KEPERAWATAN PEDIATRIK
PADA PASIEN DBD “DEMAM BERDARAH” DENGAN DIAGNOSA
MEDIS DHF (DENGUE HEMORAGIC
FEVER)
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Eegypty. Penyakit ini yang
ditandai dengan demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung
terutama di negara tropik dan subtropik baik secara endemik maupun epidemik
ini banyak menimbulkan kematian didaerah tropis dan subtropis serta merupakan
ancaman kesehatan bagi dunia karena lebih dari 100 negara terjangkit penyakit
ini (Ranjit,2011). Dalam 30 tahun terakhir, sebanyak >5 juta kasus demam
berdarah terjadi di Amerika ( Branco, et al., 2014). Wabah hebat terjadi saat
penyakit menyebar ke daerah baru dengan angka serangan tinggi pada orang-
orang yang rentan. Demam berdarah dengue ini merupakan infeksi yang
berhubungan dengan berpergian, yang sering terjadi pada turis dari negara non
endemik. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty yang terutama
manusia yang terinfeksi (Infektif setelah 8-10 hari). Pada zaman dahulu ada
anggapan bahwa orang yang terkena penyakit DBD/DHF dapat di berikan jus
jambu agar sel darah merah / trombositnya cepat kembali tapi sebenarnya yang
1
3
jambunya karena setiap 1 lembar daun jambu sama dengan 1kg buah jambu
yang tinggal di daerah perkotaan di Negara tropis dan subtropis. Saat ini juga
diperkirakan ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap tahun.
Diperkirakan untuk Asia Tenggara terdapat 100 juta kasus demam dengue (DD)
dan 500.000 kasus DHF yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dan 90%
penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun dan jumlah
setiap tahunnya (WHO, 2012). Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia
Penyakit DBD di Indonesia pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968, dan
di Jakarta dilaporkan pada tahun 1969. Pada tahun 2016 kejadian kasus DBD
kabupaten Sidoarjo yang mengalami peningkatan jumlah kasus DBD sejak bulan
Januari 2016. Kasus DBD di Indonesia sulit diberantas karena curah hujan yang
cukup tinggi dan system sanitasi yang kurang mendukung sehingga menyebabkan
mengakibatkan demam selama 2-7 hari dengan di tandai nyeri kepala, mual
muntah, tidak nafsu makan, diare, ruam pada kulit, uji tourniquet positif, adanya
petekie, penurunan kesadaran atau gelisah, nadi cepat atau lemah, hipotensi,
tekanan darah turun, perfusi perifer turun dan kulit dingin atau lembab. Menurut
Widagdo (2012) komplikasi DBD antara lain yaitu: Gagal ginjal, Efusi pleura,
demam lebih dari 3 hari harus di rawat di rumah sakit untuk mendapatkan
sebab dan akibat dari Demam berdarah. DBD/DHF dapat di cegah dengan
pakai lagi contohnya sampah kaleng atau plastik), Menguras (menguras bak
mandi atau tempat penyimpanan air yang ada di rumah. Dalam 1 minggu tempat
Penyimpanan air ; jangan sampai terkena gigitan nyamuk Ades Aegypti dan bila
erlugunakan lotion (mengusir nyamuk), karena nyamuk ini biasanya aktif di pagi
atau siang hari terutama tempat yang gelap atau kotor ; menggunakan bubuk
Abate pada selokan dan penampungan air agar tidak menjadi tempat
bersarangnya nyamuk ; jaga agar kondisi tetap sehat dan badan yang kuat untuk
menangkal virus yang masuk sehingga walau terkena gigitan nyamuk, virus tidak
akan berkembang.
1. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan
melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan pada anak
dengan diagnosa medis DHF dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut
2.Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
5
3.Manfaat
Terkait dengan tujuan, makat ugas akhir ini diharapkan dapat member manfaat :
Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
5.Metode Penulisan
Metode
Observasi
Pemeriksaan
Sumber Data
Data primer
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
kesehatan lain.
Studi kepustakaan
bagian, yaitu :
Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing–masing bab terdiri dari sub
Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan
Bab 3 : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian, diagnosa,
Dalam bab 2 ini akan di uraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit
dan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF konsep penyakit akan di uraikan
definisi, etiologi, dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan akan
evaluasi.
Konsep Penyakit
Pengertian
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
2.1.2Etiologi
Penyakit DHF disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B yaitu
Athropad borne. Atau virus yang disebabkan oleh Arthropoda. Virus ini termasuk
virus dengue pada saat menghisap darah dari seseorang yang sedang
pada tahap demam akut. Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik selama 8-10
hari. Kelenjar ludah Aides akan menjadi terinfeksi dan virusnya akan ditularkan
gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi instrinsik selama 3-14 hari
timbul gejala awal penyakit secara mendadak yang ditandai dengan demam,
pusing, nyeri otot, hilangnya nafsu makan dan berbagai tanda nonspesifik seperti
nousea (mual-mual), muntah dan rash (ruam kulit) biasanya muncul pada saat
9
atau persis sebelum gejala awal penyakit tampak dan berlangsung selama 5 hari
penderita dalam masa inefektif untuk nyamuk yang berperan dalam siklus
penularan. (Widoyono 2010). Tubuh yang terasa lelah demam yang sering naik
turun, nyeri pada perut secara berkelanjutan, sering mual dan muntah darah yang
keluar melalui hidung, dan muntah. Kebanyakan orang yang menderita DBD
pulih dalam waktu dua minggu Dengan gejala klinis yang semakin berat pada
gangguan pembuluh darah dan gangguan hati. Klien dapat terjadi komplikasi
yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan orang. Shock, effusi pleura,
2009).
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada klien dengan DHF yaitu:
Demam atau riwayat demam akut antar 2-7 hari. Keluhan pada saluran
yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi, nyeri ulu hati,
hari, tetapi rata –rata 5-8 hari. Gejala klinis timbul secara mendadak berupa suhu
tinggi 2-7 hari, nyeri pada otot dan tulang, mual, kadang – kadang muntah dan
batuk ringan. Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada daerah
supraorbital dan retrobital. Nyeri di bagian otot terutama di rasakan bila otot perut
otot sekitar mata terasa pegal. Ruam berikutnya mulai antara 3-6 hari, mula –
10
mula terbentuk macula besar yang kemudian bersatu mencuat kembali, serta
kemudian timbul bercak – bercak pteki. Pada dasarnya hal ini terlihat pada lengan
dan kaki, kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Pada saat suhu turun ke normal,
ruam ini berkurang dan cepat menghilang, bekas – bekasnya terasa gatal. Nadi
klien mula – mula cepat dan menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke 4 dan
hematemesis, epitaksis. Juga kadang terjadi syock yang biasanya dijumpai pada
saat demam telah menurun antara hari ke 3 dan ke 7 dengan tanda; klien menjadi
makin lemah, ujung jari, telinga, hidung teraba dingin dan lembab, denyut nadi
terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg
atau kurang.
Diagnosa Banding
Belum / tanpa renjatan
1) Campak
2) Infeksi bakteri / virus lain (tonsilo faringitis, demam dari kelompok
renjatan:
1) Demam tipoid
Dengan kejang:
Ensefa
Derajat II
Derajat III
11
manifestasi kegagalan sistem sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah,
Derajat IV
dan nadi tidak teratur, DBD derajat II dan IV digolongkan Dengue Shok
Syindrom (DSS)
kebutuhan jaringan.
berlebihan.
produksi bikarbonat.
Pemerikaan Penunjang
12
hemostatis,
2Pencegahan
kasus DHF.
penularan tinggi.
1) Menggunakan insektisida.
2) Tanpa insektisida
Caranya adalah:
10 hari).
halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain
dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang
Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
6.Konsep Anak
Pengertian
14
Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa
besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
3) teratur dan dapat diramaikan, sebagai hasil dari proses pematangan (dr.
3)Fetal : 8 – 40 minggu
Bayi
anak awal
1) Toddler : 1 - 3 tahun
2) Remaja : 13 – 19 tahun
ya n milik/kep an
nggoy u g (buang
ang nyaannya air)
mengi untuk
kut i menunju
irama
k pada
musik
bendaben
da
miliknya.
M
enambah
perbenda
ha raan
kata(seba
n yak
lebih
kurang
50 kata).
N MOTORIK HALUS KA A G
MOTORI SI PASIF SI AKTIF DIRI
K KASAR SENDIRI
1. Lari 1. Mengatur/mema kai 1. Menunju 1. Membuat 1. Menggun
tanpa benda-benda. k gambar kalimat ak an
jatuh. 2. Membalik halaman dari dua kata. sendok
2. Lompat buku satu persatu. benda 2. Menyebut tumpah
ditempa 3. Memegang alat tulis yang ka n sedikit.
t kedua gambar. umum/su nama. 2. Mengamb
kaki 4. Menggunakan satu 3. Mengguna il
da
jatuh tangan secara k an kata minuman
h
bersam tetap,dalam hampir tanya apa dari
dikenal,k
aa semua kegiatan. dan kendi/teko
ala u
n. 5. Meniru garis dimana /c eret
benda
3. Berdiri (lingkaran,lurus dan 4. Membuat tanpa
tersebut
pada berditi/tegak lurus). kalimat dibantu.
disebutka
satu 6. Melukis sangkal. 3. Membuka
n.
kaki. 5. Menunjuk pintu
bentukbentuk. 2. Dapat
4. Berjing ka n dengan
7. Meremasremas,meng mengena
ka t kekesalan memutar
gulu ng tanah liat. l benda
diatas atau pegangan
kalau kejengkela pintu.
jari-jari diberitah n karena 4. Membuka
kaki. u tidak baju
5. Menen kegunaa mengerti dengan
da ng nya. dibantu.
bola. 3. Mengerti 5. Mencuci
bentuk dan
pertanya mengerin
an apa gk an
dan tangan
dimana. dengan
4. Mengerti bantuan.
kata 6. Belajar
larangan dilakukan
seperti : dengan
tidak,buk eksplorasi
an, tidak .
dapat,jan 7. Mulai
ga n. mengerti
5. Senang menggun
mendeng aka n
ark
bendaben
an cerita
da
yang
sederhana
dan minta
diceritaka
n lagi.
18
19
-
Perkembangan anak usia 36 48 bulan
GERAKAN GERAKAN KOMUNIKA KOMUNIKA MENOLON
MOTORIK MOTORIK SI PASIF S G
KASAR HALUS I AKTIF DIRI
SENDIRI
1. Lari 1. Membuat 1. Mulai 1. Bicara 1. Dapat
menghindari menara dari memaham dalam menuang
hambatan dan sembilan i kalimat air dengan
tantangan. balok kecil. kalimatkal yang baik(tanpa
2. Berjalan 2. Meniru imat terdiri dari tumpah)da
diatas garis. bentukbentu konsepkon 3. r i tempat
3. Berdiri diatas k membuat sep waktu. 2. Anak air(teko/ce
satu kaki lingkaran. 2. Mengerti dapat r et)tutup
untuk 5-10 3. Meniru perbandin mencari kecil.
detik. garis. g terakan 2. Memasang
4. Melonjat 4. Membuat anperband pengalama dan
diatas satu silang. ing an n masa membuka
kaki. 5. Membuat dalam hal yang lalu. kancing
5. Mendorong,m segiempat. ukuran,me 3. Menyebut besar.
enarik,menge 6. Meniru mbandingk diri dengan 3. Mencuci
mudikan tulisan. an memakai tangan
permainan 7. Membuat bendabend kata dibantu.
beroda. a atau dua “saya,aku”. 4. Membuan
bentuk
6. Mengendarai hal. 4. Berbicara g ingus
sepeda roda 3. Memaham kalau
dengan
tiga. i konsep diingatkan
Lompat diatas ucapan .
7. sebab
benda setinggi akibat. yang dapat
15cm 4. Mengerti dimengerti
mendarat dan dapat orang
dengan kedua melaksana lain(yang
kaki bersama. kan masih
8. Melempar sampasam asing).
bola diatas pai
kepala. 4perintah/
9. Menangkap petunjuk
bola yang yang ada
dilempar kaitannya.
kepadanya. 5. Mengerti
kalau
diberitahu
kan “ayo
pura-pura”
20
-
masih
campur aduk
faktanya
-
23
terdapat berbagai ciri khas yang membedakan komponen satu dengan yang
lain.
terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai
berbeda.
(1) Pangan/gizi
(5) Sandang/pakaian
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
1) Faktor genetik
Faktor genetic, merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
terkandung dalam sel telur yang di buahi, dapat ditentukan kualitas dan
2) Faktor lingkungan
3) Lingkungan perinatal
sampai lahir yang meliputi pada waktu ibu hamil, lingkungan mekanis
4) Lingkungan postnatal
(3) Nutrisi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam
((1) Energi
((2) Protein
sintesa protein.
((5) Vitamin D (Calciferol)
berkontak erat dengan tubuh ibu. Menangis keras apabila merasa tidak
enak, tetapi bila didekap erat atau diayun dengan lembut anak akan
berhenti menangis.
Berhenti menangis bila diajak bermain atau bicara oleh siapa saja yang
bersikap ramah.
Usia 6 bulan
28
dikenalnya.
Pada tahap ini anak sudah mengerti kata tidak, melambaikan tangan,
yang sederhana.
kasih sayang. Mengerti sebagian apa yang dikatakan kepada dirinya dan
bebas pada diri sendiri, orang lain, bahkan dengan mainannya, mampu
puas bila bermain sendiri untuk waktu yang lama dan mulai menyenangi
Anak dapat bergaul dengan semua teman, merasa puas dengan prestasi
yang dicapai, tenggang rasa terhadap keadaan orang lain, dan dapat
mengendalikan emosi.
ekspresi bayi secara primer dipusatkan di mulut, bibir, lidah dan organ
lain yang berhubungan dengan daerah mulut. Pada fase oral ini, peran
Pada fase ini kepuasan dan kenikmatan anak terletak pada anus.
bahwa hasil produksinya kotor, jijik dan sebagainya, bahkan jika disertai
anak. Oleh karena itu sikap orangtua yang benar yaitu mengusahakan
agar anak merasa bahwa alat kelamin dan anus serta kotoran yang
yang menjijikkan.
Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke fase phallus.
penahanan air seni seperti pada fase anal. Jika fase uretral tidak dapat
malu karena kehilangan kontrol terhadap uretra. Jika fase ini dapat
30
mempermainkan kelaminnya.
perubahan fisik dan psikis. Secara fisik, perubahan yang paling nyata
putra sekitar
sedangkan yang tidak enak tidak akan diulang dalam tingkah lakunya.
Anak pada masa ini masih sangat muda secara intelek, untuk menyadari
31
dan mengartikan bahwa sesuatu tingkah laku adalah tidak baik, kecuali
lingkungan sosial atau memperoleh pujian. Pada usia 5 atau 6 tahun anak
sudah harus patuh terhadap tuntutan atau aturan orang tua dan
boleh, nakal, akan disosialisasikan anak dengan konsep benar atau salah.
7.Konsep Hospitalisasi
Pengertian
Suatu proses karena alasan darurat atas berencana mengharuskan anak untuk
Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami
kebiasaan yang asing, lingkungannya yang asing, orang tua yang kurang mendapat
dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas. Rasa cemas pada orang tua akan
hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya. (Dechin, 2009)
Pengkajian
Pengumpulan Data
1) Identitas
pada anak-anak usia 1-4 tahun dan 5-10 tahun, tidak terdapat
2) Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Dengue untuk
datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dengan suhu hingga 400C
(2) Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin
lemah.
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
(5) Imunisasi
(Rampengan, 2009).
5) Pemeriksaan Fisik
(1)B1 (Breathing)
bantu nafas tidak ada, pola nafas normal, RR dbn (-), pada derajat
9.Analisa Data
daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi latar belakang ilmu dan
proses penyakit. Fungsi analisa data adalah perawat yang menginterprestasi data
yang diperoleh dari pasien atau dati sumber lain, sehingga data yang diperoleh
Diagnosa Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi
virus dengue
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dehidrasi karena
peningkatan suhu tubuh.
Nyeri akut berhubungan dengan kehilangan fungsi trombosit agregasi
Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan yang berlebih
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Perencanaan
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi
virus dengue
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun
Pelaksanaan
bekerja dengan anggota tim perawatan kesehatan yang lain dalam membuat
Evaluasi
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
2012).
44
9.Pengkajian
Klien adalah seorang anak laki laki yang lahir pada tanggal 01 Juli 2007
bernama An “D” yang berusia 12 tahun, klien anak ke dua dari Tn. T usia 46
tahun dan Ny. L usia 43 tahun. Klien tinggal di daerah Kejayan-Pasuruan, orang
tua klien beragama Islam dan pekerjaan ayah adalah karyawan swasta dan sebagai
ibu rumah tangga. Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 23 Februari 2019 jam
19.00 WIB.
Klien adalah anak ke dua dari Tn. T dan Ny. L. Anak pertama dari Tn. T dan Ny.
L adalah An.”M” yang berusia 20 tahun , hubungan dengan klien adalah kakak.
Riwayat Keperawatan
Keluhan utama dan alasan MRS
Keluarga klien mengatakan sejak 5 hari yang lalu pasien panas naik turun mual
dan muntah.
45
56
Ibu pasien mengatakan anaknya demam naik turun sejak tanggal 18 Febuari 2019
dan pada saat itu juga Ibu pasien membawa anaknya kedokter dan diberi obat
sanmol dan cefotaxim namun tidak kunjung sembuh. Ibu pasien mengatakan pada
tanggal 20 Febuari 2019 anaknya mengalami mual muntah dan dibawa kedokter
lagi dan diberi obat vosea. Hari ke 4 dan 5 muntahnya sudah berkurang. Namun
Bangil pada tnggal 23 Februari 2019 pukul 24.00 WIB dengan keluhan panas naik
turun selama 5 hari disertai dengan mual dan muntah serta keringat dingin, hasil
LAB menunjukkan anaknya positif DHF dan disarankan oleh dokter untuk rawat
Riwayat Jatuh
Riwayat Operasi
Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan lingkungan sekitar rumah bersih tidak ada genangan air
1) Prenatal Care
Ibu klien mengatakan bahwa selama hamil rutin control ke dokter kandungan
TT 2kali, dan selama hamil Ny. I mengalami kenaikan berat badan 9 kg.Ny. I
2) Natal Care
lama persalinan kurang lebih 2 jam secara normal, dengan bantuan penolong
persalinan bidan
3) Post Natal
Kondisi klien lahir BB 3,200 gram, dengan panjang bayi (PB) 52 cm.
22 kg, tinggi badan 130cm. Berat badan ideal pasien usia 12 tahun adalah
42 kg.
. Genogram
:Laki -laki
:Perempuan
:Pasien
:Meninggal
: Tinggal serumah
Riwayat Nutrisi
Pemberian ASI
Klien pertama kali disusui pada saat baru lahir, diberikan secara ekslusif selama 8
bulan, pengetahuan ibu klien tentang pemberian ASI juga sangat baik, ibu pklien
mengatakan bahwa ASI jauh lebih baik diberikan kepada bayi jika dibandingkan
dengan susu formula. Data diperoleh dari pertanyaan yang tentang ASI yang
Riwayat Psikososial
Tempat tinggal anak
Ibu pasien mengatakan bahwa penyakit yang dialami oleh anaknya adalah
cobaan dan ujian dari Alloh SWT. Ibu pasien mengatakan sudah mengerti tentang
penyakit DHF.
Sistem Pernafasan
Pada system pernafasan pada An.D ditemukan bentuk dada simetris, pola
pernafasan teratur, irama teratur, jenis pernafasan regular, suara nafas vesikuler,
susunan ruas tulang belakang normal, vocal fremitus sama antara kanan dan kiri,
perkusi thorax sonor, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada retraksi otot bantu
nafas,
Sistem Kardiovaskuler
Pada system Kardiovaskuler An.D ditemukan Tidak ada nyeri dada, irama
jantung regular, pulsasi kuat, bunyi jantung S1 S2 tunggal, CRT <2 detik, tidak
Sistem Persyarafan
5-6, Orientasi baik, klien tidak mengalami kejang, tidak ada nyeri kepala, tidak
ada kaku kuduk, tidak ada kesulitan tidur, dengan waktu istirahat tidur saat
sebelum sakit siang 12.00-15.00, Malam 21.00-06.00, tidak ada kelainan nervous
kranial, Ibu pasien mengatakan saat dirumah anaknya tidur siang selama 2 jam
dari jam 13.00 sampai 15.00, tidur malam selama 8 jam mulai dari jam 21.00
49
sampai jam 05.00. Pada saat dirumah sakit, anaknya tidur siang selama 1 jam jam
12.00 sampai jam 13.00, tidur malam selama 9 jam mulai dari jam 20.00 sampai
jam 05.00.
Sistem Genitourinaria
Pada system ini pada An D ditemukan bentuk alat kelamin normal, uretra normal,
alat kelamin bersih, frekuen si brkemih ± 4x/hari, warna kuning jernih, bau khas
urin, produksi urin ± 800cc/hari, tempat yang digunakan yaitu kamar mandi, tidak
Sistem Pencernaan
Pada system pencernaan pada An.D ditemukan mukosa mulut lembab,
bibir normal, lidahnya bersih, keadaan gigi bersih, tidak ada kesulitan menelan,
tidak ada nyeri tekan pada abdomen, peristaltic usus 10x/mnt, kebiasaan BAB
1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feses, tempat yang biasa
digunakan yaitu kamar mandi, tidak ada masalah eliminasi alvi, tidak
Sistem Muskuluskeletal
tungkai (ROM) bebas, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, kulit bersih, akral
hangat, tugor kulit kembali dalam <3 detik, kulit lembab, tidak ada oedema.
Sistem Penginderaan
Pada system ini ditemukan pupil isokor, reflek cahaya normal, konjungtiva
anemis, sclera putih, palpebral simetris, tidak ada alat bantu penglihatan, pada
hidung ditemukan, mukosa hidung lembab, tidak ada secret, ketajaman penciuman
normal, tidak ada alat bantu, tidak ada epistaksis, pada telinga ditemukan bentuk
50
telinga simetris kanan dan kiri, ketajaman pendengaran normal, tidak ada alat
Sistem Endokrin
Pada system endokrin ini tidak ditemukan pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN:
Umur : 12 tahun
No,RM : 000227xx
An.D demam
.
sejak 5 hari yang
lalu
Do:
K/u lemah
kemerahan
TTV :
TD : 90/70
S: 38,5˚C,
N: 100x/mnt,
RR: 22x/mnt
Lab.
52
Leukosit 3600
13,5-12,0
DO :
1. Pasien lemas
habis ¼ porsi
3. BB menurun
(sebelum sakit 22 kg dan
setelah sakit 21 kg) BB
normal 42 kg.
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Tabel 2.Rencana Tindakan Keperawatan pada An.D dengan diagnosa medis DHF.
54
Dx Hasil
antipiretik
6. Digunakan untuk
sesuai dengan
mengurangi demam
kondisi pasien
dengan aksi sentral
nya pada
hipotalamus,
meskipun demam
mungkin dapat
berguna dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme, dan
meningkatkan
autodestruksi dari
sel-sel yang
terinfeksi.
56
jumlah kalori
dan nutrisi
yang
dibutuhkan
pasien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
tipis dan
menyerap keringat
11.45
3. Menganjurkan orang tua
untuk meningkatkan
TD : 90/70mmhg
59
S : 38,5 C
N : 100x/menit
RR : 22x/mnt
TTV : TD : 90/70mmhg
S : 38,0 C
N : 100x/mnt
RR : 22x/mnt
sering
output makanan
terasa mua
14 05 Ketidak
yang menurun.
• Pasien lemas
habis ½ porsi
sebelum
sakit 22 kg )
demam
O:
• K/u lemas
• Trombosit 152.000
• Leukosit 3,7.000
TTV : TD : 90/70mmhg
S : 38,0 C
N : 100x/mnt
RR : 22x/mnt
63
3,4
Tidak mual
A : Masalah teratasi sebagian
3, 4, 5, 6
64
EVALUASI KEPERAWATAN
makan menurun O:
Makan 3x sehari,
pasien
menghabiskansat
u porsi habis
Tidak mual
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
pasien pulang
65
BAB 4
PEMBAHASAN
Pengkajian
Pengkajian
Riwayat keperawatan
biasanya panas tinggi dengan suhu hingga 40°C dan anak tampak
pasien panas naik turun mual dan muntah. Menurut opini penulis
Menurut opini penulis tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus.
diperoleh hal yang sama yaitu pasien panas naik turun mual
Diagnosa keperawatan
67
Nyeri Akut b.d agen cidera biologis (penekanan intra abdomen. Menurut
opini penulis tidak ada Diagnosa Nyeri Akut karena pada tinjauan kasus
ketidakefektifan pola nafas karena pada tinjauan kasus pola nafas pasien
Pada tinjauan kasus terdapat dua diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan menurun. Menurut opini
penulis ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada
Perencanaan
kriteria hasil yang mengacu pada pencapaian tujuan. Begitu juga dengan
pada tujuan.
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan
tujuan suhu pasien dalam batas norma. Kriteria hasil keadaan umum baik,
pasien tidak tampak malaise, akral hangat, TTV dalam batas normal TD :
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan
Implementasi
asuhan keperawatanya itu antara lain :adanya kerjasama yang baik dari
Evaluasi
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang adekuat
BAB 5
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada anak dengan kasus DHF di ruang Asoka
KESIMPULAN
kurang dari kebutuhan tubuh, hipertermi diakibatkan karena adanya virus dengue
yang masuk kedalam tubuh yang mengakibatkan pasien lemas dan malaise
SARAN
Bertolak dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai
berikut:
Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan
hubungan yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2009. Asuhan Keperawatan berdasarkan Medis & NANDA NIC NOC.
Jogjakarta. Media action
Dian Indriyani, 2011. Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak.Salemba Medika :
Jakarta
HasanRusepno, 2007. Buku kuliah :Ilmu kesehatan anak. Staf pengajar ilmu kesehatan
FKUI : Jakarta
Hadinegoro H Sri Rejeki, 2005. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi virus dengue
pada anak. Ikatan dokter anak Indonesia :Makasar
Kusnoto, 2009. Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. M.Jusuf EGC :
Jakarta
Nurarif Dan Kusuma, 2015. Buku saku diagnosa keperawatan. Depkes RI. 2009 EGC:
Jakarta
Rekam medis RSUD Bangil, 2017.Data Diagnosa Ranap RSUD Bangil,2017, Bangil
Riendravi, 2013. Buku ilmu perilaku kesehatan. Rineka Cipta. EGC: Jakarta
Sudoyu, Aru. 2010. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak dengan Demam.EGC:
Jakarta
Suriadi dan Rita Yulianni.2006. Askep pada anak.Sagung Seto EGC: Jakarta