PENDAHULUAN
Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang di sebabkan oleh
gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan
kesadaran, dan lebih banyak menyerang anak 12-13 tahun (70%-80%), pada
usia 30-40 tahun (10%-20%) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak
lingkungan yang padat, penyediaan air bersih yang tidak adekuat, dan sanitasi
1
2
terbanyak yang ada di rumah sakit rawat inap yaitu sebesar 41.081 kasus dan
(Saputra, 2017).
secara baik dan benar bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu
masalah yang sering muncul pada pasien thypoid adalah gangguan kebutuhan
proses penyembuhan penyakit menjadi lama karena salah satu fungsi nutrisi
pada pasien dengan demam typhoid yaitu dengan manajemen nutrisi. Ada
asupan makanan dan berat badan pasien demam thypoid (SIKI, 2019)
Hal ini seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prayoni
tubuh pada An. A dengan demam thypoid dimana tindakan keperawatan pada
pasien demam thypoid yakni dengan mengontrol diet dan dianjurkan untuk
dan tidak disukai serta menganjurkan makan sedikit tapi sering dapat
meningkatkan berat badan hingga 1,3 kg pada klien demam typhoid dengan
permasalahan nutrisi.
Kebutuhan Nutrisi”.
1. Bagi Masyarakat
pencernaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
bagian bawah (usus halus) dengan gejala demam kurang lebih satu minggu
(Reski 2014).
infeksi akut saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri salmonella thypi.
2. Etiologi
penciuman tangan yang kurang bersih setelah buang air besar maupun
tinja ke makanan.
dalam peredaran darah. Hal ini akan diikuti oleh terjadinya peradangan
pada usus halus dan usus beasar. Pada kasus yang berat, yang bisa
perforasi (Perlubangan).
6
ini selama lebih dari 1 tahun. Beberapa dari pembawa bakteri ini tidak
3. Patofisiologi
Bila respons imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik, maka
oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan
sel ataw ruang sinosoid dan selanjutnya masuk ke dalam serkulasi darah
sebagian masuk lagi kealam sirkulasi setalah menembus usus. Proses yang
Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akbibat erosi pembulu darah sekitar
limfoit ini dapat berekembang hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan
2014)
4. Menifestasi Klinis
hari setelah terinfeksi. Gejala biasa berupa demam, sakit kepala, nyeri
8
sendi, sakit tenggorkan, sembelit, penurunan nafsu makan dan nyeri perut.
Kadang penderita mersa nyeri ketika berkemih dan terjdi batuk serta
perdarahan dari hidung. jika pengobatan tidak dimulai, maka suhu tubuh
secara perlahan akan meningkat dalam waktu 2-3 hari, yaitu mencaai 39,4-
40o Celsius selama 10-14 hari. Panas mulai turun secara beratahp pada
kelelahn yang luar biasa. Pada kasus yang berat bisa terjadi delirium,
stupor atau koma. Pada sekitar 10% penderita timbul sekelompok bintik-
bintik kecil berwarna merah mudah di dada dan perut pada minggu kedua
5. Penatalaksanaan
a. Pemberian antibiotic
selama 3 hari).
9
diberi makanan yng lebih padat dan akhirnya nasi biasa, sesuai
6. Komplikasi
bisa terjadi komplikasi, terutama pada penderita yang tidak diobati atau
minggu ketiga.
10
(peritonitis).
c. Pneumonia bisa terjadi pada minggu kedua atau ketiga dan biasanya
menyebabkan pneumonia).
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Rutin
dapat meningkat.
Pemeriksaan lain yang rutin dilakukan adalah uji widal dan kultur
dan mudah serta memiliki sensitivitas dan sfesifisitas lebih baik dari
b. Uji Widal
typhi pada uji widal terjadi suatu reaksi aglunitasi antara antigen
demam tifoid yaitu: a). Aglutinin O (dari tubuh kuman). b). Aglutinin
4). Daerah endemik atau non endemik, 5). Riwayat vaksinasi, 6).
bukan demam tifoid akibat infeksi demam tifoid masa lalu atau
antigen.
Titer 1/160: masi dilihat dulu 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan
titer, jika ada dinyatakan (+). Jika 1x pemeriksaan langsung 1/320 atau
1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejalah klinis khas.
c. Uji Typhidot
Uji typhidot dapat mendeteksi antibody IgM dan IgG yang terdapat
pada protein membrane luar Salmonella typhi. Hasil positif pada uji
IgG pada sampel serum. Uji ini, yang dikenal dengan nama uji
spesifik yang ada pada serum pasien. Studi evaluasi yang dilakukan
dengan kultur.
typhi pada specimen serum atau whole blood. Uji ini menggunakan
anti IgM yang dilekati dengan lateks pewarna, cairan membasahi strip
pada suhu 4-25o celcius di tempat kering tanpa paparan sinar matahari.
reagen deteksi dan serum, selama 3 jam pada suhu kamar. setelah
dengan baik.
e. Kultur Darah
kurang lebih 5 cc darah). Bila darah yang dibiak terlalu sedikit hasil
1. Pengkajian
yang dibuat. Oleh karena itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan
a. Identitas
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
c. Pola-Pola Kesehatan
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
4) Sistem Integumen
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan leukosit
demam thypoid.
3) Biakan darah
4) Uji widal
thypi dalam serum klien dengan thypoid juga terdapat orang yang
2. Diagnosa Keperawatan
mencegah perubahan.
Walid, 2016)
penyakit
3. Intervensi keperawatan
menurun perlu
2. Objektif 2. Fasilitasi menentukan
a) Bising usus pedoman diet (mis.
hiperaktif Piramida makanan)
b) Otot pengunyah 3. Sajikan makanan
lemah secara menarik dan
c) Otot menelan lemah suhu yang sesuai
d) Membrane mukosa 4. Berikan makanan
pucat tinggi serat untuk
e) Sariawan mencegah konstipasi
f) Serum albumin turun 5. Berikan makanan
g) Rambut rontok tinggi kalori dan
berlebihan tinggi protein
h) Diare 6. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogatrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi :
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antimetik), jika
perlu
21
2. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2 Termoregulasi tidak efektif Setelah dilakukan Regulasi Temperatur
b/d fluktuasi suhu tindakan keperawatan Observasi :
lingkungan, proses penyakit diharapkan termoregulasi 1. Monitor suhu bayi
Kategori : Lingkungan membaik. sampai stabil (36,50C
Subkategori : Keamanan Dengan kriteria hasil : – 37,50C)
dan Proteksi 1. Menggigil menurun 2. Monitor suhu tubuh
Definisi : Kegagalan 2. Kulit merah anak tiap dua jam,
mempertahankan suhu tubuh menurun jika perlu
dalam rentang normal. 3. Kejang menurun 3. Monitor tekanan
Gejala dan Tanda Mayor : 4. Akrosianosis darah, frekuensi
1. Subjektif menurun pernafasan dan nadi
(tidak tersedia) 5. Konsumsi oksigen 4. Monitor warna dan
2. Objektif menurun suhu kulit
a. Kulit dingin/hangat 6. Piloreksi menurun 5. Monitor dan catat
b. Menggigil 7. Vasokonstriksi tanda dan gejala
c. Suhu tubuh perifer menurun hipotermia atau
fluktuatif 8. Kutis memorata hipertermia
Gejala dan Tanda Mayor : menurun Terapeutik :
1. Subjektif 9. Pucat menurun 1. Pasang alat pemantau
(tidak tersedia) 10. Takikardi menurun suhu kontinu, jika
2. Objektif 11. Takipnea menurun perlu
a. Piloereksi 12. Bradikardi menurun 2. Tingkatkan asupan
b. Pengisian kapiler >3 13. Dasar kuku sianotik cairan dan nutrisi
detik menurun yang adekuat
c. Tekanan darah 14. Hipoksia menurun 3. Bedong bayi segera
22
stetoskop)
10. Hindari meletakkan
bayi didekat jendela
terbuka atau di area
aliran pendinginan
ruangan atau kipas
angin
11. Gunakan matras
penghangat, selimut
hangat, dan
penghangat ruangan
untuk menaikkan
suhu tubuh, jika perlu
12. Gunakan kasur
pendingin, water
circulating balngkets,
ice pack atau gel pad
dan intravascular
cooling
catheterization untuk
menurunkan suhu
tubuh.
13. Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi :
1. Jelaskan cara
pencegahan head
exhaustion dan heat
stroke
2. Jelaskan cara
24
pencegahan hipotermi
karena terpapar udara
dingin
3. Demostrasikan teknik
perawatan metode
kangguru (PMK)
untuk bayi BBLR
Kolaborasi :
1. Pemberian antipiretik
jika perlu
3 Nyeri Akut b/d proses Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
peradangan tindakan keperawatan Observasi :
Kategori : Psikilogis diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi,
Subkategori : Nyeri dan menurun. karakteristik, durasi,
Kenyamanan Dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
Definisi : Pengalaman 1. Kemampuan intensitas nyeri.
sensorik atau emosional yang menuntaskan 2. Identifikasi skala
berkaitan dengan kerusakan aktivitas meningkat nyeri
jaringan actual atau 2. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respon
fungsional, dengan onset menurun nyeri non verbal
mendadak atau lambat dan 3. Meringis menurun 4. Identifikasi factor
berintensitas ringan hingga 4. Sikap protektif yang memperberat
berat yang berlangsung menurun dan memperingan
kurang dari 3 bulan. 5. Gelisah menurun nyeri
Gejala dan Tanda Mayor : 6. Kesulitan tidur 5. Identifikasi
1. Subjektif menurun pengetahuan dan
a. Mengeluh nyeri* 7. Menarik diri kelainan tentang nyeri
2. Objektif menurun 6. Identifikasi pengaruh
a. Tampak meringis 8. Berfokus pada diri budaya terhadap
b. Bersikap protektif sendiri menurun respon nyeri
(mis. Waspada, 9. Diaphoresis 7. Identifikasi pengaruh
25
strategi merendahkan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
4. Implementasi
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah &
Walid, 2016).
5. Evaluasi
27
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
1. Pengertian
untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses
tubuh. Asupan makanan yang memadai terdiri atas zat gizi esensial yang
seimbang yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Zat
gizi memiliki tiga fungsi utama yaitu menyediakan enerti untuk proses dan
a. Karbohidrat
oksigen (O) dan terdiri atas dua jenis dasar yaitu karbohidrat
b. Protein
daging, ayam, ikan, produk susu dan telur. Protein inkomplet tidak
memiliki satu atau lebih asam amino esensial (paling umum adalah
sayuran.
c. Lipid (Lemak)
larut di dalam air tetapi dapat larut di dalam alkohol atau eter. Lemak
adalah lipid yang padat pada suhu kamar. Minyak adalah lipid yang
d. Mikroenergi
29
umum menjadi larut dalam lemak atau larut dalam air. Vitamin yang
meninggalkan sisa abu yang dapat bersifat asam atau basa. Mineral
manusia setiap hari dalam jumlah lebih dari 100 mg seperti kalsium,
adalah zat yang yang dibutuhkan manusia setiap hari dalam jumlah
a. Perkembangan
cepat yaitu masa bayi dan remaja memiliki kebutuhan zat gizi yang
b. Jenis Kelamin
komposisi tubuh dan fungsi reproduksi. Massa otot yang lebih besar
(misalnya nasi untuk Asia, pasta untuk Italia, kari untuk India) telah
f. Pilihan pribadi
dewasa.
g. Praktik keagamaan
h. Gaya hidup
gaya hidup.
j. Kesehatan
makan dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang atau sariawan
1) Antropometri
2) Pemeriksaan Klinis
a) Riwayat Medis
2019).
b) Pemeriksaan Fisik
lebih lanjut. Hal ini karena tanda yang ada mungkin saja
3) Biokimia
fibrinogen.
diketahui.
Ulan, 2019).
4) Biofisik
dengan tiga cara yaitu uji radiologi, tes fungsi fisik, sitologi
pendidikan.
3) Statistic vital
5. Defisit Nutrisi
37
metabolism, faktor ekonomi dan faktor psikologis. Tanda dan gejala mayor
defisit nutrisi adalah berat badan menurun minimal 10% dari rentang ideal
sedangkan tanda dan gejala minor dari defisit nutrisi adalah cepat kenyang
pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan, dan diare
lebih buruk pada tubuh. Malnutrisi dan infeksi yang kompleks, infeksi
energi, protein, air dan elektrolit, sebaliknya nafsu makan mereka menurun
38
dari sebelumnya, sehinga makanan yang biasa mereka makan akan ditolak.
Makanan harus diberikan dalam jumlah sedikit namun sering, akan tetapi
pertama atau dapat diberikan air buah dan sebagianya. Anak dalam
keadaan rekonvaleseansi mulai mau makan dan makanan yang biasa harus
BAB III
pasien demam typhoid dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Studi kasus ini
kebutuhan nutrisi.
1) Demam Thypoid
bagian bawah (usus halus) dengan gejalah demam kurang lebih satu
2) Kebutuhan Nutrisi
Wanita RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe dengan menggunakan askep mandiri
kebutuhan nutrisi
4. Memberikan kesempatan pada klien jika ada hal yang ingin disampaikan
BAB IV
4.1. Hasil
Gorontalo.
TINEPA LIPU).
Gorontalo.
A. Pengkajian
I. DATA DEMOGRAFI
A. Identitas Klien
Nama : Ny. RR
44
Umur : 19 Tahun
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 53 Tahun
Pekerjaan : URT
Lain-lain :-
1. Alasan Masuk RS
2. Keluhan Utama
4. Keluhan Menyertai
mengeluh pusing,
pada makanan.
1. Genogram
46
Keterangan :
= Laki-Laki = Meninggal
= Perempuan = Klien
= Keturunan
sebelumnya
D. Riwayat Psikososial
ibu klien.
ikhlas.
frekwensinya )
48
dengan kesehatan
di Rumah sakit
keagamaan.
2) Status rumah
G. Aktivitas Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
2) Cairan
±1000ml/hari
3) Eliminasi
BAK
BAB
1-2 x/hari.
hari.
tidur.
6) Personal Hygiene
dibantu keluarga.
7) Rekreasi
teman
a. Keadaan Umum
2) Tanda-Tanda Vital
SB : 390C N : 20 x/m
4) Berat Badan : 42 Kg
b. Pemeriksaan Sistemik
Bentuk kepala simetris kiri dan kanan, keadaan rambut baik, tidak
merata, tidak ada nyeri dibagian kepala, dan tidak ada rambut
rontok.
a. Mata
b. Telinga
dilakukan palpasi tidak ada nyeri tekan dan saat dilakukan tes
c. Hidung
2) Sistem Pernafasan
nafas normal.
3) Sistem Kardiovaskuler
4) Sistem Pencernaan
5) Sistem Perkemihan
(normal).
6) Sistem Endokrin
7) Sistem Saraf
8) Sistem Muskuloskeletal
9) Sistem Integumen
A. Laboratorium :
Hematokrit/PCV 42,4 % 36 – 45
KLASIFIKASI DATA
ANALISA DATA
ANALISA DATA
ANALISA DATA
2. TTV
TD : 100/70 mmHg
SB : 390C
N : 100 x/m
R : 20 x/m
2 Nyeri Akut b/d proses Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,
peradangan tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
Kategori : Psikilogis diharapkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
Subkategori : Nyeri dan menurun. intensitas nyeri.
Kenyamanan Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi factor
Definisi : Pengalaman 1. Keluhan nyeri yang memperberat
sensorik atau emosional yang menurun dan memperingan
berkaitan dengan kerusakan 2. Kemampuan nyeri
jaringan actual atau menuntaskan 3. Berikan teknik non
fungsional, dengan onset aktivitas meningkat farmakologi untuk
mendadak atau lambat dan 3. Gelisah menurun mengurang rasa nyeri
berintensitas ringan hingga 4. Kesulitan tidur (mis. TENS, hypnosis,
berat yang berlangsung menurun akupresur, terapi
kurang dari 3 bulan. music, biofeedback,
Dibuktikan dengan : terapi pijat, aroma
DS : terapi, teknik
1. Klien mengatakan nyeri imajinasi terbimbing,
pada perut sebelah kiri kompres
bawah hangat/dingin, terapi
2. P : Nyeri dirasakan tiba- bermain).
tiba 4. Ajarkan teknik non
3. Q : Nyeri dirasakan farmakologis untuk
hilang timbul seperti mengurangi rasa nyeri
ditusuk-tusuk 5. Kolaborasi pemberian
4. R : Nyeri dirasakan analgetik, jika perlu
dibagian perut kiri bawah
60
5. S : Skala Nyeri 4
6. T : Lama Nyeri +- 4-10m
DO :
1. Wajah klien nampak
menahan nyeri
2. Klien tampak gelisah
TD : 100/70 mmHg
SB : 390C
N : 100 x/m
R : 20 x/m
3 Defisit Nutrisi b.d intake Setelah dilakukan 1. Identifikasi kebutuhan
yang tidak adekuat tindakan keperawatan kalori dan jenis
Kategori : Fisiologis diharapkan status nutrisi nutrient.
Subkategori : Nutrisi dan membaik. 2. Monitor asupan
Cairan Dengan kriteria hasil : makanan
Definisi : Asupan nutrisi 1. Porsi makan yang 3. Berikan makanan
tidak cukup untuk memenuhi dihabiskan meningkat tinggi kalori dan
kebutuhan metabolisme. 2. Kekuatan otot tinggi protein
Dibuktikan dengan : pengunyah meningkat 4. Berikan suplemen
DS : 3. Kekuatan otot makanan, jika perlu
1. Klien mengeluh mual menelan meningkat 5. Kolaborasi dengan
muntah 4. Berat badan Indeks ahli gizi untuk
2. Klien mengeluh lidah Masa Tubuh (IMT) menentukan jumlah
terasa pahit membaik kalori dan jenis
DO : 5. Frekuensi makan nutrient yang
1. Klien tampak nafsu membaik dibutuhkan, jika perlu
makan menurun
2. BB :
Sebelum Sakit : 45 Kg
Saat Sakit : 42 Kg
61
62
No.
Hari / Tgl Jam Implementasi Evaluasi
Dx
1 09.00 1. Memonitor tekanan darah, S :
frekuensi pernafasan dan nadi. 1. Klien mengatakan
d/h : badannya panas naik
TD : 100/70 mmHg turun sejak 3 hari
SB : 390C sebelum masuk
N : 100 x/m rumah sakit
R : 20 x/m 2. Klien mengatakan
09.05 2. Memonitor dan catat tanda panasnya tinggi pada
dan gejala hipotermia atau waktu siang dan
hipertermia malam hari.
d/h : 3. Klien mengeluh
Masih terdapat tanda-tanda pusing
hipotermia atau hipertermia O:
09.10 3. Menggunakan matras 1. Klien tampak
penghangat, selimut hangat, terbaring lemah
dan penghangat ruangan 2. TTV
untuk menaikkan suhu tubuh, TD : 100/70 mmHg
jika perlu SB : 390C
d/h : N : 100 x/m
Klien mengerti dan dapat R : 20 x/m
melakukan A:
09.20 4. Menyesuaikan suhu Masalah belum teratasi
lingkungan dengan kebutuhan P :
pasien. Lanjutkan Intervensi
d/h : 1. Monitor tekanan
Klien dan Keluarga paham darah, frekuensi
63
4.2. Pembahasan
tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang diperoleh melalui pendekatan studi
langsung yang berorientasi pada klien, yang secara garis besarnya apa yang
pada tanggal 19 Januari 2019 diruang perawatan Rumah Sakit Prof. Dr. H.
evaluasi keperawatan.
4.2.1. Pengkajian
badannya panas naik turun sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
klien mengatakan panasnya tinggi pada waktu siang dan malam hari, KU
timbul pada semua penderita demam typhoid yang memiliki tanda dan
pada dua pasien Typhoid yang dirawat di ruang perawatan anak RS SMC
keperawatan.
nyeri akut, dan defisit nutrisi. Dan yang menjadi diagnosa prioritas
tanda vital klien. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi (2017) dua
pasien.
tindakan rujukan/ketergantungan.
frekuensi pernafasan dan nadi, memonitor dan catat tanda dan gejala
Keperawatan Indonesia.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
thypoid di ruangan interna kelas III wanita yang dilaksanakan pada tanggal
19 Januari 2019, maka dalam bab ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
klien mengalami panas naik turun, nyeri, dan menurunnya nafsu makan dan
nutrisi
5.2. Saran
1. Bagi Masyarakat
Dari hasil studi kasus diharapkan dapat menjadi sebagai acuan dan
typhoid
72
DAFTAR PUSTAKA
EGC