E DENGAN
GANGGUAN IMUNILASI (DHF) DENGAN INTERVENSI
PEMBERIAN TERAPI CAIRAN UNTUK MENGATASI
MASALAH KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
DI RUANGAN CEMPAKA II
RUMAH SAKIT SWASTA
BANDUNG
Karya Tulis Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli
Madya Keperawatan (AMK) Dari Universitas Advent Indonesia
Disusun Oleh:
SIRUMANI GEA
NIM: 2052011
BAB 1
PENDAHULUAN
warga, sebab bisa menimbulkan kematian seseorang dalam waktu yang sangat
penyebarannya dikala ini terus meningkat luas serta peristiwa luar biasa masih
Organisasi kesehatan dunia melaporkan bahwa antara tahun 2004 dan 2010,
Asia Pasifik menyumbang 75% dari beban demam berdarah di seluruh dunia,
dengan Indonesia peringkat kedua dari antara tigapuluh negara endemik dalam hal
masalah DHF. Jumlah kasus DHF di Indonesia pada tahun 2017 secara signifikan
lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2016, yaitu sebanyak 204.171 kasus
Indonesia mempunyai cuaca tropis dimana cuaca tropis sangat sesuai buat
jadi tempat perkembangan serta pertumbuhan hewan ataupun tanaman dan baik
penyakit yang dibawa oleh vector berbentuk organisme penyebar agen patogen
dan Kupang paling banyak bermasalah. Menurut data sebelumnya, 133 orang
meninggal dan 13.683 kasus DHF dilaporkan pada 29 Januari 2019. (Kemenkes
RI, 2019).
DHF di Jawa Barat s/d Bulan Mei 2021 sebanyak 6.152 permasalahan, paling
tinggi pada bulan April sebesar 1.756 permasalahan dengan 15 kematian bila
Bandung Barat (KBB) semenjak bulan Januari sampai Juli 2022 ada 957
sikap dan tindakan sangat berperan dalam penularan DHF selain faktor
lingkungan dan vektor atau keberadaan jentik. dalam penularan penyakit DHF,
perilaku tersebut harus didukung oleh pengetahuan, sikap dan tindakan yang
anggapan bahwa DHF hanya terjadi di daerah kumuh dan pencegahan demam
pemerintah telah melakukan banyak program selain dengan pengasapan dan yang
paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang
Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami Dengue Shock
Syndrome (DSS) yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien
permeabilitas kapiler pembuluh darah sehingga darah menuju luar pembuluh. Saat
ini angka kejadian DHF di rumah sakit semakin meningkat, tidak hanya pada
kasus anak, tetapi pada remaja dan juga dewasa (Pare et al. 2020).
intravena, pada dasarnya baik kristaloid (ringer laktat, ringer asetat, cairan salin)
cairan standar pada terapi DHF karena dibandingkan dengan koloid, kristaloid
lebih mudah didapat dan lebih murah. Jenis cairan yang ideal yang sebenarnya
intravaskular, aman dan bisa dikeluarkan melalui ginjal, tidak mengganggu sistem
koagulasi tubuh, dan memiliki efek alergi yang minimal. Pemberian cairan i.v.
dapat menggunakan ringer laktat atau ringer asetat dengan kebutuhan cairan
dapat diberikan bila diperlukan pada DHF stadium III dan IV (Budi Setiawan, dkk
2009).
adalah tentang pemeliharaan untuk satu hari ditambah 5% deficit oral dan cairan
adalah 1,500 ml untuk satu hari oleh karena itu total M +5% adalah 2,500 ml.
Efektifitas terapi cairan standar WHO dan terapi cairan inisial secara
statistik menunjukkan perbaikan terhadap klinis (suhu badan) dan nilai hematokrit
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat Karya
Tulis Ilmiah tentang Asukan Keperawatan mengenai Sistem Imun yang disusun
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah paparkan diatas, maka rumusan masalah
Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada studi kasus ini adalah bagaiman? cara memberikan
BANDUNG”.
Karya Tulis Ilmiah ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
1. Tujuan umum
Tujuan umum pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk melakukan
Bandung.
2. Tujuan khusus
asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan masalah kekurangan volume cairan
volume cairan