ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
Tri Paryani
NIM ST181060
Abstrak
Jumlah penderita Leukemia setiap tahun mengalami peningkatan baik pada anak
maupun dewasa. Anak yang menderita leukemia akan mengalami pucat, lemah,
perdarahan, nyeri tulang, memar spontan, infeksi, dan demam. Demam terjadi karena
pada leukemia ditemukan jumlah leukosit yang tidak normal dan bekerjanya tidak efektif,
sehingga memudahkan terjadinya infeksi dan demam yang berulang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitas penurunan suhu tubuh
menggunakan kompres cold pack hangat dan kompres air hangat pada anak dengan Acute
Limpoblastic Leukemia di ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi.
Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre test
and post test without control group. Sampel penelitian ini adalah pasien anak dengan
ALL yang dirawat di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi sebanyak 38 orang, yang
terbagi 19 orang kelompok perlakuan A (cold pack hangat) dan 19 orang kelompok
perlakuan B (kompres air hangat). Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan
quota sampling. Instrument penelitian menggunakan SPO cold pack hangat, SPO
kompres air hangat, lembar observasi, dan thermometer. Uji Analisis yang digunakan
dengan Uji Wilcoxon dan Uji Mann Whitney.
Kompres cold pack hangat dan kompres air hangat efektif untuk menurunan suhu
tubuh pada anak dengan Acute Limpoblastic Leukemia. Efektifitas perlakuan dinilai
dengan cara membandingkan nilai suhu tubuh post test dan nilai suhu tubuh pre test,
ditunjukkan dengan hasil uji mann whitney 0.000 (< 0,05).
Kompres menggunakan cold pack yang diberikan pada anak dengan Acute
Limphoplastic Leukemia (ALL) lebih efektif dalam menurunkan demam dibandingkan
dengan kompres air hangat.
Kata kunci : suhu tubuh, kompres, cold pack, demam, acute limpoblastic
leukemia (ALL).
1
ABSTRACT
Keywords Body temperature, compress, cold pack, fever, acute lymphoblastic leukemia
(ALL).
6
Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan wanita (Syaifuddin, 2009). Hasil
jenis kelamin (n = 38)
penelitian yang telah dilakukan penulis
Jenis Perlakuan A Perlakuan B dan didukung oleh penelitian
Kelamin f % f %
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
Laki – laki 8 42.11 14 73.68
Perempuan 11 57,89 5 26.32 anak berjenis kelamin laki – laki lebih
Total 19 100 19 100
dominan mengalami demam.
Rata – rata responden pada
penelitian ini lebih dominan berjenis 3. Suhu tubuh pada Anak Acute
kelamin laki – laki dengan jumlah 23 Limpoblastic Leukemia sebelum
orang (58,87 %). Dari hasil penelitian diberikan kompres cold pack dan
yang telah dilakukan, jenis kelamin tidak kompres air hangat
begitu berpengaruh terhadap demam yang Tabel 3 Suhu tubuh pada Anak Acute
Limpoblastic Leukemia sebelum diberikan
dialami pasien ALL. Akan tetapi, jika kompres cold pack dan kompres air hangat
dibandingkan dengan hasil penelitian (Pre Test) (n = 38)
8
kehilangan panas melalui kulit 6. Perbedaan suhu tubuh setelah
meningkat, ini terjadi karena perintah dari diberikan kompres cold pack
hipotalamus agar pembuluh darah hangat dan setelah diberikan
melebar (Sofwan, 2010). Sehingga, dari kompres air hangat (post test pada
hasil penelitian yang telah dilakukan perlakuan A dan post test
penulis dan didukung oleh penelitian perlakuan B)
sebelumnya beserta teori yang telah ada,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan Tabe 8 Uji Mann Whitney (post test pada
perlakuan A dan post test perlakuan B)
terapi kompres, baik kompres air dan
kompres menggunakan cold pack kedua Kelompok Median p value Mean Sum of
uji (min – rank rank
duanya dapat menurunkan suhu tubuh max)
Suhu post 38,4 11.95 227.00
anak yang mengalami demam. test (37,9 –
perlakuan 40,5)
A
5. Pengaruh kompres cold pack hangat 0.000
Suhu post 39,8 27.05 514.00
test (39,6 –
dan kompres air hangat terhadap perlakuan 41,0)
penurunan suhu tubuh B
Hasil uji mann whitney data post
Tabel .7 Uji wilcoxon pre test dan post test
kelompok perlakuan A dan kelompok B test pada perlakuan A dan post test
Kelompok Median (min – p
perlakuan A max) value perlakuan B menunjukkan nilai signifikan
Suhu pre test 39,8 0.000 (< 0,05) yang artinya, setelah
(39,6 – 41,0)
0.000 dilakukan intervensi terdapat perbedaan
Suhu post test 38,4
(37,9 – 40,5)
Kelomok
yang signifikan antara data post test pada
perlakuan B kelompok perlakuan A dan data post test
Suhu pre test 39,8
(39,6 – 41,0) pada kelompok perlakuan B. Nilai mean
0,000
Suhu post test 39,8
rank pada kelompok perlakuan A yang
(39,6 – 41,0)
Hasil uji wilcoxon data pre test dilakukan kompres menggunakan cold
dan post test pada kelompok perlakuan A pack adalah 11,95.
dan kelompok perlakuan B menunjukkan Nilai mean rank pada kelompok
nilai signifikan 0.000 (< 0,05) yang perlakuan B yang dilakukan kompres air
artinya, ada pengaruh antara kompres hangat adalah 27,05. Hasil tersebut
cold pack hangat dan pengaruh antara menunjukkan bahwa, kompres
kompres air hangat terhadap penurunan menggunakan cold pack yang diberikan
suhu tubuh pada anak dengan ALL. pada anak dengan Acute Limphoplastic
Leukemia (ALL) lebih efektif dalam
9
menurunkan demam dibandingkan konduksi dan evaporasi (Smeltzer &
dengan kompres air hangat. Semakin Bare, 2002). Panas tubuh yang keluar dari
kecil nilai mean rank, maka variabel tubuh hilang melalui kulit dipengaruhi
tersebut semakin berpengaruh terhadap oleh perbedaan antara suhu tubuh dan
variabel lainnya. lingkungan, jumlah permukaan tubuh
Penelitian Fatkularini (2014) yang terpapar udara, jenis pakaian yang
kompres air suhu biasa dapat dikatakan dikenakan, serta pemberian kompres.
lebih efektif dengan hasil yang didapat Mekanisme hilangnya suhu tubuh melalui
dengan rata-rata suhu tubuh anak demam proses konduksi pada pemberian kompres
0
usia prasekolah yaitu 38,2 C dan yang bekerja sebagai isolator yang efektif
mengalami penurunan suhu tubuh rata- terhadap hilangnya panas yang berlebihan
rata 0,8 setelah diberikan kompres air (Nurachmah, 2011).
suhu biasa dan mengalami penurunan Pratiwi (2015) menjelaskan
0
suhu tubuh rata-rata 0,4 C setelah bahwa melalui kompres, evaporasi
diberikan kompres plester. diharapkan bertambah karena cold pack
Pemberian kompres air dengan dapat memperantarai perpindahan panas
suhu sejuk akan terjadi proses ketika air berubah menjadi gas. Konduksi
vasodilatasi dalam menurunkan suhu terjadi antara suhu cold pack dengan
tubuh. Vasodilatasi ini yang jaringan sekitarnya termasuk pembuluh
menyebabkan pembuangan atau darah sehingga suhu darah yang melalui
pelepasan panas dari dalam tubuh melalui area tersebut akan menurun. Kemudian
kulit sehingga suhu tubuh akan menurun. darah tersebut akan mengalir ke bagian
Hal ini merupakan efek yang diharapkan tubuh lain dan proses konduksi terus
dari pemberian kompres yaitu berlangsung sehingga setelah dilakukan
menurunkan suhu tubuh (Theo, 2014). kompres dengan cold pack, suhu tubuh
Kompres hangat dapat menghambat pasien dapat menurun. Perry (2009)
shivering dan menginduksi vasodilatasi Kompres hangat bertujuan untuk
perifer, sehingga dapat meningkatakan membuat tubuh menjadi rileks sehingga
pengeluaran panas dalam tubuh (Susanti, dapat memperlancar pasokan aliran darah
2002). dan memberikan ketenangan pada pasien.
Energi panas tubuh yang masuk Berdasarkan hasil wawancara
atau yang hilang dari dalam tubuh dengan 38 responden, 21 diantaranya
melalui permukaan kulit dapat melalui menyatakan lebih nyaman diberikan
empat cara, yaitu konveksi, radiasi, kompres dengan menggunakan cold pack
10
dengan alasan airnya tidak merembes ke untuk perawatan luka dekubitus
tempat tidur. Menurut pendapat beberapa (Nurjanah, 2016)
perawat yang bertugas, metode kompres
air hangat tidak membutuhkan biaya, IV. KESIMPULAN
perawat hanya memerlukan handuk dan 1. Responden pada penelitian ini
air bersuhu ruangan. Namun, air yang berdasarkan umurnya pada
terkandung dalam handuk tersebut kelompok perlakuan A paling
cenderung turun ke bawah sehingga banyak adalah kategori umur kanak
menyebabkan linen menjadi lembab dan - kanak sebanyak 12 orang (63,16
basah. Hal ini dapat menimbulkan %). Begitu juga pada kelompok
ketidaknyamanan pada pasien dan dapat perlakuan B paling banyak adalah
menimbulkan tumbuhnya jamur. kategori umur kanak - kanak 15
Metode kompres air hangat dapat orang (78,95 %). Berdasarkan jenis
menguap lebih cepat dan perawat harus kelaminnya, Responden pada
sering mengganti kain kompes untuk kelompok perlakuan A lebih
dapat mempertahankan konstan suhu dominan berjenis kelamin
kompres, kompres air hangat juga dapat perempuan sejumlah 11 orang
menyebabkan bagian belakang tubuh (57,89 %), begitu pula pada
pasien bertambah lembab sehingga dapat kelompok perlakuan B lebih
meningkatkan resiko dekubitus (Perry, dominan yang berjenis kelamin
2009). Berbeda dengan kompres cold laki – laki dengan jumlah 14 orang
pack hangat, kompres dengan (73,68 %). Sedangkan berdasarkan
menggunakan cold pack tidak nilai leukositnya, pada kelompok
menimbulkan basah pada linen pasien. perlakuan A maupun perlakuan B
Hal ini berkaitan dengan area kompres semuanya mengalami
yang lebih sedikit dibandingkan dengan hiperleukosit dengan jumlah dan
kompres air hangat. Oleh karena itu, persentase masing – masing 19
metode kompres ini tidak meningkatkan orang (100 %).
resiko dekubitus sehingga kondisi pasien 2. Nilai suhu tubuh sebelum
tidak menjadi lebih buruk dan dilakukan intervensi pada
pertambahan lama hari rawat karena kelompok perlakuan A
dekubitus tidak terjadi. Selain itu, pasien menunjukkan rata – rata (mean)
tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan adalah 39,895 dan nilai standar
deviasinya adalah 0,3082.
11
3. Nilai suhu tubuh sebelum
dilakukan intervensi pada V. SARAN
kelompok perlakuan B sebelum 1. Bagi Rumah Sakit
diberikan intervensi, rata – rata Dalam pemberian asuhan
(mean) 39,963 dan nilai standar keperawatan pada pasien anak
deviasinya adalah 0,3818. dengan ALL yang mengalami
4. Nilai suhu tubuh setelah dilakukan demam disarankan untuk lebih
intervensi pada kelompok mengedepankan peran perawat
perlakuan A menunjukkan rata – dalam memberikan asuhan
rata (mean) adalah 39,668 dan nilai keperawatan dengan menggunakan
standar deviasinya adalah 0,69526. kompres cold pack sebagai terapi
5. Nilai suhu tubuh setelah dilakukan tambahan, disamping pemberian
intervensi pada kelompok obat antipiretik.
perlakuan B menunjukkan rata – 2. Saran bagi institusi pendidikan
rata (mean) 39,670 dan nilai Hasil penelitian ini dapat
standar deviasinya adalah 0,3840 dijadikan referensi atau evidence
6. Nilai suhu tubuh setelah dilakukan based practice terkini dalam
intervensi pada kelompok pemberian asuhan keperawatan
perlakuan A menunjukkan rata – pada pasien anak dengan ALL
rata (mean) adalah 39,668 dan nilai yang mengalami demam.
standar deviasinya adalah 0,69526, 3. Bagi peneliti
sedangkan Nilai suhu tubuh setelah Hasil penelitian ini dapat
dilakukan intervensi pada dijadikan sebagai media
kelompok perlakuan B pembelajaran dan dapat diterapkan
menunjukkan rata – rata (mean) dalam penatalaksanaan tindakan
39,670 dan nilai standar deviasinya keperawatan pada pasien anak
adalah 0,3840 dengan Acute Limpoblastic
7. Kompres menggunakan cold pack Leukemia yang mengalami demam.
hangat yang diberikan pada anak 4. Bagi peneliti lain
dengan Acute Limphoblastic Disarankan untuk peneliti
Leukemia ( ALL ) lebih efektif selanjutnya untuk
dalam menurunkan demam mengkombinasikan atau
dibandingkan dengan kompres air membandingkan kompres cold
hangat. pack dengan jenis terapi atau
12
variabel lainnya untuk mengatasi Lubis, Inke Nadia Diniyanti dan C.
P. Lubis. (2011).
demam pada pasien anak dengan
Penanganan Demam pada
ALL. Anak. Sari Pediatri, Vol. 12,
No. 6.
5. Saran bagi organisasi profesi
Nurjanah, S. (2016). “Keefektifan
Hasil penelitian ini dapat Kombinasi Terapi Panas
Dan Dingin Dengan Terapi
dijadikan literasi terbaru dalam
Panas, Terapi Dingin
pengembangan profesi Terhadap Cedera Otot
Hamstring”. Skripsi.
keperawatan di bidang
Program Studi Ilmu
keperawatan komplementer. Keolahragaan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas
Negeri Yogyakarta
VI. DAFTAR PUSTAKA Pratiwi (2015). Perbedaan Efek
Kompres Selimut Basah dan
Aden, R. (2010). Seputar Penyakit
Cold-pack terhadap Suhu
dan Gangguan Lain pada
Tubuh Pasien Cedera
Anak. Jakarta: Siklus
Kepala di Neurosurgical
Hanggar Kreator
Critical Care Unit. Artikel
American Cancer Society. (2014).
Ilmiah. Fakultas
Global Cancer Facts &
Keperawatan, Universitas
Figures 2nd Edition.
Padjadjaran
Atlanta: American Cancer
Permono, Bambang. (2010). Buku
Society.
Ajar Hematologi Onkologi
Asmadi. (2010). Teknik Prosedural
Anak. Ikatan Dokter Anak
Keperawatan: Konsep dan
Indonesia.
Aplikasi Kebutuhan Dasar
Purwanti, S. dan Winarsih N. A.
Klien. Jakarta: Salemba
(2008). Pengaruh Kompres
Medika
Hangat Terhadap Perubahan
Broker, C. (2009). Ensiklopedia
Suhu Tubuh pada Pasien
Keperawatan. Jakarta :EGC
Anak Hipertermia di Ruang
Djuwarijah. (2011). "Efektifitas
Raat Inap RSUD Dr.
penurunan suhu tubuh
Moewardi Surakarta. Berita
menggunakan kompres air
Ilmu Keperawatan. ISSN
hangat dan kompres plester
1979-2697, Vol. 1 dan No. 2
pada anak dengan demam di
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan
ruang Kanthil RSUD
Dasar: RISKESDAS.
Banyumas”. Skripsi.
Jakarta: Balitbang Kemenkes
Universitas Muhammadiyah
RI
Purwokerto.
Rofinda, Z. (2012). Kelainan
Fatkularini (2014). Efektivitas
Leukosit, Leukemia,
kompres air suhu biasa dan
Myeloma Multipel.
kompres plester terhadap
Bandung: Bagian PK-FK
penurunan suhu tubuh pada
Unpad.
anak demam usia prasekolah
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G.
di rsud ungaran semarang.
(2002). Buku Ajar
Jurnal Ilmu Keperawatan
Keperawatan Medikal –
dan Kebidanan (JIKK).
Bedah Brunner & Suddarth.
13
(Ed. 8). Alih bahasa : dr. H.
Y. Kuncara, Monica Ester,
S.Kep, dr. Andry Hartono,
DAN & Yasmin Asih, S.Kp.
Jakarta : EGC
Sofwan, Rudianto. (2010). Cara
Cepat Atasi Demam pada
Anak. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer.
Yuliani, R. dan Suriadi (2010).
Asuhan Keperawatan Pada
Anak. Jakarta : PT.
Percetakan Penebar Swadaya
14