PENDAHULUAN
Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap
lebih dari 37 yang biasannya di akibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang
menciptakan lebih banyak panas dari pada yang dapat di keluarkan oleh tubuh
Demam thypoid masih merupakan masalah kesehatan yang penting di berbagai
negara,terutama negara berkembang salmonella thypi mampu hidup dalam
tubuh manusia,yang umummnya memiliki kondisi kebersihan yang buruk.
(Kemenkes RI,2017)
1
2
Insiden Demam Thypoid Di DKI jakarta sekitar 182,5 kasus setiap hari
diantaranya ,sebanyak 64 % infeksi demam typhoid terjadi pada penderita usia
3-19 tahun namun rawat inap sering terjadi pada orang dewasa (32%
dibandingkan anak 10% ) dan lebih parah kematian akibat infeksi demam
tyhpoid diantara pasien rawat inap antara 3,1-10,4% (sekitar 5-19 kematian
perhari (Disease, 2016)
1.4 TUJUAN
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Klien An.A
Dan An.C Yang Mengalami Hipertermi Dengan Demam Typhoid Di RS.
Bhayangkara Brimob.
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah pada pasien anak yang
mengalami hipertermia dengan demam thypoid adalah sebagai berikut:
1.5 Manfaat
1.5.1 Teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO ,Penyakit demam tifoid (typhoid fever) yang biasa disebut
tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, khususnya
turunannya yaitu Salmonella typhi yang menyerang bagian saluran pencernaan.
Selama terjadi secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah (Algerina, 2008;
Darmowandowo, 2017). Demam tifoid termasuk penyakit menular yang
tercantum dalam Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah.
Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular dan
dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah (Sudoyo
A.W., 2017).
7
8
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Patofisiologi
Patogenesis (tata cara masuknya kuman thypoid kedalam tubuh) pada penyakit
thypoid ini di bagi atas 2 bagian (Antoni, 2016 ) yaitu :
Tukak Splenomegali
Hipertermi
Defisit nutrisi
( Zulkonik 2011 )
11
Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia. (Sudoyo
Aru, dkk 2009 dikutip dalam buku Nanda Nic-Noc, 2016).
2.1.6 Komplikasi
Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat
memberikan rasa nyaman kepada penderita.
3) Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres hangat
efektif terutama setelah pemberian obat. Jangan berikan kompres dingin
karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan meningkatkan kembali
suhu inti (Kaneshiro & Zieve, 2016).
Pertumbuhan Fisik
1) Pengertian
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang memiliki alasan yang
berencana atau darurat sehungga mengharuskan anak untuk tinggal dirumah
sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke
rumah. Selama proses tersebut anak dan orang tua dapat mengalami kejadia
yang menurut beberapa peneliti ditunjukan denganpengalaman traumatik
dan penuh dengan stress. Perasaan yang seringmuncul yaitu cemas, marah,
sedih, dan rasa bersalah (Wulandari & Erawati,2016).
2) Dampak Hospitalisasi pada anak Toddler
Selama proses hospitalisasi, anak dan orang tua dapat mengalami
berbagai kejadian yang menurut berbagai penelitian ditunjukan dengan
pengalaman yang sempat traumatik dan penuh dengan stres. Beberapa
perasaan yang sering muncul pada anak yaitu, cemas, marah, sedih, takut
dan rasa bersalah (Wong, 2017).
Sumber stres yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Respons
perilaku anak sesuai dengan tahapnya, yaitu tahap protes, putus asa, dan
pengingkaran (denial). Pada tahap protes, perilaku yang ditunjukan adalah
menangis kuat, menjerit memanggil orang tua atau menolak perhatian yang
diberikan orang lain. Pada tahap putus asa perilaku yang ditunjukan adalah
17
2.5.1 Pengkajian
1) Identitas Pasien
Identitas pasien meliputu nama pasien, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
1
2) Umur
Kebanyakan Demam Thypoid yang sering mengenai anak usia dibawah 2
tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa anak pada usia toldder akan lebih sering menderita
Dmam Thypoid dari pada usia yang lebih lanjut
3) Jenis kelamin
Angka kesakitan Demam Thypoid sering terjadi pada usia 2 tahun,dimana
angka kesakitan Demam Thypoid anak perempuan lebih tinggi daripada
laki-laki di negara Denmark.
4) Alamat
Kepadatan hunian seperti luar ruang per orang, jumlah anggota keluarga,
dan masyarakat diduga merupakan faktor risiko untuk Demam Thypoid
Diketahui bahwa rendahnya kualitas jajanan atau minuman air yang telah
terkontaminasi kotoran yang mengandung bakteri salmonella typhi di
pinggir jalan akan mempengaruhu terjadinya Demam Thypoid
5) Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit sekarang mengatakan Biasanya klien mengalami demam
mendadak meningkat 39 C, sakit kepala, badan lemah dan lelah ,
gangguan penceernaan seperti diare atau sembelit ,sakit perut ,hilang nafsu
makan ,mual dan muntah
1. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit ini
2. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengaatakan tidak memiliki penyakit seperti Klien
tersebut
3. Riwayat sosial
Ibu klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang padat
penduduknya dan sumber air yang keruh dan lingkungan yang kumuh
(Nursing Student, 2015).
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat kesadaran, penurunan tingkat kesadaran dapat terjadi pada
keadaan panas yang tinggi tidak terkendali sebagai akibat lanjut
19
d.
2.) Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi kognitif kejang
yang tidak kontinu
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkanr esiko cedera tidak terjadi
Kriteria hasil:
a. kejang tidak terjadi
b. mata klien tidak mendelik ke atas
c. tubuh klien tidak kaku
d. mulut klien tidak berbuih
Intervensi:
a. Identifikasi faktor lingkungan yang memungkinkan resiko terjadinya
kjang
b. pantau kejang
c. monitor ttv
d. pasang pengalang tempat tidur
e. letakan klien dibawah tempat tidur atau turunkan tempat tidur
f.berikan obat anti kejang
g. kaji kondisi klien
h. pantau rr
23
Kolaborasi:
a. Memberikan obat anti kejang
b. obat fenitoin sudah dimasukan melalui intravena sebanyak 50 Mg
3.) Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan kurangnya intake
cairan
Intervensi :
Mandiri
a. bservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
Rasional: hipotensi, takikardia, dan demam menunjukan respon terhadap
kehilangan cairan tubuh.
b. Berikan cairan peroral 2 - 2,5 liter perhari, jika pasien tidak muntah.
Rasional: untuk pemenuhan kebutuhan cairan tubuh.
c. Berikan minum air putih sedikit tapi sering
Rasional:untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan untuk menghindari
dehidrasi
d. Timbang berat badan pasien setiap hari dengan alat ukur yang sama.
Rasional: berat badan merupakan indikator kekurangan cairan dan status
nutrisi.
Kolaborasi:
a. Berikan cairan parenteral sesuai program medis.
Rasional: untuk memperbaiki kekurangan volume cairan.
4.) Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cemas pada
klien teratasi
2
Kriteria Hasil:
a. Klien rileks
b. Kecemasan klien berkurang
c. Klien dapat istirahat cukup
Intervensi:
Mandiri
a. Libatakan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan
Rasional: Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga
kemampuannya
toleran terhadap
25
Kriteria hasil:
a. Kebutuhan klien terpenuhi
Kolaborasi:
a. Berikan terapi multivitamin sesuai program terapi medis.
Rasional: meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan aktivitaspasien.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran pelaksanaan
asuhan keperawatan pada An.A dan An.C yang mengalami hipertermia dengan
demam typhoid di RS Bhayangkara Brimob pada tanggal 01 – 03 Agustus
tahun 2022 An.A dan tangga 01 - 03 Agustus An.C.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian
Hasil yang didapat dari dua kasus yang sama yaitu pengkajian klien An.A
pada tanggal 1 – 3 Agustus tahun 2022 dan klien An.C pada tanggal 1 Agustus
pada kasus ditemukan data adanya gejala yang sama yaitu pada klien An.A
dan klien An.C mengalami demam naik turun .namun terdapat keluhan mual
dan nafsu makan berkurang pada klien An.A dan An.C setelah ituditemukan
klien An.A cemas saat di berikan perawatan pada klie An.A tidak di temukan
cemas pada saat perawatan dan pada klien An.C ditemukanextermitas bawah
tidak bisa di gerakan sepenuhnya.
5.1.3 Perencanaan
Pada tahap perencanaan, karena kedua klien memiliki prioritas masalah
yang sama yaitu hipertermia dengan waktu asuhan keperawatan yaitu 3x24
jam maka dilakukan perencanaan keperawatan sesuai teori namundisesuaikan
dengan kebutuhan klien. Untuk masalah yang lain juga mengikutitinjauan teori
namun tetap melihat keadaan klien.
28
5.1.4 Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan semua tindakan keperawatan sudahdilakukan sesuai
dengan perencanaan yang dibuat pada kasus An.A Dan An.C Salah satu
tindakan keperawatan mandiri yang penulis lakukan untukmengatasi masalah
keperawatan yang menjadi fokus utama yaitu dengan kompres hangat. Semua
tindakan dilaksanakan dengan efektif dan sesuai dengan yang direncanakan.
Hasilnya suhu tubuh kedua klien kembali normalsetelah dilakukan tindakan
mandiri kompres hangat selama 2 hari.
5.1.5 Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan.pada evaluasi yang penelitian dilakukan pada klien
1berdasarkan kriteria yang penelitian susun terdapat 3 diagnosa keperawatan
yang telah teratasi dengan baik sesuai rencana yaitu Hipertermiaberhubungan
dengan proses penyakit, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Intake tidak adekuat,Cemas pada anak berhubungann
dengan dampak hospitalisasi. Sedangkan pada klien 2 juga terdapat 3 diagnosa
keperawatan yangtelah teratasi dengan baik sesuai rencana yaitu Hipertermia
berhubungan dengan proses penyakit, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan Intake tidak adekuat, Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan fisik.
Pada tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAP, masalah yang
terdapat pada masing-masing klien ditemukan 3 diagnosa keperawatanteratasi
sesuai dengan kriteria hasil.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas,maka penulisan memberikan saran yang
diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan dimasa yang akan datang demi tercapaikan tingkat derajat
kesehatan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Andra Saferi W & Yessie Mariza P.2017. Buku Ajar Anak 2 (Keperawatan)
Bidang.kesehatan.Yogyakarta:Nuha,Medika
Butcher, HK.2017. Nursing Interventions Classification, Ed.6. Jakarta Dalal, S.,
and Zhukovsky D.S., 2016. Pathophysiology and Management
Dewasa).Jakarta: Nuha Medika
edisi IV. Jakarta: Penerbit FK-UI Zein Isnaniah S, Zuhriana K. Yusuf, Ahmad
Aswad.2016.Perbedaan
Masuk melalui
mulut
Menuju ke
saluran pencernaanMati
halus
Bakteri memasuki aliran darah sistematik
Tukak Splenomegali
Hipertermi
Defisit nutrisi
( Zulkonik 2011 )
34
Kerangka Konsep
35
Definisi:
Tata cara memberian kompres hangat pada pasien yang mengalamihipertermi
(peningkatan suhu tubuh )
Tujuan:
1) Memperlancar sirkulasi darah sehingga aliran darah dan suplai oksigenlebih
mudah mencapai daerah yang sakit
2) Membantu relaksasi otot dan mengurangi nyeri dan memberi rasa hangat
3) Menurunkan suhu tubuh pada saat demam
Indikasi:
1. Pasien hipertermi (peningkatan suhu tubuh )
2. Pasien dengan perut kembung
3. Pasien yang mempunyai penyakit peradangan seperti radang persendian
4. Spasme otot
5. Adanya abses
Kontra indikasi :
1. Trauma 12-24 jam pertama
2. Perdarahan
3. Edema
4. Gangguan vascular
5. Pleuritis
No
1. Persiapan Alat:
1. Air hangat dalam baskom
2. Waslap
3. Perlak dan pengalas
4. Sarung tangan
5. Handuk kering
2. Persiapan Pasien dan lingkungan :
1. jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
2. jaga privacy pasien
3. Berikan posisi nyaman
36
3. Pelaksanaan :
1. Beri tahu klien dan keluarga bahwa akan diberikan kompres
hangat Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang
nyaman
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur
4. Posisikan pasien senyaman mungkin
5. Cuci tangan daan kenakan saruang tangan
6. Periksa TTV pasien sebelum memulai (nadi, tekanan darah dan
suhu tubuh pasien )
7. Kebersihan alat diperhatikan
8. Kompres hangat diletakan di bagian tubuh yang memerlukan
(dahi, aksila dan lipatan paha )
9. Minta pasien untuk mengungkapkan ketidak nyamanan saat
dilakukan kompres
10. Pengompresan di hentikan sesuai waktu yang telh ditentukan
11. Kaji kembali kondisi kulit disekitar pengompresan ,hentikan
tindakan jika di temukan tanda-tanda kemerahan
12. Rapihkan pasien ke posisi semula
13. Beri tauhu bahwa tindakan telah selesai
14. Bereskan alat-alat yag telah digunakan dan lepas sarung tangan
15. Kaji respon pasien (respon subjektif dan objektif )
16. Berika reinfocemen positif pada pasien
17. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
18. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Hasil:
Dokumentasikan nama/ tindakan/ tanggal/ jam tindakan ,hasil yang
diperoleh respon pasien selama tindakan ,nama dan paraf perawat
37
Kepada
Yth. Calon Partisipan Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya mahasiswi Prodi DIII Akademik Keperawatan Berkala Widya Husada, bermaksud
melaksanakan penelitian dengan Judul “Gambaran Asuhan Keperawatan pada Klien An. A dan
An. P yang mengalami Hipovolemia dengan Gastroenteritis di RSAU dr. Esnawan Antariksa”
Saya Mengharapkan partisipan anda dalam penelitian yang saya lakukan, saya menjamin
kerahasian dan indetitas anda. Informasi yang anda berikaan hanya semata – mata digunakan
untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak di gunakan untuk maksud lain.
Apabila anda bersedia menjadi responden, anda mengisi dan menandatangani lembar
persetujuan menjadi partisipan.
Atas perhatian dan kesediaan anda saya ucapkan terima kasih.
Kepada
Yth. Calon Partisipan Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya mahasiswi Prodi DIII Akademik Keperawatan Berkala Widya Husada, bermaksud
melaksanakan penelitian dengan Judul “Gambaran Asuhan Keperawatan pada Klien An. A dan
An. P yang mengalami Hipovolemia dengan Gastroenteritis di RSAU dr. Esnawan Antariksa”
Saya Mengharapkan partisipan anda dalam penelitian yang saya lakukan, saya menjamin
kerahasian dan indetitas anda. Informasi yang anda berikaan hanya semata – mata digunakan
untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak di gunakan untuk maksud lain.
Apabila anda bersedia menjadi responden, anda mengisi dan menandatangani lembar
persetujuan menjadi partisipan.
Atas perhatian dan kesediaan anda saya ucapkan terima kasih.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa pelaksanaan dari pihak
manapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa pelaksanaan dari pihak
manapun.
LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL KTI
LEMBAR KONSULTASI
KARYA TULIS ILMIAH
DAFTAR PRIBADI
Nama : MAYODA AJIB ULIN NUHA
NIM : 19.031
Tempat Tanggal Lahir :Ketanggan,28-06-1998
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku /Kewarganegaraan : jawa/Indonesia
Alamat :Asrama Brimob Cikeas
No Hp 085865639093
E-mail :mayodaajib98@gmail.com
PENDIDIKAN
1) SDN KETANGGAN 03 (2004 - 2010)
PENGALAMAN ORGANISASI
1) Anggota PMR (palang merah remaja) (2014-2015)
2) Atletik (sprint) (2014)
PENGALAMAN KERJA
1) Klinik resimen 1 pasukan pelopor Tahun 2021 s.d Sekarang
2) Klinik satlat Korps Brimob Polri Tahun 2021