Anda di halaman 1dari 59

BAB I

Asuhan keperawatan pada Pasien Demam Tiroid

Dosen Pengampu : Ns. Yazika Rimbawati S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh : inda helmika (19220015)

YAYASAN KADER BANGSA

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG

FAKULTAS KEBIDANAN DAN ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2021/2022
BAB I

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA "An. S" DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN (DEMAM THYPOID) DI RUANG LAMBU BARAKATI ANAK

RSU BAHTERAMAS KENDARI ”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan

kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan

kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Palembang, 22 Mei 2021

Penyusun

PENDAHULUAN
BAB I

A. LatarBelakang

Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang

disebabkan oleh salmonella thypii. Penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan, atau

minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii (Hidayat, 2008, hal:120).

Demam thypoid dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama terletak di

daerah tropis dan subtropis dengan angka kejadian masih sangat tinggi yaitu 500 per 100.000

(Widagdo,2011, hal: 218).Menurut dataWorld Health Organization(WHO) tahun 2003,

terdapat 17 juta kasus demam thypoid di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai

600.000 kasus. Secara keseluruhan, demam tifoid diperkirakan menyebabkan 21,6 juta kasus

dengan

216.500 kematian pada tahun 2000. Insidens demam tifoid tinggi (>100 kasus

per100.000 populasi per tahun) dicatat di AsiaTengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan

kemungkinan Afrika Selatanyang tergolongsedang (10 – 100 kasus per 100.000

populasi pertahun) di Asia lainnya, Afrika, Amerika Latin, dan Oceania (kecuali

Australia dan Selandia Baru), serta yang termasuk rendah (<10 kasus per100.000

populasi per tahun) di bagiandunialainnya.

Kejadian demam thypoid didunia sekitar 21,6 juta kasus dan terbanyak di Asia,

Afrika dan Amerika Latin dengan angka kematian sebesar 200.000. Setiap tahunnya, 7

juta kasus terjadi di Asia Tenggara, dengan angka kematian 600.000 orang. Hingga saat

ini penyakit demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis

termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun, dan
2

angka kematian 3,1 sampai 10,4% (WHO, 2004).Sedangkan data World Health

Organization (WHO) tahun (2009), memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus

demam thypoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun.

Demam thypoid dan demam para thypoid adalah penyakit infeksi akut usus

halus yang disebabkan kuman Salmonella typhi dengan gejala demam lebih dari satu

minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyakit ini

termasuk penyakit menular endemik yang dapat menyerang banyak orang dan masih

merupakan masalah kesehatan di daerah tropis terutama di negara-negara sedang

berkembang (Maharani, 2012).

Indonesia merupakan negara endemik demam tifoid. Diperkirakan terdapat 800

penderita per 100.000 penduduk setiap tahun yang ditemukan sepanjang tahun. Penyakit

ini tersebar di seluruh wilayah dengan insiden yang tidak berbeda jauh antar daerah.

Serangan penyakit lebih bersifat sporadis dan bukan epidemik. Dalam suatu daerah

terjadi kasus yang berpencar-pencar dan tidak mengelompok. Sangat jarang ditemukan

beberapa kasus pada satu keluarga pada saat yang bersamaan (Widoyono,2011, hal:

144).

Dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 demam thypoid

termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB) dengan attack rate sebesar0,37% yang

menyerang 4 kecamatan dengan jumlah 4 desa dan jumlah penderita 51 jiwa. Pada

tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penderita demam thypoid sebesar 150 jiwa yang

menyerang 3 kecamatan dan jumlah 3 desa dengan attackrate sebesar 2,69%. Tahun

2010 kasus KLB demam tifoid kembali terjadi dengan attack rate sebesar 1,36% yang

menyerang 1 kecamatan dengan 1 desa dan jumlah penderita 26 jiwa (Dinkes Prop

Jateng,2010).
3

Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI, pada tahun 2008,

demam thypoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap

di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi 3,15%, urutan

pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus 193.856 dengan proporsi 7,52%,

urutan ketiga ditempati oleh DBD dengan jumlah kasus 77.539 dengan proporsi 3,01%

(Depkes RI,2009).

Demam thypoid adalah penyakit infeksi yang lazim didapatkan di daerah tropis

dan subtropis dan sangat erat kaitannya dengan sanitasi yang jelek di suatu masyarakat.

Penularan penyakit ini lebih mudah terjadi di masyarakat yang padat seperti urbanisasi

di negara yang sedang berkembang dimana sarana kebersihan lingkungan dan air

minum bersih belum terpenuhi dan oleh karena itu penyakit demam thypoid mudah

menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar melalui lalat, dan serangga.

Sumber utamanya hanyalah manusia. Penularan terjadi melalui air atau makanan yang

tercemar kuman salmonella secara langsung maupun tidak langsung (dari orang yang

sakit maupun dari ‘’carrier’’) yang erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan

perorangan. Demikian juga cara mencuci bahan makanan (segala macam makanan)

dengan air yang tercemar akan mempermudah penularan demam tifoid apabila tidak

dimasak dengan baik (Ranuh, 2013, hal:182).

Komplikasi yang dapat muncul akibat demam thypoid tidak segera ditangani

adalah dapat terjadi perdarahan dan perforasi usus, yaitu sebanyak 0,5 – 3% yang terjadi

setelah minggu pertama sakit. Komplikasi tersebut dapat ditengarai apabila suhu badan

dan tekanan darah mendadak turun dan kecepatan nadi meningkat. Perforasi dapat

ditunjukkan lokasinya dengan jelas, yaitu di daerah distal ileum disertai dengan nyeri

perut, tumpah-tumpah dan adanya gejala peritonitis. Selanjutnya gejala sepsis sering
4

kali timbul. Sekitar 10% pneumonia dan bronchitis ditemukan pada anak-anak dan

komplikasi yang lebih berat dengan akibat fatal adalah apabila mengenai jantung

(myocarditis) dengan arrhytmiasis, blok sinoarterial, perubahan ST-T pada

elektrokardiogram atau cardiogenic shock. Prognosa tergantung dari pengobatan yang

tepat dan cepat (Ranuh, 2013, hal: 184).

Pada tahun 2016, penyakit tifooid menduduki peringkat ke 5 terbanyak di

Sulawesi Tenggara yakni 4.641 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSU

Bahteramas pada tahun 2017 ditemukan 410 kasus thypoid , sebanyak 175 kasus adalah

menyerang anak-anak. Dari bulan Januari sampai dengan Mei 2018 didapatkan kasus

demam thypoid sebanyak 75 anak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus demam

thypoid masih sangat tinggi. Berdasarkan keterangan data diatas, maka penulis tertarik

untuk menggali permasalahan tentang penyakit demam thypoid dan membuat karya

tulis ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Demam Thypoid padaAnak”

B. Tujuan

1. Umum

Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan

Keperawatan Demam Thypoid pada Anak” adalah agar penulis dapat memahami

dan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan demam

Thypoid menggunakan pendekatan proseskeperawatan.

2. Khusus

Tujuan khusus dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan penulis mampu:

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah Demam Thypoid di

Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi SulawesiTenggara.


5

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah Demam

Thypoid di Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan yang tepat pada klien dengan

Demam Thypoid di Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi

SulawesiTenggara.

d. Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan pada klien dengan masalah

Demam Thypoid di Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi

SulawesiTenggara.

e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan masalah Demam

Thypoid di Ruang Lambu Barakati Anak RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

C. Manfaat

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Bagi IlmuPengetahuan

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam penanganan

demam thypoid pada anak

2. BagiPenulis

a. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan demam

thypoid padaanak

b. Untuk meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan

demam thypoid padaanak.

3. Bagi InstitusiPendidikan
6

Memberikan pengetahun dan ketrampilan mahasiswa lebih banyak lagi

terutama dalam kegiatan pembelajaran mengenai asuhan keperawatan pasien

demamthypoid.

4. Bagi LahanPraktik

Sebagai referensi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan agar

lebih baik khususnya pada anak dengan kasus demam thypoid.

5. BagiPasien

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau pedoman untuk menangani

kasusdemam thypoid pada anak dan keluarganya.


8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Demam Thypoid atau thypoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang
terutama disebabkan oleh salmonella typhi. Demam tifoid merupakan jenis
terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enterik adalah demam
paratifoid yang disebabkan oleh S. Paratyphi A, S. Schottmuelleri (semula S.
Paratyphi B), dan S. Hirschfeldii (semula S. Paratyphi C). Demam tifoid
memperlihatkan gejala lebih berat dibandingkan demam enterik yang lain
(Widagdo, 2011, hal: 197). Menurut Ngastiyah (2005, hal: 236) Tifus
abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan demam lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan,dan gangguan kesadaran.
Menurut Soedarto (2009, hal: 128) Penyakit infeksi usus yang disebut
juga sebagai Tifus abdominalis atau Typhoid Fever ini disebabkan oleh kuman
Salmonella typhiatauSalmonella paratyphi A, B, dan C. Demam tifoid
merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di daerah-
daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit demam
tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang
menyerang manusia khususnya pada saluran pencernaan yaitu pada usus halus
yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi yang masuk melalui makanan
atau minuman yang tercemar dan ditandai dengan demam berkepanjangan
lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan lebih
diperburuk dengan gangguan penurunan kesadaran.
B. Etiologi
Menurut Widagdo (2011, hal: 197) Etiologi dari demam Thypoid
adalah Salmonella typhi, termasuk genus Salmonella yang tergolong dalam
famili Enterobacteriaceae. Salmonella bersifat bergerak, berbentuk spora,
tidak berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahah

beberapa hari / minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan
kering, bahan farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,4º C dalam 1
jam atau 60º C dalam 15 menit. Salmonella mempunyai antigen O (somatik)
adalah komponen dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas dan
antigen H (flagelum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada S. typhi,
9
juga pada S. Dublin dan S. hirschfeldii terdapat antigen Vi yaitu polisakarida
kapsul.
C. Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan
dalam lambung oleh asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus
halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang usus halus.
Kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati, limpa dan organ lainnya.Proses ini
terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endoteleal
melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia
untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ
tubuh terutama limpa, usus, dan kandung empedu (Suriadi &Yuliani, 2006,
hal:254).
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks player. Ini terjadi
pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada
minggu ketiga terjadi ulserasi plaks player. Pada minggu keempat terjadi
penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat
menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar,
kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan
oleh endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh
kelainan pada usus halus (Suriadi &Yuliani, 2006, hal: 254).
D. ManifestasiKlinik
Menurut Ngastiyah (2005, hal: 237) Gambaran klinik demam tifoid
pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa
tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan.
Sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi
9

mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,
nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan berkurang.
Gambaran klinik yang biasa ditemukan menurut Ngastiyah (2005, hal: 237)
adalah:
1. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama seminggu pertama, suhu
tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari
dan meningkat lagi pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu kedua,
pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu
berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir mingguketiga
2. Gangguan pada saluranpencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-
pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung
dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat
ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), hati dan limpa
membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi
tetapi juga dapat terjadi diare atau normal
3. Gangguankesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis
sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah kecuali
penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan. Di samping
gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan
anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan
karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
minggu pertama yaitu demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardi
dan epitaksis pada anak dewasa
4. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis,
akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu
kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukarditerangkan.
10

Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ


yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.
Mungkin terjadi pada waktu penyembuhan tukak, terjadi invasi basil
bersamaan dengan pembentukan jaringan fibrosis.
E. PemeriksaanPenunjang
Menurut Suriadi & Yuliani (2006, hal: 256) pemeriksaan penunjang demam
tifoid adalah:
1. Pemeriksaan darahtepi
Leukopenia, limfositosis, aneosinofilia, anemia, trombositopenia
2. Pemeriksaan sumsumtulang
Menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum tulang
3. Biakanempedu
Terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja. Jika pada
pemeriksaan selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil
salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betul-
betul sembuh
4. Pemeriksaanwidal
Didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 atau lebih, sedangkan
titer terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk
menegakkan diagnosis karema titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan
imunisasi atau bila penderita telah lamasembuh.
F. Komplikasi
Menurut Widagdo (2011, hal: 220-221) Komplikasi dari demam tifoid dapat
digolongkan dalam intra dan ekstra intestinal.
1. Komplikasi intestinal diantaranya ialah:
a. Perdarahan
Dapat terjadi pada 1-10 % kasus, terjadi setelah minggu pertama
dengan ditandai antara lain oleh suhu yang turun disertai dengan
peningkatan denyut nadi.
b. Perforasiusus
11

Terjadi pada 0,5-3 % kasus, setelah minggu pertama didahului oleh


perdarahan berukuran sampai beberapa cm di bagian distal ileum
ditandai dengan nyeri abdomen yang kuat, muntah, dan gejala
peritonitis.
2. Komplikasi ekstraintestinal diantaranya ialah :
a. Sepsis
Ditemukan adanya kuman usus yang bersifat aerobik
b. Hepatitis dankholesistitis
Ditandai dengan gangguan uji fungsi hati, pada pemeriksaan amilase
serum menunjukkan peningkatan sebagai petunjuk adanya komplikasi
pankreatitis
c. Pneumonia ataubronkhitis
Sering ditemukan yaitu kira-kira sebanyak 10 %, umumnya
disebabkan karena adanya superinfeksi selain olehsalmonella
d. Miokarditistoksik
Ditandai oleh adanya aritmia, blok sinoatrial, dan perubahan segmen
ST dan gelombang T, pada miokard dijumpai infiltrasi lemak dan
nekrosis
e. Trombosis danflebitis
Jarang terjadi, komplikasi neurologis jarang menimbulkan gejala
residual yaitu termasuk tekanan intrakranial meningkat, trombosis
serebrum, ataksia serebelum akut, tuna wicara, tuna rungu, mielitis
tranversal, dan psikosis
f. Komplikasilain
Pernah dilaporkan ialah nekrosis sumsum tulang, nefritis, sindrom
nefrotik, meningitis, parotitis, orkitis, limfadenitis, osteomilitis, dan
artritis.
G. Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah (2005, hal: 239) & Ranuh (2013, hal: 184-185)
pasien yang dirawat dengan diagnosis observasi tifus abdominalis harus
12

dianggap dan diperlakukan langsung sebagai pasien tifus abdominalis dan


diberikan pengobatan sebagai berikut :
1. Isolasi pasien, desinfeksi pakaian danekskreta
2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang
lama, lemah, anoreksia, danlain-lain
3. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal
kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh
berdiri kemudian berjalan diruangan
4. Diet
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang
dan tidak menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari. Apabila kesadaran pasien
menurun diberikan makanan cair, melalui sonde lambung. Jika kesadaran
dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makananlunak.
5. Pemberianantibiotik
Dengan tujuan menghentikan dan mencegah penyebaran bakteri. Obat
antibiotik yang sering digunakan adalah :
a. Chloramphenicol dengan dosis 50 mg/kg/24 jam per oral atau dengan
dosis 75 mg/kg/24 jam melalui IV dibagi dalam 4 dosis.
Chloramphenicol dapat menyembuhkan lebih cepat tetapi relapse
terjadi lebih cepat pula dan obat tersebut dapat memberikan efek
samping yangserius
b. Ampicillin dengan dosis 200 mg/kg/24 jam melalui IV dibagi dalam 6
dosis. Kemampuan obat ini menurunkan demam lebih rendah
dibandingkan denganchloramphenicol
c. Amoxicillin dengan dosis 100 mg/kg/24 jam per os dalam 3 dosis
d. Trimethroprim-sulfamethoxazole masing-masing dengan dosis 50 mg
SMX/kg/24 jam per os dalam 2 dosis, merupakan pengobatan klinik
yangefisien
13

e. Kotrimoksazol dengan dosis 2x2 tablet (satu tablet mengandung 400


mg sulfamethoxazole dan 800 mg trimethroprim. Efektivitas obat ini
hampir sama denganchloramphenicol.
H. Konsep DasarAnak
1. PengertianAnak
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan
bahwa, anak adalah siapa saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk
anak yang masih didalam kandungan, yang berarti segala kepentingan
akan pengupayaan perlindungan terhadap anak sudah dimulai sejak anak
tersebut berada didalam kandungan hingga berusia 18 tahun
(Hidayat,2008)
2. Kebutuhan DasarAnak
Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum
digolongkan menjadi kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi,
pangan atau gizi, perawatan kesehatan dasar, tempat tinggal yang layak,
sanitasi, sandang, kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau
kasih saying (Asih), pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang
erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak
merupakansyarat yang mutlakuntuk menjamin tumbuh kembang yang
selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan akan stimulasi
mental (Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses
belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini
mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya
kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreaktivitas, agama, kepribadian
dan sebagainya.
3. Tingkat perkembangananak
Menurut Hidayat (2008), karakteristik anak sesuai tingkat perkembangan :

a. Usia bayi (0-1 tahun)


15

Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan


pikirannya dengan kata-kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi
lebih banyak menggunakan jenis komunikasi non verbal. Pada saat
lapar, haus, basah dan perasaan tidak nyaman lainnya, bayi hanya bisa
mengekspresikan perasaannya dengan menangis. Walaupun demikian,
sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang dewasa
yang berkomunikasi dengannya secara non verbal, misalnya
memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong dan berbicara
lemah lembut. Ada beberapa respon non verbal yang biasa ditunjukkan
bayi misalnya menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama
terjadi pada bayi kurang dari enam bulan sebagai cara menarik
perhatian orang. Oleh karena itu, perhatian saat berkomunikasi
dengannya. Jangan langsung menggendong atau memangkunya karena
bayi akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan
ibunya. Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik
dengan ibunya.
b. Usia pra sekolah (2-5tahun)
Karakteristik anak pada masa ini terutama pada anak dibawah 3
tahun adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai
perasaan takut oada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu
tentang apa yang akan akan terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan
diukur suhu, anak akan merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke
tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan bagaimana akan merasakannya.
Beri kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia
yakin bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari hal bahasa,
anak belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena anak
belum mampu berkata-kata 900-1200 kata. Oleh karena itu saat
menjelaskan, gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan
istilah yang dikenalnya. Berkomunikasi dengan anak melalui objek
transisional seperti boneka. Berbicara dengan orangtua bila anak malu-
malu.Beri kesempatan pada yang lebih besar untuk berbicara tanpa

keberadaan orangtua. Satu hal yang akan mendorong anak untuk


meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan
16
memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.

c. Usia sekolah (6-12tahun)


Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap stimulus yang
dirasakan yang mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu,
apabila berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan anak diusia ini
harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan berikan
contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Anak usia
sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa.
Perbendaharaan katanya sudah banyak, sekitar 3000 kata dikuasi dan
anak sudah mampu berpikir secarakonkret.
d. Usia remaja(13-18)
Fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari akhir
masa anak-anak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola piker
dan tingkah laku anak merupakan peralihan dari anak-anak menuju
orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar
memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas atau
stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebaya atau
orang dewasa yang ia percaya. Menghargai keberadaan identitas diri
dan harga diri merupakan hal yang prinsip dalam berkomunikasi.
Luangkan waktu bersama dan tunjukkan ekspresi wajah bahagia.
e. Tugas PerkembanganAnak
Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) dalam
Hidayat (2008) adalah tugas yang harus dilakukan dan dikuasai
individu pada tiap tahap perkembangannya. Tugas perkembangan bayi
0-2 adalah berjalan, berbicara,makan makanan padat, kestabilan
jasmani. Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat
kesempatan bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru,
mengenal jenis kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai
16

kenyataan social dan alam, belajar mengadakan hubungan emosional,


belajar membedakan salah dan benar serta mengembangkan kata hati
juga proses sosialisasi. Tugas perkembangan usia 6-12 tahun adalah
belajar menguasai keterampilan fisik dan motorik, membentuk sikap
yang sehat mengenai diri sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya,
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin, mengembangkan
konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan
keterampilan yang fundamental, mengembangkan pembentukan kata
hati, moral dan sekala nilai, mengembangkan sikap yang sehat
terhadap kelompok sosial dan lembaga. Tugas perkembangan anak
usia 13-18 tahun adalah menerima keadaan fisiknya dan menerima
peranannya sebagai perempuan dan laki-laki, menyadari hubungan-
hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin,
menemukan diri sendiri berkat refleksi dan kritik terhadap diri sendiri,
serta mengembangkan nilai-nilaihidup.
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Pencernaan (DemamThipoid)
1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008, hal: 154-155) adalah sebagai berikut:
a. Identitasklien
b. Keluhanutama
Perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang
bersemangat serta nafsu makan berkurang (terutama selama masa
inkubasi).
c. Suhu tubuh
Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat
febris remiten, dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu
pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik tiap harinya, biasanya
menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.
Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada
17

minggu ketiga, suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali pada


akhir minggu ketiga.
d. Kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun berapa dalam, yaitu
apatis sampai samnolen. Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah
(kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan
pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala
lainnya. Pada punggung dan anggota gerak terdapat reseola, yaitu
bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang
ditemukan dalam minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan
pula bradikardi dan epitaksis pada anak besar.
e. Pemeriksaanfisik
1) Mulut
Terdapat nafas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan
pecah-pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih, sementara
ujung dan tepinya bewarna kemerahan, dan jarang disertai tremor
2) Abdomen
Dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), bisa
terjadi konstipasi atau mungkin diare atau normal
3) Hati danLimfe
Membesar disertai nyeri pada perabaan
f. PemeriksaanLaboratorium
1) Pada pameriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia,
limfositosis, relatif pada permukaansakit
2) Darah untuk kultur (biakan, empedu) danwidal
3) Biakan empedu hasil salmonella typhi dapat ditemukan dalam
darah pasien pada minggu pertama sakit, selanjutnya lebih sering
ditemukan dalam feces danurine
g. Pemeriksaanwidal
18

Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer zat


anti terhadap antigen 0, titer yang bernilai 1/200 atau lebih
menunjukkan kenaikan yang progresif.
2. DiagnosaKeperawatan
Diagnosa yang biasanya muncul pada demam tifoid menurut Nnda NIC-
NOC (2014) adalah sebagai berikut:
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonellatyphi
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak
adekuat
c. Nyeri akut berhubungan dengan agens cederabiologis
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi
nutrien
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengankelemahan
3. IntervensiKeperawatan
a. Hipertermia berhubungan denganproses infeksi salmonellatyphi
Tujuan: suhu tubuh kembalinormal
Hasil yang diharapkan: Pasien mempertahankan suhu tubuh normal
yaitu 36ºC-37ºC dan bebas dari demam.
Intervensi:
1) Pantau suhu tubuh klien tiap 3 jamsekali
Rasional: suhu tubuh 38ºC-40ºC menunjukkan proses penyakit
infeksi akut
2) Beri kompreshangat
Rasional: kompres dengan air hangat akan menurunkan demam
3) Anjurkan kepada ibu klien agar klien memakai pakaian tipis dan
menyerapkeringat
Rasional: memberi rasa nyaman, pakaian tipis membantu
mengurangi penguapantubuh
4) Beri banyak minum 1.500-2.000cc/hari
Rasional: membantu memelihara kebutuhan cairan dan
menurunkan resikodehidrasi
19

5) Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik dan antibiotik


Rasional: antipiretik untuk mengurangi demam, antibiotik untuk
membunuh kuman infeksi.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak
adekuat
Tujuan: volume cairan terpenuhi
Hasil yang diharapkan: status cairan tubuh adekuat, ditandai dengan
membran mukosa lembab, turgor kulit elastis, tanda-tanda vital normal
Intervensi:
1) Monitor tanda-tandavital
Rasional: mengetahui suhu, nadi, dan pernafasan
2) Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasonal: mengontrol keseimbangancairan
3) Kaji statusdehidrasi
Rasional: mengetahui derajat status dehidrasi
4) Beri banyakminum
Rasional: membantu memelihara kebutuhan cairan dan
menurunkan resikodehidrasi
c. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
biologis Tujuan: menunjukkan nyeri berkurang
atauhilang
Hasil yang diharapkan: terlihat tenang dan rileks dan tidak ada keluhan
nyeri
Intervensi:
1) Kaji tingkat, frekuensi, intensitas, dan reaksinyeri
Rasional: suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi
yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang
diberikan
2) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam
Rasional: menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan oksigenasi
darah, dan menurunkan inflamasi.
20

3) Libatkan keluarga dalam tata laksana nyeri dengan memberikan


kompreshangat
Rasional: menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, membuat
otot tubuh lebih rileks, dan memperlancar aliran darah.
4) Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien
Rasional: posisi yang nyaman membuat klien melupakan rasa
nyerinya.
5) Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuaiindikasi
Rasional: untuk membantu mengurangi rasa nyeri dan
mempercepat prosespenyembuhan.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganmalabsorbsi
nutrien
Tujuan: tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Hasil yang diharapkan: nafsu makan meningkat, makan habis satu
porsi, berat badan klien meningkat
Intervensi:
1) Kaji status nutrisianak
Rasional: mengetahui langkah pemenuhan nutrisi
2) Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan
denganteknik porsi kecil tapisering
Rasional: meningkatkan jumlah masukan dan mengurangi mual
danmuntah
3) Timbang berat badan klien setiap 3hari
Rasional: mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan
4) Pertahankan kebersihan mulutanak
Rasional: menghilangkan rasa tidak enak pada mulut atau lidah dan
dapat meningkatkan nafsu makan
5) Beri makananlunak
Rasional: mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa memberi beban yang
tinggi pada usus
6) Jelaskan pada keluarga pentingnya intake nutrisi yangadekuat
21

Rasional: memberikan motivasi pada keluarga untuk memberikan


makanan sesuai kebutuhan.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengankelemahan Tujuan: dapat beraktivitas
secaramandiri
Hasil yang diharapkan: memperlihatkan kemajuan khusus tingkat
aktivitas yang lebih tinggi dari mobilitas yang mugkin
Intervensi:
1) Kaji toleransi terhadapaktivitas
Rasional: menunjukkan respon fisiologis pasien terhadap
stresaktivitas
2) Kaji kesiapan meningkatkanaktivitas
Rasional: stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk
memajukan tingkay aktivitasindividual
3) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjuran menggunakan kursi
mandi, menyikat gigi ataurambut
Rasional: teknik penggunaan energi menurunkan penggunaan
energi
4) Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memiliki periode
aktivitas
Rasional: seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan
aktivitas dan mencegahkelemahan.
22

4. PathwayTeori
Skema 2.1
Pathway Teori

Salmonella typhi

Saluran pencernaan

Usus halus

Jaringan limfoid

Lamina frofia

Kelenjar limfa mesontreia

Aliran darah

Organ res (hati & limfa)

Tidakdifagosit Imflamasi

Hati&limfa Endotoksin

Hepatomegali penurunannapsu lemah proses


infeksi Solenomegali makan lesu
demam

Merasangsangujungsaraf mual intoleransi hippertermi


Muntah aktivitas
Nyeriperabaan
Nutrisikurang
Nyeriakut dari kebutuhan
tubuh
23

5. ImplementasiKeperawatan
Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya
adalah mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons
klien. Hal ini dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila
dilakukan saat intervensi masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang
diobservasi dan apa yang dilakukan (Deswani, 2009).
Implementasi yang merupakan kategori dari proses keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).
6. EvaluasiKeperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan.
Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini,
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat
berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).
Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien
terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan
apakah sasaran dari rencana keperawatan dasar mendukung proses
evaluasi. Selain itu juga dapat menetapkan kembali informasi baru yang
ditunjukkan oleh klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa
keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan (Yura dan Walsh, 1988
dalam Deswani, 2009).
BAB III

TINJAUANKASUS

Ruang : Lambu Barakati Anak

Tanggalmasuk : 19 April 2021

Jam : 12.30

No.RM : 48 0536

Identitas Pasien

Nama : An.S

TglLahir : 25 Maret 2006

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : -

StatusPerkawinan : Belum Kawin

Alamat : BTN Tawang Alun

DiagnosaMedis : Demam Thypoid

Tanggalpengkajian : 12 Juli2018

Jam : 7.45

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.L

Umur : 45Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

34
36

Pekerjaan : IRT

StatusPerkawinan : Kawin

Alamat : BTN TawangAlun

Hubungan : Ibu

A. Pengkajian

k. Alasan utama masukRS

Klien mengatakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam sejak 3 hari

sebelum masuk RS. Nafsu makan hilang, lemah. Kien tidak berobat sebelum

dibawa ke RS dan tidak minum obat apapun, kemudian klien dibawa ke RSU

Bahteramas masuk IGD jam 07.10, TD : 110/70 mmHg, N: 90x/ menit, RR

15x/menit, S: 38C, diberikan terapi IVFD Ringer Lactat 12 tpm, inj.ranitidine

50mg, inj.ondansentron ,ketorolac 30mg.

l. Keluhan utama

Pasiendemam

m. Riwayat kesehatanlalu

Klien belum pernah di rawat di RS sebelumnya, klien mempunyai riwayat maag

sejak 2 tahun yang lalu,dan melakukan rawat jalan.

n. Riwayat kesehatankeluarga

Keluarga klien tidak ada yang menpunyai riwayat pennyakit keturunan seperti

hipertensi,diabetes militus,penyakit jantung,Asma,TBC.dan penyakit

menularkeluarga
37

o. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut bagian atas ,kuadran I sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit, nyeri terus menerus, demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah

sakit, di rumah sudah di minum obat beli di warung karena belum ada perubahan

lalu di bawa ke RSU Baheteramas , di IGD dilakukan tindakan infus ringer lactat

dan inj.ketorolac dan inj.ranitidin jam 07.10, lalu pasien dipindahkan di ruang rawat

inap yakni di ruang Lambu Barakati Anak RSUBahteramas.

p. Riwayat pengobatan/alergi : Klien tidak mempunyai riwayat pengobatan, klien juga

tidak mempunyai riwayat alergi baik makanan, minuman, maupunobat

q. PemeriksaanFisik

1. Keadaan Umum

Sakit/nyeri:

P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

Q :nyeri seperti ditusuk – tusuk

R :perut bagian kanan atas kuadran 1

S :nyeri skala 5

T :nyeri terus menerus

2. Sikap : Gelisah Kesadaran CM GCS = 15 E3 M6V5

3. Pendengaran

Klien dapat mendengar dengan normal,fungsi telingakiridan kanan baik,tidak

memakai alat bantu pendengaran,tidak ada gangguan pendengaran


38

4. Penglihatan

Klien dapat melihat dengan normal, tidak memakai alat bantu penglihatan,

konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor 2/2mm, tidak ada

kebutaan dan tidak ada katarak

5. Pengecapan

Klien mengatakan pengecapannya terasa pahit, lidah kotor, tampak putih.

6. Penghidu

Sistem presepsi sensori penghidu klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan

penghidu

7. Peraba

sistem presepsi sensori perabaan klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan

sistem presepsi sensori perabaan.

8. SistemPernafasan

Klien tidak mempunyai riwayat bronkitis, asma, tuberkolusis, emfisema,

pneumonia, tidak merokok, terpasang alat bantu oksigen nasal kanul 3 ml.

Frekuensi 15 x/m, kedalaman: tidak normal (lambat dan dangkal),

pengembangan dada simetris antara kanan dan kiri, suara nafas bersih,

menggunakan otot asesoris, tidak ada nafas cuping hidung, fremitus teraba

simetris antara kanan dan kiri, tidak sianosis. Pengembangan paru simetris,

irama tidakteratur

9. SistemKardiovaskuler

Tekanan Darah : 110/70 mmHg


39

Nadi : 90 x/m

Suhu :38,04C

Irama : teratur

Kekuatan : kuat

Akral :hangat

Pengisian kapiler : < 2 detik

Edema : Tidakada

10. Sistem Saraf Pusat

Kesadaran :Composmetis

GCS :15 E3 M6V5

Bicara :normal

Pupil : isokor ukuran kanan/kiri:2/2

Orientasi waktu ; Klien dapat menyebutkan waktu dengan baik yaitu saat

pengkajian waktu pagi.

Orientasi orang : Klien dapat menyebutkan nama diri sendiri dan mengenali

orang-orang di sekelilingnya.

Orientasi tempat : Klien mengetahui bahwa dia berada di rumah sakit.

11. SistemGastrointestinal

Kehilangan selera makan : klien mengatakan selera makan berkurang.

Mual/Muntah: klien tidak mual muntah

Alergi :tidak ada alergi makanan

Masalah mengunyah atau menelan : tidak ada


41

Berat badan biasa sebelum sakit :41 kg

Berat badansetelahsakit :40 kg

perubahanberatbadan : -Berat badan sekarang : 40 kg

Tinggibadan : 140 m

Bentukbadan : normal

Turgorkulit : lembab

Mukosa :sianosis

12. Sistem Moskuloskeletal

Rentang gerak :terbatas

Keseimbangan cara berjalan : tegap

Kemampuan memenuhi ADL :dibantu

Kekuatan otot :

5 5

5 5

13. Sistem Intergumen

Warnakulit :putih

Turgorkulit : Baik/ lembab

Memar : Tidakada

Lain :-

14. RiwayatImmunisasi

f. BCG:tuntas

g. DPT:tuntas

h. Polio: tuntas

i. Campak:tuntas
42

j. Hepatitis: tidakpernah

15. Riwayat TumbuhKembang

c. PertumbuhanFisik

- Berat badan : Tidaktahu

- Tinggi badan : Tidaktahu

- Waktu tumbuh gigi : Lupa, bulan, Tanggal gigi:Belum

d. Perkembangan Tiaptahap

- Berguling : Ibu klien mengatakan lupa

- Duduk: Ibu klien mengatakanlupa

- Merangkap: Ibu klien mengatakanlupa

- Berdiri Ibu klien mengatakanlupa

- berjalan 1Tahun

- Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu klien mengatakanlupa

- bicara pertama kali: Ibu klien mengatakan lupa

- Berpakaian tanpa bantuan: Ibu klien mengatakanlupa


42

r. Data Penunjang

PemeriksaanLaboratorium

Tgl pemeriksaan: 10 Juli 2018


Pemeriksaan
Laboratorium
Hematologi

Paket Darah Otomatis Hasil Satuan Nilai Normal


Hemoglobin L 11.5 g/dL 11.3-15.5
Leukosit 5.1 10^3/uL 3.6- 11.0
Hematokrit 35 % 35-47
Eritrosit 4.6 10^6/uL 3.80-5.20
Trombosit 300 10^3/uL 150-400
MCH L 25 Pg 26-34
MCHC 33 g/dL 32-36
MCV L 76 Fl 4-8
DIFF COUNT
Eosinofil 1.80 % 1-6
Basofil 0.20 % 0-1
Netrofil 54.30 % 50-70
Limfosit 36.00 % 22-40
Monosit 7.70 % 4-8
Golongan Darah O
Imunologi
TYPHI O POS 1/400
TYPHI H Negatif
PARATYPHI Negatif
O-A
PARATYPHI Negatif
O-B
43

s. Terapi YangDiberikan

Terapi
Terapi Yang Jam Pemberian
Diberikan
IVFD Ringer
Lactat 12 Tpm
Inj.ceftriaxone 08.00
1 x 1000 mg
Inj.ranitidhin 08.00 20.00
2 x 50 mg
Inj.Hexilon 3 x 08.00 16.00 24.00
20 mg
Sukralfat 3x 1 08.00 16.00 20.00
cth
Parasetamol 3 08.00 16.00 20.00
x 500 mg
Curcuma 3 x 08.00 16.00 20.00
200 mg
44

Klasifikasi Data
Data Subyektif Data Obyektif
1. Klien mengatakan nyeri di perut kanan 1. Kesadaran Composmetis
bagianatas. GCS:14 E3 M6 V5
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2. wajah tampak menahansakit
2 hari sebelum masuk rumahsakit. 3. Klien tampak lemas, pucat, tidak
R : perut bagian kanan atas kuadran 1 nafsumakan.
S : nyeri skala 5 4. klien tampak gelisah
T : nyeri terus-menerus 5. Akral hangat
2. Klien mengatakanlemas 6. Membran mukosakering
3. Klien mengatakan lidah terasa pahit, 7. BAK 70-80cc, 2-3x/hari
nafsu makanberkurang 8. klien tampak lemah
9. TD :110/70mmHg
RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38oC
CRT: < 2 detik
BB sebelum masuk 41 kg
BB Sesudah masuk 40 kg
THYPI POST 1/400
IMT 17,9kg/m2
Hb L11,5 g/dL
Limfosit 36%
10. Diit BK, habis ¼ porsi 250cc,
minum 1 gelas 300cc
45

B. Analisa Data

NamaKlien : An.S Hari /Tgl : Kamis, 20 Mei 2021

No.RM : 48 05 36 Ruang Rawat : Lambu barakatiAnak

Analisa Data
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
DS : bakteri masuk ke aliran darah Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri di ↓
perut kanan bagianatas inflamasihati&limfa
P : Klien merasakan nyeri ↓
perut sejak 2 hari sebelum Mengaktifkan mediatorkimia
masuk rumah sakit. (Histamin dan bradikinin)
R : perut bagian kanan atas ↓
kuadran 1 Menstimulasi pelepasan
S : nyeri skala 5 prostaglandin di hipotalamus
T : nyeri terus-menerus ↓
DO : Nyeri dipersepsikan(nyeri
- Composmetis (GCS:14 E3 M6 kolik)
V5) ↓
- wajah tampak menahansakit Nyeri Akut
- TD :110/70 mmHg
RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38 oC
CRT: < 2 detik
- lab THYPI POST1/400
DS : Bakteri masuk kedalam aliran Hipertermia
- Klien mengatakan lemas darah
DO: ↓
- klien tampak gelisah Bakteri mengeluarkan
- Akral hangat endotoksin
- Membran mukosakering ↓
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari Hipotalamus
- TD :110/70 mmHg ↓
RR : 15x/menit Hipertermi
N :88x/menit
S : 38oC
DS: Bakteri salmonella thypi Nutrisi kurang
- Klien mengatakan lidahterasa ↓ dari kebutuhan
46

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


pahit, nafsu makan berkurang Masuk lewat makanan tubuh

DO: Saluran pencernaan
- klien tampak lemah ↓
- Klien tampak lemas, pucat, Lambung
tidak nafsumakan. ↓
- BB sebelum masuk 41 kg Nafsu makan menurun
BB Sesudah masuk 40kg ↓
- Diit BK, habis ¼ porsi 250cc, Resiko nutrisi kurang dari
minum 1 gelas 300cc kebutuhan tubuh
- IMT 17,9kg/m2
- Hb L11,5g/dL
- Limfosit36%
48

C. Diagnosa Keperawatan (BerdasarkanPrioritas)

Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)


Tanggal No Diagnosa Kepeawatan Kode
20/04 1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera 00132
/2021 biologis (imflamsi hati) ditandai dengan:
DS :
- Klien mengatakan nyeri di perut kanan
bagianatas
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2
hari sebelum masuk rumahsakit.
R : perut bagian kanan atas kuadran 1
S : nyeri skala 5
T : nyeri terus-menerus
DO :
- Composmentis (GCS:14 E3 M6V5)
- wajah tampak menahansakit
- TD :110/70mmHg
RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38oC
CRT: < 2 detik
- lab THYPI POST1/400
20/04/202 2 Hippertermia berhubungan proses infeksi 00007
1 DS :
- Klien mengatakan lemes
DO:
- klien tampak gelisah
- Akral hangat
- Membran mukosa kering
- BAK 70-80cc,2-3x/hari
- TD :110/70 mmHg
RR : 15x/menit
N :88x/menit
S : 38oC
20/04/202 3 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 00002
1 berhubungan dengan penurunan napsu makan
DS:
- Klien mengatakan lidah terasa pahit, nafsu
makan berkurang
49

Tanggal No Diagnosa Kepeawatan Kode


DO:
- klien tampak lemah
- Klien tampak lemas, pucat, tidak nafsu
makan.
- BB sebelum masuk 41 kg
BB Sesudah masuk 40kg
- Diit BK, habis ¼ porsi 250cc, minum 1
gelas300cc
- IMT 17,9kg/m2
- Hb L11,5g/dL
- Limfosit36%
D. Intervensi Keperawatan

NamaKlien : An. S Hari /Tgl : Kamis, 20 april 2021


No.RM : 48 05 36 Ruang Rawat : Lambu BarakatiAnak

Tabel 3.6
Intevensi Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
Kamis Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera NOC: NIC:
20/5/2021 biologis (imflamsi hati) ditandai dengan: Manajemen Nyeri
DS : Pain Control 1. Lakukan pengkajian nyeri
- Klien mengatakan nyeri di perut kanan secara komperhensif
bagianatas 1. Klien melaporkan nyeri termasuk lokasi,
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 berkurang karakteristik, durasi
hari sebelum masuk rumah sakit. 2. Klien dapat mengenal frekuensi, kualitas dan
R : perut bagian kanan atas kuadran 1 lamanya (onset)nyeri factorpresipitasi.
S : nyeri skala 5 3. Klien dapat 2. Observasi adanya petunjuk
T : nyeri terus-menerus menggambarkan faktor nonverbal mengenai
DO : penyebab ketidaknyamanan
- Composmentis (GCS:14 E3 M6 V5) 4. Klien dapat 3. Kendalikan faktor
- wajah tampak menahansakit menggunakan teknik lingkungan yang dapat
- TD :110/70 mmHg nonfarmakologis mempengaruhi respon
RR : 15 x/menit 5. Klien menggunakan pasien terhadap
N :88x/menit analgesicsesuai ketidaknyamanan(misalnya,
S : 38oC suhu ruangan,pencahayaan,

50
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
CRT: < 2 detik instruksi suara bising)
lab THYPI POST 1/400 4. Ajarkan tentang teknik non
Pain Level farmakologi (teknik relaksasi
nafasdalam)
1. Klien melaporkan nyeri 5. Dukung istirahat/tidur yang
berkurang adekuat untuk membantu
2. Klien tidak tampak penurunannyeri
mengeluh dan
menangis Pemberian analgesik
3. Ekspresi wajah klien 6. Cek adanya riwayat alergi
tidak menunjukkan obat.
nyeri 7. Cek perintah pengobatan
4. Klien tidakgelisah meliputi obat, dosis, dan
frekuensi
1.
Monitor tanda-tanda vital
Monitor tekanan darah, nadi,
suhu dan status pernapasan
dengan tepat
Kamis Hippertermia berhubungan proses infeksi NOC : NIC:
20/5/2021 (penyakit) Thermoregulation Perawatan Demam
DS : Kriteria Hasil : 1. Pantau suhu dan tanda-
- Klien mengatakan lemes 1.Suhu tubuh dalamrentang tanda vital lainnya (tekanan
DO: normal darah, nadi dan
- klien tampak gelisah 2.Nadi dan RR dalamrentang pernapasan)

51
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
- Akral hangat normal 2. Monitor warna dan suhu
- Membran mukosa kering 3.Tidak ada perubahan warna kulit
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari kulit dan tidak ada keluhan 3. Tutup pasien dengan
- TD :110/70 mmHg pusing selimut atau pakaian ringan
RR : 15x/menit tergantung pada fase
N :88x/menit demam
S : 38oC 4. Kompres pasien pada lipat
paha danaksila
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi pemberian
terapi antipiretik, antibiotik
atau agen antimenggigil
Kamis Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NOC : NIC :
20/5/2021 berhubungan penurunan napsumakan Nutritional Status : food and Nutrition Monitoring
DS: Fluid Intake 1. Monitor adanya penurunan
- Klien mengatakan lidah terasa pahit, Kriteria Hasil beratbadan
nafsu makanberkurang 1. Tidak ada tanda-tanda 2. Monitor interaksi anak atau
DO: malnutrisi orangtua selamamakan
- klien tampak lemah 2. Menunjukkan peningkatan 3. Monitor turgorkulit
- Klien tampak lemas, pucat, tidak nafsu fungsi pengecapan dan 4. Monitor kekeringan,
makan. menelan rambut kusam, dan mudah
- BB sebelum masuk 41 kg 3. Tidak terjadi penurunan patah
BB Sesudah masuk 40kg berat badan yangberarti 5. Monitor mual danmuntah
- DiitBK,habis¼porsi250cc,minum1 4. Mampumengidentifikasi 6. Monitor kadaralbumin,
kebutuhan nutrisi total protein, Hb, dan kadar

52
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
gelas 300cc Ht
- IMT 17,9kg/m2
- Hb L11,5g/dL
- Limfosit36%

E. Implementasi dan EvaluasiKeperawatan

Nama Klien : An. S Hari/Tgl : Kamis, 20 April 2021


No. RM : 48 05 36 Ruang Rawat : Lambu Barakati Anak

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Kamis, Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30)
20/4/2021
09.00 1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1 S:
Hasil : & 00002  Klien mengatakan perutnya masih
Tekanan darah: 110/80 mmHg sakit
Nadi : 89 x/menit O:
Suhu : 38,0 oC  Tekanan darah: 100/80mmHg

53
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Pernapasan : 23 x/menit  Skala nyeri5
 Klien nampak meringis dan
09.06 2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 merintih
komperhensif termasuk lokasi, A:
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas  Masalah nyeri belum teratasi
dan faktor presipitasi. P : Intervensidilanjutkan
Hasil :  Lakukan pengkajian nyeri secara
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian komperhensif termasuk lokasi,
uluhati. Dengan skala nyeri 6 dan nyerila karakteristik, durasi frekuensi,
hilang timbul kualitas dan factorpresipitasi.
 Observasi reaksi nonverbal dari
09.10 3. Observasi reaksi nonverbal dari 00132
ketidaknyamanan
ketidaknyamanan.
 Observasi tanda-tandavital.
Hasil : Klien nampak meringis dan
merintih.  Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti
09.30 4. Memonitor adanya penurunan berat 00002 suhu ruangan, pencahayaan dan
badan kebisinganberulang).
Hasil : BB saat ini 40 dan BB sebelumnya  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
41 kg menentukan intervensi.
 Ajarkan tentang teknik non
09.35 5. Mengajarkan tentang teknik non 00132 farmakologi (teknik relaksasi
farmakologi (Teknik nafas dalam) nafasdalam)
Hasil : Klien Nampak mengikuti apa yang  Berikan analgetik untuk
diajarkan (teknik relaksasi nafas dalam ) menguranginyeri

54
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
6. Memonitor mual danmuntah  Tingkatkan istirahat
09.37 Hasil : klien mengatakan masih mual 00002
tetapi tidak muntah 2
S:
7. Menganjurkan klien untuk meningkatkan  Ibu pasien mengatan badan
09.38 istirahat. 00132, 00007 anaknya masihhangat
Hasil : klien nampak mengerti dengan & 00002 O: o
 Suhu : 37,0
apa yang dianjurkan dan akan c
melakukannya.  Kulit terabahangat
A:
8. Mengompres pasien pada lipat paha dan  Masalah hipertermi belum
09.45 aksila 00007 teratasi
Hasil : mengompres lipatan paha dan P : Intervensi tetap dilanjutkan
perut dengan handuk hangat  Pantau suhu dan tanda-tanda
9. Mengontrol lingkungan yang dapat vital lainnya (tekanan darah,
09.45 mempengaruhi nyeri seperti suhu 00132 & nadi danpernapasan)
ruangan, pencahayaan dan kebisingan 00007  Monitor warna dan suhukulit
berulang)  Kompres pasien pada lipat paha
Hasil : Membatasi pengunjung dan dan aksila
mengontrol kebisingan  Berikan cairanintravena
 Kolaborasi pemberian terapi
10. Memonitor interaksi anak atau orangtua antipiretik, antibiotik atau agen
12.10 selamamakan 00002 antimenggigil
Hasil : anak nampak malas makan 3
S:
11. Memonitor mual danmuntah

55
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Hasil : klien mengatakan masih mual 00002  Klien mengatakan malasmakan
tetapi tidak muntah O:
 Klien nampak malasmakan
 Porsi makan tidakdihabiskan
 BB : 40 kg
A:
 Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
belumteratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Monitor adanya penurunan
beratbadan
 Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
 Monitor mual danmuntah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadarHt
Jum’at, Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200)
21/4/2021
1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1 S:
07.30 Hasil : & 00002  Klien mengatakan perutnya masih
Tekanan darah: 100/80 mmHg sakit
Nadi : 92 x/menit O:
Suhu : 37,0 oC  Tekanan darah: 110/80mmHg
Pernapasan : 23 x/menit  Skala nyeri4

56
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
 Klian nampakmerintih
2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 A:
07.36 komperhensif termasuk lokasi,  Masalah nyeri belum teratasi
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas P : Intervensidilanjutkan
dan faktorpresipitasi.  Lakukan pengkajian nyeri secara
Hasil : komperhensif termasuk lokasi,
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian karakteristik, durasi frekuensi,
uluhati. Dengan skala nyeri 4 dan nyerila kualitas dan factorpresipitasi.
hilang timbul  Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Observasi reaksi nonverbal dari 00132  Observasi tanda-tandavital.
07.36 ketidaknyamanan.  Kontrol lingkungan yang dapat
Hasil : Klien nampak merintih mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
4. Menganjurkan untuk melakukan teknik 00132 kebisinganberulang).
07.45 non farmakologi (Teknik nafas dalam dan  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
distraksi) menentukan intervensi.
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan  Ajarkan tentang teknik non
yang telah diajarkan perawat. farmakologi (teknik relaksasi
5. Menganjurkan klien untuk meningkatkan 00132, 00007 nafasdalam)
istirahat. & 00002  Berikan analgetik untuk
Hasil : klien mengatakan ia susah untuk menguranginyeri
tidur  Tingkatkan istirahat

6. Mengompres pasien pada lipat paha dan 00007


08.48 aksila 2

57
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Hasil : mengompres lipatan paha dan S:
perut dengan handuk hangat  Ibu pasien mengatan badan
anaknya masihhangat
7. Mengontrol lingkungan yang dapat 00132 & O: o
10.45 mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007  Suhu : 37,0
c
ruangan, pencahayaan dan kebisingan  Kulit terabahangat
berulang) A:
Hasil : Membatasi pengunjung dan
 Masalah hipertermi belum
mengontrol kebisingan.
teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan
8. Menyambungcairan 00132, 00007
 Pantau suhu dan tanda-tanda
11.10 Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) & 00002
vital lainnya (tekanan darah,
nadi danpernapasan)
9. Memonitor interaksi anak atau orangtua 00002
 Monitor warna dan suhukulit
11.20 selamamakan
 Kompres pasien pada lipat paha
Hasil : anak nampak malas makan
dan aksila
 Berikan cairanintravena
10. Memonitor mual danmuntah
 Kolaborasi pemberian terapi
Hasil : klien mengatakan masih mual
antipiretik, antibiotik atau agen
tetapi tidak muntah
antimenggigil
3
S:
 Klien mengatakan malasmakan
O:
 Klien nampak malasmakan

58
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
 Porsi makan tidakdihabiskan
 BB : 40 kg
A:
 Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
belumteratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Monitor adanya penurunan
beratbadan
 Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
 Monitor mual danmuntah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadarHt

Sabtu, Minggu, 15 Juli (jam 08.00)


22/4/
2021

59
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
07.20 1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1. S:
Hasil: & 00002  Klien mengatakan perutnya
07.25 Tekanan darah: 110/80 mmHg masih sakit tapi makin
Nadi : 90 x/menit berkurang
Suhu : 37,0 oC
Pernapasan : 24 x/menit O:
 Tekanan darah: 110/70mmHg
07.25 2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132  Skala nyeri2
komperhensif termasuk lokasi, A:
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas  Masalah nyeri belum teratasi
dan faktorpresipitasi. P : Intervensidilanjutkan
Hasil :  Lakukan pengkajian nyeri secara
Klien mengatakan perutnya masih sakit, komperhensif termasuk lokasi,
skala nyeri 3 dan nyeri hilang timbul karakteristik, durasi frekuensi,
kualitas dan factorpresipitasi.
07.40 3. Menganjurkan untuk melakukan teknik 00132  Observasi tanda-tandavital.
non farmakologi (Teknik nafas dalam dan  Kontrol lingkungan yang dapat
distraksi) mempengaruhi nyeri seperti
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan suhu ruangan, pencahayaan dan
yang telah diajarkan perawat. kebisinganberulang).
 Ajarkan tentang teknik non
07.41 4. Menganjurkan klien untuk meningkatkan 00132, 00007 farmakologi (teknik relaksasi
istirahat. &00002 nafasdalam)
Hasil : klien mengatakan ia susah untuk  Berikan analgetik untuk
tidur menguranginyeri
10.15 5. Mengontrol lingkungan yang dapat 00132&

60
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007  Tingkatkan istirahat
ruangan, pencahayaan dan kebisingan 2
berulang) S:
Hasil : Membatasi pengunjung dan  Ibu pasien mengatan badan
mengontrol kebisingan. anaknya tidak sehangat seperti
kemarin-kemarin
11.20 6. Menyambungcairan 00132, 00007 O: o
 Suhu : 36,9
Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) & 00002 c
 Kulit terabahangat
12.25 7. Memonitor interaksi anak atau orangtua 00002 A:
selamamakan  Masalah hipertermi teratasi
14.10 Hasil : anak nampak malas makan P : Intervensidihentikan

8. Memonitor mual danmuntah 3


Hasil : klien mengatakan masih mual S:
tetapi tidak muntah  Klien mengatakan masih malas
makan
O:
 Klien nampak malasmakan
 Porsi makan tidakdihabiskan
 BB : 40 kg
A:
 Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belumteratasi
belumteratasi

61
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
P : Intervensi dilanjutkan
 Monitor adanya penurunan
beratbadan
 Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
 Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadarHt

Minggu, Senin, 16 Juli 2018 (jam 07.45)


23/4/2021
08.05 1. Monitor tanda-tandavital 00132, 00007 1 S:
Hasil: & 00002  Klien mengatakan perutnya
Tekanan darah: 110/70 mmHg masih sakit namun tidak
Nadi : 84 x/menit mengganggu
Suhu : 36,7 oC
Pernapasan : 25 x/menit O:
 Tekanan darah: 100/70mmHg
08.10 2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132
 Skala nyeri2
komperhensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas A:
dan faktorpresipitasi.  Masalah nyeriteratasi
Hasil :
Klien mengatakan sakit perutnya sangat P:
berkurang , skala nyeri 2 dan nyeri hilang

62
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
timbul  Intervensidihentikan

08.10 3. Menganjurkan untuk melakukan teknik 00132 2


non farmakologi (Teknik nafas dalam dan S:
distraksi)  Klien mengatakan masih malas
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan makan
yang telah diajarkan perawat. O:
 Klien nampak malasmakan
08.15 4. Menganjurkan klien untuk meningkatkan 00132, 00007  Porsi makan tidakdihabiskan
istirahat. &00002  BB : 40 kg
Hasil : klien mengatakan ia susah untuk A:
tidur  Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
11.00 5. Mengontrol lingkungan yang dapat 00132& belumteratasi
mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007 P : Intervensi dilanjutkan
ruangan, pencahayaan dan kebisingan  Monitor adanya penurunan
berulang) beratbadan
Hasil : Membatasi pengunjung dan  Monitor interaksi anak atau
mengontrolkebisingan. orangtua selama makan
 Monitor mual danmuntah
11.20 6. Monitor interaksi anak atau orangtua 00002  Monitor kadar albumin, total
selamamakan protein, Hb, dan kadarHt
Hasil : anak nampak malas makan

7. Memonitor mual danmuntah


Hasil : klien mengatakan masih mual

63
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
tetapi tidak muntah

12.30 8. Menyambung cairan 00132, 00007


Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) & 00002

Senin, Selasa, 17 Juli 2018 (jam 10.00)


24/4/2021
07.45 1. Monitor tanda-tandavital 00007 1 S:
Hasil:  Klien mengatakan mulai enak
Tekanan darah: 100/80 mmHg makan karena sudah tidakmual
Nadi : 84 x/menit O:
Suhu : 36,6 oC  Porsi makan mulai sisasedikit
Pernapasan : 25 x/menit  BB : 40 kg
A:
07.50 2. Menganjurkan klien untuk banyak 00007  Masalah nutrisi kurang dari
istirahat kebutuhan tubuhteratasi
Hasil : klien mengatakan ia akan mengatur P : Intervensi dihentikan
waktu saat di rumah

08.15 3. Monitor interaksi anak atau orangtua 00007


selamamakan
Hasil : anak nampak malas makan

08.20 4. Memonitor mual danmuntah 00007


Hasil : klien mengatakan masih mual
tetapi tidak muntah

64
77

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun hasil asuhan keperawatan kepada klien yang didapatkan dari

pengkajian, penegakkan diagnosa keperawatan, menentukan rencana

keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi, yaitu :

1. Pengkajian

Berdasarkan pengkajian pada An. S tanggal 12 Juli pukul 07.45 WITA

dengan demam thypoid diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan

manifestasi klinis dari penyakit demam thypoid yaitu nyeri pada daerah perut

kanan bagian atas, lemas, lidah terasa pahit, nafsu makan berkurang, tidak

nafsu makan, akral hangat, membran mukosa kering.

2. DiagnosaKeperawatan

Berdasarkan hasil data pengkajian yang telah dilakukan, dirumuskan

diagnosa keperawatan pada An.S dengan demam thypoid yang sesuai dengan

teori yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (imflamsi

hati), Hippertermia berhubungan proses infeksi (penyakit), Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan napsu makan.

3. RencanaKeperawatan

Dalam membuat rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnosa yang

ditegakkan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan. Tidak ada

kesenjangan rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnosa

yang sama.

4. Implementasi Keperawatan
78

Tindakan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai rencana pada teori.

Tidak semua tindakan yang direncanakan dilakukan karena penulis dalam

melakukan tindakan lebih mengutamakan tindakan prioritas dalam proses

pengobatan dan penyembuhan pasien dan juga disesuaikan dengan kondisi,

situasi, dan perubahan yang dialami pasien.

5. EvaluasiKeperawatan

Klien di pulangkan karena kondisinya telah membaik dan disarankan

untuk kembali melakukan kontrol. Maka penulis memberikan health

education mengenai menganjurkan kepada klien untuk selalu melakuan teknik

relaksasi napas dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan menganjurkan klien

untuk selalu meningkatkan istirahat, juga menganjurkan pada klien untuk

selalu mengkonsumsi air yang cukup dan menganjurkan keluarga untuk selalu

menemani klien serta mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai dengan

instruksi.
78

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa


saran, antara lain :
1. Bagi Instansi RumahSakit

Bagi RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, untuk meningkatkan mutu

pelayanan keperawatan yang ditunjang dengan pengadaan fasilitas-fasilitas

yang memadai berkaitan dengan pasien demam thypoid.

2. Bagiperawat

2.1 Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan

kerja sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh

sesuai dengan kondisi klien. Diharapkan dalam perumusan masalah

sesuai dengan data yang diperoleh dari klien. Dapat mengaplikasikan

semua rencana dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Kemudian

dapat memperoleh evaluasi sesuai yang diharapkansebelumnya.

2.2 Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan Health Education

pada pasien terkait hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya,

sehingga mampu mengurangi tingkat streshospitalisasi.

3. Bagi institusipendidikan

Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang

pembuatan asuhan keperawatan baik itu yang terkait penyakit demam thypoid

maupun penyakit-penyakit lainnya.


79

4. Bagi klien dan keluarga klien

Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan keluarga klien

dengan perawat dalam proses keperawatan. Sehingga didapatkan proses

keperawatan yang berkesinambungan, cepat dan tepat kepada klien.

5. BagiMahasiswa

Untuk mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya agar

lebih memeperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai

dengan data yang diperoleh pada saat pengkajian.

Anda mungkin juga menyukai