Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN


DALAM MENCAPAI TARGET PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019

DIREKTORAT PERKOTAAN, PERUMAHAN, DAN PERMUKIMAN


BAPPENAS | JAKARTA | 22 MEI 2017
Arah Kebijakan 2015-2019

Meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan


rendah terhadap hunian yang layak dan
terjangkau yang didukung PSU serta
diprioritaskan dalam rangka meningkatkan
standar hidup penduduk 40% terbawah
STRATEGI KEBIJAKAN
pembangunan perumahan dan permukiman 2015-2019

Peningkatan peran fasilitasi


Peningkatan peran BUMN yang Peningkatan efektifitas dan
pemerintah dan pemerintah Penyempurnaan Sistem
terkait dengan penyediaan efisiensi manajemen lahan dan
daerah serta peningkatan tata Pembiayan Perumahan dan Pola perumahan untuk MBR termasuk
kelola dan keterpaduan dalam Subsidi hunian di perkotaan
land banking untuk perumahan
penyediaan perumahan

Pengembangan sistem karir Pemanfaatan teknologi dan bahan Penyediaan layanan air minum Revitalisasi dan
perumahan (housing career bangunan yang aman dan murah serta dan sanitasi layak yang pengembangan
system) sebagai dasar penyelesaian pengembangan implementasi konsep terintegrasi dengan penyediaan industrialisasi perumahan
angka kekurangan rumah dan pengembangan perumahan.
rumah tumbuh (incremental housing)
Tinggal di rumah tidak
3,4juta
Tidak memiliki
Rumah sama sekali
11,8juta RUMAH TANGGA
layak huni
RUMAH TANGGA

Memiliki rumah lebih


dari satu
3,1juta 38,431 Luas Kumuh
RUMAH TANGGA HEKTAR
Perkotaan (2014)

Rusunawa Kumuh Permukiman Kumuh Rumah Tidak Layak Rusunawa Terbengkalai

ISU YANG DIHADAPI (1)


FAKTA YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
Home Ownership Rate sebesar Tingginya presentase masyarakat
78,7%, sisanya non-milik dengan status pekerjaan informal
(sewa/kontrak/numpang) 6% menjadi salah satu faktor pendorong
4%
Lainnya 19% tingginya pembangunan rumah secara
swadaya
3,1 juta rumah tangga memiliki
rumah lebih dari satu. Pekerja Formal, 41%

Pekerja InFormal, 59%


11,8 juta rumah tangga tidak Membangun
Membangun Sendiri
memiliki rumah sama sekali. Sendiri; 71%
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
2014, BPS

Sumber: Statistik Perumahan dan Permukiman 2013, BPS

Jumlah Pekerja Informal berbanding


Masih banyak masyarakat yang Masyarakat sebagai pelaku utama lurus dengan besarnya
belum memiliki rumah sendiri penyediaan perumahan di Indonesia pembangunan rumah swadaya
KECENDERUNGAN KE DEPAN
Rumah swadaya
Sekarang MASA
Permukiman padat,
dibangun tanpa atau
infrastruktur dasar tidak
DEPAN
kurang pembinaan ?
layak, bangunan tidak
dan pengawasan
beraturan.
Tumbuh semakin tidak
terkendali

Pembangunan
Dahulu Rumah dilakukan
secara swadaya
Pertumbuhan Dibangun sesuai
Penduduk penguasaan lahan
dan kemampuan
masyarakat
KECENDERUNGAN KE DEPAN
Perumahan formal semakin menjauh dari pusat kota

City center 2015 2013


Source: NAHP Study
“Permukiman kumuh adalah bentuk kegagalan kebijakan,
pemerintahan yang buruk, korupsi, peraturan yang tidak tepat, pasar
lahan yang tidak berfungsi, sistem pembiayaan yang tidak responsif dan
kekurangan kemauan politik yang mendasar. Setiap kegagalan ini
menambah beban pada masyarakat yang sudah terbebani kemiskinan
dan menghambat potensi pembangunan manusia yang dapat
ditawarkan oleh kehidupan kota” (http://web.mit.edu)

BAGAIMANA MEMASTIKAN INI TIDAK TERJADI LAGI?


METODE PENGENTASAN KUMUH

PENANGANAN PENCEGAHAN
stop the bleeding agar tidak terbantuk kumuh baru

• Melakukan penanganan terhadap Bukan hanya mencegah kawasan yang sudah


kekumuhan yang telah terjadi melalui terbangun agar tidak menjadi kumuh
berbagai inovasi yang komprehensif, TETAPI JUGA
tuntas, dan menyentuh akar persoalan Menghindari kota agar tidak menjadi kumuh
kekumuhan. di masa depan dengan memperhatikan hal-
• Penyediaan infrastruktur permukiman hal menjadi penyebab kekumuhan dan
memegang peranan penting. membangun enabling environment.

SUDAH BANYAK DISENTUH OLEH BERBAGAI APAKAH PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN


PROGRAM, NAMUN APAKAH SUDAH YANG ADA SUDAH MENGARAH KE SINI?
BERHASIL MENANGANI HINGGA TUNTAS?
Keterkaitan Perumahan, Permukiman, dan Infrastruktur
Bicara pembangunan permukiman dan pemenuhan pelayanan dasar bagi manusia, tentunya
Permukiman kumuh merupakan akumulasi dari berbagai persoalan terkait
tidak terlepas dari peran pembangunan perumahan, infrastruktur permukiman, dan
seluruh komponen lainnya yang mendukung.

Menjamin secure tenure


masyarakat (hak Kualitas Bangunan Hunian
pemanfaatan/milik),
kesesuaian dengan Aksesibilitas Lingkungan
peruntukan Drainase Lingkungan
Pelayanan Air Minum/Baku
Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan Persampahan
Akses MBR terhadap
pembiayaan
perumahan
Perubahan perilaku sosial dan
ekonomi masyarakat

PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERLU MENYENTUH SELURUH KOMPONEN TERSEBUT


MEMBANGUN PLATFORM BERSAMA UNTUK KOLABORASI
Dana Desa,
Pertanahan Masyarakat,
CSR, DAK
Pemerintah
Pembiayaan
Kab/Kota

Pemerintah
Regulasi
Provinsi

Upgrading Pemerintah Pusat

MENGGUNAKAN
SATU PERENCANAAN DITANGANI
BERBAGAI PROGRAM/KEGIATAN &
KAB/KOTA BERBAGAI STRATEGI
SUMBER DAYA
CONTOH KOLABORASI ANTAR SEKTOR/PROGRAM

NAH FLPP

KOTAKU RUSUN

Bagaimana
integrasinya?
DAK CSR

Program
BSPS Swasta
Dana
Desa
PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI NAKHODA
Menjadikan pemerintah daerah sebagai enabler pengentasan permukiman kumuh

Sebagai pihak yang paling memahami wilayahnya, pemerintah daerah harus dapat berperan
lebih dalam perencanaan dan pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh.

Di tahap awal, sebagai nakhoda pemerintah perlu:

1. Memiliki kemampuan untuk mengenali dan memetakan isu-isu perumahan dan


permukiman di daerah.
2. Menentukan target sasaran, arah kebijakan, strategi penanganan, jenis kegiatan, dan
anggaran yang dibutuhkan.
3. Mampu mengkoordinasikan sektor-sektor terkait dengan bidang PKP agar dapat
berkolaborasi.
RE-MODELLING PROGRAM-PROGRAM EKSISTING
agar dapat menjawab persoalan yang terjadi di lapangan

Beberapa ide yang muncul adalah:


1. membangun sistem pembiayaan mikro untuk MBR;
2. piloting konsolidasi lahan;
3. perbaikan skema kepemilikan rumah susun, misal rusunawa menjadi rusun
sewa-beli;
4. memperkaya pola kegiatan peningkatan kualitas dan pembangunan baru
rumah swadaya dengan pembangunan kampung susun, dan sebagainya.
5. Mengubah pola financing program pusat ke daerah terkait pembangunan
infrastruktur menjadi performance-based financing.
TERIMA KASIH
Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman
Gedung Baru Lantai 3, Kementerian PPN/Bappenas
Jalan Taman Suropati No.2, Jakarta Pusat 10310

Anda mungkin juga menyukai