Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

DHF (Dengue Hemoragic Fever) atau dikenal secara umum oleh

masyarakat indonesia sebagai demam berdarah merupakan penyakit yang dapat

membuat suhu tubuh penderita menjadi sangat tingi pada umumnya disertai sakit

kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang,serta jika panas berlebih menyebabkan kejang

(epilepsi).Negara Indonesia sebagai Negara dengan kasus DHF tertinggi di asia

tenggara. Dalam hal itu masalah yang sering muncul pada infeksi pertama oleh

virus dengue yaitu hipertermi(demam),sebagian besar penderita akan mengalami

demam mendadak antara 39-40 derajat celcius,sesudah 5-7 hari demam akan

berakhir tetapi kemudian kambuh lagi,biasanya terlihat lesu,disertai sakit kepala

pada bagian depan kepala,nyeri bagian belakang mata,dan persendian, terlebih

lagi disertai pendarahan dan kadang-kadang syok. Dengue menyebar dengan

cepat,menyerang banyak orang selama masa epidemic,sehingga menurunkan

produktifitas kerja dan banyak menimbulkan kematian (soedarto,2012)

Menurut WHO,pada tahun 2015 penelitian terbaru menunjukkan 390 juta

infeksi dengue per tahun dimana 96 juta bermanifestasi klinis dengan berbagai

derajat. Penelitian lain menyatakan,prevalensi DHF diperkirakan mencapai 3,9

milyar orang di 128 negara beresiko terinfeksi virus dengue. Pada tahun 2015,di

Indonesia jumlah penderita DHF yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan

jumlah kematian sebanyak 1.071 orang. Dibandingkan tahun 2014 dengan kasus

sebanyak 100.347 serta IR 39,80 terjadi peningkatan kasus pada tahun 2015.

Selama periode tahun 2009 sampai tahun 2015 jumlah kabupaten atau kota
terjangkit DBD cenderung meningkat,. Pada tahun 2014,di Jawa Timur jumlah

kasus sebanyak 9.273 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 107 orang. Pada

tahun 2015 ini menunjukkan peningkatan dari IR DBD tahun-tahun sebelumnya

Demam dengue terjadi sesudah gigitan oleh nyamuk aedes aegypti yang

terinfeksi virus. Nyamuk yang sudah dikenali karena badan dan kakinya

mempunyai bercak-bercak putih ini berkembang biak pada genangan air bersih

dan mempunyai jarak terbang sekitar 100-200 meter. Nyamuk terinfeksi virus

dengue karena menghisap darah penderita dengue yang mengandung virus

dengue. Sesudah masuk kedalam tubuh seseorang, viru akan memperbanyak diri

di dalam kelenjar limfe badan. Sesudah jumlah virus cukup untuk menyebabkan

terjadi gejala, penderita akan menunjukkan gejala klinis yang terjadi disekitar 4-6

hari sesudah masuknya virus (Soedarto 2012). Setelah itu terjadi respon anti bodi

yang menimbulkan kompleks antigen antibodi, kemudian badan menjadi panas

akibat toksin tersebeut hipotalamus tidak bisa terkontrol yang akhirnya menjadi

panas tinggi dan demam. Demam yang tidak segera diatasi akan menyebabkan

kejang demam, dehidrasi, dan gangguan tumbuh kembang pada anak (Andra dan

Yessie, 2013)

Berikut ini beberapa langkah pencegahan demam berdarah yang bisa anda

terapkan,diantaranya: Mensterilkan bagian dalam rumah anda dengan

menyemprotkan cairan pembasmi nyamuk membersihkan bak mandi dan

menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati. Menutup, membalik,

atau jika perlu menyingkirkan media – media kecil penampungan air lainnya

yang ada di rumah anda memasang kawat anti yamuk di seluruh ventilasi rumah

anda dengan memasang kelambu di ranjang tidur anda memakai losion


antinyamuk , terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang

terbuktik efektif namun jangan gunakan peroduk ini pada bayi yang masih

berusia di bawah dua tahun. Megenakan pakaian yang longgar yang bisa

melindungi anda dari gigitan nyamuk, melakukan gotong royong untuk

membersihkan lingkungan, mengadakan fogging untuk mensterilkan lingkugan

dari nyamuk dan jentik-jentik.

Dari uraian dan penjelasan diatas yang disertai dengan data-data yang

lengkap penulis merasa tertarik dalam pengambilan karya tulis ilmiah yang akan

disusun sebagai proposal karya tulis ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan

Hipertermi pada pasien Dengue Hemoragic Fever (DHF) di Ruang HCU Anak

RSUD M Natsir Solok.

1.2 Batasan Masalah

Asuhan Keperawatan Hipertermi pada pasien Dengue Hemoragic Fever

(DHF) di Ruang HCU Anak RSUD M Natsir Solok.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan hipertermi pada pasien Dengue

Hemoragic Fever (DHF) di Ruang HCU Anak RSUD M Natsir Solok ?

1.4 Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan anak yang baik dan benar pada kasus

demam berdarah dengue sehubungan dengan penerapan langsung proses

keperawatan sebagai suatu metode pemecahan masalah.


1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian data pada kasus Dengue Hemoragic Fever (DHF)

dengan baik dan benar.

2. Melakukan diagnosa keperawatan pada kasus Dengue Hemoragoc Fever

(DHF) dengan baik dan benar.

3. Melakukan rencana keperawatan berdasarkan prioritas dagnosa

keperawatan dengan baik dan benar

4. Melakukan tindakan keperawatan pada kasus Dengue Hemoragic Fever

(DHF) dengan baik dan benar.

5. Melakukan evaluasi pada kasus Dengue Hemoragoc Fever (DHF) dengan

baik dan benar.

1.5 Mafaat Penulisan

1.5.1 Manfaat Teoritis

Menambah khasanah keilmuan untuk perkembangan pengetahuan

dan menambah wawasan dalam mencari pemecahan masalah pada klien

yang mengalami DHF grade 2 dengan masalah hipertermi di ruang HCU

Anak RSUD M Natsir Solok.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Klien

Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah

dipelajari dalam penangan kasus hipertermi yang dialami dengan kasus

nyata dalam pelaksanaan keperawatan, seperti cara untuk

mengendalikan hipertermi tersebut.


b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan dan referensi

untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatn pada klien

hipertermi.

c. Bagi perawat

Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan dasar informasi dan

pertimbangan untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap

dalam meningkatkan pelayanan keperawatan pada klien hipertermi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit

2.1.1 Pengertian DHF

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang

disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan

renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer dan Suprohaita, 2000

dalam Susilowati, 2007), menurut Hindra (2012) DHF adalah penyakit infeksi

yang relatif singkat, dapat merenggut nyawa penderitanya jika tidak ditangani

secepatnya.

Demam Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue dengan manifestasi klinis demam,

nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopnia, ruam, limfadenofati,

trombositipenia dan dates hemoragik. Pada DBD terjad pembesaran plasma yang

ditanda dengan hemokonsentrasi ( peningkatan hematoktit) atau penumpukan

cairan dirongga tubuh. Sindrom renjata dengue (Dengue Shock Syndrome) adalah

demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/shock.

Demam dengue (Dengue Fever, selanjutnya dsingkat DD) adalah penyakit

yang terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-

tanda klinis berupa demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopnia,

dengan atau tanpa ruam dan linfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang

hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap. Demam

berdarah dengue (Dengue haemorhagic fever, selanjutnya disingkat DBD) ialah

penyakit yang terdapat pada dewasa dengan gejala utama demam, sindrom
renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome, selanjutnya disingkat DSS) ialah

penyakit DBD yang disertai renjatan.

2.1.2 Etiologi

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus Dengue,

yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus

merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai

tunggal dengan berat molekul 4x106.

Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang

semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue.

Keempat serotype ditemukan di indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype

terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotype dengue dengan Flavivirus lain

seperti yellow fever, Japanese enchehphalitis dan west nile virus.

Dalam laborataorium virus Dengue dapat bereflkasi pada hewan mamalia

seperti tikus, kelinci, anjing, kelelawar dan primate. Survey epidemiologi pada

hewan ternak didapatkan antibody terhadap virus dengue pada hewan kuda, sapid

an babi. Penelitian pada artropoda menujukan virus dengue dapat bereflikasi pada

nyamuk genus aedes (stegomyia) dan toxorhychintes.

Cir-ciri nyamuk Aedes Aegypti menurut soedarto, (2012) antara lain :

1. Badannya kecil

2. Warnanya hitam dan belang-belang

3. Menggigit pada siang hari

4. Badannya mendatar saat hinggap

5. Gemar hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari)


2.1.3 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala penyakit demam berdarah dengue masa tunas / inkubasi 3-

15 hari sejak orang terserang virus dengue, selanjutnya penderita akan

menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah menurut soedarto

(2012) sebagai berikut :

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38-40 derajat Celsius).

2. Pada pemeriksan uji tourniquet, tampak adanya jentik (puspura)

perdarahaan

3. Adanya bentuk perdarahan pada kelopak mata bagian dalam (konjungtiva),

mimisan (epitaksis), buang air besar dengan kotoran (peaces) berupa lendir

bercampur darah (melena).

4. Terjadi pembesaran hati (hepatomegali)

5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3-7 terjadi pennurunan

trombosit dibawah 100.000/mm3 (trombositopeni) terjad peningkatan nilai

hematokrit diatas 20% dari nilai normal (hemokonsentrasi).

7. Timbulnya gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan

nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit

kepala.

8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.

9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal / sakit pada

persendian (soedarto, 2010).


2.1.4 Patofisiologi

Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegipty

dan kemudan bereaks dengan antibody dan terbentuklah komplek virus-antibodi,

dalam sirkulasi akan mengaktivasi komplemen (Suriadi & Yulian, 2012).

Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi

pertama kali menyebabkan demam dengue. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang

biasa terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yang amat berbeda akan tampak, bila

seseorang mendapat nfeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan.

Dan DHF bias terjadi bila seseorang setelah terinfeksi pertama kali, mendapat

infeksin berulang dengan virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akanmenyebabkan

suatu reaksi anamestik antibody, dehingga menimbulkan konsentrasi komplek

antigen-antibodi (komplek virus-antibodi) yang tinggi.


2.1.5 Pathway DHF (Dengue Hemoragic Fever)
Sumber berdasarkan NANDA (2015)
Arbovirus (melalui
nyamuk aedes aegypt) Beredar dalam aliran darah Infeksi virus deague (viremia)

PGE2 Hipothalamus Membentuk dan melepaskan Mengaktifkan sistem komplemen


zat C3a,C5a

Hipertermi Peningkatan reabsorsi Na+ dan H2O Permeabilitas membram meningkat

Agresi trombosit Kerusakan endotel pembuluh darah Resiko syok hipovolemik

Trombositopenia Merangsang dan mengaktivasi


Renjatan hipovolemik dan hipotensi
faktor pembekuan

DIC Kebocoran plasma

Perdarahan

Resiko perdarahan
Resiko perfusi jaringan
tidak efektif
Resiko syok
(hipovolemik)
Hipoksia jaringan

Kekurangan volume Ke extravaskuler


cairan

Hepar

Abdomen

Hepatomegali
Paru-paru Ascites

Efusi pleura Penekanan intraabdomen Mual, muntah

Ketidakefektifan pola Nyeri Ketidakseimbangan nutrisi kurang


nafas dari kebutuhan tubuh
2.1.6 Manifestasi Klinis

1. Demam

Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari kemudian menuju suhu

normal atau lebih rendah disertai nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri

tulang dan persendian, rasa lemah serrta nyeri perut. (soedarto, 2010)

2. Perdarahaan

Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke-2 dan hari ke-3dari

demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat beruoa uj tourniquet

positif, ruang kulit (petekiae, ekimosis, dan purpura), perdarahan mukosa

atau saluran cerna atau saluran kemih perdarahaan gusi serta hematuri.

3. Hepatomegali

Pada permulaa dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun

pada anak yang kurang gizi hati juga suah teraba. Bila terjadi peningkatan

dari hepatomengali hati teraba kenyal harus dip[erhatikan kemungkinan

akan terjadi renjatan pada penderita. (soederita, 2006)

4. Renjatan

Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke-3 sejak sakitnya

penderita, dimulai dengan kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin

pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bla

syok terjadi pada masa demam biasanya menunjukan prognosis yang

buruk. (soedarto, 2010).


2.1.7 Klasifkasi DHF

Tabel 2.1 Klasifikasi DHF

Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue

DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium


DD Demam disertai 2 atau lebih Leucopenia (serulogi
tanda : dengue positif)
Sakit kepala, nyeri retro- Trombostopenia, tidak
orbital, mialgia atralgia ditemukan bukti
kebocoran plasma

DBD I Gejala diatas ditambah uji Trombositopenia


bendung positif (<100.000/ul), bukti ada
kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah Trombositopenia
peredarahaan spontan (<10.000/ul), bukti ada
kebocoran plasma

DBD III Gejala diatas ditambah Trombositopenia


kegagalan sirkulasi ( kulit (<10.000/ul), bukti ada
dingin dan lembab serta kebocoran plasma
gelisah)
DBD IV Syok berat disertai dengan Trombositopenia
tekanan darah dan nadi tidak (<10.000/ul), bukti ada
terukur kebocoran plasma

DBD derajat III dan IV disebut juga sindrom syok dengue (SSD)

2.1.8 Klasifikasi Demam

Klasifikasi demam menurut Hidayat (2008) yaitu:

1) Fever, salah satu dari tanda-tanda yang paling umum dan ditandai dengan

peningkata suhu tubuh di atas normal yang memicu peningkatan tonus otot

serta menggil, dan peningkatan suhu inti tubh manusia yang biasnya terjadi

akibat infeksi.
2) Hipertermi, peningkatan suhu tubuh manusia yang biasanya terjadi karene

infesi. Umumnya manusia akan mengeluarkan keringat untuk menurunkan

suhu tubuh namun pada keadaan tertentu suhu dapat meningkat dengan

cepat hingga pengeluaran keringat tidak memberikan pengaruh yang cukup.

3) Malignant hipertermi, sebuah reaksi bawaan terhadap gas-gas anestesi

tertentu yang melibatkan kontraksi otot intens, denyut jantung cepat dan

tidak teratur, kesulitan bernafas dan demam tinggi. Hal ini merupakan

kondisi darurat dan harus dikelola dengan cairan, oksigen dan administrasi

injeksi intravena bubuk dantrium.

2.1.9 Tipe atau Jenis Demam

Menurut Suriadi (2007) tipe atau jenis demam antara lain:

1) Demam septik

Pada tipe ini demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau

intermiten menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu

yang sangat besar. Malam hari suhu naik sekali, pagi turun hingga dibawa

normal sering disertai menggigil dan berkeringat.

2) Demam Remiten

Pada tipe demam remiten, demam turun naik setiap hari meskipun juga

belum mencapai batas normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat

mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada

demam septik.

3) Demam Intermiten

Pada tipe demam intermiten, demam yang bisa turun sampai ke suhu tubuh

normal selama beberapa jam atau satu hari lalu kembali naik. Bila demam
seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua

hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4) Demam Kontinyu

Pada tipe ini demam yang terus menerus tinggi walaupun turun, tidak lebih

dari satu derajat celcius. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi

sekali disebut hiperpireksia.

5) Demam Siklik

Pada tipe demam siklik yaitu demam yang tinggi selama beberapa hari lalu

turun selama beberapa hari lalu naik lagi.

2.1.0 Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

1. Hb dan PCV meningkat (> 20%)

2. Trombositopenia (< 100.000 /ml)

3. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)

4. 19 D. Dengue positif

5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,

hipokloremia, dan hiponatremia.

6. Urium dan PH darah mungkin meningkat

7. Asidosis metabolic P CO2 < 35-40 mmHg dan HCO2 rendah.

8. SGot /SGPT mungkin meningkat.

(Nursalam, 2005).

2.1.1 Penatalaksanaan Pasien DHF

Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :

1. Tirah baring atau istirahat baring.


2. Diet, makan lunak.

3. Minum banyak (2-2,5 liter /24 jam) dapat berupa jus, susu, sirup, teh

manis dan beri penderita oralit.

4. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam dan jika kondisi pasien

memburuk observasi ketat tiap jam.

5. Periksa Hb, Ht dan trombosit tiap hari.

6. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan

untuk menurunkan suhu menjadi < 39o C, dianjurkan pemberian

parasetamol, asetosial /salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra)

karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan atau asidosis.

7. Pada pasien dewasa, analgetik atau sedative ringan kadang-kadang

diperlukan untuk mengurangi sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi.

8. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan

dokter).

2.1.2 Komplikasi

1. Ensefalopatif

2. Perdarahan intraktranial

3. Hernia batang otak

4. Sepsis

5. Pneumonia

6. Hidrasi berlebihan

7. Syok

8. Perdarahan otak

(Monica Ester, 1999).


BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN DANGUE


HEMORRAGIC FEVER DI RUANGAN ANAK RSUD M. NATSIR SOLOK
TAHUN 2019

RM. 2020
PENGKAJIAN Nama : An. A
Tgl.Lahir : 9 Jan 2014
KEPERAWATAN ANAK Jenis Kelamin : P
No RM : 144803
Tgl : 22/12/2020 Sumber data : (√ ) Pasien, (√ ) Keluarga, ( ) Lainnya_______________
Jam : 14.00 Ruangan :

KEADAAN UMUM PASIEN


Kesadaran : (√ )Compos mentis, ( )Apatis, ( )Somnolen, ( )Soporocoma, ( )
Coma
Tanda-tanda Vital : Suhu : 380C , Pernafasan: 22 x/menit, Nadi : 120 x/menit, Takanan
Darah : 116/69 mmHg
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama saat MRS :
Badan klien panas, batuk, sesak nafas

Diagnosa medis saat ini : Dengue Hemorragic Fever

Riwayat keluhan/penyakit saat ini:


Klien mengalami Demam sejak 1 hari yang lalu
Klien mengalami Batuk sejak 3 hari yang lalu
Klien Sesak Nafas 2 hari yang lalu

Riwayat penyakit terdahulu :


a. Riwayat MRS sebelumnya : ( ) Tidak (√ ) Ya, Lamanya : 1 minggu, alasan : Karena
Demam tidak turun, batuk dan sesak nafas
b. Riwayat dioperasi : (√ ) Tidak ( ) Ya, jelaskan :
______________________________________________________________________
c. Riwayat Kelainan Bawaan : (√ ) Tidak ( ) Ya, jelaskan :
______________________________________________________________________
d. Riwayat Alergi : () Tidak (√ ) Ya, jelaskan : Alergi makanan: Telur
RIWAYAT KELAHIRAN
Riwayat kelahiran : (√ ) Spontan, ( ) Forcep, ( ) Vacum, ( ) Sectio Caesarea,
Lahir dibantu oleh : ( ) Dukun, ( ) Bidan, (√ ) Dokter
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BB : 20 kg, TB : 120 cm, LK : cm, BB/TB : 20/120 cm, Status Gizi : Baik
LK/U : ______________________
Merangkak : 1 setehgah tahun Berdiri : setengan tahun Berjalan : 2 tahun 2
bulan
Masalah pertumbuhan dan perkembangan : ( ) Tidak (√ )Ya : ( )Down Syndrome ( )
Cacat Fisik (√ ) Autis (√ )Hiperaktif ( )Lain-lain, jelaskan : _____________________________
RIWAYAT IMUNISASI
(√ ) BCG (√ ) (√ ) DPT I (√ ) Campak
Hepatitis B I
(√ ) Polio I (√ ) (√ ) DPT II (√) MMR
Hepatitis B II
(√ ) Polio II (√ ) (√) DPT III (√ ) HIB
Hepatitis B
III
(√) Polio III (√ ) Varicela (√ ) Typhus (√ ) Influenza
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : (√ )Normosefali ( )Mikrosefali ( )Hidrosefali Warna rambut: Hitam
Mata : Konjungtiva : ( )Merah muda (√ )Pucat Sklera : (√ )Normal ( )Ikterus Lain-lain
__________________________________
Leher : Bentuk : (√ )Normal Kelainan : ( )Tidak ( )Ya, jelaskan
:_________________________________________________________
Dada : Bentuk : (√ )Simetris Kelainan : ( )Tidak ( )Ya, jelaskan
:____________________________________________________________
Irama Nafas : (√ )Regular ( )Irregular
Suara Nafas : (√ )Normal ( )Wheezing : ( )Tidak ( )Ya Batuk : ( )Tidak ( √ )Ya
Retraksi : ( )Tidak (√ )Ya
Sekret : (√ )Tidak ( )Ada, Warna/Jumlah______________/______________
Abdomen : Kembung : (√ )Tidak ( ) Ya Bising Usus : (√)Normal ( )Abnormal,
jelaskan:________________________________
Ekstremitas : Akral : (√ )Hangat ( )Dingin, Pergerakan : ( √ )Aktif ( )Pasif , Kekuatan Otot : ( )
Kuat (√ )Lemah
Kelainan : (√ )Tidak ( )Ya, jelaskan
:___________________________________________________________________
Kulit : Warna : (√ )Normal, ( )Ikterus, ( )Sianosis, Membran Mukosa : ( )Lembab, ( √ )
Kering, ( )Stomatitis
Hematome : ( √ )Tidak, ( )Ya Luka : (√ )Tidak, ( )Ya, jelaskan :
_________________________________
Masalah integritas kulit: ( √ )Tidak ( )Ya, jelaskan
_____________________________________________________________
Anus dan Genetalia : Kelainan/masalah : (√ )Tidak ( )Ya, jelaskan
___________________________________________________________
KENYAMANAN FISIK
Pernapasan : Kesulitan bernafas : ( )Tidak, (√ )Ya : memakaiO2 4 lt/menit dengan : (√ )Nasal
canule,
( )Sungkup/masker biasa ( )Masker nonrebreathing ( )Head Box
Makan dan Minum : Nafsu makan : ( )Baik, (√ )Tidak, Jenis Makanan : ( )Bubur, ( )Nasi, (√ )Susu
Formula Jumlah 20 cc/hari
Kesulitan makan : ( )Tidak, (√ )Ya, Kebiasaan makan : ( )Mandiri, (√ )Dibantu, ( )
Ketergantungan
Keluhan : Mual : ( )Tidak, (√ )Ya Muntah : ( )Tidak, (√ )Ya, Warna/Volume
______________/________________ml
Eliminasi : Bak : (√ )Normal, ( )Tidak, Masalah perkemihan : ( √ )Tidak ada, ( )Ada : ( )Retensi
urine, ( )Inkontinensia urine, ( )Dialysis
Warna urine : (√ )Kuning jernih, ( )Keruh, ( )Kemerahan, Frekuensi : 942+ BAB/hari
Bab : ( )Normal, (√ )Tidak, Masalah defekasi : ( )Tidak ada, ( √ )Ada : ( )stoma, ( )athresia ani, ( )
konstipasi, (√ )diare
Warna feses : (√ )Kuning, ( )Kecoklatan, ( )Kehitaman, Perdarahan : ( √ )Tidak, ( )Ya, Frekuens
942/hari
Istirahat Tidur : Lama tidur ±8 jam/hari Kesulitan Tidur : (√ )Tidak, ( ) Ya
Tidur siang : ( )Tidak, (√ )Ya
Mobilisasi: ( )Normal/mandiri, (√ )Dibantu, ( )Menggunakan Kursi roda, Lain-lain
__________________________________________
SKALA NYERI : FLACC
SKALA FLACC (untuk anak usia 1-3 tahun)
Kolcaba Comfort Daisee (KCD)
Penilaian Deskripsi Skor
F (Wajah) Tidak ada ekspresi khusus, senyum 0
Menyeringai, mengerutkan dahi, 1
tampak tidak tertarik
Dagu gemetar, gigi gemertak (sering) 2
L (Kaki) Normal, rileks 0
Gelisah, tegang 1
Menendang, kaki tertekuk 2
A (Aktivitas) Berbaring tenang, posisi normal, 0
gerakan mudah Nyeri : ( )Tidak ( )Ya Skala FLACC/KCD : _______
Menggeliat, tidak bisa diam, tegang 1 Lokasi Nyeri : ___________________________________________
Kaku, kejang 2
C (Menangis) Tidak menangis 0 Frekuensi Nyeri : ( )Jarang ( )Hilang timbul
Merintih, merengek, kadang mengeluh 1 ( )Terus-menerus
Terus menangis, berteriak, sering 2 Lama Nyeri : _____________________________________________
mengeluh Menjalar : ( )Tidak ( )Ya, ke : _______________________________
C (Consolability Rileks 0
Dapat ditenangkan dengan sentuhan, 1
Kualitas Nyeri : ( )Tumpul ( )Tajam ( )Panas/terbakar
pelukan dan bujukan ( )Lain-lain : ___________________________________
Sulit dibujuk 2 Faktor pemicu/yang memperberat : ___________________________
Total Skor Faktor yang mengurangi/menghilangkan nyeri : _____________
Skor : 0 = Tidak Nyeri 1-3 = Nyeri Ringan ____________________________________________________________________
4-6 = Nyeri Sedang 7-10 = Nyeri Berat
SKOR KENYAMANAN KOLCABA

( ) Diisi untuk anak usia remaja atau ( ) Anak dengan kesulitan verbal
keluarga Score
Sangat Suara
tidak Sadar 0
setuju Mengerang 0
Terdapat bantuan ketika saya 1 2 Mengeluh 4
membutuhkan Menghasilkan suara/bunyi 4
Saya tidak mau latihan √ Menangis/berteriak 4
Kondisi saya membuat saya terpuruk √ Tanda Mortorik
Saya merasa percaya diri Tenang 0
Saya merasa diri saya berguna Gelisah 4
Saya sangat terinsiprasi ketika Mondar-mandir 4
mengetahui bahwa saya dicintai Resah 4
Saya tidak bisa istirahat karena bising Rileks pada otot 0
Tidak ada orang yang memahami saya √ Menggaruk-garuk 2-3
Nyeri yang saya rasakan sulit untuk Berjaga-jaga/waspada 4
berkurang Penampilan
Saya tidak senang ketika sendirian Cemas 4
Saya tidak senang disini Menerima kebaikan/pertolongan 0
Menyukai sentuhan/berpegangan 0
Saya konstipasi
tangan
Saya tidak merasa sehat Dapat beristirahat 0
Saya takut berada di ruangan ini Dapat makan 0
Saya takut dengan apa yang akan Tentram, damai 0
terjadi nanti Tindakan tidak bertujuan 3
Saya sangat lelah Mencoba menjauh/menjaga jarak 4
Saya sangat bertenaga Wajah/mimik muka
Kursi atau tempat tidur ini membuat Tampak depresi 3
saya sakit Meringis 4
Pemandangannya sangat tenang Ekspresi rileks/tenang 0
Barang-barang pribadi saya tidak ada Kewaspadaan tinggi 4
disini Kekhawatiran 4
Saya ingin keluar dari sini Tersenyum 0
Teman saya masih ingat untuk Lain-lain
menghubungi saya Ketidakmampuan bernafas 3
Saya butuh informasi yang lebih Berfokus pada kebutuhan mental 0
tentang kondisi kesehatan saya Dapat bercakap-cakap 0
Saya tidak memiliki pilihan Bangun secara perlahan 0
Bau ruangan ini tidak enak Jumlah Score ≥4 menunjukkan anak butuh
Saya merasa damai intervensi medis
Saya merasa depresi
Saya menemukan arti kehidupan
KENYAMANAN PSIKOSPIRITUAL

Kewarganegaraan : (√ ) WNI, ( ) WNA :_______________________


Agama : ( ) Hindu, (√ ) Islam, ( ) Protestan, ( ) Katolik, ( ) Budha, ( ) Lainnya
:_________________________________
Kegiatan beribadah : (√ )Selalu ( )Kadang ( )Tidak pernah Perlu Rohanian : ( )
Tidak ( )Ya, jelaskan________________________________
Pendidikan : Tumbang (Autisme)
Penurunan prestasi sekolah : (√ )Tidak, ( )Ya
Penelantaran fisik/mental : (√ ) Pernah ( ) Tidak
Perawatan anak dibantu oleh : (√ )Orang tua ( )Wali ( )Pengasuh
Orang yang disenangi untuk mendampingi anak ketika MRS: Orangtua
Mekanisme Koping : ( ) Menyerang ( ) Menghindar ( √ ) Diam ( ) Terbuka
Riwayat MRS sebelumnya (√ ) Ya ( )Tidak lamanya: 1 Minggu
Efek hospitalisasi : Perasaan : ____________________________________________, Harapan
:___________________________________________,
Takut : ________________________________________________, Kecemasan :
____________________________________________
KENYAMANAN SOSIAL KULTURAL
Anak Kandung : (√ )Ya ( )Tidak
Tinggal bersama : (√ )Orangtua ( )Kakek/Nenek ( )Lain-lain, jelaskan :
_____________________________________________________________________
Pola Komunikasi : (√ )Spontan ( )Lambat ( )Pemalu
Bahasa yang digunakan sehari-hari : ( ) Basas Indonesia, ( √ ) Bahasa daerah, jelaskan :
______________________________________________________
Hambatan dalam bahasa : (√ )Tidak, ( ) Ya, jeaskan : _______________________________________
Pekerjaan Orang Tua : (√ )Pegawai Swasta ( )PNS ( )TNI/POLRI ( )Wiraswasta ( )Petani
( )Tidak bekerja
Pembiayaan Kesehatan : ( )Biaya sendiri ( )Asuransi ( )Perusahaan ( √ )Lain-lain, jelaskan : BPJS
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang kesehatan : (√ ) Paham, ( ) Memerlukan penjelasan lebih
lanjut
Hubungan dengan keluarga : (√ ) Baik, ( ) Tidak baik
Hubungan dengan teman sebaya : (√ ) Baik, ( ) Tidak baik
Siapa yang diinginkan menemani pasien di rumah sakit : Orangtua
KENYAMANAN LINGKUNGAN
Suasana ruang perawatan yang diinginkan : (√ ) Tenang ( ) Biasa-biasa saja
Penerangan ; (√ ) Terang ( ) Redup
Bermain dan rekreasi : ( ) Tidak Perlu, (√ ) Perlu : jelaskan :
PENGKAJIAN RISIKO JATUH
Skor Resiko Jatuh (Skala Humpty Dumpty): (√ )Rendah 7-11 ( )Tinggi >12 (Kenyamanan
Fisik)
MASALAH KEPERAWATAN (Diurutkan berdasarkan prioritas masalah)

1.Peningkatan Suhu Tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan Proses Infeksi Virus Dengue
2.Gangguan Keseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Intake
Nutrisi yang Adekuat akibat Mual dan Muntah dan Nafsu Makan yang Menurun
3.Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit beruhubungan dengan berpindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
4. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional dengan orangtua klien mengatakan cemas
dengan keadaan anaknya
5. Kurang Pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan orangtua klien tidak tau apa obat dan
bagaimana cara menangani penyakitnya, orangtua klien belum mengerti tentang penyakit anaknya
(NCP Terlampir)
Nama dan Tanda-tangan Perawat Pengkaji

(_____________________________________)

BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien datang ke RSUD M Natsir Solok dengan keluhan demam sejak 1

hari smrs, Klien mengalami Batuk sejak 3 hari yang lalu, Klien Sesak Nafas 2 hari

yang lalu, mual muntah (+). Ibu pasien mengatakan sudah mengompres anaknya,

memberikan teknik nafas dalam dan memberikan obat parasetamol. Selang

beberapa saat demam anaknya ber(-), kemudian suhu tubuh anaknya meningkat

kembali. Sehingga menyebabkan orang tua nya membawa kerumah sakit.

Dari anamnesis diketahui bahwa pasien mengalami demam ± 1 hari

sebelum masuk rumah sakit. Hal ini sesuai dengan teori pada demam berdarah

dengue (DHF) dimana pada fase febris terjadi demam mendadak selama 2-7 hari,

sakit kepala.

Selama memberikan asuhan keperawatan pada An.A dengan DHF di

ruangan anak RSUD M Natsir Solok. Beberapa faktor penghambat dan terdapat

pula faktor pendukung dari kasus yang penulis ambil dan penulis menemukan

beberapa kesenjengan antara konsep teoritis dan kasus yang ditemukan. Dalam

bab ini tim penulis akan membahasnya sesuai dengan asuhan keperawatan yang

sudah diterapkan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan

evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal untuk melakukan suatu asuhan

keperawatan yang berguna untuk mengumpulkan data sebagai dasar untuk

mengetahui kebutuhan klien sehingga dapat menentukan asuhan keperawatan

yang akan dilakukan. Dalam pengumpulan data tim penulis serta observasi
dengan menggunakan pemeriksaan fisik dan menggunakan studi dokumentasi

pada status pasien.

Selama melakukan pengkajian tim penulis tidak banyak menemui

kesulitan, hal ini berkaitan dengan kerjasama dan partisipasi dari pasien dan

keluarga dalam memberikan informasi yang diperlukan, berkaitan dengan

penyakit yang di derita pasien. Pada pemeriksaan fisik, tim penulis

menemukan beberapa gejala khas yang sesuai dengan teoritis yaitu : demam,

terdapatnya nyeri otot, pada hasil laboratorium didapatkan penurunan nilai

hemotakrit, gelisah, nadi cepat dan tekanan darah turun.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tinjauan pustaka asuhan keperawatan pada kasus DHF tim

penulis mendapatkan hasil diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

berpindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

3. Ganguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang adekuat akibat mual dan nafsu makan yang

menurun.

4. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan orang

tua klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya.

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan orang tua klien

tidak tau apa obat dan bagaimana cara menangani penyakitnya, orang tua

klien belum mengerti tentang penyakit anaknya dan orang tua klien belum

tau obat apa saja yang harus diminum anaknya.


Sedangkan diagnosa yang didapatkan pada kasus ada 5, yaitu :

1.Peningkatan Suhu Tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan Proses

Infeksi Virus Dengue

2.Gangguan Keseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

berhubungan dengan Intake Nutrisi yang Adekuat akibat Mual dan

Muntah dan Nafsu Makan yang Menurun

3. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit beruhubungan dengan

berpindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

4. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional dengan orangtua

klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya

5. Kurang Pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan orangtua

klien tidak tau apa obat dan bagaimana cara menangani penyakitnya,

orangtua klien belum mengerti tentang penyakit anaknya

6. Intervensi Keperawatan

Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mencapai

tujuan sesuai dengan kriterianya, maka tim penulis membuat rencana

berdasarkan acuan pada tinjauan teoritis yang ada pada tinjauan pustaka,

rencana tindakan dibuat selama 3 hari perawatan dimulai dari hari ke-6

demam. Dari 5 diagnosa ini intervensi dapat diterapkan pada kasus karena

berkat kerjasama yang baik antara perawat, keluarga, dan Klien. Dalam

menyusun tindakan yang akan di lakukan ini disesuaikan dengan diagnosa

yang di temukan sehingga mendapatkan tujuan yang di inginkan.


7. Implementasi Keperawatan

Tahap ini adalah tahap untuk melakukan tindakan-tindakan yang telah

direncanakan sebelumnya. Semua tindakan bisa dilakukan, tetapi tim penulis

tidak dapat memberikan perawatan dalam 24 jam karena adanya pergantian

dinas yang telah diatur

8. Evaluasi Keperawatan

Selama perawatan yang dilakukan selama 3 hari, dari 5 diagnosa yang

ditegakkan, masalah dapat teratasi sehingga pada hari ke-8 intervensi anak

dapat pulang dan melakukan rawat jalan untuk mengontrol kondisi anak lebih

lanjut.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Demam Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah

penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue dengan manifestasi

klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopnia,

ruam, limfadenofati, trombositipenia dan dates hemoragik. Pada DBD

terjad pembesaran plasma yang ditanda dengan hemokonsentrasi

( peningkatan hematoktit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.

Demam dengue (Dengue Fever, selanjutnya dsingkat DD) adalah

penyakit yang terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa

dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang

disertai leukopnia, dengan atau tanpa ruam dan linfadenopati, demam

bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata,

gangguan rasa mengecap.

B. SARAN

Dengan selesainya dilakukan Asuhan Keperawatan Pada An. A dengan

Dengue Hemorragic Fever di Ruangan Anak RSUD M Natsir Solok 2020

diharapkan dapat memberikan masukkan terutama pada :

1. Penulis/Mahasiswa

Mengasah kemampuan terutama dalam penerapan memberikan asuhan

keperawatan yang profesional bidang keperawatan pasien Dengue

Hemorragic Fever di Ruangan Anak


2. Instansi Pendidikan

Sebagai bahan masukan kepada Universitas Fort De Kock yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan ajar untuk perbandingan dalam

memberikan konsep asuhan keperawatan secara teori dan praktek.

3. RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan RSUD M Natsir Solok

dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan menghasilkan

pelayanan yang memuaskan pada pasien serta melihatkan

perkembangan pasien yang lebih baik.

4. Pasien/keluarga

Dapat memberikan pengetahuan dan pendidikan tentang Dengue Fever

Hemorragic sehingga pasien ataupun keluarga dapat menerapkan

pengetahuan tentang cara perawatan penyakit ini untuk kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Indras, dkk. 2015. Penatalaksanaan di Bidang Penyakit Dalam Panduan


Praktek Klinis. Jakarta : Internal Publishing.
An-Nadaa. Vol 1 No. 1. Juni 2014. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Penyakit DHF.
(http://drive.google.com/file/d/0Bx8eC1QKvspuMosyC05Nd0htelE/view).
Diakses tanggal 07 Juni 2017.
Ardiansyah, Mohammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta :
Diva Press
Bulechek, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi
ke-6. Yogyakarta : Elsevier Global Rights.
http://stikes.wdh.ac.id/media/pdf/efektivitas_pemberian_kompres.pdf
Moorhead, Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi ke-5.
Yogyakarta : Elsevier Global Rights.
Mansjoer. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapis.
Maroji’,2008,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak BagianIonfeksidan Penyakit
Tropis,IDAI,30April 2008. www.muslimah.or.id

MonicaEster,SKp, 1999, DemamBerdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan,


Pencegahan dan Pengendalian,EGC, Jakarta.

Muslimah,2008,AsuhanKeperawatanAnaDengan DHF,29 September2008.


http://indonesianursing.com/2008/09/2
9/askepanakdenganDHF.
Nanda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nanda. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakarta : EGC.
Nursalam. 2014. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Otong,2004,System informasi KesehatanKotaBalikpapan

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.


Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. EGC :
Jakarta
Widoyono. 2010. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasan. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai