TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Survailans
interpretasi data terkait kesehatan yang berkelanjutan dan sistematis yang digunakan
Surveilans sangat penting untuk memantau kemajuan program yang memiliki tujuan
penggunaan data untuk mencegah dan mengendalikan penyakit atau cedera. Data
kelahiran dan kematian memberikan gambaran tentang kesehatan suatu bangsa. Dengan
adanya surveilans akan membantu membantu menentukan harapan hidup masyarakat dan
dapat membandingkan tren kematian suatu negara dengan negara lain (CDC, 2020)
kesehatan lainnya Kegiatan ini dianggap penting bagi keberhasilan tindakan pencegahan
2. Tujuan Survailans
b. Epidemiologi yang awalnya mempelajari epidemi lalu meluas dan mempunyai tujuan
menunggu lift, makan salad daripada burger atau kentang goreng untuk makan
siang, secara sadar atau tidak dipengaruhi ole penilaian risiko oleh ahli
epidemiologi.
layanan kesehatan dan tenaga kerja untuk menegakkan diagnosis yang tepat bagi
4) Mencari Penyebab
dapat diambil.
Demam berdarah dengue merupakan salah satu jenis dari penyakit arbovirus.
Arbovirus artinya virus yang ditularkan melalui gigitan artoproda, seperti nyamuk.
darah manusia yang sedang dalam viremi, virus akan berkembang biak dalam tubuh
nyamuk tersebut sampai masa inkubasi. Kemudian, nyamuk itu dapat menularkan virus
melalui gigitannya ke manusia lain. Infeksi arbovirus ini dapat menyebabkan timbulnya
penyakit demam berdarah dengue. Jadi, demam berdarah merupakan manifestasi klinis
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dari famili Flaviviridae
dan genus Flavivirus. Virus dengue dapat hidup dan berkembang di dalam tubuh nyamuk
dan manusia. Jika nyamuk yang mengandung virus dengue menggigit manusia akan
menularkan virus itu ke dalam tubuh. Dengan demikian, tubuh manusia itu akan
terinveksi virus dengue. Selain itu, nyamuk dapat mengisap virus dengue dari dalam
tubuh manusia yang mengandung virus dengue. Virus itu akan tersimpan dalam lambung
nyamuk dan menyebar ke seluruh jaringan tubuh, tidak terkecuali pada air liurnya (Frida
N, 2019)
Menurut Mansjoer, Arif dalam Padila, (2013) DBD adalah penyakit yang
disebabkan oleh Arbovirus (arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes
Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) (dengue haemorrhagic
fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai eukopenia, ruam,
penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue {dengue shock syndrome)
adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Tjokroprawiro, 2015).
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam
(Tjakroprawiro, 2015).
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat
reaksi silang antara serotipe dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese
Dalam laboratorium virus dengue dapat bereplikasi pada hewan mamalia seperti
tikus, kelinci, anjing, kelelawar dan primata. Survei epidemilogi pada hewan ternak
didapatkan antibodi terhadap virus dengue pada hewan kuda, sapi dan babi. Penelitian
pada artropoda menunjukkan virus dengue dapat bereplikasi pada nyamuk genus Aedes
Virus dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali memberi gejala DF. Pasien akan mengalami
gejala viremia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hypermia ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES
seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati, dan limfa. Reaksi yang berbeda nampak
bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Hal ini
disebut the secondary heterologous infection atau the sequential infection of hypothesis.
konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi (Wijaya &
Putri, 2016).
4. Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue pada pasien DBD biasanya pada saat demam akut ditandai
dengan gejala malaise, sakit tenggorokan, batuk, nyeri retro orbital, sakit kepala, sakit
otot, perut tidak nyaman, dan nyeri sendi (Yip, Sanjay, & Koh, 2012).
Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti oleh
fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi
mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan adekuat
(Tjakroprawiro, 2015).
5. Diagnosis
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam
dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun
deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR {Reverse Transcriptase
Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes
serologis yang mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa antibodi
Leukosit : Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis
relatif (> 45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >
15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
Trombosit : Umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
hematokrit > 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.
pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi) : Bila akan diberikan transfusi
IgM : Terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang
IgG : Pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi
Uji HI : Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari
NS 1 : Antigen NS1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari
100% sama tingginya dengan spesifisitas gold sfondord kultur virus. Hasil negatif
apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua
hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus
kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula
Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul
gejala prodormal yang tidak khas seperti: nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan
perasaan lelah.
6. Komplikasi
biasanya berhubungan dengan syok yang berat dan memanjang, perdarahan berat.
Pemberian cairan yang berlebihan selama fase kebocoran plasma efusi masif, yang
berujung pada gagal nafas, dapat terjadi gangguan elektrolit atau metabolik atau
hipoklikemia.
7. Klasifikasi
Menurut WHO dalam buku Nurarif (2013) demam berdarah dapat diklasifikan menjadi
4 derajat yaitu:
a. Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji
tourniquet positif).
b. Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
c. Derajat III Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun
mengganggu kualitas tidur dan tidur lebih nyenyak tanpa gigitan nyamuk. Terutama
jika ibu mempunyai anak balita akan terhindar dari Demam berdarah dengue (DBD)
b. Menguras bak mandi dilakukan secara teratur dan rutin setiap seminggu sekali agar
tidak ada jentik nyamuk (Ajim, Dalam Ayu Putri Ariani, 2016).
c. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air yang ada dirumah. Penampungan air
menjadi salah satu tempat berkembangbiak yang digemari nyamuk. Oleh karena itu,
tutup rapat tempat penampungan air (PMR Gantiwarno, Dalam Ayu Putri Ariani,
2016).
d. Mengubur sampah yang dapat menampung air. Sampah yang tidak didaur ulang dan
nyamuk. Segera tutup lubang sampah yang sekiranya dapat menampung air (PMR