“Tifus/Typhoid”
OLEH :
KELOMPOK 4
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah yang berjudul
“Tifus / Typhoid” ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya memperbaiki bentuk maupaun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1 Sejarah Penyakit Tifus/Typhoid.................................................................................. 3
2.2 Definisi Tifus/Typhoid ............................................................................................... 3
2.3 Penyebab dan Cara Penularan Penyakit TifusTyphoid ............................................... 4
2.4 Segitiga Epidemiologi Penyakit Tifus/Typhoid .......................................................... 5
2.5 Tanda dan Gejala Penyakit Tifus/Typhoid ................................................................. 7
2.6 Faktor Risiko Penyakit Tifus/Typhoid ........................................................................ 8
2.7 Studi Kasus ................................................................................................................. 9
2.6 Upaya Mengatasi Penyakit Tifus/Typhoid ................................................................. 10
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 14
3.2 Saran ........................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
demam tifoid ada beberapa yaitu : pendarahan usus, melena, perforasi usus,
peritonis, organ lain yaitu meningitis, kolesitis, ensefalopati, dan pneumonia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah munculnya penyakit Tifus/Typhoid ?
1.2.2 Sebutkan definisi dari penyakit Tifus/Typhoid !
1.2.3 Sebutkan penyebab dari penyakit Tifus/Typhoid ?
1.2.4 Jelaskan segitiga epidemiologi pada penyakit Tifus/Typhoid !
1.2.5 Sebutkan tanda atau gejala dari penyakit Tifus/Typhoid !
1.2.6 Sebutkan faktor resiko dari penyakit Tifus/Typhoid !
1.2.7 Sebutkan contoh kasus dari penyakit Tifus/Typhoid !
1.2.8 Bagaimana upaya dalam mengatasi penyakit Tifus/Typhoid !
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah munculnya penyakit Tifus/Typhoid
1.3.2 Untuk mengetahui definisi dari penyakit Tifus/Typhoid
1.3.3 Untuk mengetahui penyebab dari penyakit Tifus/Typhoid
1.3.4 Untuk mengetahui segitiga epidemiologi pada penyakit Tifus/Typhoid
1.3.5 Untuk mengetahui tanda atau gejala dari penyakit Tifus/Typhoid
1.3.6 Untuk mengetahui faktor resiko dari penyakit Tifus/Typhoid
1.3.7 Untuk mengetahui contoh kasus dari penyakit Tifus/Typhoid
1.3.8 Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi penyakit Tifus/Typhoid
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
Salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari oranng yang terinfeksi kuman
salmonella (Bruner and Sudart, 1994).
Tifus abdominalis merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus
halus yang disebabkan oleh Salmonella thypii, yang ditularkan melalui
makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella
thypii (Hidayat, 2006).
Demam typoid adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali di
selaput lendir, usus, dan jika tidak di obati secara progersif akan menyerbu
jaringan seluruh tubuh (Tambayong, 2000).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Typhoid
adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan
oleh Salmonella thypii dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran yang ditularkan melalui
makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella
thypii.
4
mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman Salmonella thypii masuk
ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.
Bakteri Salmonella thyposa masuk melalui saluran pencernaan
kemudian masuk ke lambung. Basil akan masuk ke dalam lambung, sebagian
kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke
usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan
limfoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai
sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan
kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman
selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu ke organ terutama
hati dan limpa serta berkembangbiak sehingga organ-organ tersebut
membesar.
5
Faktor Biologis
Biasanya di lihat dari keasaman lambung, daya tahan usus,
bakteri, pengetahuan kurang tentang faktor penyebaran
penyakit, karier yang semakin hari semakin sibuk tanpa
memperhatikan kesehatannya, ebiasaan makan-makanan yang
pedas-pedas.
Faktor Fisik
Dapat dilihat dari kurangnya berolahraga atau beraktivitas
setiap hari dan jajan sembarangan tanpa memperhatikan
kualitas makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan kebersihan yang tidak terjaga di lingkungan
sekitar.
Faktor Kimiawi
Misalnya dengan pemberian obat pembasmi serangga untuk
membasmi lalat sebagai vektor pembawa bakteri
Salmonellathypi.
Faktor Sosial
Biasanya dilihat dari ekonominya yang rendah dan gaya hidup
yang kurang sehat. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mencegah tertularnya atau terjangkitnya penyakit tifoid. Hal
yang paling mendasar yang harus diperhatikan adalah
kebersihan lingkungan, makanan, serta minuman. Pastikan
bahwa piring serta alat-alat lainnya yang kita gunakan makan
dan minum bersih dan dicuci dengan sabun. Begitu pula
manusia sebagai penjamu, sudah selayaknya cuci tangan
menggunakan sabun sebelum memasukkan sesuatu kedalam
mulut.
6
b. Agent
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella
thypi.Jumlah kuman yang dapat menimbulkan infeksi adalah sebanyak
105 – 109 kuman yang tertelan melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi.Semakin besar jumlah Salmonellathypi yang tertelan,
maka semakin pendek masa inkubasi penyakit demam tifoid.
c. Environment
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai
secara luas di daerah tropis terutama di daerah dengan kualitas sumber
air yang tidak memadai dengan standar hygiene dan sanitasi yang
rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran
demam tifoid adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air
minum dan standarthygiene industri pengolahan makanan yang masih
rendah.
7
Perasaan tidak enak badan
Nyeri kepala
Pusing
Diare
Anoreksia
Batuk
Nyeri otot
Muncul gejala klinis yang lain
8
Sanitasi lingkungan yang kumuh , dimana pengelolaan air limbah,
kotoran dan sampah tidak memenuhi syarat – syarat kesehatan.
Penyediaan air bersih yang tidak memadai
Jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat
Pasien atau karier typhoid yang tidak di obati secara sempurna
.
2.7 Studi Kasus
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella thyposa. Di Indonesia, tifoid harus
mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, karena penyakit ini bersifat
endemis dan mengancam kesehatan masyarakat.
1.5 1.25
1
0.67
0.5
0
2008 2009 2010 2011
Tahun
10
Memperhatikan sarana dan sumber air bersih
Mengajak masyarakat untuk melakukan personal hygiene
(mencuci tangan setelah buang air besar, dan sesudah
maupun sebelum makan)
Mengadakan pelatihan cara mengolah dan menyajikan
makanan yang baik, sehat, dan bersih kepada para Ibu
rumah tangga
Mengajak masyarakat untuk selalu memanfaatkan toilet
ketika buang air besar maupun buang air kecil.
Pasteurisasi susu yang tepat
Imunisasi/vaksinasi, terutama kepada para tenaga medis,
anggota keluarga penderita, dan turis asing yang
mendatangi daerah endemis
b. Secondary prevention
Pencegahan ini disasarkan kepada orang-orang yang setelah diagnosis,
mereka dianggap menderita maupun yang terancam menderita.
Sehingga, pencegahan ini berguna untuk menghentikan proses
penyakit lebih lanjut, mencegah perluasan penyakit, serta dapat
dilakukan pengobatan yang cepat dan tepat.
1. Early Diagnosis and Promt Treatment (Diagnosis Dini dan
Pengobatan Segera)
Screening
Pengobatan yang cepat dan tepat, seperti pemberian
antibiotika yang tepat
Pencarian dan pelaporan kasus demam tifoid yang rutin dan
sigap
c. Tertiary preventetion
Pencegahan ini dilakukan terhadap pasien atau penderita penyakit
tertentu sehingga diharapkan dapat mencegah bertambah parahnya
11
penyakit yang diderita dan mencegah terjadinya kecacatan mapun
kematian.
1. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
Ahli medis melakukan pengobatan secara intensif
Perencanaan pengobatan yang spesifik, sperti pada
orang dewasa menggunakan ciprofloxacin dan untuk
anak-anak ada TMP-SMX yang masih efektif untuk
penderita akut
2. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Penderita disarankan untuk menjaga personal hygiene,
sanitasi lingkungan dan makanan, sarana air bersih, dan
sebagainya.
Manajemen stress, karena kemungkinan penyakit yang
diderita membuat penderita merasa tidak produktif dan
merasa bosan, sehingga pasien bisa produktif kembali
a. Vaksin oral vivotif berna. Vaksin ini tersedia dalam kapsul yang
diminum selang sehari dalam 1 minggu satu jam sebelum makan.
Vaksin ini kontraindiksi pada wanita hamil, ibu menyusui, demam,
mengkonsumsi antibiotik, lama proteksi 5 tahun.
b. Vaksin parenteral sel utuh : typa bio frama. Dikenal dua jenis vaksin
yakni K vaccine ( Acetone in activated) dan L vaccine (heat in
activated phenol preserved). Dosis untuk dewasa 0,5 ml, anak 6-12
tahun 0,25 ml dan anak 1-5 tahun 0,1 ml dosis yang diberikan dengan
interval 4 minggu. Efek samping adalah demam, nyeri kepala, lesu,
12
bengkak dan nyeri pada tempat suntikan. Kontraindikasi demam,
hamil dan riwayat demam pada pemberian pertama.
c. Vaksin polisakarida thypim Vi aventis pasteur merrieux. Vaksin
diberikan secara intramuscular dan booster setiap 3 tahun.
Kontraindikasi pada hipersensitif, hamil, menyusui sedang demam dan
anak umur 2 tahun. Indikasi vaksinasi adalah bila hendak mengunjungi
daerah endemik, orang yang terpapar dengan penderita karier tifoid
dan petugas mikrobiologi kesehatan.
13
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu
Typhoid merupakan penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang
pada aliran darah yang disebabkan oleh bakteri Salmonella parathypi A, B, C
selain ini juga menyebabkan gastroenteritis (radang lambung). Gejala- gejala
yang ditimbulkan bervariasi misalnya demam ,diare, anoreksia, dan lain –
lain. Faktor risiko terjadinya penyakit tifus / typhoid ini meliputi sanitasi yang
buruk, jarang cuci tangan sebelum makan, dan mengkonsumsi makanan yang
telah terkontaminasi. Untuk mengatasi penyakit ini dapat dilakukan dengan
beberapa upaya yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan
pencegahan tersier.
.
3. 2 Saran
Mengadakan penyuluhan cara hidup sehat dan pencegahan penyakit
demam tifoid kepada masyarakat, terutama masyarakat dengan pendidikan
yang kurang. Sebaiknya semua penderita tifoid dibawa ke Rumah Sakit untuk
mendapat perawatan yang sempurna. Sebaiknya penderita tifoid mendapat
pengobatan sesuai dengan dosis dan ketentuan pengobatan, untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/fakta-makanan-minuman-saat-tifus-tipes/
(diakses tanggal 22 September 2019, 18.01 WITA)
https://www.liputan6.com/health/read/3855200/ciri-ciri-gejala-tipes-dan-bedanya-dengan-
tifoid-tipes-serta-tifus (diakses pada tanggal 22 September 2019, 18.16 WITA)
https://www.academia.edu/37316158/Makalah_Pelaporan_Survelain_Penyakit_Tipes
(diakses tanggal 23 September 2019, 18.00 WITA)
https://www.slideshare.net/Dwiaprilianto1993/new-microsoft-office-word-document-
39886447 (diakses tanggal 23 September 2019, 18.00 WITA)
https://lifestyle.kompas.com/read/2017/01/30/101500423/kenali.gejala.tifus.dan.risiko.ko
mplikasinya?page=all (diakses tanggal 23 September 2019, 19.47 WITA)
https://www.kompasiana.com/gustaafkusno/550b79ac8133114e20b1e15e/typhus-atau-
typhoid# (diakses pada tanggal 24 September 2019, 18.15 WITA)
http://dominique122.blogspot.com/2015/04/pengertian-penyebab-dan-patofisiologi.html
(diakses tanggal 24 September 2019, 18.00 WITA)
15