Anda di halaman 1dari 12

Tugas Individu

ASKEP DHF

AYU APRILIA MUSAFIR

(P201801073)

Kelas: L2 keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIFERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk

ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat menyerang

semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama anak serta sering

menimbulkan wabah. (Suriadi, 2006: 57).

Sampai sekarang penyakit demam berdarah dengue masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit dengue hemorrhagic fever tercatat pertama kali

di Asia pada tahun di 1954, sedangkan di Indonesia penyakit demam berdarah dengue

pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya mencatat 58 kasus DHF dengan

24 kematian (CFR: 41,5%) dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia.

( Soegijanto, 2006)

Faktor kepadatan penduduk memicu tingginya kasus dengue hemorrhagic fever,

karena tempat hidup nyamuk hampir seluruhnya adalah buatan manusia mulai dari kaleng

bekas, ban bekas hingga bak mandi. Karena itu, 10 kota dengan tingkat DBD paling

tinggi seluruhnya merupakan ibukota provinsi yang padat penduduknya. Data

kementerian kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat jumlah kasus Demam

Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini

cenderung stabil pada tahun 2010, sehingga kasus demam berdarah dengue di

Indonesia belum bisa dikatakan berkurang.

Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak banyak berubah dari 0,89%

pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420 korban

tewas akibat demam berdarah dengue pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas

pada tahun 2010. ( Pramudiarja, 2011).


Data di dinas kesehatan provinsi Jawa Tengah menunjukan selama 2009 ada

16.858 kasus demam berdarah di Jawa Tengah dengan pasien yang meninggal dunia 230

orang. Dari jumlah itu, yang terjadi di kota Semarang mencapai 3.314 kasus dengan

meninggal dunia 48 orang. Sedangkan daerah lain, adalah Jepara dengan 1.395 kasus dan

meninggal dunia 17 orang, Solo 535 kasus dengan meninggal dunia tiga orang, kota

Magelang 236 dengan meninggal dunia satu orang. ( Rofiuddin, 2010 ).

Kebanyakan orang yang menderita demam berdarah dengue pulih dalam waktu

dua minggu. Namun, untuk orang-orang tertentu dapat berlanjut selama beberapa minggu

hingga berbulan-bulan. Kasus kematian akibat DHF (dengue hemorrhagic fever) sering

terjadi pada anak-anak, hal ini disebabkan selain karena kondisi daya tahan anak-anak

tidak sebagus orang dewasa, juga karena sistem imun anak-anak belum sempurna.

Penyakit DHF (dengue hemorrhagic fever) jika tidak mendapatkan perawatan yang

memadai dan gejala klinis yang semakin berat yang mengarahkan pada gangguan

pembuluh darah dan gangguan hati dapat mengalami perdarahan hebat, syok dan dapat

menyebabkan kematian. (Hanifah,2011)

Berdasar data dari catatan rekam medik RSUD Dr.Moewardi Surakarta, pada tahun
2009 angka kejadian pada pasien DHF sebanyak 214 klien. Dari data di atas
menunjukkan angka kejadian demam berdarah dengue di RSUD Dr
Moewardi Surakarta masih tinggi. Angka tersebut membuktikan bahwa demam

berdarah dengue merupakan masalah kesehatan dimana besarnya masalah demam

berdarah dengue dapat di lihat dari indikator morbilitas dan mordibitas.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah

dengan judul ” Asuhan Keperawatan pada An.C dengan Dengue hemorrhagic fever

derajat I di ruang melati II RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.

B. Identitas Masalah
Dari latar belakang yang telah di paparkan maka identitas masalah pada laporan

kasus ini adalah “ Bagaimanakah asuhan keperawatan yang benar pada An C dengan

Dengue Hemorrhagic Fever derajat I di ruang melati II RSUD Dr.Moewardi Surakarta

C. Tujuan Penulisan.

1. TujuaUmum
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui Asuhan

keperawatan yang benar pada pasien Dengue Hemorrhagic Fever.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan karya tulis ini adalah agar penulis mampu :

a. Melaksanakan pengkajian pada An. C dengan denguehaemorragic fever

b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada An. C dengan dengue

haemorragic fever

c. Menyusun intervensi keperawatan pada An. C dengan dengue

haemorragic fever

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada An. C dengan dengue

haemorragic fever

e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada An. C dengan dengue

haemorragic fever.

D. Manfaat
Manfaat penulisan ini adalah :

1.Instalasi Rumah sakit

Agar dapat di gunakan sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada anak dengue hemorrhagic fever, serta dapat

meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan pada pasien.

2.Instalasi pendidikan
Agar dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang

perkembangan ilmu keperawatan, terutama kajian pada anak dengan

dengue hemorrhagic fever.

3. Penulis

Untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan pendalaman tentang


perawatan pada anak dengan dengue hemorrhagic fever
4.Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan, perawatan,
penyebab, tanda dan gejala, serta pertolongan pertama yang dilakukan jika
mengalami dengue hemorrhagic fever
BAB I

KONSEP DASAR

A. Pengertian

DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus

yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk

Aedes Aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan Demam

Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123).

DHF adalah infeksi arbovirus( arthropoda-borne virus) akut, ditularkan

oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa DHF

merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui

gigita nyamuk Aedes Aegypti, biasanya menyerang anak di bawah usia 15 tahun

dan dapat menimbulkan kematian.

B. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong arbovirus yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus ( IKA-

FKUI, 2005: 607).

C. Patofisiologi

Manifestasi terjadi DHF ialah meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,

trombositopenia dan diatesis hemoregic. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara

1
akut nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui

endotel dinding pembuluh darah pada penderita dengan renjatan berat, volume

plasma dapat menurun sampai lebih 30%. Renjatan hipovolemik yang terjadi

sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan

anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Kelainan yang paling sering

ditemukan ialah perdarahan di kulit berupa ptekie, perdarahan di saluran

pencernaan, paru, dan jaringan periodrenal, hati membesar, terdapat perlemakan,

yang disertai perdarahan atau sarang nekrosis hemoregik (IKA-FKUI, 2005:

610).

D. Manifestasi Klinik

Menurut Aziz Alimul (2006:123) manifestasi Klinik DHF sangat

bervariasi yaitu:

1. Demam, penyakit ini didahului oleh demam yang tinggi atau panas mendadak

berlangsung 3-8 hari kemudian turun secara cepat.

2. Ruam biasannya 5-12 jam sebelum naiknya suhu pertama kali, dan

berlangsung selama 3-4 hari.

3. Pembesaran hati yang terjadi pada permulaan demam (sudah dapat diraba

sejak permulaan sakit).

4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun

(menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik

menurun sampai 80mmHg atau kurang) disertai kulit yang terasa dingin dan

lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki.


Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:

1. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya

manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif,

trombositopenia, himokonsentrasi.

2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau

tempat lain.

3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat

dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi

disertai dengan kulit dingin dan gelisah.

4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak

terukur.

E. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Pada DHF umumnya dijumpai trombositopenia (100.000/UL atau kurang)

dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari meningginya nilai hematokrit

sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa

konvalensi. (IKA FKUI, 2005: 612).


F. Pengelolaan Kasus

1. Pathway DHF
2. Fokus Intervensi

1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi oleh virus

Dengue (Aziz Alimul,2006:125).

Tujuan: Suhu tubuh normal

Intervensi:

- Beri penjelasan tentang penyebab demam/peningkatan suhu tubuh.

- Anjurkan pasien untuk banyak minum ± 1 – 2 liter/hari.

- Berikan kompres hangat

- Kajian saat tubuhnya demam.

- Observasi vital sign setiap 3 jam.

- Kolaborasi pemberian antipiretik.

2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan)

berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat (Aziz Alimul,2006:125).

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi:

- Kajian keluhan mual, muntah, sakit menelan yang dialami pasien.

- Kaji tingkat kekurangan nutrisi.

- Observasi penurunan tonus otot.

- Timbang berat badan setiap hari bila memungkinkan.

- Beri makanan porsi kecil, tetapi sering.

- Catat jumlah porsi yang dihabiskan pasien.

- Beri makanan yang lunak dan mudah dicerna.


3) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan pembengkakan

jaringan akibat perdarahan (Aziz Alimul,2006:125).

Tujuan: Rasa nyaman terpenuhi dengan hilangnya nyeri.

Intervensi:

- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.

- Atur posisi tidur pasien senyaman mungkin.

- Observasi keadaan umum pasien.

- Batasi pengunjung.

- Anjurkan pasien untuk bedrest.

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.

4) Resiko tinggi terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kehilangan

cairan tubuh, perdarahan berlebihan (Doenges, 2000: 466)

Tujuan: Syok hipovolemik tidak terjadi

Intervensi:

- Kaji tanda-tanda syok hipovolemik.

- Observasi vital sign setiap 4 jam.

- Monitor intake, out put cairan.

- Observasi kesadaran dan perubahan tingkah laku.

- Observasi daerah akral dan turgor kulit.

- Cek Hb, HT, trombosit.

- Kolaborasi pemberian cairan parenteral.

5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2

ditandai dengan kelemahan dan kelelahan (Doenges, 2000:467)

Tujuan: Pasien dapat beraktivitas kembali


Intervensi:

- Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas

- Monitor tanda-tanda vital

- Berikan lingkungan yang tenang.

- Prioritaskan asuhan keperawatan, untuk meningkatkan istirahat.

- Berikan bantuan dalam beraktivitas.

Anda mungkin juga menyukai