Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI

DEMAM TIFOID DENGAN MASALAH HIPERTEMIA

Disusun oleh :

Neng Mila Andani

19.03.0039

DIII KEPERAWATAN

STIKES SERULINGMAS CILACAP

2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam thypoid merupakan kuman yang di sebabkan oleh infeksi
kuman salmonella typhi. Salmonella typhi mampu hidup tubuh manusia
karena manusia sebagai natural resevior. Manusia yang terinfeksi oleh
salmonella typhi ini mampu mengeluarkan melalui urin dan tinja dalam
jang yang bervariasi (sodikin, 2014)
penyakit ini sangat erat dengan sanitasi lingkungan seperti sumber
air yang bersih hygiene makanan dan minuman lingkungan yang kumuh
serta kehidupan masyarakat yang kurang mendukung hidup sehat
(cita .2014)
Anak kecil lebih rentang terkena demam thypoid karena daya tahan
tubuhnya tidak sekuat orang dewasa atau bisa angka kurang menjaga
kebersihan saat makan dan minum, tidak mencuci tangan dengan baik saat
setelah buang air besar maupun buang air kecil (Nurruzzaman,2015)
Angka kejadian demam typhoid menurut World Health Organization
(WHO) insidensi di seluruh dunia sekitar mencapai 17 juta jiwa per tahun
angka kematian akibat demam typoid mencapai 600.000 dan 70% yang
terjadi di Asia angka penderita demam tifoid di Indonesia mencapai 81%
per 100.000 (Depkes RI,2015)
Demam typoid mesih merupakan penyakit endemic di Indonesia
berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2016, angka kejadian demam
typoid atau paratifoid menurut Departemen Kesehatan RI (2016)
Menempati urutan ke 3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di
rumah sakit tahun 2016 yaitu sebanyak 41.081 kasus. Di jawa timur angka
kejadian demam typoid sebanyak 487 kasus menurut Dpartemen
Kesehatan (2016). Di kota malang sebanyak 1,2% dari 10.966 sampel pada
tahun 2015. Menurut data yang didapatkan dari rekam medic di Rumah
Sakit Panti Waluya Malang pada tahun 2018 didapatkan 153 klien anak
yang terdiagnosa demam typoid (Rekam Medis RS Panti Waluyo
Malang,2018)
Salah satu tanda gejala demam typpoid yaitu hipertemi. Demam
yang biasanya disebabkan oleh typoid karena adanya bakteri yang masuk
ke aliran darah kemudian di bawa ke aliran darah ke hati dan limfe
selanjutnya bakteri berkembangbiak di organ tersebut dan masuk kembali
kealiran darah dan bakteri mengeluarkan endotoksin sehingga ada
peningkatan peradangan lokaldan terjadi gangguan pada pusat termogulasi
(Pusat pengatur suhu ) dan menjadi hipertemi. Peningkatan suhu badan
pada klien typoid akan menunjukan suhu diatas normal yang diukur
melalui suhu rektral >37,5 ℃ (100,4 F) Dan suhu aksila >37.5℃
(Setiawati, 2014)
Kejadian demam typoid anak biasanya diawali dengan demam
selama 7 hari atau lebih. Demam typoid jika tidak di tangani dapat
menyebabkan dehidrasi yang akan menganggu keseimbangan elektrolit
dan dapat menyebabkan kejang. Kejang berulang dapat menyebabkan
kerusakan sel otak yang menyebabkan gangguan tingkah laku klien serta
dehidrasi yang berat dapat menyebabkan syok dan bisa berakibat fatal
hingga berunjung kematian (Wijayahadi,2015)
Hipertemia adalah penanganan tumor dengan kalor sebagai terapi
tambahan (additional,adjuvant terapi)untuk memperkuat efek radiasi,kalor
43 derajat-44 derajat celcius berkerja mematikan langsung sel sel tumor
terutama pada lingkungan asam bila kekurangan oksigen seperti hal nya
ada tumor karena pemanasan lama dengan seksama secara teknis sulit,
maka hingga kini khusus di tumor permukaan (Drs Tan Hoan 2017).
Hipertemia adalah suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
tubuh (SDKI,2017)
Solusi mengatasi masalah klien dengan hipertemia adalah dengan
cara menggunakan kompres hangat. Kompres hangat adalah bahan yang di
pakai untuk mengkompres biasanya kain yang dapat menyerap air dengan
baik seperti kain handuk. Kain kompres di celupkan kedalam air hangat ,
kompres hangat di pakai untuk menurunkan suhu tubuh. Ada beberapa
macam kompres hangat yang bisa di berikan untuk menurunkan suhu
tubuh bila seseorang mengalami hipertemia, salah satunya yaitu
kompresair hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi
(perpindahan panas) ( Djuwariyah 2015)
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila (ketiak) efektif karena
pada derah tersebut banyak pembuluh darah besar dan banyak terdapat
pembuluh darah yang mempunyai banyak vaskuler sehingga akan
memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi yang memungkinkan
percepatan perpindahan panas dari dalam tubuh kekulit hingga 8x lipat
lebih banyak (eny, 2015)

B.Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada klien demam typoid


dengan hipertemia.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan penulis studi kasus ini untuk melakukan asuhan keperawatan
pada klien demam typoid denngan hipertemia
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien demam anak typoid dengan
masalah hipertemia
b. Menentapkan diagnosis keperawatan pada pasien anak demam
typoid dengan masalah hipertemia
c. Menyusun rencana keperawatan pada pasien anak demam typoid
dengan masalah hipertemia
d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien anak demam typoid
dengan masalah hipertemia
e. Melakukan evaluasi pada pasien demam typoid dengan masalah
hipertemia

D.Manfaat
1.Manfaat Teoritis
Penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
pengembangan ilmu yang berkaitan dengan Asuhan Keperawatan
dengan Diagnosa Hipertemi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif pada pasien yang mengalami
penyait tifoid dengan masalah hipertermi.
b.Bagi institusi pendidikan
Karya tulis ini menjadi bahan masukan proses belajar mengajar
dan meningkatkan mutu pendidikan yang akan datang.
c.Bagi profesi keperawatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien yang mengalami
penyakit tifoidid dengan masalah hipertermi agar derajat kesehatan
pasien lebih meningkat.

E.Sistematika Penulisan
Penulisan BAB I Pendahuluan terdiri dari lima subab dan sub
subab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
1.Subab satu berisi tentang latar belakang
2.Subab dua berisi tentang rumusan masalah penelitian
3.Subab tiga berisi tentang tujuan penelitian dan terdapat sub subab
4.Subab empat berisi tentang manfaat penelitian dan terdiri dari sub subab
5.Subab lima berisi tentang sistematika penelitian yang terdiri dari sub
subab
F.Kerangka Konsep

THYPOID HIPERTEMI

Dampak : Kejang ,Hipoksemia ,Gangguan Peredaran di otak ,Kerusakan Sel Neuron

G.Hipotesis

Terdapat pengaruh Pemberian Kompres Hangat terhadap demam Tyhpoid


dapat di simpulkan Hipotesis Positif sedangkan hipotesis negative di tolak

Anda mungkin juga menyukai