PENDAHULUAN
Baru pada tahun ( 1837 William Word Gerhard ) dari Philadelphia dapat
membedakan tifoid dari typhus. pada tahun ( 1880 Eberth ) menemukan
Bacillus typhosus pada sediaan histology yang berasal dari kelenjar limfe
mesentarial dan limpa. Pada tahun ( 1884 Gaffky ) berhasil membiakkan
salmonella tyhpi, dan memastikan bahwa penularannya melalui air dan bukan
udara.
1
menempati urutan ke 21, penyakit thypoid memerlukan perawatan yang
komprehensif, mengingat penularan salmonella thypi ada dua sumber yaitu
pasien dengan demam thypoid dan pasien dengan carier. Pasien carier adalah
orang yang sembuh dari demam thypoid dan terus mengekspresi salmonella
thypi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun (Depkes, 2008) .
2
Insidens rate demam tifoid tertinggi di Papua New Guinea sekitar 1.208
per 100.000 penduduk per tahun. Insidens rate di Indonesia masih tinggi yaitu
358 per 100.000 penduduk pedesaan dan 810 per 100.000 penduduk
perkotaan per tahun dengan rata-rata kasus per tahun 600.000-1.500.000
penderita. Angka kematian demam tifoid di Indonesia masih tinggi dengan
CFR sebesar 10% (Nainggolan, R, 2011).
Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI, pada tahun 2008,
demam tifoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien
rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan
proporsi 3,15%, urutan pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus
193.856 dengan proporsi 7,52%, urutan ketiga ditempati oleh DBD dengan
jumlah kasus 77.539 dengan proporsi 3,01% (Depkes RI, 2009).
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan laporan pendahuluan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan atau perawat tentang penyakit
demam typhoid beserta prinsip asuhan keperawatan klien dengan kasus
typhoid
b. Tujuan khusus
Menjelaskan pengertian typhoid
Menjelaskan etiologi typhoid
Menjelaskan patofisiologi typhoid
Menjelaskan tanda dan gejala typhoid
Menjelaskan komplikasi typhoid
Menjelaskan penatalaksanaan typhoid
3
1.3 Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
Salmonella Thypi.Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella (Smeltzer & Bare, 2002).
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella Thypi(Arief Maeyer, 1999 ).
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. Sinonim dari
penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis (Sudoyo, A.W., &
B. Setiyohadi, 2006).
Demam tifoid (Thypoid fever) adalah penyakit menular yang bersifat akut,
yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial
yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di
distal ileum. Tifus abdominalis adalah suatu infeksi sistem yang ditandai
demam, sakit kepala, kelesuan, anoreksia, bradikardi relatif, kadang - kadang
pembesaran dari limpa/hati/kedua-duanya ( Samsuridjal , 2010 ) .
5
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
6
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly(lalat), dan melalui Feses. Masa inkubasi demam tifoid
berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari) bergantung jumlah
dan strain kuman yang tertelan. Selama masa inkubasi penderita tetap dalam
keadaan asimtomatis (Soegeng soegijanto, 2002).
2.5 Komplikasi
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
2. Komplikasi ekstraintestinal :
7
a. Komplikasi kardiovaskular : kegagalan sirkulasi
perifer(renjatan,sepsis), miokarditis,trombosis, dan
tromboflebitis.
8
3. Diet dan terapi penunjang, sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien
mulai dari bubur saring, bubur kasar sampai akhirnya nasi
Adapun terapi yang dapat diberikan pada pasien typhoid antara lain :
d. Sohobion 2 x 1
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 28 tahun
Status Perkawinan : kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Alamat : Takengon
Tanggal masuk RS : 24 November 2014
Tanggal Pengkajian : 24 November 2014
Diagnosa Medis : Typhoid
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tony
Hubungan dengan pasien : Ayah
10
Pekerjaan : PNS
Alamat : Takengon
11
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
klien memberikan obat sesuai indikasi dokter
C. Pernah dirawat/dioperasi
Os tidak pernah dirawat
D. Alergi
Os tidak ada alergi
E. Imunisasi
Tidak ada
Genogram
12
Keterangan :
laki-laki hidup
Laki-laki meninggal
perempuan hidup
Penderita
13
H. Kegemaran : main game
I. Mekanisme pertahanan diri : baik
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 37 °C Nadi : 96x/menit
TB : 159 cm BB : 54 Kg
2. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata,
keadaan rambut baik
b. Mata
1. Kelengkapan dan Kesimetrisan
Mata klien lengkap, simetris kiri dan kanan
14
2. Palpebra
Palpebra klien normal/tidak terdapat kelainan
4. Pupil
Pupil klien normal dapat beradaptasi dengan rangsangan
cahaya
5. Kornea
Kornea dan iris klien normal/tidak terjadi gangguan
c. Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septumnasi : simetris
2. Lubang hidung : simetris
3. Cuping hidung : tidak ada cuping
d. Telinga
1. Bentuk telinga : simetris ka.ki
2. Ukuran telinga : sedang
3. Ketajaman pendengaran : klien dapat mendengar dengan baik
e. Mulut dan faring
1. Keadaan bibir : kering
2. Keadaan gusi dan gigi : bersih
3. Keadaan lidah : normal
f. Leher
1. Tiroid : tidak ada pemeriksaan
2. Suara : tidak ada pemeriksaan
3. Denyut nadi karotis : tidak ada pemeriksaan
D. Pemeriksaan integument
1. Kebersihan : Baik,kulit tampak bersih.
2. Warna : warna kulit klien hitam
15
3. Turgor : Turgor kulit baik
4. kelebaban : Kering
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : tidak ada pemeriksaan
2. Warna payudara dan areola : tidak ada pemeriksaan
3. Kelainan payudara dan putting : tidak ada pemeriksaan
4. Aksila dan clavikula : tidak ada pemeriksaan
16
b. Benjolan/massa : tidak ada pemeriksaan
c. Bayangan pembuluh darah : tidak ada pemeriksaan
2. Auskultasi
- Peristaltik usus : tidak ada pemeriksaan
3. Palpasi
a. Benjolan / massa : tidak ada pemeriksaan
b. Tanda ascites : tidak ada pemeriksaan
c. Hepar : tidak ada pemeriksaan
d. Lien : tidak ada pemeriksaan
e. Titik mc.burney : tidak ada pemeriksaan
4. Perkusi
a. Suara abdomen : tidak ada pemeriksaan
b. Pemeriksaan ascites : tidak ada pemeriksaan
H. Pemeriksaan kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genitalia :tidak ada pemeriksaan
2. Anus : tidak ada pemeriksaan
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal / ekstremitas
1. Ekstremitas Atas
a. Kesimetrisan Otot : simetris
b. Edema (derajat) : tidak ada
c. Kekuatan Otot : tidak ada
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada
2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot : simetris
b. Edema : tidak ada pemerisaan
c. Kekuatan Otot : tidak ada pemeriksaan
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada pemeriksaan
e. Varises : tidak ada pemeriksaan
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran :
GCS : 15 E 5 M 5 V 5
17
2. Meningeal sign : tidak ada pemeriksaan
3. Status mental
a. Kondisi emosi dan perasaan : Stabil
b. Orientasi : normal
c. Proses berfikir (ingatan, keputusan, perhitungan) : normal
Motivasi (kemauan) :Kemauan pasien untuk sembuh sangat besar
d. Bahasa:Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa Gayo
4. Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius / N I / Penciuman (hidung) : normal
b. Nervus Optikus / N II / Penglihatan (mata) : normal
c. Nervus Okulomotoris / N III, Trochlearis / N IV, Abdusen / N
VI/Bergeraknya bola mata : normal
d. Nervus Trigeminus /N V/Sentuhan Halus (dgn kapas) : normal
e. Nervus Fasialis/N VII/Wajah/(otot wajah) : normal
f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII/Acusticus (pendengaran) :
normal
g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X/ Menelan
(tenggorokan) : normal
h. Nervus Asesorius/N XI/Bahu : normal
i. Nervus Hipoglosus/N XII/Lidah : normal
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan : sedikit terganggu
b. Romberg Test : tidak ada pemeriksaan
c. Test Jari Hidung : tidak ada pemeriksaan
d. Pronasi Suvinasi Test : tidak ada pemeriksaan
e. Heel to Shin Test : tidak ada pemeriksaan
6. Fungsi Sensorik
a. Identifikasi sentuhan ringan : tidak ada pemeriksaan
b. Test Tajam Tumpul : tidak ada pemeriksaan
18
c. Test Panas Dingin : tidak ada pemeriksaan
d. Test Getaran : tidak ada pemeriksaan
e. Sreognosis Test : tidak ada pemeriksaan
7. Reflek
a. Reflek Bisep : tidak ada pemeriksaan
b. Reflek Trisep : tidak ada pemeriksaan
c. Reflek Brachioradialis : tidak ada pemeriksaan
d. Reflek Patelar : tidak ada pemeriksaan
e. Reflek Tendon Achiles : tidak ada pemeriksaan
f. Reflek Plantar : tidak ada pemeriksaan
19
o Warna : Kuning kecoklatan
o Konsistensi : Lunak
o Bau : Bau busuk
BAK
- Pola BAK : 4-5 x sehari
- Karakteristik :
o Warna : Kekuning kuningan
o Bau : Normal
o Berat Jenis : Normal
b. Selama Sakit :
BAB
- Pola BAB : 1x sehari
- Karakteristik Fases :
o Warna : Kekuning coklat
o Konsistensi : Lunak
o Bau : Bau busuk
BAK
- Pola BAK : Rutin
- Karakteristik :
o Warna : Kekuning - kuningan
o Bau : Normal
o Berat Jenis : Normal
C. Pola makan dan minum
1. Sebelum Sakit :
a. Pola makan :
- Diet type : makan biasa
20
- Jumlah/porsi : normal
- Pola diet : pagi , siang malam
- Anoreksia :-
- Mual muntah : tidak ada
- Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi makanan : -
- BB biasa : 58 kg
b. Tanda objek
- BB sekarang : 60 kg
- TB : 160 cm
c. Waktu pemberian makanan : sesuai pola diet
d. Masalah makanan
- Kesulitan mengunyah : tidak
- Kesulitan menelan : tidak
- Tidak dapat makan sendiri : -
e. Pola minum
- Jumlah/porsi : 6-8 gelas sehari
- Kesulitan menelan : tidak
2. Selama Sakit :
1. Pola makan :
- Diet type : makan biasa
- Jumlah/porsi : 2/3 porsi yang disediakan habis
- Pola diet : pagi , siang malam
- Anoreksia : ada
- Mual muntah: ada
- Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi makanan : tidak ada
- BB biasa : 60 kg
2. Tanda objek
21
- BB sekarang : 55 kg
- TB : 160 cm
1. Waktu pemberian makanan : sesuai pola diet
2. Masalah makanan
- Kesulitan mengunyah : tidak
- Kesulitan menelan : tidak
- Tidak dapat makan sendiri : -
3. Pola minum
- Jumlah/porsi : 3-4 gelas sehari
- Kesulitan menelan : tidak
22
1. Laboratorium
a. Jenis spesimen : urine pagi
b. Kekeruhan : jernih
c. Warna : kuning muda
d. Berat jenis : 1,020
e. Protein : 25 mg/ dl (+)
f. Keton : + 4
g. Eritrosit : 5-10
h. Leukosit : 2-5
i. Epitel : 25-50
j. Anti dengue IgM : -
k. Anti dengue IgG : -
2. EKG : tidak dilakukan
3. Rongent : tidak dilakukan
23
RR : 24 x/i
Td : 142/92 mmHg
Pulse : 90x/i
Ds : os mengeluh Dehidrasi Resiko tinggi terhadap
kering didaerah perubahan membran
sekitar bibir mulut mukosa oral
Do : membrane
mukosa mulut os
terlihat kering dan
pecah-pecah
Ds : os mengeluh Masukan makanan yang Perubahan nutrisi kurang
tidak nafsu makan tidak adekuat/kurang dari kebutuhan tubuh
Do : 2/3 porsi diet
MB yang
disediakan habis .
24
lemah dengan suhu : -menyangkal demam dengan tenaga merupakan proses
380C -melaporkan adanya kesehatan infeksius yang akut
RR : 24 x/i perasaan nyaman lainnya dalam Pola demam dapat
Td : 192/42 mmHg -TTV yang meliputi suhu, memberikan membantu dalam
Pulse : 90x/i RR,pulse,Td dalam obat diagnosis mengigil
batasan yang normal. -anjurkan klien sering mendahului
minum puncak suhu.
sebanyak 2500 -Digunakan untuk
cc/hari mengurangi
demam dengan aksi
sentralnya pada
hipotalamus
meskipun demam
dapat berguna
dalam membatasi
pertumbuhan
organisme.
25
tubuh berhubungan nutrisi untuk tubuh kepada keluarga tentang nutrisi
dengan masukan secara adekuat. Dengan pasien tentang sehingga motivasi
makanan yang tidak criteria evaluasi : manfaat makanan untuk makan
adekuat/kurang - nafsu makan meningkat - timbang berat meningkat.
Ds : os mengeluh tidak - klien dapat badan klien setiap
- untuk mengetahui
nafsu makan menghabiskan makanan 3 hari
apakah BB pasien
Do : 2/3 porsi diet MB sesuai dengan porsi yang - berikan klien
menurun atau
yang disediakan habis . sudah disiapkan. makanan dengan
meningkat
porsi kecil dan
sesering mungkin
- untuk menghindari
terjadinya muntah
sehingga porsi
makan yang
disediakan habis
3.14 IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI
1 Gangguan rasa nyaman berhubungan -memberikan kompres hangat
dengan hipertermi -memeriksa tanda-tanda vital
Ds : os mengeluh demam setiap 3 jam
Do : klien terlihat lemah dengan suhu : 380C -memberikan obat sesuai
RR : 24 x/i indikasi dokter
Td : 142/92 mmHg -melakukan kolaborasi dengan
Pulse : 90x/i tenaga kesehatan lain
-menganjurkan klien minum
sebanyak 2500 cc/hari
26
Do : membrane mukosa mulut os terlihat penjelasan mengenai efek
kering dan pecah-pecah samping pemakaian pencuci
mulut yang mangandung
alkohol
-memberikan air agar tidak
terjadi kekeringan mukosa
oral
- anjurkan os untuk menjaga
hygene gigi dan mulut pada
saat setelah makan atau mau
tidur
3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan -memantau pemasukan nutrisi
tubuh berhubungan dengan masukan -menimbang berat badan klien
makanan yang tidak adekuat/kurang setiap 3 hari
Ds : os mengeluh tidak nafsu makan -memberikan makanan dengan
Do : 2/3 porsi diet MB yang disediakan porsi kecil sesering mungkin
habis
27
3.12 EVALUASI
3 Perubahan nutrisi kurang dari 24 November 2014 / senin/ 13.00 WIB S: klien mengatakan masih belum nafsu makan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
28
masukan makanan yang tidak
O : porsi yang disediakan 2/3 habis
adekuat/kurang
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
-Memberikan pemahaman kepada keluarga
klien dan klien tentang manfaat makanan
-Timbang berat badan klien
-Berikan makanan dengan porsi kecil sesering
mungkin
I:
I : -Memantau pemasukan nutrisi
-Menimbang berat badan klien
-Memberikan makanan dengan porsi kecil
sesering mungkin
29
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP-SOAPI)
DX TANGGAL/HARI/JAM
30
2 S : os mengatakan bibir serta membrane
mukosanya masih kering.
Resiko tinggi terhadap perubahan
O : membrane mukosa klien terlihat kering
membran mukosa oral berhubungan 25 November 2014 / selasa / 13.00 WIB
A : masalah belum teratasi
dengan dehidrasi
P : intervensi dilanjutkan
3 Perubahan nutrisi kurang dari 25 November 2014 / selasa / 13.00 WIB S: klien mengatakan masih belum nafsu makan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan O : porsi yang disediakan 2/3 habis
masukan makanan yang tidak A : masalah teratasi sebagian
adekuat/kurang P : intervensi dilanjutkan
-Memberikan pemahaman kepada keluarga
klien dan klien tentang manfaat makanan
-Timbang berat badan klien
-Berikan makanan dengan porsi kecil sesering
mungkin
I
I : -Memantau pemasukan nutrisi
-Menimbang berat badan klien
-Memberikan makanan dengan porsi kecil
31
sesering mungkin
32
1 S : pasien mengatakan tidak lagi demam dan
lemas
Gangguan rasa nyaman berhubungan
26 November 2014 / rabu / 18.00 WIB O : k/u baik
dengan hipertermi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
33
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Tn.R dengan diagnosa
medis Febris meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Implementasi, dan
e. Evaluasi
2. Setelah dilakukan beberapa pengkajian, didapatkan 3 diagnosa
keperawatan :
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hipertermi
b. Resiko tinggi terhadap perubahan membran mukosa oral
berhubungan dengan dehidrasi
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan makanan yang tidak adekuat/kurang
3. Berdasarkan implementasi yang didasarkan pada intervensi
keperawatan, maka diperoleh hasil evaluasi, bahwa masalah telah
teratasi.
4.2 Saran
a. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
thypoidharus didasarkan pada 5 metode Asuhan Keperawatan.
b. Dalam melakukan asuhan keperawatan, sebaiknya bersamaaan
dengan komunikasi yang baik pada pasien.
35
36