Anda di halaman 1dari 6

SPIRITUALITAS KRISTIANI DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PELAYANAN PERAWAT KATOLIK

Theofilus Acai Ndorang


Prodi Sarjana Keperawatan FIKP Unika St. Paulus Ruteng. Jl. Jend. Ahmad Yani, No.10, Ruteng-Flores 86508
Email: theondorang@gmail.com

Abstract: Christian Spirituality and Its Effect on Catholic Nursing Services. This study purpose to determine the
description of Catholic nurses about christian spirituality and its impact on their services as nurses. This study
used a qualitative approach, which was conducted on Catholic nurses who worked at the Manggarai District
Hospital and Community Health Center. Data collection using the interview method to eight (8) resource persons
who have been determined purposively. The data analysis technique uses inductive descriptions, namely data
collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results showed that the dominant Catholic
nurses understood Christian spirituality in two ways, namely the power of prayer (vertical relationship with God)
and loving service (horizontal relationship with others). These two things always motivate nurses in serving
patients. In carrying out routine duties as a nurse, Christian spirituality has a positive influence and often
dominates nurses in nursing actions.
Keywords: Christian spirituality, service, Catholic nurse

Abstrak: Spiritualitas Kristiani dan Pengaruhnya Terhadap Pelayanan Perawat Katolik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran perawat katolik tentang spiritualitas kristiani dan pengaruhnya terhadap pelayanan
mereka sebagai perawat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang dilakukan kepada perawat
katolik yang bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas Kabupaten Manggarai. Pengumpulan data menggunakan
metode wawancara kepada delapan (8) narasumber yang sudah ditentukan secara purposive. Teknik analisis data
menggunakan deskripsi induktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa para perawat katolik dominan memahami spiritualitas kristiani dalam dua hal
yakni kekuatan doa (relasi vertikal dengan Tuhan) dan pelayanan cinta kasih (relasi horizontal dengan sesama).
kedua hal ini selalu menjadi spirit yang memotivasi perawat dalam pelayanan terhadap pasien. Dalam
menjalankan tugas rutin sebagai perawat, spiritualitas kristiani memiliki pengaruh positif dan seringkali
mendominasi perawat dalam dalam tindakan keperawatan.
Kata kunci: Spiritualitas kristiani, pelayanan, perawat katolik

PENDAHULUAN Hal yang sama juga sebagaimana ditulis


Salah satu aspek penting ketika Nursalam (2008) bahwa Keperawatan adalah
membahas seputar dunia keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa
aspek pelayanan. Pelayanan sepertinya telah pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan
menjadi kata kunci yang melekat erat pada kepada individu yang sehat maupun sakit yang
seorang perawat. Dalam beberapa definisi mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial
terkait dengan keperawatan pasti tersurat dan agar dapat mencapai derajat kesehatan yang
tersirat kata pelayanan di dalamnya. Dalam optimal. Carolina Bunker, dkk (2014) dalam
lokakarya Keperawatan Nasional 1983, penjelasan tentang peran perawat menjelaskan
keperawatan didefinisikan sebagai suatu tentang 6 (enam) peran perawat kontemporer
bentuk pelayanan kesehatan profesional yang dan peran pertama perawat adalah penyedia
merupakan bagian integral dari pelayanan layanan kesehatan. Di sini perawat membantu
kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, setiap individu mencapai tingkat kesejahteraan
yang terbentuk pelayanan bio-psiko-sosio mereka secara maksimum.
spiritual komprehensif yang ditujukan bagi Selanjutnya, dalam UU Nomor 36
individu, kelompok, dan masyarakat baik sehat Tahun 2014 Tentang Tenaga kesehatan,
maupun sakit, yang mencakup keseluruhan Tenaga Kesehatan (termasuk Perawat)
proses kehidupan manusia (Asmadi, 2008). didefinisikan sebagai setiap orang yang

29
30 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume 5, Nomor 1, Juni 2020

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan (relasi manusia dengan Allah) dan dimensi
serta memiliki pengetahuan dan atau horizontal (relasi manusia dengan sesama dan
keterampilan melalui pendidikan di bidang alam lingkungan) (Michael, 2001).
kesehatan yang untuk jenis tertentu Jordan Aumann (1985) seorang teolog
memerlukan kewenangan untuk melakukan katolik dan pakar spiritualitas kristiani,
upaya kesehatan (pasal 1 ayat 1). Dalam mengulas beberapa corak pokok dari
menjalankan praktik, Tenaga Kesehatan yang spiritualitas kristiani yakni kristosentris,
memberikan pelayanan langsung kepada eskatologis, askese, liturgical, dan komunal.
Penerima Pelayanan Kesehatan harus Dalam Kaitan dengan kristosentris,
melaksanakan upaya terbaik untuk Spiritualitas kristiani mengacu kepada ajaran
kepentingan Penerima Pelayanan Kesehatan Yesus Kristus. Kristuslah yang menciptakan
dengan tidak menjanjikan hasil (pasal 61). hidup spiritual, sebab di dalam Dia, Tuhan
Dengan mengacu pada pemahaman di menyatakan diriNya oleh kuasa Roh Kudus.
atas, dapat disimpulkan bahwa tugas perawat Oleh karena itu spiritualitas tergantung dari
atau keperawatan pada umumnya tidak lari semua pengajaran Kristus. Namun pada pada
jauh dari pelayanan. Seluruh upaya intinya, Spiritualitas Kristiani tidak hanya
keperawatan adalah bentuk sebatas pada tata laku doa atau ibadat tetapi
pelayanan/pengabdian diri para perawat tetapi bagaimana hal itu dipraktekkan dalam
kepada penerima pelayanan (klien) yang kehidupan bersama terutama dalam
membutuhkan perawatan bidang kesehatan. pelayanan-pelayanan cinta kasih. “Anak
Dalam prakteknya, pelayanan keperawatan manusia datang bukan untuk dilayani
diatur dan diukur oleh kriteria-kriteria yang melainkan untuk melayani dan untuk
telah ditetapkan. Kriteria berjalan baik apabila memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi
memenuhi kriteria-kriteria tersebut dan intinya banyak orang (Mat: 20: 28).
bermuara pada pemenuhan
kebutuhan/kepuasan klien/pasien. METODE PENELITIAN
Dalam kenyataan selama ini, hasil Dalam penelitian ini, peneliti
pelayanan perawat terhadap kepuasan pasien menggunakan pendekatan kualitatif, dan
bervariasi. Disinyalir terdapat banyak pengumpulan datanya menggunakan metode
klien/pasien yang puas dengan pelayanan wawancara. Metode wawancara adalah teknik
perawat, namun tak ayal juga masih ada begitu pengumpulan data penelitian dengan cara
banyak pasien belum puas dengan pelayanan tanya jawab sambil bertatap muka (langsung
perawat. Terkait dengan situasi ini konsep maupun tak langsung) antara pewawancara
pelayanan tetap menjadi kunci utama dalam dengan narasumber atau orang yang
tugas keperawatan. diwawancarai. Penelitian ini dilakukan pada
Konsep pelayanan seorang perawat beberapa perawat katolik yang bekerja di
tentunya bukan hanya dipengaruhi oleh faktor Rumah sakit dan beberapa Puskesmas di
bidang ilmu pengetahuan seputar keperawatan kabupaten Manggarai. Penentuan subyek
saja tetapi juga oleh faktor-faktor lain yang dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang
diperoleh dalam pengalaman hidup hariannya, sudah ditentukan dengan jumlah delapan (8)
seperti perilaku budaya, adat istiadat, agama, narasumber. Kedelapan narasumber adalah
dan situasi sosial lainya. Dalam konteks agama Perawat yang masa kerjanya minimal 10
(khususnya agama katolik), pelayanan menjadi tahun. Teknik analisis data menggunakan
salah satu kata kunci yang selalu deskripsi induktif yaitu pengumpulan data,
didengungkan dan diwartakan terus-menerus. reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Pelayanan merupakan suatu spiritualitas utama
dari umat kristiani. Kunci utama dari HASIL DAN PEMBAHASAN
spiritualitas kristiani adalah pelayanan kepada Gambaran Konsep Pelayanan Dalam Tugas
Allah dan pelayanan kepada sesama. Keperawatan
Spiritualitas hidup kristiani adalah suatu Berdasarkan hasil wawancara dengan
kesadaran menanggapi karya agung Allah kedelapan perawat yang menjadi narasumber
melalui dua dimensi yakni dimensi vertikal penelitian ini, didapatkan beberapa
Ndorang, Spiritualitas Kristiani dan Pengaruhnya……. 31

kesimpulan jawaban terkait konsep pelayanan memberikan pelayanan yang segera dan
dalam tugas keperawatan yang kemudian akurat sejak pertama kali tanpa
dipadukan dalam 5 (lima) ciri pelayanan jasa: membuat kesalahan apapun dan
Tangibles, reliabilitas, daya tanggap, jaminan, memuaskan pihak yang dilayani.
dan empati (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006) 3) Pelayananan keperawatan mesti didasari
1) Pelayanan keperawatan pada intinya oleh kemampuan daya tanggap yang
harus mencakup keseluruhan aspek yang tinggi. “Konsep pelayanan dalam tugas
berkaitan dengan sarana dan prasarana perawat merupakan perpanjangan antara
serta perlengkapan pendukung yang tangan Tuhan berarti konsep pelayanan
menunjang tata layanan kesehatan. pasien sama seperti upaya untuk
Beberapa narasumber memunculkan hal melayani diri sendiri. Kita pasti tahu
ini sebagai unsur penting dalam konsep bagaimana bila kita merasa sakit atau
pelayanan keperawatan. “Pelayanan menderita pasti berharap agar ada orang
keperawatan mencakup keseluruhan yang cepat menolong atau membantu
aspek mulai dari persiapan sarana dan kita, demikian halnya yang akan
fasilitas yang mendukung pelayanan, dilakukan terhadap pasien yang datang
tupoksi dari tenaga kesehatan/perawat” untuk dirawat di tempat ini” (P4).
(P2). “Dalam tugas pelayanan, perawat Dalam konteks ini, daya tanggap
harus disiplin baik dalam berpakaian (responsiveness), berhubungan dengan
(sesuai SOP), maupun dalam tutur kata” kesediaan dan kemampuan perawat
(P5). untuk membantu para pasien dan
Terkait hal ini, dalam konsep pelayanan merespon permintaan mereka dengan
kesehatan dikenal istilah Tangibles tanggap, serta menginformasikan jasa
(bukti langsung yang meliputi fasilitas secara tepat.
fisik, perlengkapan dan material yang 4) Pelayanan Keperawatan merupakan
digunakan pihak layanan kesehatan suatu bentuk jaminan bagi kepercayaan
yang mencakup juga penampilan dari pasien/klien. “Pelayanan mesti
tenaga kesehatan/perawat yang ada). mengutamakan pelayanan yang prima
2) Pelayanan keperawatan merupakan dan bermutu, di mana kepentingan
pelayanan reliabel yang harus mematuhi pasien di atas kepentingan pribadi” (P8).
prinsip asuhan keperawatan dan SOP “Konsep pelayanan dalam keperawatan
pelayanan. “Konsep pelayanan dalam yakni harus mematuhi asuhan
keperawatan adalah bagaimana keperawatan, harus sesuai dengan SOP,
pendekatan kami dalam menjalankan segala sesuatu yang dilakukan harus
asuhan keperawatan dimana seorang didokumentasikan sehingga dapat di
perawat mampu menemukan masalah telesuri pembuktiannya, komukasi
dan berupaya mencari solusi dalam teraupetik yang menuntut kerahasiaan
mengatasi masalah-masalah harus dijaga kerahasianya” (P1).
keperawatan. Konsep dasar pelayanan “Dalam menjalankan tugas pelayanan,
kami yang kami jalankan dalam perawat senantiasa menampilkan diri
melakukan asuhan keperawatan yaitu dengan ceria, senyum, sapa dan salam”
sesuai dengan standar SOP dan itu (P4).
mengacu pada Permenkes 76 tahun Jaminan (assurance) yakni mencakup
2016” (P7). “Pelayanan yang diberikan pengetahuan, keterampilan, kesopanan,
perawat kepada pasien harus maksimal mampu menumbuhkan kepercayaan
terlebih khusus pelayanan yang pasiennya. Jaminan juga berarti bahwa
diberikan di ruangan ICU karena banyak bebas bahaya, resiko dan keragu-raguan.
pasien yang kritis, kondisi buruk sampai 5) Pelayanan keperawatan merupakan
mendapatkan hasil yang baik” (P3). sikap empati yang besar terhadap
Dengan demikian, dalam hal ini, pasien/klien yang dilayani. “Setidaknya
reliabilitas (reliability) berkaitan dengan kita melayani pasien dengan hati. Setiap
keandalan kemampuan perawat untuk pasien yang datang ke tempat kita, apa
32 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume 5, Nomor 1, Juni 2020

saja keluhan yang pasien rasakan atau pasien dalam keadaan


yang mereka sampaikan, kita sebagai sekarat/menghadap sakaratul maut, bagi
perawat harus bisa melayani dengan kita yang beragama katolik dapat
sepenuh hati, tutur kata yang baik, dan menghubungi pastor agar pasien
dengan sopan santun dalam memberikan tersebut diberi sakramen minyak suci
pelayanan. Artinya memberikan agar mereka mendapat penguatan.
pelayanan dengan baik/terbaik terhadap Pemberian sakramen minyak suci bukan
pasien yang dapat menyenangkan berarti mengharapkan pasien meninggal
pasien. kita sebagai perawat mampu dunia, tetapi mengupayakan agar pasien
menjadi pendengar yang baik bagi senantiasa dikuatkan dalam
pasien, artinya kita punya rasa empati penderitaannya itu sehingga memiliki
terhadap pasien” (P5). “Dalam harapan untuk bisa sembuh kembali”
keperawatan, naluri keibuan kita yang (P8).
paling menonjol dalam setiap pelayanan 2) Spiritualitas kristiani nyata dalam
kita pada pasien. Layaknya seorang ibu pelayanan cinta kasih terhadap sesama.
yang merawat dan tidak ingin anaknya Semua narasumber memberikan
mengalami hal yang tidak baik, perawat jawaban yang sama bahwa Spiritualitas
juga harus memiliki perasaan yang sama kristiani berkaitan dengan praktik iman
seperti itu terhadap semua pasiennya. dalam hal cinta kasih. “Spiritualitas
Semua orang sakit membutuhkan kristiani mengedepankan cinta kasih
perhatian lebih sehingga sebagai dalam pelayanan” (P1-P8).
perawat kita harus memiliki naluri “Spiritualitas kristiani berarti melayani
keibuan, sikap caring dan kasih sayang dengan kasih tanpa membeda-bedakan
terhadap semua pasien” (P6). orang menurut status, golongan, suku,
Empati (empathy) berarti kemudahan ras, agama dan lain sebagainya” (P1, P3
dalam melakukan hubungan komunikasi & P5).
yang baik, perhatian pribadi dan Douglas G. Bushman dalam tulisanya
memahami kebutuhan pasien sebagai tentang Foundation of Catholic Spirituality,
pelanggan dan bertindak demi sebagaimana yang dikutip oleh Inggrid
kepentingan pasien. Listiani, membeberkan beberapa ciri
Gambaran Konsep Spiritualitas Kristiani spiritualitas katolik yakni: (1) berpusat pada
Bagi Perawat Katolik Yesus kristus, (2) melalui Kristus menuju
Berdasarkan hasil penelitian didapati Kesatuan Allah tritunggal, (3) 3) keikutsertaan
beberapa konsep spiritualitas kristiani yang dalam misteri Paskah Kristus, (4) Berdasarkan
dipahami oleh perawat katolik yakni: kesaksian akan Tuhan, (5) kesadaran akan
1) Spiritualitas kristiani berkaitan dengan dosa dan belas kasih Tuhan, (6) mengarah pada
hidup doa. Hampir semua narasumber kehidupan kekal, (7) melihat bunda maria
menjawab bahwa spiritualitas kristiani sebagai contoh dan teladan, (8) mengacu pada
berkaitan dengan relasi intim dengan Gereja-Nya, Gereja Katolik. Dari delapan ciri
Tuhan dalam doa. “Menghayati ini tujuan akhir Spiritualitas Katolik adalah
spiritualitas kristiani dengan berdoa kemuliaan Tuhan, yang diwujudkan oleh kasih
sebelum melakukan tindakan pelayanan kepada Tuhan dan sesama (Listiani,
keperawatan dan selalu mengucap https://www.katolisitas.org/apakah-
syukur setelah melakukan tindakan” spiritualitas-katolik/).
(P1, P3, P6). “Spiritualitas kristiani Kunci utama dari spiritualitas kristiani
berarti keyakinan dan kepercayaan saya adalah pelayanan kepada Allah dan pelayanan
akan karya Tuhan dalam tugas kepada sesama yang merupakan buah dari
pelayanan sebagai perawat bahwa Ia ajaran Yesus Kristus. Spiritualitas hidup
selalu menuntun dan memberkati saya kristiani adalah suatu kesadaran menanggapi
dan orang-orang yang saya layani” (P7). karya agung Allah melalui dua dimensi yakni
“Yang saya pahami tentang spiritualitas dimensi vertikal (relasi manusia dengan
kristiani salah satunya yakni apabila ada Allah/kasih kepada Allah) dan dimensi
Ndorang, Spiritualitas Kristiani dan Pengaruhnya……. 33

horizontal (relasi manusia dengan sesama dan kasih itu yang mendasari kita melakukan
alam lingkungan/kasih kepada sesama dan pelayanan. Karena keadaan pasien yang
alam semesta). Dengan demikian dapat berbeda-beda, tingkat stresnya juga
disimpulkan bahwa konsep spiritualitas yang berbeda, jadi kita dituntut untuk dapat
dipahami oleh perawat katolik secara umum memaafkan. Karena jika psikologis kita
telah dimaknai dalam hidup dan karya mereka terganggu maka pelayanan tidak dapat
sebagai perawat. dilakukan dengan maksimal” (P2).
Pengaruh Spiritualitas Kristiani Dalam “Hubungan atau pengaruhnya itu, ketika
Pelayanan Perawat Katolik kita tidak melayani pasien dengan kasih
Berdasarkan hasil penelitian didapati tentu pasien tidak mendapatkan
bahwa spiritualitas kristiani memiliki kesembuhan. Tetapi sebaliknya ketika
pengaruh dalam pelayanan perawat katolik. kita melayani pasien dengan kasih, maka
Ada beberapa indikasi yang menunjukkan hal obat yang sesederhana apapun dapat
tersebut yakni: membuat pasien memperoleh
1) Spiritualitas kristiani menjadi kekuatan kesembuhan” (P4).
rohaniah bagi perawat dalam tugas 3) Spiritualitas kristiani menjadi kekuatan
pelayanan. Spiritualitas kristiani rohaniah bagi para pasien/klien yang
menjadikan perawat katolik semakin dilayani oleh perawat. Nilai-nilai
yakin dan percaya diri dalam setiap spiritualitas yang dijalankan oleh
tindakan pelayanan. “Setiap pagi perawat tertular kepada para pasien
sebelum kami memulai aktivitas sehingga mereka mengalami
pelayanan dalam memberikan asuhan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri
keperawatan kepada pasien, kami atas pelayanan perawat. “Spiritualitas
mengadakan briefing dan doa bersama kristiani membuat perawat semakin setia
dulu. Kami melakukan briefing dan doa dalam melayani pasien dan memberikan
karena kami menyadari bahwa kami motivasi, dukungan, kekuatan untuk
hanya alat yang digunakan Tuhan untuk bisa menerima keadaan diri mereka dan
membantu sesama saudara/pasien yang bisa memperoleh kesembuhan. Perawat
sakit dan menderita. Kuasa juga memberikan pelayanan yang
penyembuhan terbesar berasal dari holistik yang mencakup bio, psiko,
Tuhan sendiri. Kami meyakini bahwa sosial dan spiritual yang berdampak
tindakan medis yang kami lakukan akan pada kesembuhan atau kebahagian
menjadi sempurna dengan adanya pasien karena dilayani dengan baik”
pertolongan dan berkat dari Tuhan” (P3). “ketika ada pasien yang kondisinya
(P1). “Dengan spiritualitas kristiani sudah kritis atau pasien yang menderita
saya secara pribadi merasa dikuatkan penyakit terminal dan sebagainya,
dalam tugas pelayanan dan perawat menginformasikan kepada
memampukan saya untuk senantiasa keluarga agar pasien diberi peneguhan
disiplin dan mematuhi seluruh SOP secara rohani melalui doa atau
dalam setiap asuhan keperawatan” (P7). pengurapan minyak suci oleh Pastor
2) Spiritualitas kristiani menjadikan atau petugas pastoral lainnya” (P8).
perawat untuk selalu mengutamakan “Sebagai orang katolik tentunya, kita
prinsip cinta kasih dalam menjalankan memberikan yang terbaik terhadap
pelayanan. Pelayanan yang pasien agar pasien merasa diperhatikan
mengedepankan prinsip cinta kasih dan oleh perawat atau petugas kesehatan.
ketulusan niscaya membuahkan hasil Intinya dengan penuh kasih sayang yang
terbaik bagi orang-orang yang dilayani. kita berikan terhadap pasien, pasien
“Ada pengaruh spiritualitas kristiani akan mengalami penghiburan dan
yakni pada ajaran cinta kasih, di mana kebahagiaan” (P4).
para perawat akan melayani pasien 4) Spiritualitas kristiani mendominasi
tanpa memandang status sosial, suku, perawat dalam mengambil tindakan
agama dan ras. Pelayanan dengan cinta pelayanan keperawatan. Nilai-nilai
34 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume 5, Nomor 1, Juni 2020

utama dari spiritualitas kristiani Konsep pelayanan seorang perawat tentunya


(semangat doa dan cinta kasih) selalu bukan hanya dipengaruhi oleh faktor bidang
menjadi aspek utama yang menjadi ilmu pengetahuan seputar keperawatan saja
benteng untuk setiap pertimbangan dan tetapi juga oleh faktor-faktor lain yang
pengambilan keputusan. “Spiritualitas diperoleh dalam pengalaman hidup harianya.
kristiani cukup mendominasi karena Salah satu faktor yang turut andil dalam
sebelum melakukan pelayanan diawali perilaku pelayanan perawat adalah faktor
dengan doa dan sebagai perawat kita agama yang mana dalam agama katolik sering
harus melayani klien dengan setulus hati disebut sebagai spiritualitas kristiani/katolik.
dan penuh tanggung jawab” (P5, P6, Hasil penelitian menunjukkan bahwa para
P7). “sebelum melakukan aktivitas perawat katolik dominan memahami
pelayanan selalu diawali dengan doa dan spiritualitas kristiani dalam dua hal yakni
ketika dalam keadaan darurat selalu kekuatan doa (relasi vertikal dengan Tuhan)
bersandar penuh pada Tuhan Yesus” dan pelayanan cinta kasih (relasi horizontal
(P1). “Pasien yang hampir menemui ajal dengan sesama). kedua hal ini selalu menjadi
atau kritis itu diusahakan untuk spirit yang memotivasi perawat dalam
mendapat peneguhan dengan pemberian pelayanan terhadap pasien. Dalam
minyak suci” (P3). “Dalam melayani menjalankan tugas rutin sebagai perawat,
pasien, kami selalu dilandasi semangat spiritualitas kristiani memiliki pengaruh
cinta kasih, sehingga pasien dilayani positif dan seringkali mendominasi perawat
layaknya sebagai keluarga sendiri. dalam dalam tindakan keperawatan.
Dengan itu pula kami berupaya untuk
tidak membeda-bedakan pasien DAFTAR RUJUKAN
berdasarkan status sosial, suku, agama, Asmadi. (2008). Konsep dasar Keperawatan.
dan lain sebagainya. Di samping itu, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
dalam memberikan pelayanan kepada Aumann, Jordan. (1985). Chirstian Spirituality
orang sakit kita harus benar-benar tulus, in the Catholic Tradition. USA: Ignatius
selalu memberikan yang terbaik untuk Press & London: Sheed & Ward.
kesembuhan pasien, dan Listiani, Inggrid. Apakah Spiritualitas
mengesampingkan semua ego diri kita Katolik?
sendiri” (P4). https://www.katolisitas.org/apakah-
Spiritualitas kristiani pada dasarnya spiritualitas-katolik/, diakses pada
berpengaruh terhadap pelayanan perawat tanggal 15 Maret 2020
katolik yang terindikasi dalam beberapa hal Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. (2006).
berikut, yakni: spiritualitas kristiani menjadi Manajemen Pemasaran Jasa. Ed. 2.
kekuatan rohaniah bagi perawat dalam tugas Jakarta: Salemba Empat
pelayanan, spiritualitas kristiani menjadikan Michel, Thomas. (2001). Pokok-Pokok Iman
perawat untuk selalu mengutamakan prinsip Kristiani. Yogyakarta: Universitas
cinta kasih dalam menjalankan pelayanan, Sanata Dharma
spiritualitas kristiani menjadi kekuatan Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan :
rohaniah bagi para pasien/klien yang dilayani Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
oleh perawat, dan Spiritualitas kristiani Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba
mendominasi perawat dalam mengambil Medika
tindakan asuhan keperawatan. Rosdahl, Carolina Bunker dan Kowalski, Mary
T. (2014). Buku Ajar Keperawatan
KESIMPULAN Dasar. Jakarta: Penerbit Buku
Tugas perawat atau keperawatan pada Kedokteran EGC
umumnya tidak lari jauh dari pelayanan. UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Seluruh upaya keperawatan adalah bentuk Kesehatan
pelayanan/pengabdian diri para perawat
kepada penerima pelayanan (klien) yang
membutuhkan perawatan bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai