PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue, anggota dari genus Flavivirus dalam famili Flavivirdae. Terdapat
tiga faktor yang memegang peranan pada penular infeksi virus ini, yaitu manusia,
virus dan faktor perantara. Demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue
gigitan nyamuk, virus dengue akan terinkubasi selama 3-15 hari. Dengue ini
kemudian menyebabkan sakit mirip flu dan nyeri, demam tinggi, kehilangan
terus tumbuh secara dramatis di seluruh dunia. Pata tahun 2010 sampai dengan
tahun 2015 hampir 2,4 juta kasus dilaporkan setiap tahunnya dan lebih dari
500.000 orang yang mengalami demam berdarah memerlukan rawat inap serta
sekarang telah mencapai lebih dari 100 negara di wilayah Afrika, Amerika,
Data dari seluruh dunia menunjukkan bahwa Asia menempati urutan pertama
dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, menurut WHO
1
2
Tenggara. DBD sendiri sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan
kepadatan penduduk. Pada tahun 2012, jumlah penderita DBD di Indonesia yang
dilaporkan sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 orang (Incidence
Rate (IR)/Angka kesakitan= 37,11 per 100.000 penduduk dan Cured Fatality Rate
2011 yang sebesar 65.725 kasus dengan IR 27,67. Pada tahun 2013, jumlah
45,85 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 0,77%). Tahun 2014
jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 100.347 kasus dengan jumlah
kematian sebanyak 907 orang (IR/Angka kesakitan= 39,8 per 100.000 penduduk
strategi (renstra) 2014 yaitu 51 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan angka
kesakitan DBD tertinggi tahun 2014 yaitu Bali sebesar 204,22/100.000 penduduk,
salah satu Provinsi yang telah mencapai target renstra 2014 yaitu ditemukan
urbanisasi yang tidak berencana dan terkontrol dengan baik, semakin majunya
strain virus/serotipe virus yang menginfeksi, usia dan riwayat genetik juga
hujan dan kemarau juga disinyalir menyebabkan resiko terhadap penularan DBD
bahkan beresiko terhadap munculnya kejadian luar biasa DBD, (Kemenkes RI,
2011).
Berdasarkan catatan medical record di RSUD Jend. Ahmad Yani Metro periode
Januari s.d Desember 2015 diketahui bahwa penyakit Dengue Hemoragic Fever
menempati urutan ke enam dengan jumlah kasus sebanyak 128 orang, dengan
4
keperawatan secara cepat dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, penulis
Fever di Ruang Penyakit Dalam A RSUD Jend. Ahmad Yani Metro tahun 2016”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Fever .
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan pada studi kasus ini mengacu pada asuhan keperawatan
terhadap Nn. T dengan Dengue Hemoragic Fever, yang telah dilaksanakan pada
tanggal 3 sampai dengan 5 Juni tahun 2016 di RSUD Jend. Ahmad Yani Metro.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan studi kasus ini menggunakan desain deskriptif yaitu sebuah
yang ada. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu:
6
1. Wawancara (interview)
Pada metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan tanya jawab (dialog)
langsung antara perawat dengan pasien ataupun keluarga pasien. Data yang
kondisi pasien.
2. Observasi (Pengamatan)
3. Pemeriksaan fisik
kondisi klien yang dapat dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
4. Dokumentasi
berhubungan dengan klien dari sumber catatan seperti pada list pasien.
5. Studi Pustaka
E. Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan,
sistematika penulisan.
7
Terdiri dari konsep dasar penyakit yang meliputi pengertian, etiologi, tanda dan
4. Bab IV Pembahasan
Pada bab ini berisikan ulasan naratif dari setiap tahapan keperawatan mulai
5. Bab V Penutup
Pada bab ini, berisikan tentang hasil analisa mulai dari hasil pengkajian
sampai evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang dilakukan. Selain itu, pada
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran
Pada bagian lampiran, akan disertakan satuan acara penyuluhan (SAP), leaflet