PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di semua kalangan umur, terutama pada anak. Penyakit ini berkaitan erat
2016).
morbiditas dan mortalitas Asia Tenggara dengan 57% dari total kasus
95.893 kasus, dengan 661 orang meninggal. Total kasus Demam Berdarah
1
Dengue sendiri tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan
penyakit Demam Berdarah Dengue. Selain itu, sebanyak 73,35% atau 377
banyak terjadi pada anak berusia 5-14 tahun yakni mencapai 33,97%, dan
angka kematian juga paling sering terjadi pada anak-anak yakni sebanyak
minuman yang diberikan yakni air putih, susu, jus buah, maupun oralit.
Apabila pasien tidak mau minum atau jika pasien mengalami muntah dan
2
nyeri perut yang berlebih, maka cairan intravena pun perlu diberikan
(Depkes, 2013).
adekuat, sedikit tetapi sering, yang kedua pasien yang memiliki kondisi
sesegera mungkin.
3
Kompetensi perawat adalah memberikan asuhan keperawatan secara
Anak (IRDA) RSUP Prof DR. R.D. Kandou Manado yang dimana dari 3
dalam 1 tahun terakhir ini adalah Demam Berdarah Dengue dan kejang
mengatakan juga untuk kasus Demam Berdarah Dengue itu sendiri setiap
minggu tetap ada pasien yang masuk. Hasil observasi dalam ruangan
dalam seminggu tetap terdapat kasus anak yang masuk dengan Demam
Kristaloid dan Koloid Pasien Demam Berdarah Anak di Rumah Sakit PKU
4
Demam berdarah Dengue juga tidak hanya diberikan cairan Kristaloid
(Ringer Laktat) saja, tapi bisa diberikan cairan koloid (gelatin) juga.
B. Rumusan Masalah
Pendekatan Teori Levine di Instalasi Rawat Darurat Anak RSUP Prof Dr.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
5
2. Tujuan Khusus
Konservasi Levine
Konservasi Levine
Konservasi Levine
Konservasi Levine
Hipovolemia
6
D. Manfaat Penelitian
2. Praktis
sumber kepustakaan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa
demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi
Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes
dengan angka kematian yang cukup tinggi, khususnya pada mereka yang
2. Etiologi
8
serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
2015).
3. Manifestasi Klinis
a. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
1) Nyeri kepala
2) Nyeri retro-orbital
4) Ruam kulit
6) Leukopenia
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat
bifastik
9
2) Manifestasi perdarahan yang berupa:
3) Trombositopenia <100.00/ul
a) Peningkatan nilai hematokrit >20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin
adekuat
3) Hipotensi
10
4. Klasifikasi
himokonsentrasi.
cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang) atau
hipotensi disertai dengan sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab
d. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
teratur.
5. Patofisiologi
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
11
penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibody melawan virus
(Murwani, 2018).
jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue
inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus akan masuk ke dalam tubuh
nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bitnik-bintik merah pada
kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a dua peptida yang
12
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
peritonium, pleura, dan perikardium yang pada otopsi ternyata melebihi cairan
mencegah terjadi edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak
anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
13
Gigitan nyamuk aedes aegpty
PATHWAY Dengue Hemorrhagic Fever Defisit
Masuknya virus dengue dalam tubuh
Kurang Pengetahuan
Kontak dengan antibodi informasi
perembesan plasma.
1) Pada demam dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari
ketiga.
awal yang dapat berlanjut menjadi reaksi sekunder atau tersier.Yang mana
16
prestipitasi, flokulasi, dan aglutinasi. Reaksi tersier merupakan lanjutan
klinik.
Prinsip metode ini adalah mengukur campuran titer IgM dan IgG
reaksi hemaglutinasi darah angsa oleh virus dengue yang disebut reaksi
Merupakan uji serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus
(PRNT). Plaque adalah daerah tempat virus menginfeksi sel dan batas
yang jelas akan dilihat terhadap sel di sekitar yang tidak terkena infeksi.
Inhibition (HI). Dan bahkan lebih sensitive dari pada uji HI.Prinsip dari
metode ini adalah mendeteksi adanya antibody IgM dan IgG di dalam
serum penderita.
f. Rontgen Thorax:pada foto thorax (pada DHF grade III/ IV dan sebagian
17
7. Penatalaksanaan
pengganti cairan yang hilang sebagai akibat dari kerusakan dinding kapiler
mengalami DHF tanpa syok sedangkan pada derajat III dan derajat IV
maka anak mengalami DHF disertai dengan syok. Tatalaksana untuk anak
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup, susu
tiap 6 jam.
18
c) Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik,
cairan.
meliputi :
nasal.
secepatnya.
19
hingga 10 ml/kgBB dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap
8. Komplikasi
dengue yaitu perdarahan massif dan dengue shock syndrome (DSS) atau
sindrom syok dengue (SSD).Syok sering terjadi pada anak berusia kurang dari
10 tahun. Syok ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat sampai tidak
teraba, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau sampai nol, tekanan
kesadaran, sianosis di sekitar mulut dan kulit ujung jari, hidung, telinga, dan
kaki teraba dingin dan lembab, pucat dan oliguria atau anuria (Pangaribuan,
2017).
FEVER
berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap
penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2015). Dalam proses keperawatan, ada lima
20
pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang mengulangi kembali kontrak dengan
1. Pengkajian
utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk
rumah sakit maupun selama pasien dirawat di rumah sakit (Widyorini et al.
2017).
a. Identitas Pasien
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
b. Keluhan Utama
panas.
c. Riwayat Kesehatan
nyeri telan, mual, muntah anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala,
nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata
21
terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi
(Lifestyle).
4) Riwayat Gizi
d. Kondisi Lingkungan
kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju kamar).
e. Pola Kebiasaan
22
2) Eliminasi
a) BAB
b) BAK
Pada anak DHF akan mengalami urine output yang sedikit. Pada
anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit atau nyeri
istirahatnya berkurang.
4) Kebersihan
f. Pemeriksaan Fisik
sebagai berikut :
23
2) Grade II yaitu kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada
nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.
g. Sistem Integumen
3) Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena
thoraks terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi
pleura), rales +, ronchi +, yang biasanya terdapat pada grade III dan
IV.
24
5) Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati atau hepatomegaly
dan asites.
h. Pemeriksaan laboratorium
2. Diagnosis Keperawatan
25
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
3. Rencana Keperawatan
26
10. anjurkan tirah baring
kolaborasi
11. kolaborasi pemberian
cairan Regulasi Temprature
Observasi
12. monitor suhu anak tiap dua
jam sekali, jika perlu
13. monitor tekanan darah,
frekuansi pernapasan dan
nadi
14. monitor warna dan suhu
kulit
15. monitor dan catat
tanda/gejala hipertermia
Teraupetik
16. pasang alat pemantau suhu
kutinu, jika perlu
17. tingkatkan asupan nutrisi
dan cairan yang adekuat
18. sesuaikan suhu ingkungan
dengan kebutuahan pasien
Edukasi
19. jelaskan cara pencegahan
hipotermi karena terpapar
udara dingin
Kolaborasi
20. kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu
D.0023 Hipovolemia L.03028 Status cairan I.03116 Manajemen
berhubungan dengan membaik dengan Kriteria Hipovolemia
peningkatan hasil : Observasi
permeabilitas kapiler 1. Kekuatan nadi 1. Periksa tanda dan gejala
meningkat hipovolemia (mis.
2. Turgor kulit Frekuensi nadi meningkat,
meningkat nadi teraba lemah, tekanan
3. Output urine darah menurun, turgor kulit
meningkat menurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)
27
2. Monitor intake dan output
cairan
Terapeutik
3. Berikan posisi modified
Trendelenburg
4. Berikan asupan cairan oral
5. Hitung kebutuhan cairan
Edukasi
6. Anjurkan perbanyak
asupan cairan oral
7. Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian
cairan iv isoonik (mis.
NaCl, RL)
9. Kolaborasi pemberian
produk darah
D.0019 Defisit nutrisi L.03030 Status nutrisi I.03119 Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan klien membaik Dengan Observasi
faktor psikologis kriteria hasil : 1. Identifikasi status nutrisi
1. Kekuatan otot 2. Monitor asupan makanan
penguyah meningkat 3. Identifikasi perlunya
2. Kekuatan otot penggunaan selang NGT
menelan meningkat Terapeutik
3. Frekuensi makan 4. Lakukan oral hygiene
membaik sebelum makan
4. Nafsu makan 5. Sajikan makanan secara
meningkat menarik dan suhu yang
sesuai
6. Berikan makanan tinggi
kalori dan protein
7. Hentikan pemberian
makanan melalui selang
NGT jika asupan oral dapat
di toleransi
Edukasi
8. Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
28
9. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibuthkan, jika perlu
D.0056 Intoleransi L.05047 Toleransi I.05178 Manajemen Energi
aktivitas berhubungan Aktivitas meningkat Observasi
dengan kelemahan dengan Kriteria Hasil: 1. Identifikasi gangguan
1. Frekuensi nadi fungsi tubuh yang
meningkat mengakibatkan kelelahan
2. Kemudahan dalam 2. Monitor lokasi dan
melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama
sehari-hari melakukan aktivitas.
meningkat Terapeutik
3. Keluhan lelah 3. Lakukan latihan rentang
menurun gerak pasif dan/atau aktif
4. Perasaan lemah 4. Berikan aktivitas distraksi
menurun yang menenangkan
5. Warna kulit Edukasi
membaik 5. Anjurkan tirah baring
6. Tekanan darah 6. Anjurkan menghubungi
membaik perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang.
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
D.0012 Risiko L.02017 Tingkat I.02067 Pencegahan
perdarahan ditandai perdarahan menurun Pendarahan
dengan koagulasi dengan kriteria hasil : Observasi
(trombositopenia) 1. Kelembaban 1. Monitor tanda dan gejala
membrane mukosa perdarahan
meningkat 2. Monitor nilai
2. Kelembaban kulit hematokrit/homoglobin
meningkat sebelum dan setelah
3. Kognitif meningkat kehilangan darah
4. Hemoptisis menurun 3. Monitor tanda-tanda vital
5. Hematemesis ortostatik
menurun 4. Monitor koagulasi (mis.
6. Hematuria menurun Prothombin time (TM),
7. Perdarahan anus partial thromboplastin time
menurun (PTT), fibrinogen, degradsi
8. Distensi abdomen fibrin dan atau platelet)
menurun Terapeutik
29
9. Perdarahan vagina 1. Pertahankan bed rest
menurun selama perdarahan
10. Hemoglobin 2. Batasi tindakan invasif, jika
membaik perlu
11. Hematokrik 3. Gunakan kasur pencegah
membaik dikubitus
12. Tekanan darah 4. Hindari pengukuran suhu
membaik rektal
13. Denyut nadi Edukasi
apical membaik 1. Jelaskan tanda dan gejala
14. Suhu tubuh perdarahan
membaik 2. Anjurkan mengunakan
kaus kaki saat ambulasi
3. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
4. Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
5. Anjurkan meningkatkan
asupan makan dan vitamin
K
6. Anjrkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
dan mengontrol perdarhan,
jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
prodok darah, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika perlu
4. ImplementasiKeperawatan
30
5. Evaluasi Keperawatan
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses
2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
ESTRIN LEVINE
Estrin Levine
kota Chicago. Memiliki dua saudara dan menjadi anak tertua di keluarga.
31
Tel Aviv University di Israel merupakan Lembaga tempat Ia mengajarkan
2. Konsep utama
a. Orang
b. Lingkungan
1) Lingkungan internal
2) Lingkungan eksternal
32
c. Kesehatan
d. Perawatan
3. Konsep dasar
a. Konservasi energi
33
Seorang pasien yang dipanggil dengan menyebut Namanya akan dapat
a. Wholeness (Keutuhan)
b. Adaptasi
34
c. Lingkungan
d. Respon organisme
2010)
a. Pengkajian
35
konservasi energi, konservasi integritas struktur, konservasi
b. Keputusan Tropihicognosis
2010)
c. Hipotesis
d. Intervensi
36
personal dan sosial. Pada pendekatan ini dituntut agar dapat menjaga
e. Evaluasi
Population/Problem :
yang keluar dari pembuluh darah, pemilihan jenis cairan dan kecermatan
(WHO, 1997).untuk populasi pada penelitian ini sejumlah 48 pasien anak dengan
37
anak dengan diagnose Dengue Haemorrhagic Fever yang mengalami masalah
Intervention :
Kelompok intervensi diberikan cairan koloid 10 ml/kg berat badan yaitu 350 ml
pada 15 menit pertama dan dilanjutkan dengan cairan kristaloid sesuai standar
terapi rumah sakit untuk jam-jam selanjutnya melalui intravena, dan akan
yang tidak berhenti seperti: mimisan, gusi berdarah, bab berdarah,bisa juga
Comparation :
yang sama yaitu 10 ml/kg berat badan / 60 menit dan akan dipantau setiap 24 jam
Outcome:
Hasil pemberian terapi cairan pada kelompok intervensi dan pembanding pada
masa kritis yaitu demam hari ke empat untuk 24 jam pertama pemberian cairan
nilai trombosit pada kelompok intervensi dari 153,79 /µL menjadi 151,20/µL dan
terdapat perbedaan yang signifikan dalam pertahanan kadar trombosit. Dari hal itu
38
peneliti mengambil kesimpulan bahwa pemberian cairan kombinasi antara cairan
koloid dan kristloid pada kelompok intervensi lebih efektif daripada pemberian
Study Design
Randomised Clinical Trial, dimana peneliti melakukan uji klinis pada kelompok
PEMASANGAN INFUS
1. Definisi:
2. Tujuan:
39
1. Persiapan Alat
a. Sarung tangan Steril 1 pasang
b. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
c. Cairan parenteral sesuai program
d. Jarum intra vena (ukuran sesuai)
e. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
f. Desinfektan
g. Torniquet/manset
h. Perlak dan pengalas
i. Bengkok 1 buah
j. Plester / hypafix
k. Kassa steril
l. Penunjuk waktu/jam tangan
2. Tahap PraInteraksi
a. Baca catatan keperawatan
b. Menyiapkan dan menempatkan alat-alat didekat pasien
c. Mencuci tangan
3. Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggil klien / keluarga dengan namanya
b. Memperkenalkan nama perawat
c. Jelaskan prosedur dan waktu tindakan kepada keluarga
d. Menanyakan kesiapan pasien dan persetujuan keluarga
4. TahapKerja
a. Jaga privasi pasien
b. Mencuci tangan
c. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
40
d. Menutup saluran infus (klem)
e. Menusukkan saluran infus dengan benar
f. Menggantung botol cairan pada standard infus
g. Mengisitabung reservoir infus sesuai tanda
h. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang
i. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
j. Memasang perlak dan alasnya
k. Membebaskan daerah yang akan di insersi
l. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
m. Memakai hand schoen
n. Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam keluar)
o. Mempertahankan vena pada posisi stabil
p. Memegang IV cateter dengan sudut 30 derajat
q. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas
r. Memastikan IV cateter masuk intra vena kemudian menarik mandiri + 0,5 cm
s. Memasukkan IV cateter secara perlahan
t. Menarik mandiri dan menyambungkan dengan selang infuse
u. Melepaskan torniquet
v. Mengalirkan cairan infuse
w. Melakukan fiksasi IV cateter
x. Mengatur tetesan sesuai program
y. Cuci tangan
5 TahapTerminasi
a. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
b. Membuat kontrak selanjutnya
c. Mendokumentasikan tindakan keperawatan
41
BAB III. METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian, dalam riset yang
terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan
akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan
B. SAMPEL PENELITIAN
(IRDA) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan waktu pelaksanaan dimulai
42
D. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
orang tua pasien anak dengan demam berdarah dengue dan anak dengan demam
E. ETIKA PENELITIAN
dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan dengan
penelitian serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika
tersebut, bila tidak bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak-
hak responden.
memberikan kode.
43
3. Confidentially (Kerahasiaan)
wawancara yang dimana untuk identitas hanya disingkat saja dan data-data
44
BAB IV
A. HASIL
Hasil Kasus 1
1. PENGKAJIAN
a) Identitas umum
Nama : An.K.P.
Usia : 6 tahun
b) Lingkungan Internal
lemah 4 hari yang lalu sebelum MRS disertai mual muntah, BAB
45
c) Lingkungan Eksternal
(b) Natal
2) Lingkungan
d) Pengkajian konservasi
a. Konservasi energi
1) Status nutrisi dan cairan
46
dipakai bubur, Nasi,Lauk/
Pola makan minum/jam Susu+ Air + infus
2) Eliminasi
Kebiasaan Sebelum sakit Selama sakit
BAB Frekuensi, BAB 3 kali
Warna, BAB cair, BAB
Konsistensi kuning
kecoklatan
5) Kebersihan diri
Kebiasaan Sebelum sakit Sesudah sakit
Penampilan secara umum Personal
Frekuensi mandi Hygiene klien
Frekuensi mengganti pakaian dilakukan oleh
Frekuensi menggosok gigi perawat dan
orang tua
47
1. Keadaan umum dan kesadaran : Lemah
2. Tanda-tanda vital
1. Suhu : 38 oC
3. Pengukuran antropometri
1. Berat badan : 20 kg
3. Lingkar kepala : 35 cm
4. Lingkar dada : 47 cm
5. Lingkar perut : 50 cm
1. Kepala
a. Inspeksi
b. Palpasi
48
a) Benjolan (ada/tidak) : Tidak terdapat benjolan
2. Mata
c) Konjungtiva : Anemis
kedua mata
3. Hidung
4. Telinga
49
5. Mulut
a) Gigi
b) Gusi : Normal
c) Lidah : Normal
e) Tonsil : Normal
f) Palatum : Tidak
6. Pemeriksaan paru
a) Inspeksi
dada
pembengkakan
b) Palpasi
50
1) Kesimetrisan : Simetris kiri dan kanan
c) Perkusi
2) Suara : resonan
d) Auskultasi : vesikuler
7. Jantung
8. Abdomen
a) Inspeksi
post operasi
b) Auskultasi
9. Pemeriksaan genetalia
a) perempuan
51
3) Vagina tampak bersih
3) anus : Ada
bawah :
teman di sekolah
52
6. Data tambahan: Hasil labolatorium
a) Nama : An.K.P
b) Nomor RM : 00750021
tidur-tiduran
orang tua klien, tidak terdapat interaksi yang banyak dari klien
53
35,7(27,0-35,0) MCHC 35,7 g/Dl(31,0-37,0) Netrofil batang 0 %
e) Triphicognosis
1) Hipovolemia D.0023
2) Hipertermia D.0130
ANALISA DATA
54
Data Objektif:
TTV
TD:93/64mmhg
S:38oC
N:130x/menit
RR:24x/menit
SPO2: 99%
Data Objektif :
- Tampak makanan tidak dihabiskan
- Tampak mual dan muntah
f) Hipotesis
55
2) Intervensi Konservasi Integritas Struktur : periksa tanda dan
badan,
hematokrit/hemoglobin.trombosit
56
peroral ±300cc, output pakaian yang longgar
cairan: kateter urine pada dan tipis
pukul 06.00 sebanyak klien di kompres air
170 cc dan pukul 12.40 hangat
sebanyak 100 cc Respon Inflamasi :
menganjurkan perbanyak mukosa bibir kering
08.00 cairan oral dan pecah pecah,
Hasil : klien diberikan tugor jelek >2
minum oralit ±300
detik,klien tampak
selama 6 jam oleh ibu
lemah, ttv: tekanan
klien sesuai dengan
penganjuran dari darah:100/70 mmhg,
perawat dan dokter nadi:125x/menit,
Mengkolaborasi dalam respirasi:24x/menit,
07.00 pemberian cairan IV suhu badan: 37,6ºC
Hasil : Kadar hemoglobin 12
- Koloid (gelatin) g/dL
350ml dalam 15 Kadar Hematokrit 30
menit pertama %
- Kristaloid (ringer Kadar trombosit
laktat) 350ml dalam 80 10^3/uL
1 jam , Respon Stress:
tampak klien
Mengkolaborasi pemberian berinteraksi dengan
11.00 produk darah ibunya dalam perihal
minum oralit
Hasil: klien bergolongan
Perseptual :
darah O dengan
Ibu mampu mengenal
Hemoglobin:10,0g/dL
tanda dan gejala
diberikan tranfusi darah
perdarahan
1 kantong pada jam
10.00
57
Sajikan makanan yang
menarik
Hasil: klien diberikan
makanan yang
disukainya yaitu ayam
58
minum oralit ±300 detik,klien tampak
selama 6 jam oleh ibu lemah, ttv: tekanan
kllien sesuai dengan darah:106/70 mmhg,
penganjuran dari nadi:110x/menit,
perawat dan dokter respirasi:24x/menit,
14.00 Mengkolaborasi dalam suhu badan: 37,3ºC
pemberian cairan IV Kadar hemoglobin
Hasil : 12,0 g/dL
- Koloid (gelatin)
Kadar Hematokrit 34
350ml dalam 1 jam
%
pertama
Kadar trombosit
- Kristaloid (ringer
120 10^3/uL
laktat) 350ml dalam
, Respon Stress:
1 jam
tampak klien
15.00 Hipertermia berinteraksi dengan
D.0130 Monitor suhu badan ibunya dalam perihal
Hasil: 37,6ºC minum oralit
20.00 Anjurkan pemakaian Perseptual :
pakaian yang longgar Ibu mampu mengenal
dan tipis tanda dan gejala
Hasil: ibu klien perdarahan
memberikan pakaian
yang longgar
14.00 Lakukan pendinginan
eksternal: ibu klien
melakukan kompres air
hangat
59
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE 3
60
yang diberikan
HASIL KASUS 2
Hasil pengkajian 1 febuari 2022 yang didapatkan klien An. N.P ,laki-laki
umur 6 tahun masuk rumah sakit diagnosa medis DHF grade 3 dengan keluhan
demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit,mual muntah dan merasa lemah,
status nutrisi ibu klien mengatakan klien mengatakan anaknya tidak bernapsu
makan, makanan hanya dihabiskan ½ dari porsi yang diberikan,minum hanya 4-5
gelas per hari,klien mual dan muntah.Untuk eliminasi didapatkan data klien bab
bagian mulut didapatkan mukosa bibir kering dan pada pemeriksaan bagian kulit
61
didapatkan tugor kulit jelek,terpasng infus pada ekstremitas bagian atas tangan
kiri gelatin 10ml/kg berat badan pada 15 menit pertama dan dilanjutkan dengan
ringer laktat 10 ml/kg berat badan untuk setiap jam. 3. Konservasi integritas
Konservasi intergritas sosial didapatkan data klien dirawat oleh perawat dan
orang tua klien, tidak terdapat interaksi yang banyak dengan klien Hasil
3,65 g/dL.
Untuk tripichognosis didapatkan dari hasil analisa data pada diagnosis yang
pertama yaitu Hipertermia D.0130 didapatkan data subjek ibu klien mengatakan
klien demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, data objek suhu badan
39ºC. pada diagnosis yang kedua yaitu Hipovolemia D.0023 didapatkan data
subjek ibu klien mengatakan klien merasa lemah,sudah bab cair 3x sehari sebelum
masuk rs,data objek tugor kulit jelek, mukosa kering .Pada diagnosis ketiga yaitu
Defisit nutrisi D.0019 didapatkan data subjek ibu klien mengatakan klien tidak
bernapsu makan, data objek porsi yang dihabiskan hanya ½ dari yang diberikan.
energi: 1.Monitor intake dan output cairan hasil: Input 1560cc/6 jam dan output
yang menarik hasil: klien diberikan makanan nasi ikan ayam sayur 09.00.
longgarkan atau lepaskan pakaian hasil: ibu klien mengganti pakaian klien yang
62
longgar dan tipis pukul 08.00 ,kolaborasi pemberian cairan intravena hasil:
diberikan cairan gelatin 180ml selama 15 menit pertama dan ringer laktat
hasil: klien diberikan 1 kantong darah dengan golongan darah O pada pukul 10.00
pukul 08.00,monitor suhu tubuh setiap 3 jam sekali hasil: pukul 07.00:
anjurkan perbanyak cairan oral hasil:ibu klien memberikan cairan oral oralit
eksternal hasil: ibu klien melakukan kompres air hangat untuk meredakan demam
yang ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1560 ml baik pemberian cairan
gelatin dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 800
memakai pakaian yang longgar dan tipis, klien diberikan makanan nasi ikan ayam
:mukosa bibir kering, tugor jelek >2 detik,klien tampak lemah, tekanan
63
Leukosit 5,0 10˄3/uL,hemoglobin 10,2 g/dL, hematokrit 29,8%, trombosit 90
10˄3/uL, albumin 3,65 g/dL. Respon Stress: tampak klien berinteraksi dengan
ibunya dalam perihal minum oralit . Perseptual :Ibu mampu melakukan kompres
Evaluasi tanggal rabu, 2 febuari 2022 yang didapat Respon organismik yang
ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1560 ml baik pemberian cairan gelatin
dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 800
memakai pakaian yang longgar dan tipis, klien diberikan makanan nasi ikan ayam
dan sayur.diberikan tranfusi darah pada kamis 11 febuari 2022 dengan hasil
hemoglobin 12,2 g/dL Respon Inflamasi :mukosa bibir lembab, tugor jelek >2
12,2 g/dL, hematokrit 32,8%, trombosit 110 10˄3/uL, albumin 3,65 g/dL. Respon
Stress: tampak klien berinteraksi dengan ibunya dalam perihal minum oralit .
yang ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1560 ml baik pemberian cairan
gelatin dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 800
longgar dan tipis, klien diberikan makanan nasi ikan ayam dan sayur.diberikan
tranfusi darah pada kamis 11 febuari 2022 dengan hasil hemoglobin 12,2 g/dL
Respon Inflamasi :mukosa bibir lembab, tugor jelek >2 detik,klien tampak
64
lemah, tekanan darah:125/82 mmhg, suhu: 37ºC,nadi:100x/menit, respirasi:
trombosit 165 10˄3/uL, albumin 3,65 g/dL. Respon Stress: tampak klien
berinteraksi dengan ibunya dalam perihal minum oralit . Perseptual :Ibu mampu
HASIL KASUS 3
Hasil pengkajian 10 febuari 2022 yang didapatkan klien An. U.K ,perempuan
umur 8 tahun masuk rumah sakit diagnosa medis DHF grade 3 dengan keluhan
utama demam dan lemah. Demam dirasakan sejak 3 hari yang lalu tidak disertai
status cairan ibu klien mengatakan klien mengatakan anaknya minum hanya 3
gelas per hari.Untuk eliminasi didapatkan data klien bak hanya 100cc sehari 2.
kepala di dahi terasa hangat, pada pemeriksaan bagian mulut didapatkan mukosa
bibir kering dan pada pemeriksaan bagian kulit didapatkan tugor kulit
jelek,terpasang infus pada ekstremitas bagian atas tangan kanan gelatin 10ml/kg
berat badan pada 15 menit pertama dan dilanjutkan dengan ringer laktat 10 ml/kg
berat badan untuk setiap jam. 3. Konservasi integritas personal didapatkan data
didapatkan data klien dirawat oleh perawat dan orang tua klien, tidak terdapat
65
interaksi yang banyak dengan klien Hasil Laboratorium : An. U.K, no rm:
Untuk tripichognosis didapatkan dari hasil analisa data pada diagnosis yang
pertama yaitu Hipertermia D.0130 didapatkan data subjek ibu klien mengatakan
klien demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, data objek akral hangat,
suhu badan 38,3ºC. pada diagnosis yang kedua yaitu Hipovolemia D.0023
didapatkan data subjek ibu klien mengatakan klien merasa lemah,ibu klien
mengatakan minum hanya 3 gelas sehari ,data objek tugor kulit jelek, mukosa
energi: 1.Monitor intake dan output cairan hasil: Input 1980cc/6 jam dan output
700cc/6jam pukul 07.00-13.00, longgarkan atau lepaskan pakaian hasil: ibu klien
mengganti pakaian klien yang longgar dan tipis pukul 08.00 ,kolaborasi
pemberian cairan intravena hasil: diberikan cairan gelatin 280ml selama 15 menit
pertama dan ringer laktat 280ml/jam pukul 07.00-13.00 yaitu 1680 ,kolaborasi
pemberian produk darah hasil: klien diberikan 1 kantong darah dengan golongan
kulit jelek, mukosa bibir kering pukul 08.00,monitor suhu tubuh setiap 3 jam
66
memberikan cairan oral oralit sesuai dengan anjuran perawat dan dokter pukul
yang ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1980 ml baik pemberian cairan
gelatin dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 700
darah golongan darah O Respon Inflamasi :mukosa bibir kering, tugor jelek >2
10,4 g/dL, hematokrit 28,5%, trombosit 110 10˄3/uL.. Respon Stress: tampak
klien berinteraksi dengan ibunya dalam perihal minum oralit . Perseptual :Ibu
yang ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1700 ml baik pemberian cairan
gelatin dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 800
ml, ,klien memakai pakaian yang longgar dan tipis, ,diberikan tranfusi darah pada
Inflamasi :mukosa bibir lembab, tugor jelek >2 detik,klien tampak lemah,
67
10˄3/uL, albumin 3,65 g/dL. Respon Stress: tampak klien berinteraksi dengan
ibunya dalam perihal minum oralit . Perseptual :Ibu mampu melakukan kompres
yang ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1700 ml baik pemberian cairan
gelatin dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 800
longgar dan tipis, klien diberikan makanan nasi ikan ayam dan sayur.diberikan
tranfusi darah pada kamis 11 febuari 2022 dengan hasil hemoglobin 12,2 g/dL
Respon Inflamasi :mukosa bibir lembab, tugor jelek >2 detik,klien tampak
trombosit 170 10˄3/uL, Respon Stress: tampak klien berinteraksi dengan ibunya
dalam perihal minum oralit . Perseptual :Ibu mampu melakukan kompres air
HASIL KASUS KE 4
Hasil pengkajian 28 febuari 2022 yang didapatkan klien An. F.S ,laki-laki
umur 7 tahun masuk rumah sakit diagnosa medis DHF grade 3 dengan keluhan
utama kelemahan tubuh. Klien merupakan rujukan dari rs maria walanda maramis
dirujuk ke rs kandou tanggal 28/2/2022 jam 14.00 dengan kelemahan tubuh dan
akral dingin sejak 6 jam SMRS dan riwayat demam sejak 4 hari SMRS, riwayat
68
Hasil pengkajian konservasi 1. Konservasi energi didapatkan data untuk
status cairan ibu klien mengatakan klien mengatakan anaknya minum hanya 3
umum klien tampak lemah, , pada pemeriksaan bagian mulut didapatkan mukosa
bibir kering dan pada pemeriksaan bagian kulit didapatkan tugor kulit
jelek,terpasang infus pada ekstremitas bagian bawah kaki kanan gelatin 10ml/kg
berat badan pada 15 menit pertama dan dilanjutkan dengan ringer laktat 10 ml/kg
berat badan untuk setiap jam. 3. Konservasi integritas personal didapatkan data
didapatkan data klien dirawat oleh perawat dan orang tua klien, tidak terdapat
interaksi yang banyak dengan klien Hasil Laboratorium : An. F.S, no rm:
Untuk tripichognosis didapatkan dari hasil analisa data pada diagnosis yang
pertama yaitu Hipovolemia D.0023 didapatkan data subjek ibu klien mengatakan
klien merasa lemah,tugor kulit jelek >2 detik, mukosa bibir kering dan pecah-
pecah.
energi: Monitor intake dan output cairan hasil: Input 1420cc/6 jam dan output
diberikan cairan gelatin 160ml selama 15 menit pertama dan ringer laktat
69
160ml/jam pukul 07.00-13.00 yaitu 960 ml. Intervensi Konservasi Integritas
Struktur : periksa tanda dan gejala hipovolemia hasil: Tanda-tanda vital: tekanan
Personal : anjurkan perbanyak cairan oral hasil:ibu klien memberikan cairan oral
oralit sesuai dengan anjuran perawat dan dokter pukul 09.00 Intervensi
yang ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1420 ml baik pemberian cairan
gelatin dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 600 ml
Respon Inflamasi :mukosa bibir kering, tugor jelek >2 detik,klien tampak
Evaluasi tanggal selasa 1 maret 2022 yang didapat Respon organismik yang
ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1420 ml baik pemberian cairan gelatin
dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 600 ml
Respon Inflamasi :mukosa bibir kering, tugor jelek >2 detik,klien tampak
70
dalam perihal minum oralit . Perseptual :tidak dapat dinilai
Evaluasi tanggal rabu 2 maret 2022 yang didapat Respon organismik yang
ditunjukkan yaitu Melawan: intake cairan 1420 ml baik pemberian cairan gelatin
dan ringer laktat maupun pemberian oralit selama 6 jam dan output 600 ml
Respon Inflamasi :mukosa bibir kering, tugor jelek >2 detik,klien tampak
trombosit 130 10˄3/uL. Respon Stress: tampak klien berinteraksi dengan ibunya
Fever diruangan Instalasi Rawat Darurat Anak (IRDA) RSUP. Prof. Dr. R.
perdarahan.
71
diruangan Instalasi Rawat Darurat Anak (IRDA RSUP. Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
An. K.P, An. N.P, An. U.K dan An. F.S dengan demam berdarah
data yang didapat untuk intake dan output cairannya tidak seimbang
yang ditandai dengan bab cair 3x sehari dan minum tidak lebih dari 4
gelas sehari, juga napsu makan dari pasien menurun yang ditandai
72
dengan tidak habisnya porsi makan yang diberikan , dan pada prinsip
kulit jelek >2 detik dan kelemahan tubuh, juga dikaji untuk pemberian
juga peningkatan suhu tubuh akibat proses penyakit yang terjadi. Data
ini sesuai dengan kriteria WHO 2016 untuk tanda dan gejala yang ada
2. Diagnosis keperawatan
dengan SDKI tahun 2018 pada klien dengan demam berdarah dengue
3. Intervensi keperawatan
73
Pada teori konservasi levine untuk intervensi menggunakan hipotesis
tapi tetap tetap sama yang berdasarkan dari SIKI, terdapat 4 intervensi
- Monitor intake dan output cairan hal ini sesuai dengan penelitian
dengue
termoregulasi
dengue .
74
b. Intervensi konservasi integritas struktural :
tahun 2020
konservasi levine pada asuhan keperawatan pasien An. K.P, An. N.P,
75
b. Nilai trombosit pasien setelah diberikan terapi cairan koloid dan
kirstaloid An. K.P: 150 10^3/uL, An. N.P: 165 10^3/uL, An. U.K:
perbaikan klinis, laboratoris dan juga lama rawat inap . Hal ini
dibutuhkan oleh makhluk hidup, dalam hal ini yaitu cairan. Jika anak
peningkatan energi dapat dinilai dari tingkat kelelahan pada anak. Dari ke
penyakitnya.
76
BAB V
A. KESIMPULAN
sebagai berikut:
yaitu didapatkan data dari keempat klien diambil ada yang mempunyai
seperti tugor kulit buruk >2 detik, mukosa bibir kering, juga ada data-
aktivitas D.0056
3. Intervensi yang diberikan sesuai dengan SIKI dalam hal ini untuk
77
4. Untuk implementasi di sesuai dengan intervensi yang dimana juga
B. SARAN
kristaloid dan koloid pada anak dengue haemorrhagic fever dengan masalah
hipovolemia
78
Dapat dijadikan sebagai referensi di perpustakaan untuk pengembangan bidang
penelitian terkait mata kuliah gawat darurat anak dan lebih di tingkatkan lagi
DAFTAR PUSTAKA
Bella, S. T. N., & Nurhayati, S. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan
Demam Berdarah Dengue. Buletin Kesehatan: Publikasi Ilmiah Bidang
kesehatan, 3(1), 82-93
Kemenkes. (2016). Menkes: Dibanding fogging, psn 3m plus lebih utama cegah
DBD.Diaksesmelaluiwebsitehttps://www.kemkes.go.id/article/view/1602150
0003/menkes-dibandingfogging-psn-3m-plus-lebih-utama-cegah-dbd.html
pada tanggal 23 April 2022 pukul 20:10
Kemenkes. (2020). Data kasus terbaru dbd di indonesia. Diakses melalui website
https://www.kemkes.go.id/article/view/20120300001/data-kasus-terbarudbd-
di-indonesia.html pada tanggal 3 April 2021 pukul 20:00
Mahmud, R. (2020). Penerapan Asuhan Keperawatan Demam Berdarah Dengue
dalam Pemenuhan Kebutuhan Termoregulasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 9(2), 1023-1028
79
Kefarmasian Indonesia, 5(1), 20. https://doi.org/10.20473/jfiki.v5i12018.20-
29
Murwani. 2018. Patofisiologi Dengue Hemorrhagic Fever. Jakarta.
Setiawan, B., Chen, K., & Pohan, H. T. (2009). Diagnosis dan terapi cairan pada
demam berdarah dengue. Jurnal Medicinus, 22(1).
80