a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
b. Para anggota keluarga bisanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka
hidup secara berpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peranan-peranan sosial
keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara dan saudari.
d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik
tersendiri.
Menurut Depkes (1998) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga serta beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa
kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungan (Sudiharto, 2007)
Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua anak atau lebih yang tergabung dan terkait karena
hubungan darah perkawinan, adopsi, dan hidup bersama dengan perannya masing-masing serta
saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Menurut Friedman (1986), dan Effendy (1998), menyatakan adanya beberapa tipe/bentuk
keluarga lain :
a. keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b. Keluarga besar (extended family), adalah kelurga inti ditambah dengan sanak saudara, seperti
nenek, kakek, keponakan, dan sebagainya.
c. Kelurga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (single family), adalah keluarga yang terdiri dari perceraian dan kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersamaan.
f. Keluarga kabitas (chabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu keluarga.
3. Struktur Keluarga
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
d. Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
4. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998), adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi efektif adalah fungsi yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini membutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi repdoduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu, meingkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
5. Peranan Keluarga
Sehubungan dengan fungsi keluarga, maka peranan keluarga juga diutamakan dalam
kegiatan keluarga terutama peran ayah dan ibu. Seperti yang dinyatakan oleh Mubarak, (2006),
adalah sebagai berikut :
a. Peran Ibu
Ditinjau dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan sebagai satu rumah tangga
yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu dalam keluarga antara lain mengatur situasi
keluarga, keharmonisan, kerukunan yang dapat mewarnai keluarga dalam hubungan tertentu.
Dalam hubungan dengan anak : ibu berperan sebagai seorang yang mempunyai kaitan yang
pertama. Dalam kehidupan anak, ibu merupakan kasih sayang yang abadi.
b. Peranan Ayah
Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga bersama ibu untuk
menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah dalam kehidupan keluarga adalah sebagai suami,
ayah dari anak-anaknya, perncari nafkah, pendidik, pelindung dan sebagai anggota masyarakat.
6. Tugas Keluarga
Menurut Friedmen dalam Effendy, (1998), tugas dari keluarga yaitu mengenal gangguan
perkembangan keadaan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang tidak dapat membantu diri karena cacat atau
uianya terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas
kesehatan.
1 2
e.
a. Tujuan Utama
b. Tujuan Khusus
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga
3) Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota keluarganya
Keperawatan keluarga menurut Effendy (1998) adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga
sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang
dilakukan terhadap keluarga.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan
b. Tujuan Khusus
3) Melakukan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan tubuh atau keluarga yang membutuhkan kemampuan keluarga.
5) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya, puskesmas, posyandu, atau sarana
kesehatan lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga)
Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk
mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan
keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga
(Nasrul, 1998).
kajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara
terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga. Dalam menentukan masalah pasien dalam tahap ini mengharuskan
perawat menentukan secepat mungkin pengalaman lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki,
perasaan dan harapan kesehatan dimasa yag akan datang. Dalam tahap pengkajian terdiri dari
beberapa tahap meliputi :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi atau data dari berbagai pihak
keluarga, petugas kesehatan dan hasil rekawan medis. Data yang dikumpulkan adalah data yang
bersifat objektif dan subjektif, data demografi, riwayat tumbuh kembang, riwayat penyakit keluarga,
aktifitas sehari-hari, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium. Sumber data yang didapatkan
melalui anamnessa, observasi dengan pemeriksaan fisik. Riwayat penyakit sekarang, biasanya
penderita malaria mengeluh demam, kurang nafsu makan, banyak berkeringat, merasa pusing, mual,
lemas, dan kelihatan pucat. Keadaan ini harus segera mendapat pengobatan. Dalam hal ini keluarga
mempunyai keterlibatan dalam fungsi perawatan kesehatan keluarga seperti kesanggupan keluarga
dalam melakukan tugas perawatan dengan memeriksakan anggota keluarga ke tempat pelayanan
kesehatan misalnya puskesmas. Riwayat penyakit keluarga, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit turunan atau penyakit yang
sama. Riwayat psikososial, Identifikasi hubungan sosial keluarga dalam masyarakat, hubungan
interaksi anggota keluarga, tanggapan pasien tentang penyakitnya, fasilitas atau pelayanan
kesehatan yang digunakkan keluarga. Riwayat spritual, kaji ketaatan beribadah pasien dan
menjalankan kepercayaanya serta support sistem dalam keluarga. Pada aktivitas sehari-hari,
penyakit malaria terjadi karena keluarga kurang memelihara lingkungan sekitar rumah, terlihat dari
selokan yang kotor, masih ada gantungan pakaian di dalam kamar, keadaan seperti ini dapat
dijadikan sarang nyamuk dan keluarga dapat terinfeksi malaria. Pemeriksaan fisik, melakukan
pemeriksaan infeksi dengan melihat adanya anemia, splenomegali, hepatomegali, dan iktrus, dan
pemeriksaan palpasi dengan melakukan perabaan untuk mengetahui adanya pembekakan pada
organ limpa dan hati.
2. Analisa Data
Pada analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu menetapkan masalah kesehatan keluarga. Ada 5
kelompok masalah keperawatan keluarga yaitu ; 1) ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan
keluarga, 2) ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalan melakukan tindakan yang
tepat, 3) ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, 4) ketidaksanggupan memelihara
lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga, 5) ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan.
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga atau komunitas
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial (Allen, 1998).
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian,
komponen diagnosa keperawatan meliputi: a) problem atau masalah, b) etiologi atau penyebab, c)
symptom atau tanda, yang dikenal dengan PES.
1. Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan
bantuan dari perawat dengan cepat
2. Diagnosa resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk
menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
3. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan.
Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA, 1995, yang berkaitan dengan masalah fungsi
perawatan kesehatan adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagaian 1
Tidak dapat 0
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
d. Perencanaan keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaksanakan dalam memcahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari
masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan malaria disusun asuhan keperawatan
keluarga sesuai dengan prioritas masalah keperawatan yaitu, resiko terhadap penyebaran penyakit
berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga mengenai malaria antara lain :
6). Beritahu kepada pasien untuk mengawasi penderita saat meminum obat malaria.
e. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat
mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan
kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan
keperawatan yang telah didusun
f. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan kriteria dan
standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil
sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
A. Pengertian diare
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan
konsistensi yang lebih encer. Beberapa pengertian diare menurut beberapa ahli adalah :
1. Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak, konsistensi
faeces encer, dapat berwarna hijau atau dapa bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja.
(FK UI 1997)
2. Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal ditandai dengan seringnya
kehilangan cairan dan faeces yang tidak berbentuk (Susan Martin T 1998.8)
3. Defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja
(Suharyono 1999:51)
4. Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistesi tinja yang dikeluarkan (Soeprapto Doitono
dkk 1999)
B. Macam diare
Menurut pedoman dari lab /UPF ilmu kesehatan anak Universitas Airlangga (1994) diare dapat
dikelompokan menjadi :
1. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari
2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat dikelompokan atau diklasifikan menjadi
1. Diare akut terbagi atas
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan / sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dahidrasi
3. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah
C. Penyebab diare
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak,
yaitu : Vibrio cholerae, E coli, Salmonela, Shigella, Criptosporidium
b. Infeksi parenteral : merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare
seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis.
2. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan
tertentu.
3. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat
ditemukan pada akan yang lebih besar
1. Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik di
dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi penggeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus
dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan sirkulasi
Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
E. Gejala klinik
1. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang
3. Bila penderita sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit maka timbul dehidrasi
F. Prinsip penatalaksanaan
2. Distetik
a. Diare cair membuthkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya, tujuan terapi
tersebut untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti
cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.
b. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menhindarkan efek buruk pada
status gizi.
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro
kardiagram).
d. Hipoglikemia.
Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena kerusakan vili mukosa
usus halus.
f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.
Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan diare dan muntah, penurunan
pemasukkan.
Intervensi :
b. Pantau masukan dan keluaran yang meliputi frekuensi, warna, dan konsistensi
b. Berikan makanan secara bertahap dengan menaikan dari diit lunak ke diit biasa
informasi
Intervensi :
a. Bahas proses penyakit dengan istilah yang dapat dipahami, jelaskan tentang agen penyakit. Tindakan
pencegahan dan pentingnya cuci tangan sampai bersih
b. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukan sikap ramah dan tulus dalam
membantu pasien
DAFTAR PUSTAKA
A. LATAR BELAKANG
Keluarga sebagai penerima pelayanan kesehatan dibutuhkan peran aktif dalam seluruh proses
perubahan sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan sebagai focus
keperawatan keluarga berupa promotif dan preventif.
Menindaklanjuti hasil pengumpulan data maka sebagai proses penentuan prioritas masalah sehingga
evaluasi perlu kesepakatan keluarga. Berhasil tidaknya penanganan masalah kesehatan keluarga
bergantung dari peran serta keluarga yang difasilitasi oleh petugas kesehatan maupun dukungan
dari lintas program dan lintas sektoral.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memperoleh data-data yang akurat sehingga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada
pada keluarga.
2. Tujuan Khusus
c. Secara langsung bersama-sama dapat melihat data-data yang ada dalam keluarga.
C. PESERTA
D. SETTING WAKTU
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
b. Keluarga dapat terlihat aktif dalam kegiatan pengumpulan data dan dapat memberikan respon
verbal dan nonverbal dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
A. Pengkajian
a. Umur : 27 Tahun
b. Ibu
b. Identitas klien :
a. Nama : A/ AW
b. Umur : 4 tahun
Tabel 1
Hubungan
No Nama Jenis kelamin Umur dgn Pendidikan
keluarga
d. Tipe keluarga : Keluarga inti (nucleur Family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah ayah dengan pendapatan sebulan yaitu Rp 750.000
serta pengeluaran tidak menentu dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan baik.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu sesuai dengan tahap perkembangan keluarga Tn.A
dengan anak pertama berumur 2 tahun saat berarti keluarga Tn.A pada tahap keluarga dengan anak
pertama
Tabel 2
Keadaan
No Nama Umur imunisasi Tindakan yg dilakukan
kesehatan
C. Karakteristik Rumah
3X 4 m.
Sumber air minum yang di dapat dari air ledeng untuk minum. Dan keperluan lainnya diambil dari
sumur gali dengan jarak 10 cm dengan kos-kosan. Penggunaan air minum dimasak terlebih dahulu,
keluarga mempunyai kebiasaan yaitu dengan membuang sampah di tempat pembuangn sampah
umum.
Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama islam dan mayoritas berasal dari Bugis hubungan
sosial antara keluarga dan tetangga baik
Tn ”A” dan Ny ”N” Setelah awal menikah tempat tinggal mereka di kelurahan Batu Merah RT 003 /
RW 18 sampai sekarang
5. Perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat waktu yang digunakan bila sedang berkumpul
yaitu saat melaksanakan ibadah.
6. Sistem pendukung keluarga
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka, tetapi yang
mengambil keputusan adalah Tn. ”A” yang berperan sebagai kepala keluarga saat ini. Apabila ada
masalah dalam keluarga ini biasaanya di didiskusikan bersama - sama dengan istri.
2. Stuktur peran
Peran Tn. ”A” sebagai kepala keluarga, pelindung dan Ny. ”N” berperan sebagai dalam mengurus,
mengasuh, mencari,nafkah tambahan dan menyiapkan makanan bagi suami dan anaknya
sedangkan a/AW berperan sebagai anak.
Keluarga ini mengajarkan ajaran sesuai dengan agama dan kepercayaanya mereka saling
menghormati satu sama dengan yang lain. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci
tangan sebelum makan.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Ya Ya Ya
2. Fungsi sosialisasi
a. Kemampuan Keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan perlindungan terhadap keluarga : Baik
b. Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit : Keluarga kurang mengetahui penyakit Diare
4. Fungsi reproduksi:
Keluarga Tn.A merupakan pasangan yang masih produktif, berencana mempunyai anak 2 orang,
Ny.N Sebagai aseptor KB yaitu PIL sejak kelahiran anak pertama
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.A dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan menggunakanbiaya dari
pendapatan Tn.A selaku Sopir
Adanya keinginan dari keluarga Tn.A untuk memilki rumah sendiri, karna masih hidup kos-kosan
Jika ada masalah keluarga Tn.”A” menghadapinya dengan mencari alternatif menyelesaikannya
bersama -sama keluarga dan meyakini bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
N:80X/menit N:80X/menit
S:36.20C S:360C
6 Sistem Kardiovaskuler Normal Normal Normal
H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap melalui perawatan dan Pendidikan kesehatan yang dilakukan selama asuhan
kepertawatan keluarga, penyakit Diare yang diderita oleh a/ A W dapat sembuh dan anggota
keluarga tetap dalam keadaan sehat serta keluarga tahu bagaimana cara pencegahan penyakit Diare
I. Klasifikasi Data
b. Badan lemas
c. Anaknya rewel
DO :
b. Kosistensi:Cair
c. Bau: Busuk
e. Tanda-tanda vital
3) Respirasi : 24 x/menit
J. Analisa Data
· Kosistensi:Cair
· Tanda-tanda vital
Respirasi : 24 x/menit
TOTAL
4.2/3
TOTAL
3
1. Mendemontra
sikan cara
menyiapkan
Oralit
2. Memberikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
mencoba cara
menyiapkan
Oralit
O:
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
N Tujuan Kruteria Evaluasi
O
Umum Khusus Kriteri Standar Intervensi
a
D
X
5. Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
mencoba cara
menyiapkan Oralit
6. Berikan pujian
terhadap kemampuan
ide/sikap yang positif
yang diungkapkan
keluarga dalam
menyikapi
kekambuhan
penyakitnya
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. LATAR BELAKANG
Diare adalah suatu keadaan dimana seseorang mengelami buang air besar lebih dari 3x sehari
yang biasa terjadi pada orang dewasa/ anak – anak dengan konsistensi tinja encer/ cair.
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan dan untuk meningkatkan pengetahuan tentang tingkat kesehatan keluarga yang
ada diwilayah kerja puskesmas rijali.
Setelah perawat menganalisa dan menemukan masalah keperawatan maka perawat perlu
melakukan suatu peranan tentang penyakit diare
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Diharapakan dalam jangka kurang lebih 45 menit dapat dilakukan penyuluhan tentang Diare kepada
seluruh anggota keluarga Tn.A
b. Tujuan Khusus
2. Keluarga Tn.A dapat menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit Diare
C. PESERTA
KETERANGAN :
: Peserta
E. SETTING WAKTU
Tanya jawab
3 20 menit Kel.Tn.A+ Iswandi Pembimbing
Evaluasi
4 5 menit Iswandi Pembimbing
Penutup
5 2 menit Iswandi Pembimbing
F. METODE
Ceramah, Tanya jawab
G. MEDIA
Leaflet Diare
H. MATERI
DIARE
1. Pengertian
Diare adalah buang air besar lebih dari sehari encer atau cair
a. Segera beri banyak minum dengan cairan yang tersedia di rumah tangga seperti:
a. Kuah sayur
b. Kuah sop
c. Air tajin
d. Air the
e. Air matang
Selama diare:
q. Teruskan dan tingkatkan pemberian Asi pada bayi yang masih menyusui
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
2. Keluarga Tn.A dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala dari penyakit Diare
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Azis, A. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Madikal.
Ester Monika, Tim Pengajar Keperawatan Komunitas, 2006 Panduan Pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan
Keluarga. Jakarta : EGC
Sensu setiawati, (2008). Penuntun Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga, Edisi II. Jakarta : EGC.
Unknown di 00.34
Berbagi
2 komentar:
1.
This is My World29 Januari 2013 17.18
2.
Diberdayakan oleh Blogger.