Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus

Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Gastroentritis Menggunakan


Teknik Tepid Sponge

Sinta Ajeng Rizqiani1, Amin Samiasih1


1 Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Gastroenteritis adalah meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3
• Submit 15 September kali sehari yang disertai perubahan konsistensi tinja cair, lendir atau darah.
2020 Salah satu tanda dan gejala dari diare yaitu peningkatan suhu tubuh atau
• Diterima 2 April 2021 hipertermi. Menurunkan suhu tubuh anak dapat dilakukan melalui terapi
• Diterbitkan 30 April 2021 farmakologi maupun non farmakologi, salah satu terapi non farmakologi
yaitu teknik tepid sponge. Teknik tepid sponge merupakan kombinasi teknik
Kata kunci: blok dengan seka. Kompres blok langsung diberbagai tempat ini akan
Hipertermi;Tepid menyampaikan sinyal ke hipotalamus dengan lebih cepat dan pemberian
sponge;Gastroentritis seka akan mempercepat vasodilatasi pembuluh darah perifer serta
memfasilitasi perpindahan panas di tubuh ke lingkungan sekitar sehingga
terjadi penurunan suhu tubuh. Studi ini bertujuan ntuk mengetahui
penerapan teknik tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak
dengan gastroentritis di Ruang Anak Lantai 1 RSUP Dr.Kariadi Semarang.
Penerapan Tepid Sponge dilakukan selama 3 hari sebelum dan setelah
pemberian asuhan keperawatan selesai dengan menggunakan rancangan
one group pre dan post test. Sampel pada penerapan ini adalah pasien anak
dengan diagnosa Gastroentritis. Teknik tepid sponge mampu menurunkan
suhu tubuh pada pasien anak dengan diagnosa Gastroentritis di Ruang Anak
Lantai 1 RSUP dr.Kariadi Semarang.

PENDAHULUAN kematian yang masih tinggi. Diare


merupakan salah satu penyebab utama
Gastroenteritis atau diare adalah kesakitan dan kematian di seluruh dunia
meningkatnya frekuensi buang air besar dan semua kelompok usia dapat terserang
lebih dari 3 kali sehari yang disertai di Dunia terdapat kurang lebih 500 juta
perubahan konsistensi tinja cair, lendir atau anak yang menderita diare setiap tahunnya
darah (Dida, 2019). Diare adalah sindrom (Dida, 2019).
penyakit yang ditandai dengan perubahan
bentuk dan konsistensi tinja melambat Penyakit diare adalah penyebab utama
sampai mencair, serta bertambahnya kematian kedua pada anak dibawah lima
frekuensi buang air besar dari biasanya tahun, dan bertanggung jawab untuk
hingga 3 kali atau lebih dalam sehari membunuh sekitar 525.000 anak setiap
(Faizah, 2019). Diare sampai dengan saat ini tahun. Penyakit diare adalah penyebab
masih termasuk masalah kesehatan utama kematian anak dan morbiditas di
terbesar di Dunia apalagi bagi negara Dunia (WHO, 2017). Pada tahun 2018 orang
berkembang karena angka kesakitan dan yang meninggal akibat diare mengalami

Corresponding author:
Sinta Ajeng Rizqiani
sintaajg@gmail.com
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v2i1.6237
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 36-42 37
Sinta Ajeng Rizqiani - Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Gastroentritis Menggunakan Teknik Tepid Sponge

peningkatan yaitu menjadi 4,76% penyebab diare mengadakan invasi


(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Provinsi kedalam sel epitel usus. Demam juga dapat
Jawa Tengah kasus diare yang ditangani terjadi karena dehidrasi. Demam yang
pada tahun 2018 sebesar 62,7 persen. timbul akibat dehidrasi pada umumnya
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi kasus tidak tinggi dan akan menurun setelah
diare yang ditangani pada perempuan lebih mendapat hidrasi yang cukup. Demam yang
banyak dibanding laki-laki yaitu sebesar tinggi akan menimbulkan kejang demam
65,7 persen. Total kasus diare tahun 2018 (Lestari, 2019).
sebanyak 50.021 dengan jumlah kasus
terbanyak pada kelompok umur > 5 tahun Perawat sebagai pemberi asuhan
sebanyak 33.195 kasus dan terendah pada keperawatan perlu meningkatkan tindakan
kelompok umur < 1 tahun sejumlah 5.093 mandiri, seperti tindakan non farmakologi
kasus, umur > 20 sejumlah 16.111 kasus agar demam yang sering dialami oleh anak-
(32% ) dan ter rendah pada kelompok umur anak dapat ditangani. Salah satu tindakan
0 – 6 bulan sejumlah 587 kasus. Tahun 2018 mandiri perawat adalah kompres dengan
angka cakupan diare sebesar 105%, teknik tepid sponge. Teknik tepid sponge
sedangkan angka kesakitan 201 IR merupakan kombinasi teknik blok dengan
(Incidence Rate) sebesar 28 per 1.000 seka. Teknik tepid sponge ini menggunakan
penduduk, hal ini menunjukkan adanya kompres blok langsung dibeberapa tempat
peningkatan kasus dibandingkan dengan yang memiliki pembuluh darah besar
tahun sebelumnya. seperti di leher, ketiak, dan lipatan paha.
Selain itu teknik ini ditambah dengan
Tanda dan gejala diare antara lain yaitu dengan memberikan seka dibeberapa area
sering buang air besar dengan konsistensi tubuh sehingga perlakuan yang diterapkan
tinja cair atau encer, dehidrasi; turgor kulit akan lebih kompleks. Kompres blok
jelek (elastisitas kulit menurun), ubun ubun langsung diberbagai tempat ini akan
dan mata cekung, membran mukosa kering, menyampaikan sinyal ke hipotalamus
keram abdominal, demam, mual dan dengan lebih cepat dan pemberian seka
muntah, anorexia, lemah, pucat, Perubahan akan mempercepat vasodilatasi pembuluh
tanda tanda vital; nadi dan pernafasan darah perifer serta memfasilitasi
cepat, menurun atau tidak ada pengeluaran perpindahan panas di tubuh ke lingkungan
urine. Pada anak tanda yang sering terjadi sekitar sehingga terjadi penurunan suhu
adalah peningkatan suhu tubuh atau tubuh.
demam (Nailirrohmah, 2017). Demam
merupakan suatu indikasi terjadinya infeksi Hasil penelitian (Safitri, 2019) bahwa
virus, bakteri atau penyakit serius lainnya. teknik tepid sponge efektif untuk
Ketidakmampuan mekanisme kehilangan menurunkan suhu tubuh pada anak yang
panas untuk mengimbangi produksi panas mengalami hipertermi, Sejalan dengan
yang berlebih sehingga menyebabkan penelitian (Pratiwi, 2018) yaitu terjadi
peningkatan suhu tubuh. Penentuan penurunan rata-rata suhu tubuh setelah
demam juga ditentukan berdasarkan dilakukan tindakan keperawatan kompres
pembacaan suhu pada waktu yang berbeda hangat dengan tapid water sponge.
dalam satu hari kemudian dibandingkan Terdapat efektifitas kompres hangat
dengan nilai suhu normal individu. Jaringan dengan tapid water sponge dalam
dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal menurunkan demam pada pasien yang
jika suhu tubuh dalam batas normal dimana mengalami kejadian demam di ruangan ICU
berkisar dari 36,5–37,5°(Afrah, 2017). RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
Kejang dapat terjadi jika pasien mengalami Hasil penelitian (Afrah, 2017) juga
demam tinggi (Hijriani, 2017). Pada menunjukan adanya pengaruh yang
umumnya demam akan timbul jika signifikan pemberian tepid sponge

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 36-42 38
Sinta Ajeng Rizqiani - Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Gastroentritis Menggunakan Teknik Tepid Sponge

terhadap perubahan suhu tubuh pada anak Teknik tepid sponge dilakukan dengan cara
usia pra sekolah dan sekolah yang meletakkan washlap yang sudah dibasahi
mengalami demam di RSUD Sultan Syarif dengan air hangat dengan suhu 35 oC di
Mohamad Alkadrie. Berdasarkan uraian dahi,aksila dan lipatan paha pada pasien
latar belakang diatas, maka penulis tertarik kemudian di lanjutkan dengan mengelap
untuk mengambil judul “ Penurunan Suhu bagian ekstermitas,punggung dan bokong
Tubuh pada Anak dengan Gastroentritis dengan tekanan lembut selama 10-15 menit
Menggunakan Teknik Tepid Sponge di (Afrah, 2017).
Ruang Anak Lantai 1 RSUP Dr.Kariadi
Semarang”. Penerapan ini bertujuan untuk HASIL
mengetahui adanya penurunan suhu pada
anak dengan Gastroentritis menggunakan Hasil pengkajian pada tanggal 9 Desember
teknik tepid sponge di ruang Anak Lantai 1 2019 didapat responden anak 1 sebagai
RSUP Dr.Kariadi Semarang. berikut; An.E dengan diagnosa medis diare
akut dehidrasi sedang. Usia 2 tahun 3 bulan
METODE dengan jenis kelamin perempuan. Keluarga
mengatakan anaknya diare 10x/24 jam,
Metode yang dilakukan dalam studi kasus muntah 3x/24 jam, warna feses kuning,
ini adalah one group pretest posttest yaitu berlendir, berbau busuk. Badan anak teraba
eksperimen yang dilaksanakan pada satu panas dan terlihat rewel. Pemeriksaan fisik
kelompok saja tanpa kelompok didapatkan keadaan umum composmentis,
pembanding untuk menguji teknik tepid HR (Heart Rate): 105x/menit,
sponge terhadap penurunan suhu pada anak RR(Respiratory Rate): 22x/menit, suhu
dengan Gastroentritis di ruang Anak Lantai tubuh: 38,7 oC. Hasil laboratorium
1 RSUP Dr.Kariadi Semarang. Studi ini menunjukan adanya bakteri dan jamur pada
dilakukan dengan cara melakukan pretest feses. Pada anak 2 sebagai berikut An.A
yaitu sebelum memberikan teknik tepid dengan diagnosa medis diare akut dehidrasi
sponge dan melakukan posttest yaitu setelah sedang. Usia 3 tahun 5 bulan dengan jenis
diberikan teknik tepid sponge selama 3 hari kelamin laki-laki. Keluarga mengatakan
dengan kriteria inklusi pasien Hipertermi anaknya diare 11x/24 jam dengan warna
dengan Gastroentritis yang dirawat di ruang kuning, berlendir, berbau busuk. Badan
Anak Lantai 1 RSUP dr.Kariadi Semarang anak teraba panas dan rewel. Pemeriksaan
minimal 3 hari perawatan dan orang tua fisik didapatkan keadaan umum
mengizinkan anaknya untuk menjadi composmentis, HR (Heart
responden, sedangkan untuk kriteria Rate):105x/menit, RR (Respiratory Rate):
eksklusi antara lain anak yang mengalami 22x/menit, suhu tubuh: 38,0 oC. Hasil
termoregulasi atau kelainan pada laboratorium menunjukan adanya bakteri
hipotalamus, anak yang mengalami luka di didalam fases.
dahi, aksila, lipatan paha, punggung dan
ekstremitas dan anak yang mendapatkan Berdasarkan data pengkajian diatas data
pemberian antipiretik kurang dari 4 jam fokus yang didapatkan adanya peningkatan
(Afrah, 2017). suhu, badan teraba panas, dan hasil
laboratorium yang mendukung adanya
Instrumen dalam studi ini menggukanan bakteri pada fases pada anak 1 dan 2 maka
lembar observasi hasil pengukuran suhu diagnosa keperawatan yang tepat adalah
tubuh sebelum dan setelah dilakukan teknik hipertermi berhubungan dengan proses
tapid sponge. Pengukuran suhu tubuh penyakit. Intervensi keperawatan untuk
dilakukan di temporal dengan mengatasi masalah tersebut salah satunya
menggunakan termometer merk Omron yaitu diberikan tindakan kompres hangat
model MC-246 power supply Alkaline. dengan teknik tepid sponge. Menggunakan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 36-42 39
Sinta Ajeng Rizqiani - Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Gastroentritis Menggunakan Teknik Tepid Sponge

teknik tepid sponge pada area tubuh akan dilakukan teknik tepid sponge yaitu 38,7oC
memberikan sinyal ke hipotalamus dan sesudah dilakukan teknik tepid sponge
kemudian mempercepat vasodilatasi menjadi 38,0 oC. Hasil suhu tubuh anak 2
pembuluh darah perifer serta memfasilitasi sebelum dilakukan teknik tepid sponge
perpindahan panas di tubuh kelingkungan yaitu 38,5 oC dan sesudah dilakukan teknik
sekitar sehingga terjadi penurunan suhu tepid sponge menjadi 37,9 oC. Hari ke 2 suhu
tubuh. Terapi tepid sponge dilaksanakan tubuh anak 1 sebelum dilakukan teknik
selama 3 hari dengan waktu pemberian tepid sponge 38,2 oC dan sesudah dilakukan
terapi selama 10-15 menit. Peralatan yang teknik tepid sponge menjadi 37,6 oC. Hasil
digunakan adalah termometer,air hangat 35 suhu tubuh anak 2 sebeum dilakukan teknik
oC, baskom sedang, dan washlap. Setelah itu tepid sponge yaitu 38,0 oC dan sesudah
dilakukan evaluasi post-test setiap harinya dilakukan teknik tepid sponge menjadi 37,4
dari hari 1-3 studi kasus ini dilaksanakan. oC. Hari ke 3 suhu tubuh pada anak 1

sebelum dilakukan teknik tepid sponge


Berdasarkan tabel 1 responden anak 1 yaitu 37,8 oC dan sesudah dilakukan teknik
berusia 2 tahun 3 bulan sedangkan anak 2 tepid sponge menjadi o37,2 oC. Hasil suhu
berusia 3 tahun 5 bulan, maka selisih usia tubuh anak 2 sebelum dilakukan teknik
antara anak 1 dan 2 adalah 1 tahun 2 bulan. tepid sponge yaitu 37,8 oC dan sesudah
Anak 1 berjenis kelamin perempuan dan dilakukan teknik tepid sponge menjadi 37,4
anak 2 berjenis kelamin laki-laki. Berat oC.

badan pada anak 1 yaitu 10 kg sedangkan


berat badan pada anak 2 yaitu 14 kg, maka Bedasarkan grafik 1 menunjukan sesudah
selisih antara anak 1 dan anak 2 sebesar 4 diberikan tindakan tepid sponge adanya
kg. Hasil laboratorium anak 1 terdapat penurunan suhu disetiap harinya baik pada
bakteri dan jamur pada feses dan anak 2 anak 1 maupun anak 2. Hal ini menunjukan
terdapat bakteri pada feses. bahwa tepid sponge efektif dalam
menurunkan suhu pada anak dengan diare.
Berdasarkan tabel 1 pada hari pertama
menunjukan suhu tubuh anak 1 sebelum

Tabel 1
Data Awal Responden pada Anak dengan Gastroenteritis di RSUP dr.Kariadi Semarang
Responden Suhu Awal Usia Jenis Kelamin Berat Badan Infeksi
Anak 1 38,7 oC 2 tahun 3 bulan Perempuan 10 kg + Bakteri,
+ Jamur
Anak 2 38,5 oC 3 tahun 5 bulan Laki-laki 14 kg +Bakteri

Tabel 2
Hasil Suhu Tubuh Anak dengan Gastroentritis Sebelum dan Sesudah di Lakukan Teknik Tepid Sponge Pada
Tanggal 9-11 Desember 2019
Responden Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Anak 1
Sebelum 38,7 oC 38,2 oC 37,8 oC
Sesudah 38,0 oC 37,6 oC 37,2 oC
Anak 2
Sebelum 38,5 oC 38,0 oC 37,8 oC
Sesudah 37,9 oC 37,4 oC 37,4 oC

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 36-42 40
Sinta Ajeng Rizqiani - Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Gastroentritis Menggunakan Teknik Tepid Sponge

0,8

0,6

Selisih (oC)
0,4

0,2

0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
keterangan:
Anak 1 Anak 2
Grafik 1
Hasil Selisih Suhu Tubuh Anak dengan Diare (Gastroentritis) Sesudah di Lakukan Teknik Tepid Sponge Pada
Tanggal 9-11 Desember 2019

PEMBAHASAN melalui cara evaporasi maupun konveksi


bisa lebih optimal (Mulyani, 2020).
Hasil dari studi menunjukan anak 1 dan 2
dalam 3 hari berturut-turut mengalami Jenis kelamin yaitu anak 1 berjenis kelamin
penurunan suhu tubuh setelah dilakukan perempuan dan anak 2 berjenis kelamin
tindakan teknik tepid sponge. Berdasarkan laki-laki. Jenis kelamin laki-laki memiliki
grafik 1 dapat dilihat pada hari ke 1 anak 1 suhu tubuh yang lebih tinggi dari pada
mengalami penurunan 0,7 oC dan anak 2 perempuan, hal ini sesuai dengan hasil studi
mengalami penurunan 0,6 oC. Hari ke 2 anak ini bahwa penurunan suhu tubuh anak 1
1 dan 2 mengalami penurunan yang sama lebih tinggi dibandingkan dengan anak 2
yaitu 0,6 oC. Hari ke 3 anak 1 mengalami dikarenakan adanya pengaruh dari hormon
penurunan 0,6 oC dan anak 2 mengalami testoteron pada laki-laki yang lebih tinggi
penurunan 0,4 oC. Terlihat antara anak 1 yang dapat meningkatkan laju metabolisme
dan anak 2 yang mengalami penurunan tubuh (Dida, 2019). Berat badan anak 1
lebih besar adalah anak 1, meski demikian sebesar 10 kg dan berat badan anak 2
penurunan suhu tubuh pada anak dapat sebesar 14 kg. Selisih antara anak 1 dan 2
dipengaruhi oleh faktor tertentu seperti yaitu 4 kg. Semakin bertambahnya usia
usia, jenis kelamin, berat badan dan normal berat badan juga semakin
terjadinya infeksi. Usia merupakan salah bertambah (Faizah, 2019). Hasil studi ini
satu faktor yang mempengaruhi suhu tubuh anak 1 mengalami penurunan suhu tubuh
(Mulyani, 2020). Usia anak 1 adalah 2 tahun lebih tinggi dengan berat badan yang lebih
3 bulan dan usia anak 2 adalah 3 tahun 5 kecil dibandingkan anak 2. Hasil
bulan, maka adanya perbedaan usia antara laboratorium pada anak 1 dan 2 ditemukan
anak 1 dan 2. Hasil studi kasus menunjukan adanya infeksi yaitu anak 1 positif bakteri
bahwa anak 1 mengalami penurunan suhu dan jamur sedangkan pada anak 2 hanya
tubuh lebih cepat dibandingkan anak 2 hal ditemukan positif bakteri. Mikrooganisme
ini dikarenakan anak 1 memiliki usia yang menyebabkan infeksi yang akan
lebih kecil dibandingkan dengan anak 2. menyebabkan hipertermi (Mulyani, 2020).
Semakin besar usia maka semakin luas Hasil studi kasus ini anak 1 penurunan suhu
permukaan tubuhnya, pada saat tindakan tubuh lebih tinggi dengan hasil
tepid sponge dilakukan pengusapan waslap laboratorium positif bakteri dan jamur pada
keseluruh permukaan tubuh anak, semakin feses, hal ini menunjukan bahwa semakin
luas permukaan tubuh anak semakin luas banyak mikoorganisme tidak menentukan
kulit yang kontak dengan waslap dan air semakin lama penurunan suhu tubuh
hangat sehingga pelepasan panas baik tersebut dibandingkan dengan yang

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 36-42 41
Sinta Ajeng Rizqiani - Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Gastroentritis Menggunakan Teknik Tepid Sponge

ditemukan mikroorganisme yang lebih berkeringat dan vasodilatasi perifer.


sedikit. Hal ini tidak sejalan dengan Perubahan ukuran pembuluh darah diatur
pendapat (Hidayat, 2016) bahwa semakin oleh pusat vasomotor pada medulla
banyak faktor pirogen seperti bakteri atau oblongata, dibawah pengaruh hipotalamik
virus maka akan semakin lama masa bagian anterior sehingga terjadi
inkubasi demam. vasodilatasi. Proses ini menyebabkan
pengeluaran panas melalui kulit menjadi
Peningkatan suhu tubuh atau hipertermi meningkat sehingga terjadi penurunan
dapat terjadi karena adanya infeksi atau suhu tubuh (Iqomah, 2019).
cedera jaringan yang menyebabkan
inflamasi yang menimbulkan akumulasi Tepid sponge merupakan tindakan mandiri
monosit, makrofag, sel T helper dan perawat secara nonfarmakologi pada klien
fibroblas yang nantinya melepas pirogen dengan hipertermia. Dengan pemberian
endogen (sitokin) kemudian merangsang tindakan tepid sponge yang sesuai dengan
saraf vagus untul memberi sinyal untuk prosedur yang ada, maka hasil yang
mencapai sistem saraf pusat dan diharapkan kepada klien akan dapat dicapai
membentuk prostaglandin di otak yang secara optimal. Pada penelitian ini dapat
akan merangsang hipotalamus disimpulkan teknik tepid sponge efektiv
meningkatkan titik patokan suhu (set point) untuk menurunkan suhu pada anak. Hal ini
sehingga menjadikan tubuh menggigil atau sependapat dengan penelitian (Pratiwi,
meningkatkan suhu basal dan 2018) yaitu terdapat efektifitas kompres
menyebabkan terjadinya demam atau hangat dengan tapid water sponge dalam
hipertemi (Tambayong, 2000). Tepid sponge menurunkan demam pada pasien yang
merupakan salah satu metode kompres mengalami kejadian demam di ruangan ICU
hangat yang dapat dilakukan untuk RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
menurunkan suhu tubuh anak yang demam. Sama halnya dengan penelitian (Afrah,
Intervensi pada studi ini dalam 1 hari 2017) yaitu ada pengaruh tepid sponge
dilakukan selama 15 menit. Setelah terhadap perubahan suhu tubuh anak usia
diberikan intervensi, suhu tubuh responden pra sekolah dan sekolah yang mengalami
di observasi hingga 30 menit dan demam di RSUD Sultan Syarif Mohamad
menunjukkan penurunan suhu tubuh. Alkadrie Kota Pontianak.
Pemberian kompres hangat 15–30 menit
memiliki efek vasodilatasi pembuluh darah Memberikan kompres pada anak-anak yang
sehingga terjadi peningkatan aliran darah. mengalami demam adalah hal yang terbiasa
Peningkatan aliran darah akan menurunkan dilakukan orang tua pada anak-anak
viskositas darah dan metabolisme lokal mereka. Ketika anak demam, tentu
karena aliran darah membawa oksigen ke diperlukan tindakan yang dapat membantu
jaringan. Pemberian kompres hangat proses penurunan suhu tubuhnya. Dari
dengan teknik tepid sponge yang diletakkan penelitian di atas dapat diketahui
pada pembuluh darah besar, adapun teknik keunggulan teknik tepid sponge.
tepid sponge pada penelitian ini yaitu di Pengetahuan ini akan menjadi sangat
dahi, aksila dan lipatan paha disertai berarti bagi orang tua, untuk mengatasi
dengan kegiatan menyeka pada ekstremitas anak mereka yang sedang mengalami
atas dan ekstremitas bawah. Pemberian demam terutama saat dirumah karena
teknik tepid sponge pada area tubuh akan mudah dan tidak memakan biaya yang
memberikan sinyal ke hipotalamus melalui besar.
sumsum tulang belakang, ketika
termoreseptor yang peka terhadap panas di
hipotalamus dirangsang, sistem afektor
mengeluarkan sinyal untuk memulai

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 36-42 42
Sinta Ajeng Rizqiani - Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Gastroentritis Menggunakan Teknik Tepid Sponge

SIMPULAN Ruang Ashoka RSUD Bangil Kabupaten


Pasuruan.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan Hidayat, I. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Tn.J
mengenai efektifitas tepid sponge terhadap Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Diare di
Ruang Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah
penurunan suhu pada anak dengan
Ciamis.
Gastroentritis di ruang Anak Lantai 1 RSUP
Dr.Kariadi Semarang dapat disimpulkan Hijriani, H. (2017). Pengaruh Pemberian Tepid
Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada
bahwa tepid sponge efektif dalam Anak Demam Usia Toddler.
menurunkan suhu tubuh pada anak. Teknik
Iqomah, B. (2019). Penurunan Suhu Tubuh
tepid sponge merupakan kombinasi teknik
Menggunakan Tepid Water Sponging Dengan
blok dengan seka.Teknik tepid sponge Pendekatan Konservasi Levine.
dilakukan dengan cara meletakkan washlap
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan
yang sudah dibasahi dengan air hangat Indonesia 2018. Kementerian Kesehatan
dengan suhu 35 oC di dahi,aksila dan lipatan Republik Indonesia.
paha pada pasien kemudian di lanjutkan
Lestari, A. B. D. (2019). Efektivitas Water Tepid
dengan mengelap bagian ekstermitas, Sponge Suhu 37°C Dan Kompres Hangat Suhu
punggung dan bokong dengan tekanan 37°C Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak
lembut selama 10-15 menit.Tepid sponge Dengan Hipertermia.
akan menjadi sangat berarti bagi orang tua, Mulyani, E. (2020). Efektifitas Tepid Water Sponge
untuk mengatasi anak mereka yang sedang Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak
mengalami demam terutama saat dirumah Dengan Masalah Keperawatan Hipertermia:
karena mudah dan tidak memakan biaya Studi Kasus.
yang besar. Nailirrohmah, F. (2017). Asuhan Keperawatan Pada
Klien Diare Dengan Masalah Kekurangan
UCAPAN TERIMA KASIH Volume Cairan Di Ruang Anak RSUD Bangil
Pasuruan. C.

Penulis menuturkan terimakasih kepada Pratiwi, L. (2018). Efektivitas Kompres hangat


dengan Tepid Water Sponge terhadap
seluruh unit terkait dalam proses
Penurunan Demam pada Pasien yang
penyusunan laporan kasus ini. mengalami Kejadian Demam di Ruangan ICU
RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
REFERENSI Safitri, R. A. (2019). Efektivitas Tindakan Teknik
Tepid Sponge Untuk Menurunkan Suhu Tubuh
Afrah, R. A. N. (2017). Pengaruh Tepid Sponge Pada Anak Mengalami Hipertermi Di Rumah
Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Anak Usia Pra Sakit Umum Daerah Kota Mataram Tahun 2019.
Sekolah dan Sekolah Yang Mengalami Demam
Di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Tambayong, J. (2000). Patofisiologi Untuk
Pontianak. Keperawatan (E. Monica (ed.)). EGC.

Dida, N. R. (2019). Asuhan Keperawatan Pada An.G.B WHO. (2017). Intregated Management of Childhood
Dengan Diare Di Ruangan Kenanga Illness (IMCI). Distance Learning Course, Modul
RSUD.Prof.Dr.W.Z.Johannes Kupang. 4 Diarrhoea.

Faizah, I. L. (2019). Asuhan Keperawatan Pada An.S


Dengan Diagnosa Medis GE (Gastroenteritis) Di

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Anda mungkin juga menyukai