Anda di halaman 1dari 15

Akademi Keperawatan Al Kautsar

Temanggung, 2020

LITERATURE REVIEW PENERAPAN METODE WATER


TEPID SPONGE UNTUK MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN
HIPERTERMI PADA PASIEN TYPHOID
Risa Yuniawati1 ,Tri Suraning Wulandari.2, Parmilah 3

1
Mahasiswa Program D-III Keperawatan Akper Al-Kautsar Temanggung
2
Dosen Program D-III Keperawatan Akper Al-Kautsar Temanggung
3
Dosen Program D-III Keperawatan Akper Al-Kautsar Temanggung

ABSTRAK

Latar Belakang: Demam typhoid merupakan penyakit demam akut yang


disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella enterica khususnya turunan Salmonella
typhi. Salmonella typhi yang dibawa oleh manusia yang terinfeksi di dalam saluran
darah dan saluran pencernaan yang menyebar ke orang lain melalui makanan dan
air minum yang terkontaminasi dengan kotoran yang terinfeksi. Gejalanya berupa
demam berangsur naik, terutama sore dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala
demam, nyeri otot, nyeri kepala. Demam disebabkan karena salmonella typhi dan
endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang meradang sehingga timbul demam. Teknik non farmakologi yang
dapat digunakan untuk mengurangi kenaikan suhu tubuh pada pasien demam adalah
dengan memberikan tindakan water tepid sponge. Tujuan: Menyediakan basis
teori untuk penelitian tentang upaya penyelesaian masalah keperawatan hipertermi
melalui water tepid sponge pada pasien typhoid. Metodologi: Penelitian ini
menggunakan metode tinjauan pustaka (Literature review), database yang
digunakan Google scholar, Garuda Garba dan PubMed Rujukan Digital dengan
pembatasan waktu 7 tahun terakhir. Hasil : Dari penerapan water tepid sponge pada
penderita demam typhoid menunjukan adanya penurunan suhu. Kesimpulan:
Pemberian kompres water tepid sponge berpengaruh terhadap penurunan suhu
tubuh.

Kata Kunci: Demam typhoid, hipertermi, water tepid sponge


Akademi Keperawatan Al Kautsar
Temanggung, 2020

LITERATURE REVIEW OF WATER METHOD IMPLEMENTATION


SPONGE TEPID TO RESOLVE HYPERTHERMI NURSING PROBLEMS IN
PATIENTS TYPHOID
Risa Yuniawati1, Tri Suraning W.2, Parmilah3

1
Student of Program D-III Nursing in Akper Al-Kautsar Temanggung
2
Lecturer of Program D-III Nursing in Akper Al-Kautsar Temanggung
3
Lecturer of Program D-III Nursing Akper Al-Kautsar Temanggung

ABSTRACT

Background: Typhoid fever is an acute disease of fever caused by a bacterial


infection of Salmonella enterica especially salmonella typhi. Salmonella typhi
carried by infected humans in the blood vessels and gastrointestinal tract that
spreads to other people through food and drinking water contaminated with
infected impurities. The symptoms of a fever are rising, especially in the afternoon
and evening. With complaints and symptoms of fever, muscle pain, headache. Fever
is caused by Salmonella typhi and its endotoxin stimulates the synthesis and release
of pyrogen substances by leukocytes in the inflamed tissues resulting in fever. Non-
pharmacological techniques that can be used to reduce the increase in body
temperature in patients with fever is to give the action of water tepid sponge.
Objectives: Provide a theoretical basis for research on the treatment of problem
solving hypertermi through water tepid sponge in typhoid patients. Methodologi:
This research is using the literature review method, the database used by Google
scholar, Garuda Garba and PubMed Digital referral with the last 7 years
restriction. Results: From the application of water tepid sponge in fever sufferers
typhoid showed a decrease in temperature. Conclusion: The introduction of water
tepid sponge is influential to decrease body temperature.

Keywords: fever typhoid, hypertermi, water tepid sponge


PENDAHULUAN Ruang Rekam Medis (2019)
menunjukan terdapat 69 kasus
Demam typhoid merupakan demam typhoid yang terjadi di RSUD
salah satu penyakit endemik di Kabupaten Temanggung pada tahun
Indonesia. Demam typhoid 2018, dan 62 kasus pada tahun 2019
merupakan penyakit demam akut pada bulan Januari sampai dengan
yang disebabkan oleh infeksi bakteri September.
Salmonella enterica khususnya
turunan Salmonella typhi Penderita demam typhoid
(Andayani,2018).Demam disebabkan gejala yang paling menonjol adalah
karena salmonella typhi dan demam lebih dari 7 hari. Demam ini
endotoksinnya merangsang sintesis bisa diikuti oleh gejala tidak khas
dan pelepasan zat pirogen oleh lainnya seperti diare, anoreksia atau
leukosit pada jaringan yang batuk. Keadaan parah dapat disertai
meradang. Salmonella typhi penurunan kesadaran. Komplikasi
disebarkan melalui rute fekal-oral yang sering terjadi adalah perforasi
yang memiliki potensi epidemi. usus, perdarahan usus, dan koma.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
WHO menyatakan penyakit adanya salmonella dalam darah
demam tifoid di dunia mencapai 11- melalui pemeriksaan kultur. Karena
20 juta kasus per tahun yang isolasi salmonella relatif sulit dan
mengakibatkan sekitar 128.000 - lama, maka pemeriksaan serologi
161.000 kematian setiap tahunnya widal untuk mendeteksi antigen O
(WHO, 2018). Penyakit ini mencapai dan H sering digunakan sebagai
tingkat prevalensi 358 - 810/100.000 alternatif. Titer lebih 1/40 dianggap
penduduk di Indonesia. Kasus demam positif demam typhoid (Widoyono,
tifoid ditemukan di Jakarta sekitar 2012 dalam Sri Haryani, 2014).
182,5 kasus setiap hari. Diantaranya,
sebanyak 64% infeksi demam tifoid Biasanya, pada suhu tubuh
terjadi pada penderita berusia 3 - 19 yang tinggi akan melakukan
tahun (Typhoid Fever: Indonesia’s pendinginan melalui pengeluaran
Favorite Disease, 2016). Berdasarkan keringat. Namun, dalam kondisi
data Sistem Kewaspadaan Dini dan tertentu (suhu udara diatas 35C dan
Respon (SKDR) Kementerian dengan kelembaban yang tinggi),
Kesehatan tahun 2016, kasus demam mekanisme pendinginan ini menjadi
tifoid di Jawa Tengah cenderung kurang efektif. Ketika kelembaban
fluktuatif. Pada tahun 2014 terdapat udara yang tinggi, keringat tidak akan
17.606 kasus, turun pada tahun 2015 menguap dengan cepat. Selanjutnya,
terdapat 13.397 kasus, dan naik tanpa asupan cairan yang cukup,
kembali pada tahun 2016 menjadi .kehilangan cairan yang berlebihan
244.071 kasus. Beberapa Data Profil dan ketidakseimbangan elektrolit juga
Kesehatan Indonesia tahun 2010 ke- dapat terjadi menyebabkan dehidrasi.
3 dengan jumlah penderita sebanyak Dalam kasus tersebut, suhu tubuh
41.081 orang yaitu 19.706 laki-laki seseorang meningkat dengan cepat.
dan 21.375 perempuan. Sebanyak 274 Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat
penderita meninggal dunia (Anggit, merusak otak dan organ vital lainnya.
2018). Hasil data yang diperoleh dari Kondisi lain yang dapat membatasi
kemampuan untuk suhu tubuh Berdasarkan latar belakang di
termasuk penyakit demam typhoid. atas penulis tertarik melakukan
literature review dengan topik
Dalam hal ini yang sering penerapan water tepid sponge untuk
dilakukan adalah dengan memberikan mengatasi masalah keperawatan
obat penurun panas untuk hipertermi pada pasien typhoid.
mempercepat penurunan suhu.
Sedangkan pemberian terapi non METODOLOGI PENELITIAN
farmakologis sering dikesampingkan.
Tindakan non farmakologis yang Penelitian ini akan
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode literature
pemberian kompres hangat atau water review. Kriteria inklusi: artikel
tepid sponge. Menurut Bulechek penelitian yang respondennya
(2018) dalam NIC (Nursing mengalami demam, artikel penelitian
Interventions Classifications) yaitu yang respondennya berumur 1-10
intervensi aplikasi panas atau dingin. tahun, artikel penelitian dengan
Aplikasi panas atau dingin adalah responden yang compos mentis.
stimulasi kulit dan jaringan Waktu penyusunan literature review
dibawahnya dengan menggunakan dimulai dari tanggal 2 Juni 2020
aplikasi panas atau dingin untuk sampai dengan 24 Juni 2020. Metode
mengurangi rasa sakit, kejang otot, literatur ini menggunakan metode
atau gejala peradangan. Dimana salah Systematic Literature Review (SLR)
satu dari tindakan tersebut adalah dengan alur PRISMA. Database yang
water tepid sponge. Water tepid digunakan Google scholar, Garuda
sponge (WTS) merupakan contoh Garba dan PubMed Rujukan Digital
dari aplikasi panas atau dingin yang dengan pembatasan waktu 7 tahun
artinya sebuah teknik kompres blok terakhir.
pada pembuluh darah superfisal HASIL
dengan teknik seka (Eni K, 2016).
Hasil penelusuran ini penulis
Dalam penelitian Puji Astuti akan memaparkan artikel penelitian
(2018) yang berjudul “Penerapan mengenai upaya penurunan suhu atau
Water Tepid Sponge (WTS) Untuk hipertermi pada anak yang
Mengatasi Demam Tifoid mengalami demam typhoid melalui
Abdominalis Pada An. Z” yang tindakan water tepid sponge. Setelah
menunjukan hasil penelitian yaitu penulis melakukan penelusuran
dari 1 responden menunjukan adanya menggunakan kata kunci water tepid
penurunan suhu dengan mekanisme sponge, demam typhoid dan
kerja berupa pelepasan panas melalui hipertermi. Pada saat melakukan
konduksi, konveksi, radiasi dan penelusuran diperoleh 1.500 literatur
evaporasi. Hasil dari beberapa dari google scholar. Artikel penelitian
penelitian juga menunjukan terdapat tersebut dipilih oleh penulis sebanyak
keefektifan dalam upaya penurunan 6 artikel penelitian. Berikut tabel hasil
suhu tubuh dengan teknik water tepid penelusuran:
sponge ini.
Tabel 4.1 Artikel penelitian tentang Metode Water Tepid Sponge untuk mengatasi demam atau hipertermi pada anak
demam typhoid
No Penulis Judul Tahun Negara Design Metode Responden Teknik Kriteria Temuan
sampling inklusi

1 Anggrae Efektivitas 2019 Indonesia Pre Studi 60 Accidental anak yang Water tepid
ni Beti Water Tepid Eksperime kasus responden Sampling mengalami sponge
Dwi Sponge Suhu n pada demam disimpulkan
Lestari ,37°C Dan pasien lebih efektif
Bamban Kompres demam menurunkan
g Hangat Suhu typhoid demam
Sarwon 37°C daripada
o, Adi Terhadap kompres
Isworo Penurunan hangat
Suhu Pada dengan hasil
Anak Dengan p = 0.001 (p
Hipertermia <0.1)
2 Siti Pengaruh 2018 Indonesia Quasi Studi 60 Consecuti Anak Hasil
Haryani, Tepid Sponge Eksperime kasus responden ve mengalami penelitian
Eka A., Terhadap ntal pada Sampling demam, menunjukkan
Ana Penurunan pasien berusia 3-6 suhu sebelum
Puji. Suhu Tubuh yang tahun sebelum
Pada Anak mengalami dilakukan
Pra Sekolah demam tepid sponge
Yang sebagian
Mengalami besar (73, 34
Demam Di %) berada
pada suhu 38-
No Penulis Judul Tahun Negara Design Metode Responden Teknik Kriteria Temuan
sampling inklusi

Rsud 39°C. Suhu


Ungaran tubuh setelah
dilakukan
tepid sponge
sebagian
besar (63 %)
berada pada
suhu 37 -
38°C.
Perbedaan
suhu tubuh
anak pada uji
t berpasangan
untuk
kelompok
intervensi
diperoleh
nilai
signifikansi
0.000 (p <
0.05).
No Penulis Judul Tahun Negara Design Metode Responden Teknik Kriteria Temuan
sampling inklusi

3 Linawat Efektifitas 2019 Indonesia Quasi Studi 80 Accidental Balita Ada pengaruh
i, Edita Penurunan Eksperime kasus sampling mengalami antara
Revine Suhu Tubuh ntal demam sebelum dan
Siahaan, Menggunaka sesudah
Maryust n Kompres kompres
iana Hangat Dan hangat
Water Tepid dengan beda
Sponge Di mean adalah
Rumah Sakit 0,89oC. Hasil
Dkt Tk Iv uji statistik
02.07.04 didapatkan
Bandar nilai p-value
Lampung 0,000 < 0,05.
Ada pengaruh
sebelum dan
sesudah
water tepid
sponge
dengan beda
mean adalah
1,2oC. Hasil
uji statistik
didapatkan
nilai p-value
0,000 < 0,05.
No Penulis Judul Tahun Negara Design Metode Responden Teknik Kriteria Temuan
sampling inklusi

4 Aryanti, Perbandingan 2016 Indonesia Quasi Studi 30 Purposive Anak Ada


Setiawat Efektifitas Eksperime Kasus sampling mengalami perbedaan
i,Umi R. Pemberian ntal demam penurunan
Kompres dengan suhu tubuh
Hangat Dan kasus antara
Tepid Sponge typhoid, kompres
Terhadap bronkopneu hangat
Penurunan monia, DHF dengan mean
Suhu Tubuh 0,5 °C dan
Anak Yang tepid sponge
Mengalami dengan mean
Demam Di 0,8°C (p
Ruang value ˂ α,
Alamanda 0,003 ˂ 0,05).
Rsud Dr. H.
Abdul
Moeloek
Provinsi
Lampung
Tahun 2015
No Penulis Judul Tahun Negara Design Metode Responden Teknik Kriteria Temuan
sampling inklusi

5 Aulya The 2019 Indonesia Quasi Studi 20 Purposive Responden Berdasarkan


Kartini Difference Eksperime Kasus sampling anak dengan hasil
Dg Between the ntal demam penelitian
Karra1, Conventional typhoid water tepid
Muh. Warm sponge lebih
Aswar Compress efekif setelah
Anas, and Tepid pengompresa
Muh. Sponge n daripada
Anwar Technique kompres
Hafid, Warm hanngat
Rosdian Compress in
a Rahim the Body
Temperature
Changes of
Pediatric
Patients with
Typhoid
Fever
PEMBAHASAN quasi eksperimental dengan metode
pre and post test with control group.
Artikel Linawati (2019) yang Penilaian suhu tubuh dengan
berjudul “Efektivitas Water Tepid menggunakan lembar observasi
Sponge Suhu 37°C Dan Kompres prosedur tepid sponge pada sebelum
Hangat Suhu 37°C Terhadap dan sesudah dilakukan intervensi.
Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Setelah pengukuran suhu tubuh awal,
Hipertermia” Penelitian ini dilakukan peneliti melakukan tindakan
pada anak usia anak 1-5 tahun. keperawatan yaitu kompres dengan
Sampel yang digunakan dalam teknik tepid sponge. Adapun tahapan
penelitian ini adalah pasien anak yang prosedurnya adalah mencuci tangan,
dirawat di RSUD Tidar Kota menutup sampiran/jendela, memakai
Magelang yang mengalami sarung tangan, memasang pengalas
hipertermia. Semua responden dibawah tubuh anak, melepas pakaian
mengkonsumsi obat antipiretik yang anak, memasang selimut mandi,
sama yaitu paracetamol. Pada mencelupkan waslap ke baskom dan
penelitian ini responden terpenuhi mengusapkannya ke seluruh tubuh,
sesuai sampel sebanyak 60 melakukannya tindakan beberapa kali
responden. Kelompok water tepid (setelah kulit kering), mengkaji
sponge sejumlah 30 responden. perubahan suhu setiap 15-20 menit,
Peneliti mendapatkan responden menghentikan prosedur bila suhu
dengan teknik sampling accidental tubuh mendekati normal,
sampling. Rata rata penurunan mengeringkan tubuh dengan handuk,
tindakan water tepid sponge adalah merapikan kembali alat-alat melepas
pada suhu 36,503°C. Rata rata sarung tangan merapikan pasien,
penurunan tindakan kompres hangat menanyakan kenyamanan pasien dan
adalah pada suhu 36,850°C. Selain mencuci tangan. Data suhu tubuh
water tepid sponge, juga terdapat pada kelompok intervensi dan kontrol
tindakan non farmakologis lain yaitu terdistribusi normal sehingga uji beda
kompres hangat yang dilakukan yang digunakan adalah uji paired
dengan cara menggunakan handuk
sample T-Tes. Disebutkan bahwa
atau waslap yang dicelupkan di air hasil suhu sebelum dilakukan tepid
setelah itu ditempelkan di tempat
sponge sebagian besar berada pada
tertentu sehingga dapat menurunkan suhu 38-39 °C dan suhu tubuh setelah
panas (Wardaniyah, 2015). dilakukan tepid sponge sebagian
Siti Haryani (2018) yang besar berada pada suhu 37 -38 °C,
berjudul “Pengaruh Tepid Sponge yang menunjukan terjadi penurunan
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh suhu sebesar 1 °C.
Pada Anak Pra Sekolah Yang
Penelitian yang dilakukan
Mengalami Demam Di RSUD
oleh Anggraeni (2019) yang berjudul
Ungaran” dengan jumlah responden
“Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh
60 responden yang berusia 3-6 tahun
Menggunakan Kompres Hangat Dan
dan berjenis kelamin laki-laki atau
Water Tepid Sponge Di Rumah Sakit
perempuan. Penelitian ini membagi Dkt Tk Iv 02.07.04 Bandar Lampung”
respondnnya menjadi 2 kelompok.
yang menggunakan 80 responden
Studi ini menggunakan rancangan yang mengalami demam. Dan
membaginya menjadi 2 kelompok. menjadi 2, maka akan dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan lembar observasi yang
diketahui mean suhu sebelum berupa pengukuran suhu
kompres hangat kompres hangat menggunakan termometer air raksa
adalah 38,4○C sampai dengan 38,7○C sehingga menghindari terjadi eror bila
dan mean suhu setelah kompres menggunakan termometer digital.
hangat 37,7○C, rata-rata suhu setelah Dari hasil penelitian ini ditemukan
kompres hangat adalah 37,5○C bahwa kompres tepid sponge lebih
sampai dengan 37,8○C maka dapat efektif dibandingkan dengan kompres
disimpulkan ada perbedaan suhu pada air hangat. Hal ini dikarenakan
kelompok yang diberi kompres kompres tepid sponge dalam waktu 5-
hangat sebelum dan setelah 15 menit sudah menunjukan adanya
perlakuan. Berdasarkan hasil penurunan suhu, sedangkan kompres
penelitian diketahui water tepid hangat membutuhkan waktu 30 menit
sponge adalah 38,4○C sampai dengan baru menunjukan adanya penurunan
38,8○C dan mean suhu setelah water suhu.
tepid sponge rata-rata suhu setelah
water tepid sponge adalah 37,2○C PERSAMAAN DAN
sampai dengan 37,5○C maka dapat PERBEDAAN
disimpulkan ada perbedaan suhu pada Ditinjau dari hasil penelusuran,
kelompok yang diberi water tepid penelitian yang direview memiliki
sponge sebelum dan setelah latar belakang yang sama yaitu cara
perlakuan. Ada pengaruh antara menurunkan suhu menggunakan
sebelum dan sesudah kompres hangat tindakan non farmakologi yaitu water
dengan beda mean adalah 0,89oC. tepid sponge. Secara keseluruhan dari
Hasil uji statistik didapatkan nilai p- kelima artikel diatas menilai
value 0,000 < 0,05 . Ada pengaruh keefektifan water tepid sponge dalam
sebelum dan sesudah water tepid upaya menurunkan suhu. Selain itu,
sponge dengan beda mean adalah ditemukan perbedaan di masing-
1,2oC. Hasil uji statistik didapatkan masing artikel yang menjadikannya
nilai p-value 0,000 < 0, dengan mean sebagai ciri khas dari setiap artikel.
0,7°C (p value < α, 0,000 < 0,05).
Pada artikel Siti Haryani
Pada penelitian Karra (2019) (2018) memiliki keunikan tersendiri
peneliti meneliti keefektifan kompres yaitu dengan menggunakan teknik
tepid sponge dan kompres air hangat sampling consecutive sampling
dalam penurunan suhu anak yang dengan responden 34 responden
mengalami demam pada pasien anak meneliti mengenai keefektifan water
demam typhoid.menggunakan quasi tepid sponge pada anak pra sekolah
eksperimental dengan membagi usia 1-5 tahun yang mengalami
menjadi 2 kelompok dengan demam. Dimana pada artikel ini
diberikan pretest dan post test. penulis membagi 2 kelompok yang
Kelompok pertama atau kelompok kolompok intervensi dilakukan
intervensi diberikan kompres air kompres water tepid sponge ini dan
hangat dan kelompok kontrol kelompok lain dijadikan sebagai
menggunakan kompres water tepid kontrol anak yang dirawat inap. Dari
sponge. Dari 20 sampel yang dibagi
sini dapat diketahui bahwa kompres peneliti menggunakan air hangat
water tepid sponge lebih efektif dengan suhu 37 C karena pasien
dalam menurunkan suhu disertai tidak merasa panas dan panasnya pas.
dengan pemberian antipiretik Sejalan pula dengan teori yang
daripada kelompok yang hanya dikemukakan oleh Perry & Potter
diberikan obat antipiretik saja. (2010) bahwa teknik kompres tepid
water sponge dapat mempercepat
Hal yang sama pada artikel
vasodilatasi pembuluh darah perifer
Linawati (2019), Anggraeni(2019),
di seluruh tubuh sehingga
Aryanti (2016) dan artikel Karra
pengeluaran panas dari tubuh melalui
(2019) yang pada masing-masing
kulit lebih cepat dibandingkan teknik
artikel membagi responden menjadi
kompres air hangat yang hanya
dua kelompok dan membandingkan
pada daerah tertentu. Teknik
keefektifan kompres hangat dan
kompres tepid water sponge lebih
water tepid sponge dalam
cepat memberikan rangsangan atau
menurunkan suhu.
sinyal ke hipotalamus melalui
Dari kelima artikel yang telah sumsum tulang belakang. Ketika
direview diatas memperkuat bahwa reseptor yang peka terhadap panas di
pemberian water tepid sponge dengan hipotalamus dirangsang, sistem
suhu air hangat 37-40 C berpengaruh efektor mengeluarkan sinyal melalui
dalam penurunan suhu tubuh pada berkeringat dan vasodilatasi perifer.
pasien demam khususnya demam Perubahan pembuluh darah diatur
typhoid. Hal ini disebabkan dengan oleh pusat vasomoter pada medulla
pemberian water tepid sponge dengan oblongata dari tangkai otak di bawah
menyeka tubuh dengan air hangat pengaruh hipotalamus bagian anterior
akan membuat penurunan suhu tubuh sehingga terjadi vasodilatasi. Dengan
dengan cara konveksi dan evaporasi. terjadinya vasodilatasi ini
Melalui metode ini panas yang menyebabkan pembuangan atau
dihantarkan air hangat akan membuat kehilangan energi panas melalui
pori-pori pada tepi kulit melebar kulit meningkat (yang ditandai
sehingga mempercepat pengeluaran dengan tubuh mengeluarkan
panas melelui evaporasi. Selain itu keringat), kemudian suhu tubuh
dengan cara konveksi dimana dapat menurun atau normal.
penerapan air hangat yang suhunya
KESIMPULAN
lebih rendah dari suhu tubuh akan
mempengaruhi pusat termoregulasi di Dari 5 artikel yang telah
dalam tubuh, sehingga tubuh otomatis direview oleh penulis dalam studi
akan bekerja untuk menurunkan suhu literature review tentang penerapan
tubuh. Hal ini didukung oleh tindakan water tepid sponge untuk
penelitian Linawati (2019) dimana menurunkan hipertermi pada pasien
peneliti menggunakan kompres demam typhoid dapat disimpulkan
water tepid sponge dengan bahwa pemberian water tepid sponge
menggunakan air hangat lebih efektif berpengaruh dalam menurunkan suhu
dalam menurunkan demam pada tubuh pada pasien demam terutama
pasien hipertermi. Dalam pelaksanaan demam typhoid. Dari hasil penelitian
terapi kompres tepid sponge ini, water tepid sponge mampu dalam
menurunkan suhu tubuh minimal 1 C d/sju/index.php/higeia/art
pada pasien demam dengan suhu air icle/view/17656
40 C dan dilakukan evaluasi setelah
Astuti Puji, Astuti, W. T. (2018).
15 menit. Hal ini disebabkan adanya
Penerapan Water Tepid
seka tubuh pada teknik tersebut akan
Sponge (Wts) Untuk
mempercepat vasodilatasi pembuluh
Mengatasi Demam Tipoid
darah perifer di sekujur tubuh
Abdominalis Pada An. Z.
sehingga evaporasi panas dari kulit ke
Jurnal Keperawatan
lingkungan sekitar akan lebih cepat
Karya Bhakti 4(2), 20-29.
dibandingkan hasil yang diberikan
Retrieved from
oleh kompres air hangat yang hanya
http://ejournal.akperkbn.a
mengandalkan reaksi dari stimulasi
c.id/index.php/jkkb/articl
hipotalamus.
e/view/46
SARAN Barbara, Kozier.2010. Buku Ajar
Hasil dari Literature Review Fundamental
ini merekomendasikan penerapan Keperawatan : Konsep,
water tepid sponge sebagai terapi Proses dan Praktik/
pilihan untuk menurunkan suhu tubuh Penulis, Barbara Kozier
pada pasien demam khususnya pada ...[et al]-Alih Bahasa,
demam typhoid baik di rumah Pamilih Eko K ...[et al];
maupun di rumah sakit. editor edisi bahasa
indonesia, Dwi Widiarti
UCAPAN TERIMA KASIH ...[et al]-Ed 7- Jakarta :
Dalam hal ini penulis EGC
mengucapkan terima kasih kepada Beti A.,dkk (2019). Efektivitas Water
Direktur Akper Al Kautsar Tepid Sponge Suhu 37°C
Temanggung, dosen- dosen Akper Al Dan Kompres Hangat
Kautsar Temanggung, petugas Suhu 37°C Terhadap
keperpustakaan, terutama keluarga Penurunan Suhu Pada
dan teman-teman yang telah Anak Dengan
memberikan dukungan moril maupun Hipertermia. Jurnal
materiil dalam penyelesaian karya Keperawatan Mersi Vol
tulis ilmiah ini. VIII Nomor 2 (2019) 50-
DAFTAR PUSTAKA 55. Retrieved from
http://ejournal.poltekkes-
Andayani, A., & Fibriana, A. (2018). smg.ac.id/ojs/index.php/j
Kejadian Demam Tifoid km/index
di Wilayah Kerja
Puskesmas Bulechek [et al]. 2018. Nursing
Karangmalang. HIGEIA Intervention Classification
(Journal of Public Health (NIC; alih bahasa, Intan
Research and Nurjanah, Roxsana Devi
Development), 2(1), 57- Tumanggor. Yogyakarta:
68. Retrieved from Mocomedia.
https://journal.unnes.ac.i
Carpenito-Moyet. 2013. Diagnosa Dkt Tk Iv 02.07.04 Bandar
Keperawatan : buku saku; Lampung. Holistik Jurnal
alih bahasa, Fruriolina Kesehatan, Volume 13,
Ariani, Estu Tiar ; Editor No.2, Juni 2019: 143-153.
edisi bahasa indonesia, Eka Retrieved from
Anisa Mardella...[et al]-Ed. http://ejurnalmalahayati.ac
13.-.Jakarta:EGC. .id/index.php/holistik/articl
e/view/1035
Fraenkel, J.C., Wallen, N.E. & Hyun,
H.H., (2012). How to Herdman, T. Heather. 2018.
Design and Evaluate Diagnosa
Research in Education. Keperawatan:definisi dan
New York: McGraw Hill. klasifikasi; alih bahasa .
Jakarta: EGC.
Karna, A.K.D., Anas, M.A., Hafid,
M.A., & Rahim, R. (2019). Haryani, S. Maling B. 2014.
The Difference Between the Pengaruh Tepid Sponge
Conventional Warm Hangat terhadap
Compress and Tepid Penurunan Suhu Tubuh
Sponge Technique Warm Pada anak Umur 1-10
Compress in the Body Tahun dengan
Temperature Changes of Hipertermi., Vol 1
Pediatric Patients with (1),Retrieved from
Typhoid Fever. Jurnal http://ejournal.stikestelog
Ners, 14(3si),321-326. orejo.ac.id/index.php/ilm
doi:http://dx.doi.org/10.20 ukeperawatan/article/vie
473/jn.v14i3(si).17173 w/85

Kusyati, Eni. 2016. Ketrampilan & Moorhead [et al]. 2016. Nursing
Prosedur Laboratorium Outcome Classification
Keperawatan Dasar Edisi (NOC). Editor bahsa
2. Jakarta : EGC Indonesia, Intansari
Nurjanna Roxsana, Devi
Kusnanto & Widyawati. 2012. Tumanggor. Yogyakarta:
Efektifitas Tepid Sponge Mocomedia.
Bath Suhu 32 C Dan 37 C
Dalam Menurunkan Suhu Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi
Tubuh Anak Demam, 3(1), Penelitian Kesehatan. Jakarta :
.Retrieved from Rineka Cipta.
http://dx.doi.org/10.20473/
jn.v3i1.4972 Padila. 2017. Asuhan Keperawatan
Ilmu Penyakit Dalam.
Linawati, dkk. 2019. Efektifitas Jakarta : Nuha Medika
Penurunan Suhu Tubuh Prehamukti, A. (2018). Faktor
Menggunakan Kompres Lingkungan dan Perilaku
Hangat Dan Water Tepid terhadap Kejadian
Sponge Di Rumah Sakit Demam Tifoid. HIGEIA
(Journal of Public Health from http://www.ejurnal
Research and malahayati.ac.id/index.ph
Development), 2(4),587- p/holistik/article/downloa
598. Retrieved from d/120/65
https://doi.org/10.15294/
higeia.v2i4.24275 WHO. 2018. Thypoid. Melalui
https://www.who.int/new
Rampengan. 2009. Penyakit Infeksi s-room/fact-
Tropis Pada Anak. sheets/detail/typhoid.
Jakarta: EGC htm[17/03/20]

Tri sakti, dkk. 2015. Perbedaan


Pemberian Water Tepid
Sponge Dan Kompres
Hangat Pada Anak
Demam Tifoid di RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro
Semarang. Vol 3(2).
Retrieved from
http://stikeswh.ac.id:8082
/journal/index.php/jners/i
ndex

Thypoid Fever Disease: Indonesia.


2016. Demam Tifoid
Penyakit Favorit
Indonesia. Melalui
https://www.vaxcorpindo
.com/typhoid-fever-
indonesia-favorite-
disease/ .htm[17/03/20]

Wardiyah, Aryanti & Setiawati,


Setiawati & Setiawan,
Dwi. 2016. Perbandingan
Efektifitas Pemberian
Kompres Hangat Dan
Tepidsponge Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh
Anak Yang
Mengalamidemam Rsud
Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung. Jurnal
Kesehatan Holistik
(Journal Of Nursing
Science). 10(1), 36-44.
Retrieved

Anda mungkin juga menyukai