RW. Perinatal iron deficiency
and neurocognitive development. Front Hum Neurosci
[Internet]. 2013 [cited 2021 Apr 13];7. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC377984
3/
3. National Institute of Biomedical Imaging and
Bioengineering. Computed Tomography (CT) [Internet].
NIBIB. 2021 [cited 2021 Apr 15]. Available from:
https://www.nibib.nih.gov/science-education/science
topics/computed-tomography-ct
Keuntungan sistem ini adalah cara penulisannya menjadi
lebih ringkas, karena:
a. Replacement
Replacement adalah keperluan memanfaatkan hewan
percobaan sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari
pengalaman terdahulu maupun literatur untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh makhluk
hidup lain seperti sel atau biakan jaringan. Replacement terbagi
menjadi dua bagian, yaitu: relatif (mengganti hewan percobaan
dengan memakai organ/jaringan hewan dari rumah potong, hewan
dari ordo lebih rendah) dan absolut (mengganti hewan percobaan
dengan kultur sel, jaringan, atau program komputer).
b. Reduction
Reduction mengacu pada metode yang meminimalkan
penggunaan hewan dan memungkinkan peneliti untuk
memperoleh jumlah informasi yang sebanding dari lebih sedikit
hewan atau untuk mendapatkan lebih banyak informasi dari
jumlah hewan yang sama tanpa meningkatkan rasa sakit atau
kesusahan. Beberapa metode untuk mengurangi jumlah hewan
dalam penelitian dapat dilakukan dengan menetapkan group size
yang rasional, melalui penelitian pendahuluan, perhitungan
statistik untuk menentukan jumlah populasi hewan termasuk
power analisis yang merujuk kepada literatur yang berkualitas
baik dan/atau pedoman yang berlaku.
c. Refinement
Refinement adalah memperlakukan hewan percobaan secara
manusiawi (humane), memelihara hewan dengan baik, tidak
menyakiti hewan, serta meminimalisasi perlakuan yang
menyakitkan sehingga menjamin kesejahteraan hewan coba
sampai akhir penelitian. Pada dasarnya prinsip refinement berarti
membebaskan hewan coba dari beberapa kondisi. Prinsip
refinement ini berkaitan erat dengan penerapan asas kesejahteraan
hewan, yaitu 5F yang terdiri atas:23
Yang pertama adalah bebas dari rasa lapar dan haus, dengan
memberikan akses makanan dan air minum yang sesuai dengan
jumlah yang memadai baik jumlah dan komposisi nutrisi untuk
kesehatannya. Kemudian, hewan percobaan bebas dari
ketidaknyamanan, disediakan lingkungan bersih dan paling sesuai
dengan biologi hewan percobaan yang dipilih, dengan perhatian
terhadap: siklus cahaya, suhu, kelembaban lingkungan, dan
fasilitas fisik seperti ukuran kandang untuk kebebasan bergerak,
kebiasaan hewan untuk mengelompok atau menyendiri.
Berikutnya, hewan coba harus bebas dari nyeri dan penyakit
dengan menjalankan program kesehatan, pencegahan, dan
pemantauan, serta pengobatan terhadap hewan percobaan jika
diperlukan. Penyakit dapat diobati dengan catatan tidak
mengganggu penelitian yang sedang dijalankan. Bebas dari nyeri
diusahakan dengan memilih prosedur yang meminimalisir nyeri
saat melakukan tindakan invasif, yaitu dengan menggunakan
analgesia dan anestesi ketika diperlukan. Euthanasia dilakukan
dengan metode yang manusiawi oleh orang yang terlatih untuk
meminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan
coba. Hewan juga harus bebas dari ketakutan dan stress jangka
panjang, dengan menciptakan lingkungan yang dapat mencegah
stress, misalnya memberikan masa adaptasi/aklimatisasi,
memberikan latihan prosedur penelitian untuk hewan. Semua
prosedur dilakukan oleh tenaga yang kompeten, terlatih, dan
berpengalaman dalam merawat/memperlakukan hewan percobaan
untuk meminimalisasi stres. Hewan diperbolehkan
mengekspresikan tingkah laku alami dengan memberikan ruang
dan fasilitas yang sesuai dengan kehidupan biologi dan tingkah
laku spesies hewan percobaan. Hal tersebut dilakukan dengan
memberikan sarana untuk kontak sosial (bagi spesies yang
bersifat sosial), termasuk kontak sosial dengan peneliti;
menempatkan hewan dalam kandang secara individual,
berpasangan atau berkelompok; memberikan kesempatan dan
kebebasan untuk berlari dan bermain23
a. Pemanfaatan BBT
Terdapat empat alternatif pemanfaatan BBT yang secara etis
dapat dipertanggungjawabkan, yaitu: 27
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan untuk menguji
teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
Variabel variabel ini diukur biasanya dengan instrumen penelitian
seperti, tes, angket, wawancara terstruktur sehingga data yang
terdiri dari angka angka dapat dianalisis berdasarkan perhitungan
statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya
memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari
pendahuluan, tinjauan hasil penelitian terkait sebelumnya
(previous studies) landasan teori, metode penelitian, hasil
penelitian, dan pembahasan. Peneliti kuantitatif memiliki asumsi-
asumsi untuk menguji teori secara deduktif, mencegah munculnya
bias-bias, mengontrol penjelasan-penjelasan yang bersifat
alternatif, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan kembali
penemuan-penemuannya. Penelitian kuantitatif lebih menekankan
pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.
Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial
dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan
indikator. Setiap variabel yang ditentukan di ukur dengan
memberikan simbol angka yang berbeda beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut.
Dengan menggunakan simbol simbol angka tersebut, teknik
perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam
suatu parameter. Tujuan utama pendekatan kuantitatif untuk
menjelaskan suatu masalah dengan menghasilkan generalisasi.
Generalisasi adalah suatu pola, keteraturan yang terjadi dalam
suatu realitas tentang suatu masalah yang diperkirakan akan
berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat
dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi
yang umum berlaku di dalam statistika deduktif. Metode estimasi
itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan
nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut
“sampel” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam
penelitian sebenarnya adalah bagian kecil dari populasi atau
sering disebut “sampel data”. Sampel data adalah contoh nyata
dari kenyataan yang dapat diprediksikan keberlakuannya ke
tingkat realitas kelompok yang lebih besar. Penelitian kuantitatif
melakukan eksplorasi mendalam serta menemukan fakta dan
menguji teori, model, strategi dan pendekatan pembelajaran.
b. Penelitian Kualitatif
Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang
paling sering digunakan adalah wawancara. Meskipun
kelihatannya mudah dilakukan" namun cara melakukan teknik
wawancara merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan mengumpulkan data. Faktor yang penting dan
sekaligus kunci sukses dalam organisasi penelitian kualitatif
adalah komunikasi dengan mengedepankan kerahasiaan.
Responden survei dan wawancara mendalam dan focus group
sering diminta untuk memberikan informasi secara terbuka jujur
dan pribadi tanggapan tentang isu-isu sensitif, kekhawatiran,
persepsi dan pendapat tentang berbagai topik. Untuk
mendapatkan kebenaran peneliti harus benar-benar menjamin,
bahwa identitas peserta penelitian akan dirahasiakan dan
dilindungi sepenuhnya.
2.5.2 Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan bagian yang paling
penting dari setiap usulan penelitian karena ia merupakan dasar
utama suatu usulan. Pada bagian ini peneliti harus dapat
memperlihatkan pemahaman serta pengetahuannya mengenai
substansi penelitian yang dirancang, merumuskan alasan
mengapa penelitian harus dilakukan dan garis besar bagaimana
penelitian akan dilaksanakan.
Uraian dalam latar belakang masalah hendaknya mencakup
4 hal yang lebih mudah diikuti bila disusun dalam urutan
sebagai berikut:
e. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini perlu diuraikan manfaat apa yang diharapkan
dari penelitian yang akan dilakukan. Biasanya disebutkan manfaat
dalam bidang akademik atau ilmiah, bidang pelayanan masyarakat,
serta pengembangan penelitian itu sendiri.
a. Kerangka Konseptual
Dalam pustaka metodologi penelitian, istilah kerangka teori
dan kerangka konseptual cukup kontroversial. Meski concept,
construct, dan theory memiliki makna yang berbeda, namun
sebagian ahli menganggap istilah kerangka teori sama saja
dengan kerangka konsep, jadi merupakan sinonim. Di lain sisi
sebagian ahli lainnya membedakan keduanya. Menurut paham
kedua, setelah pelbagai aspek disajikan secara rinci namun
terfokus dalam Tinjauan Pustaka (menggambarkan kerangka
teori), selanjutnya dibuat rangkuman sebagai dasar untuk
membuat Kerangka Konseptual.
a. Desain Penelitian
Desain penelitian pada esensinya merupakan wadah untuk
menjawab pertanyaan penelitian atau untuk menguji kesahihan
hipotesis. Dalam usulan penelitian perlu dituliskan secara
eksplisit dengan satu kalimat, desain dipergunakan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Dalam satu penelitian dapat
diperlukan dua atau lebih desain; misalnya bagian pertama
dilakukan studi untuk menentukan prevalensi penyakit,
kemudian terhadap subyek yang menderita penyakit dilakukan
penelitian intervensi. Untuk ini harus dinyatakan desain apa
yang digunakan untuk bagian penelitian yang mana.
h. Cara Kerja
● Alokasi Subjek
Dalam setiap penelitian yang membandingkan variabel
harus disebutkan dengan jelas subjek mana yang menjadi
kelompok yang diteliti, mana yang menjadi kelompok
kontrol. Pada penelitian observasional peneliti tidak
mengalokasikan subyek yang terpajan dan tidak terpajan,
melainkan hanya mengobservasi pajanan yang terjadi secara
alamiah. Pada studi intervensional peneliti mengalokasi
subjek yang akan mendapat perlakuan dan yang tidak. Cara
alokasi ini harus disebutkan dengan eksplisit.
i. Identifikasi Variabel
Semua variabel yang diteliti harus diidentifikasi, variabel
apa saja yang termasuk variabel bebas, variabel tergantung, dan
perancu (confounding). Identifikasi variabel adalah hal yang
amat penting dan menyangkut seluruh bagian penelitian,
terutama dalam manajemen serta analisis data penelitian.
j. Definisi Operasional
Semua konsep dan variabel yang digunakan harus
didefinisikan dengan jelas sehingga kemungkinan untuk
terjadinya kerancuan dalam pengukuran variabel, analisis data,
interpretasi hasil serta simpulan dapat dihindarkan. Dalam
banyak hal definisi operasional ini mengacu pada pustaka yang
ada, akan tetapi tidak diharamkan untuk membuat definisi
sendiri asalkan dapat dipertanggungjawabkan.
Komponen Kriteria
Feasible ● Memastikan kecukupan desain
● Biaya yang memadai
● Rekrut target populasi secara strategis
● Tujuan ukuran sampel yang dapat dicapai
● Prioritaskan hasil yang dapat diukur
● Mengoptimalkan sumber daya manusia
dan teknis
2.7 Bagaimana cara penentuan jumlah sampel yang tepat untuk hewan uji?
Seperti yang disebutkan dalam Pedoman dan Standar Etik Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Nasional Tahun 2017, peneliti tidak dapat
semaunya menggunakan jumlah hewan yang banyak untuk mendapatkan
power statistik yang tinggi. Jumlah hewan harus dikaji dengan menggunakan
berbagai macam perhitungan sehingga digunakan jumlah hewan yang sedikit
(reduction) tanpa menghilangkan kesahihan penelitian. Desain penelitian
harus dibuat seramping mungkin, kalau perlu dengan konsultasi pakar desain
penelitian/ahli statistik supaya jumlah hewan yang digunakan sesedikit
mungkin.27
(t - 1) (n - 1) ≥ 15
Keterangan:
t = jumlah kelompok
Sebagai contoh, jika rencana penelitian Bunga dalam pemicu ini terdiri
dari lima kelompok perlakuan, maka jumlah subjek tikus per kelompok
dihitung dengan proses berikut:
(t - 1) (n - 1) ≥ 15
t = jumlah kelompok = 5
(t - 1) (n - 1) ≥ 15
(5 - 1) (n - 1) ≥ 15
4n - 4 ≥ 15
4n ≥ 19
4n ≥ 19/4
n ≥ 4,75 ~ 5
N = n / (1-f)
Keterangan:
N = n / (1-f)
N = 5 / (1-f)
N = 5 / (1-10%)
N = 5 / (1-0,1)
N = 5 / 0,9
N = 5,56 ≈ 6 ekor
Dari contoh perumusan, didapatkan bahwa jumlah total sampel yang
dibutuhkan oleh Bunga untuk 5 kelompok perlakuan adalah 30 ekor tikus
putih galur Wistar yang dibagi acak kedalam 5 kelompok perlakuan.
2.8 Bagaimana cara menulis suatu penelitian dalam bentuk kajian literatur
(literature review) yang baik? 33
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, hipotesis dapat diterima sebab pelaksanaan
penelitian di tengah pandemi COVID-19 serta aspek etik terkait banyaknya
penggunaan hewan coba yang direncanakan akan menimbulkan masalah bagi
Bunga. Kemungkinan Bunga akan merevisi desain penelitian
eksperimentalnya sesuai saran dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FK
UNTAN.
DAFTAR PUSTAKA
9. Farlex Partner Medical Dictionary. Wistar rats. The Free Dictionary [Internet].
2012 [cited 23 May. 2021]. Available from: https://medical-
dictionary.thefreedictionary.com/Wistar+rats
23. KNEPK (Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan). Pedoman Nasional Etik
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2011.
26. Ramadianto AY. Penyerahan Gigi Manusia Sebagai Bahan Biologis Tersimpan
Dalam Pendidikan Dan Penelitian Kedokteran Gigi. Aktualita (Jurnal Hukum).
2018;1(1): 31-43.
27. Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional. Pedoman dan
Standar Etik Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
31. Cummings SR, Browner WS, Hulley SB. Designing Clinical Research. 4th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Conceiving the research
question and developing the study plan; 2013: 14–22.
33. Pautasso M. Ten simple rules for writing a literature review. PLoS Comput
Biol. 2013;9(7):e1003149.