THYPOID FEVER
Disusun Oleh
Keperawatan
21142010005
TA 2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Thypoid Fever” dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II. Penulisan makalah ini tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu.
Demikian semoga Allah SWT selalu berkenan melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekeliruan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
Baru pada tahun ( 1837 William Word Gerhard ) dari Philadelphia dapat
membedakan tifoid dari typhus. pada tahun ( 1880 Eberth ) menemukan
Bacillus typhosus pada sediaan histology yang berasal dari kelenjar limfe
mesentarial dan limpa. Pada tahun ( 1884 Gaffky ) berhasil membiakkan
salmonella tyhpi, dan memastikan bahwa penularannya melalui air dan bukan
udara.
1
komprehensif, mengingat penularan salmonella thypi ada dua sumber yaitu
pasien dengan demam thypoid dan pasien dengan carier. Pasien carier adalah
orang yang sembuh dari demam thypoid dan terus mengekspresi salmonella
thypi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun (Depkes, 2008) .
2
193.856 dengan proporsi 7,52%, urutan ketiga ditempati oleh DBD dengan
jumlah kasus 77.539 dengan proporsi 3,01% (Depkes RI, 2009).
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan dari makalah adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
Pasien Thypoid Fever
b. Tujuan khusus
1. Mampu Melakukan Pengkajian pada pasien
2. Mampu Menegakkan Diagnosa Keperawatan
3. Mampu Meakukan Intervensi Keperawatan
4. Mampu Melakukan Implementasi Kperawatan
5. Mampu Melakukan Evaluasi Keperawartan
1.3 Manfaat
A. Manfaat bagi praktek keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus typhoid.
B. Manfaat bagi Institut
Untuk memberi bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama
pada perawatan pasien typhoid, juga sebagai bahan bacaan dan menambah
wawasan bagi mahasiswa keperawatan yang berkaitan dengan cara
perawatan typhoid.
C. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis mengenai kasus typhoid.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
Salmonella Thypi.Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella (Smeltzer & Bare, 2002).
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella Thypi(Arief Maeyer, 1999 ).
Demam typhoid adalah penyakit bakteri yang disebabkan oleh Salmonella
typhi (WHO).
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. Sinonim dari
penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis (Sudoyo, A.W., &
B. Setiyohadi, 2006).
Demam tifoid (Thypoid fever) adalah penyakit menular yang bersifat akut,
yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial
yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di
distal ileum. Tifus abdominalis adalah suatu infeksi sistem yang ditandai
demam, sakit kepala, kelesuan, anoreksia, bradikardi relatif, kadang - kadang
pembesaran dari limpa/hati/kedua-duanya ( Samsuridjal , 2010 ) .
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella ( Bruner and Sudart, ) .
2.2 Etiologi
Penyebab demam typhoid adalah bakteri Salmonella typhi.Sementara
demam paratyphoid yang gejalanya mirip dengan demam typhoid namun
4
lebih ringan, disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, B, atau C. ( James
Chin, MD, 2006)
Salmonella typhisama dengan salmonella yang lain adalah bakteri
Gram-nagative, mempunyai flegala, tidak berkapul, tidak membentuk
spora, fakultatif anaerob. Mempunyai antigen somatik (O) yang terdiri dari
oligosakarida, flageral antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope
antigen (K)yang terdiri dari polisakarida.
Penyebab demam tifoid dan demam paratifoid adalah S.typhi,
S.paratyphi A, S.paratyphi B dan S.paratyphi C. (Arjatmo Tjokronegoro,
1997).
2.3 Patofisiologi
Kuman Salmonella typhi masuk tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan air yang tercemar.Sebagian kuman dimusnakan oleh
asam lambung.Sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan
limfoid di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi.
Basil diserap di usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke
dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe,
sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan.
Basil masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh
terutama kelenjar limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong
pada mukosanya, mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus, Gejala
demam disebabkan oleh endotoxin.
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku),
Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melalui Feses. Masa inkubasi demam
tifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari)
bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selama masa inkubasi
penderita tetap dalam keadaan asimtomatis (Soegeng soegijanto, 2002).
5
2.4 Manifestasi klinis
Gejala-gejala yang timbul bervariasi. Dalam minggu pertama, keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu
demam,nyeri kepala,pusing,nyeri otot,anoreksia,mual muntah,nyeri perut ,
batuk, dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapat peningkatan suhu
badan.
Dalam minggu kedua gejala-gejala terlihat lebih jelas berupa
demam,bradikardi,dan lidah penderita tifoid kotor ditengah, tepi dan ujung
merah dan tremor, hepatomegali, splenomegali, gangguan kesadaran berupa
somnolen sampai koma.
2.5 Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
2. Komplikasi ekstraintestinal :
a. Komplikasi kardiovaskular : kegagalan sirkulasi
perifer(renjatan,sepsis),miokarditis,trombosis,dan
tromboflebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitiktrombositopenia dan
sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, pleuritis.
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dan
kelolitiasis.
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan
perinefritis.
f. Komplikasi tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, artritis
g. Komplikasi neuropsikiatri : delirium, meningismus, meningitis,
polineuritis perifer, sindrome Guillain-Barre, psikosis dan
sindrom katatonia.
6
2.6 Penatalaksanaan dan terapi
Adapun penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien dengan kasus
typhoid :
1. Pemberian antibiotik , gunanya yaitu untuk menghentikan dan
memusnahkan penyebaran kumam
2. Istirahat dan perawatan profesional, bertujuan mencegah omplikasi dan
mempercepat penyembuhan. Pasien harus tirah baring minimal 7 atau 14
hari, mobilisasi dilakukan bertahap sesuai dengan kekuatan pasien. Dalam
perawatan perlu sekali dijaga hygene personal, kebersihan tempat tidur,
pakaian, dan peralatan yang dipakai oleh pasien.
3. Diet dan terapi penunjang, sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien mulai
dari bubur saring, bubur kasar sampai akhirnya nasi
Adapun terapi yang dapat diberikan pada pasien typhoid antara lain :
1. IVFD : Ringer laktat 20 tts/i
2. Injeksi :
a. Cefotaxime 500 mg/12 jam
b. Ranitidine 1A/12 jam
c. Paracetamol 3 x 500 mg/hari
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 10 tahun
Status Perkawinan : belum
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Meurah Mulia
Tanggal masuk RS : 2 Maret 2017
No. Register : 06.74.78
Tanggal Pengkajian :3 Maret 2017
Diagnosa Medis : Typhoid
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Yuswanto
Hubungan dengan pasien : Ayah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Meurah Mulia
8
B. Hal yang memperbaiki keadaan pasien dengan membawa ke
rumah sakit
2. Quantity/quality
A. Os merasakan demam
B. Os terlihat meringis
3. Ragion
A. Lokasi : di seluruh tubuh
B. Penyebaran : tidak menyebar
4. Savetity ( menggunakan aktivitas)
Os melakukan aktivitas tanpa bantuan dari keluarga
5. Time (waktu timbul penyakit)
Penyakit dapat timbul kapan saja
6. Riwayat penyakit yang lalu
Pasien sebelumnya pernah mengalami penyakit Hepatitis A
9
C. Penyakit keturunan yang ada : -
D. Anggota keluarga yang meninggal : tidak ada
E. Penyebab meninggal : -
F. Genogram
Pasien tidak mempunyai penyakit keturunan dalam keluarga
Genogram
Keterangan :
laki-laki hidup
perempuan hidup
Penderita
10
4. Peran Diri : Klien berperan sebagai anak ke 2 dalam
keluarga
5. Personal Identity : Klien sebagai ibu rumah tangga
D. Keadaan emosi : klien dapat mengontrol emosinnya
E. Perhatian terhadap orang lain : baik
F. Hubungan dengan keluarga : baik
G. Hubungan dengan orang lain : baik
H. Kegemaran : membaca
I. Mekanisme pertahanan diri : baik
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 38 °C Nadi : 88x/menit
TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit
TB : 155 cm BB : 55 Kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
a. Kepala dan rambut
1. Kepala
Bentuk : simetris
Ubun-ubun : keras tertutup
Kulit kepala : bersih
2. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata,
keadaan rambut baik
Bau : Rambutnya tidak berbau
Warna kulit : Sawo matang
3. Wajah : Oval, tidak ada kelainan
Warna kulit : tidak ada kelainan
11
b. Mata
1. Kelengkapan dan Kesimetrisan
Mata klien lengkap, simetris kiri dan kanan
2. Palpebra
Palpebra klien normal/tidak terdapat kelainan
3. Konjuktiva dan sclera
Konjuktiva dan sclera pucat
4. Pupil
Pupil klien normal dapat beradaptasi dengan rangsangan
cahaya
5. Kornea
Kornea dan iris klien normal/tidak terjadi gangguan
c. Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septumnasi : simetris
2. Lubang hidung : simetris
3. Cuping hidung : tidak ada cuping
d. Telinga
1. Bentuk telinga : simetris ka.ki
2. Ukuran telinga : sedang
3. Ketajaman pendengaran : klien dapat mendengar dengan baik
12
4. kelebaban : Kering
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : tidak ada pemeriksaan
2. Warna payudara dan areola : tidak ada pemeriksaan
3. Kelainan payudara dan putting : tidak ada pemeriksaan
4. Aksila dan clavikula : tidak ada pemeriksaan
F. Pemeriksaan Thoraks dan Dada
1. Infeksi Thoraks
a. Bentuk thoraks : tidak ada pemeriksaan
b. Pernafasan :
- Frekuensi : tidak ada pemeriksaan
- Irama : tidak ada pemeriksaan
c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada pemeriksaan
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara : tidak ada pemeriksaan
b. Perkusi : tidak ada pemeriksaan
c. Auskultasi
- Suara nafas : tidak ada pemeriksaan
- Suara tambahan : tidak ada pemeriksaan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Insfeksi : tidak ada pemeriksaan
b. Palpasi : tidak ada pemeriksaan
- Ictus cordis : tidak ada pemeriksaan
c. Perkusi : tidak ada pemeriksaan
d. Auskultasi : tidak ada pemeriksaan
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi :
a. Bentuk abdomen : Simetris
b. Benjolan/massa : tidak ada
c. Bayangan pembuluh darah : tidak ada
2. Auskultasi
- Peristaltik usus : 10x/i
13
3. Palpasi
a. Benjolan / massa : tidak ada benjolan
b. Tanda ascites : tidak ada acites
c. Hepar : tidak ada hepatomegali
d. Lien : tidak ada splenomegali
e. Titik mc.burney : tidak ada
4. Perkusi
a. Suara abdomen :
b. Pemeriksaan ascites : tidak ada acites
H. Pemeriksaan kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genitalia :
a. Rambut pubis : tidak ada pemeriksaan
b. Lubang uretra : tidak ada pemeriksaan
c. Kelainan pada genetalia eksterna : tidak ada pemeriksaan
d. Kelainan pada genetalia interna : tidak ada pemeriksaan
2. Anus
a. Lubang Anus : tidak ada pemeriksaan
b. Kelainan pada lubang anus : tidak ada pemeriksaan
c. Perineum : tidak ada pemeriksaan
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal / ekstremitas
1. Ekstremitas Atas :
a. Kesimetrisan Otot : simetris
b. Edema (derajat) : tidak ada
c. Kekuatan Otot : tidak ada
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada
2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot : simetris
b. Edema : tidak ada pemerisaan
c. Kekuatan Otot : tidak ada pemeriksaan
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada pemeriksaan
e. Varises : tidak ada pemeriksaan
14
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran : composmentis
GCS : 15 E 5 M 5 V 5
2. Meningeal sign : tidak ada pemeriksaan
3. Status mental
a. Kondisi emosi dan perasaan : Stabil
b. Orientasi : normal
c. Proses berfikir (ingatan, keputusan, perhitungan) : normal
Motivasi (kemauan) :Kemauan pasien untuk sembuh sangat besar
d. Bahasa:Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa Aceh
4. Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius / N I / Penciuman (hidung) : normal
b. Nervus Optikus / N II / Penglihatan (mata) : normal
c. Nervus Okulomotoris / N III, Trochlearis / N IV, Abdusen / N
VI/Bergeraknya bola mata : normal
d. Nervus Trigeminus /N V/Sentuhan Halus (dgn kapas) : normal
e. Nervus Fasialis/N VII/Wajah/(otot wajah) : normal
f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII/Acusticus (pendengaran) :
normal
g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X/ Menelan
(tenggorokan) : normal
h. Nervus Asesorius/N XI/Bahu : normal
i. Nervus Hipoglosus/N XII/Lidah : normal
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan : sedikit terganggu
b. Romberg Test : tidak ada pemeriksaan
c. Test Jari Hidung : tidak ada pemeriksaan
d. Pronasi Suvinasi Test : tidak ada pemeriksaan
e. Heel to Shin Test : tidak ada pemeriksaan
6. Fungsi Sensorik
a. Identifikasi sentuhan ringan : tidak ada pemeriksaan
b. Test Tajam Tumpul : tidak ada pemeriksaan
15
c. Test Panas Dingin : tidak ada pemeriksaan
d. Test Getaran : tidak ada pemeriksaan
e. Sreognosis Test : tidak ada pemeriksaan
7. Reflek
a. Reflek Bisep : tidak ada pemeriksaan
b. Reflek Trisep : tidak ada pemeriksaan
c. Reflek Brachioradialis : tidak ada pemeriksaan
d. Reflek Patelar : tidak ada pemeriksaan
e. Reflek Tendon Achiles : tidak ada pemeriksaan
f. Reflek Plantar : tidak ada pemeriksaan
16
BAK
Pola BAK
- : 4-5 x sehari
- Karakteristik :
o Warna : Kekuning kuningan
o Bau : Normal
o Berat Jenis : Normal
b. Selama Sakit :
BAB
- Pola BAB : 1x sehari
- Karakteristik Fases :
o Warna : Kekuning coklat
o Konsistensi : Lunak
o Bau : Bau busuk
BAK
- Pola BAK : 8x/hari
- Karakteristik :
o Warna : Kekuning - kuningan
o Bau : Normal
o Berat Jenis : Normal
b. Tanda objek
- BB sekarang : 52 kg
- TB : 155 cm
17
e. Pola minum
- Jumlah/porsi : 6-8 gelas sehari
- Kesulitan menelan : tidak
2. Selama Sakit :
1.Pola makan :
- Diet type : makan rendah serat
- Jumlah/porsi : 2/3 porsi yang disediakan habis
- Pola diet : pagi , siang malam
- Anoreksia : ada
- Mual muntah: ada , 250 cc
- Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi makanan : tidak ada
- BB biasa : 55 kg
2. Tanda objek
- BB sekarang : 52 kg
- TB : 155 cm
3. Waktu pemberian makanan : pagi, siang, malam
4. Masalah makanan
- Kesulitan mengunyah : tidak ada
- Kesulitan menelan : tidak ada
- Tidak dapat makan sendiri : -
5. Pola minum
- Jumlah/porsi : 3-4 gelas sehari
- Kesulitan menelan : tidak
D. Kebersihan diri / personal hygene
a. Sebelum sakit:
1. Pemeliharaan badan : bersih
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : bersih
3. Pemeliharaan kuku : bersih
b. Selama sakit:
1. Pemeliharaan badan : mandi 1x sehari
18
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : sikat gigi 1x sehari
3. Pemeliharaan kuku : kuku bersih
F. Kebiasaan ibadah
1. Sebelum sakit : ibadah rutin
2. Selama sakit : ibadah terganggu
19
2. EKG : tidak dilakukan
3. Rongent : tidak dilakukan
20
Do : 1/3 porsi diet adekuat/kurang
MB yang disediakan
habis .
21
sebanyak untuk
2500 cc/hari mengurangi
demam dengan
aksi sentralnya
pada
hipotalamus
meskipun
demam dapat
berguna dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme.
22
tidur. bakteri potensial
penyebab
infeksi
23
3.14 IMPLEMENTASI
NO Waktu dan tanggal IMPLEMENTASI
1 19.05 wib - memberikan kompres hangat
03 Maret 2017 - menganjurkan makan buah-buahan yang banyak
mengandung air, misalnya pepaya
-memberikan obat sesuai indikasi dokter,
paracetamol 500 mg 3 x 1
-menganjurkan klien minum sebanyak 2500
cc/hari
24
3.12 EVALUASI
NO
DX TANGGAL/HARI/JAM CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP-SOAPI)
25
- Atur tetesan infus permenit (20 tts/i)
3 Maret 2017/ Senin / 17.05 WIB - anjurkan keluarga memberi makanan kesukaan os.
-Memberikan pemahaman kepada keluarga klien dan klien tentang manfaat
makanan
- anjurkan memberikan makanan dengan porsi kecil sesering mungkin
I
26
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Kompres hangat
- - Kolaborasi pemberian analgetik (paracetamol 500 mg 3 x 1)
27
makanan
-anjurkan untuk memberikan makanan dengan porsi kecil sesering mungkin
28
3 S: klien mengatakan sudah nafsu makan
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Ny. S dengan diagnosa
medis Thipoid meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Implementasi, dan
e. Evaluasi
2. Setelah dilakukan beberapa pengkajian, didapatkan 3 diagnosa
keperawatan :
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hipertermi
b. Resiko tinggi terhadap perubahan membran mukosa oral
berhubungan dengan dehidrasi
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan makanan yang tidak adekuat/kurang
3. Berdasarkan implementasi yang didasarkan pada intervensi
keperawatan, maka diperoleh hasil evaluasi, bahwa masalah telah
teratasi.
4.2 Saran
a. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien Thypoid
harus didasarkan pada 5 metode Asuhan Keperawatan.
b. Dalam melakukan asuhan keperawatan, sebaiknya bersamaaan
dengan komunikasi yang baik pada pasien
30
31