Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256

Vol. 4 No. 2 Tahun 2021

Komunikasi Terapeutik terhadap Perilaku Caring Perawat

Nofriadi Nofriadi, Dia Resti Dewi Nanda Demur, Albuni Albuni


Universitas Perintis Indonesia
Email : nofriadibkt18@gmail.com

ABSTRAK
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan untuk membina hubungan saling
percaya dengan meningkan perilaku caring terhahap pasien. fenomena yang di dapatkan di rumah
sakit masih ada perawat yang tidak memperkenal diri pada saat berkomunikasi dengan pasien. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan perilaku caring perawat di
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 35 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan teknik total sampling. Sehingga didapatkan sampel sebanyak 35 orang
responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil data
menunjukan bahwa komunikasi terapeutik di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi dalam
kategori baik dengan hasil persentase (82.9%) sebanyak 29 responden. Hasil data untuk perilaku
caring perawat dalam kategori baik dengan persentase (71.4%) sebanyak 25 responden. Hasil uji
statistik diperoleh dengan nilai p value 0,043 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan
yang bermakna antara komunikasi terapeutik dengan perilaku caring perawat. Disarankan kepada
perawat agar menerapkan komunikasi terapeutik dengan berprilaku caring kepada pasien yang
mendapatkan asuhan keperawatan.

Kata kunci : Komunikasi Terapeutik, Perilaku Caring

ABSTRACT
Therapeutic communication is a communication that is planned to foster mutual trust by ingesting the
behavior of caring patients. As for the phenomenon that is obtained in hospitals there are still nurses
who do not introduce themselves when communicating with patients, the workload is increasing. The
purpose of this study was to find out the relationship of therapeutic communication with the caring
behavior of nurses in the pav room. ar-razi and pav. az-zahrawi at Ibn Sina Bukittinggi Islamic
Hospital. This research uses cross sectional methods. The population in this study was 35
respondents. Sampling in this study using total sampling techniques. So a sample of 35 respondents
was obtained. This research instrument uses a questionnaire. The data analysis used in this study is
univariate and bivariate analysis using chi-square test. The results showed that therapeutic
communication in the pav room. ar-razi and pav. az-zahrawi at Ibn Sina Bukittinggi Islamic Hospital
in good category with percentage result (82.9%) 29 respondents. Data results for caring behavior of
nurses in both categories by percentage (71.4%) 25 respondents. Statistical test results are obtained
with a p value of 0.043 (p<0.05). The conclusion of this study is that there is a meaningful relationship
between therapeutic communication and caring behavior of nurses. It is recommended to nurses to
apply therapeutic communication with caring behavior to patients who get nursing care.

Keywords : Therapeutic Communication, Caring Behavior

PENDAHULUAN (kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif)


Menurut World Health Organitation kepada masyarakat. Menurut American Hospital
(WHO) rumah sakit merupakn bagian integral dalam (Aditama, 2014), rumah sakit merupakan
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan suatu institusi yang fungsi utamanya
dengan menyediakan pelayanan yang paripurna memberikan pelayanan kepada pasien.
(komprehensif), pemyembuhan penyakit

50
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 4 No. 2 Tahun 2021

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan pelayanan dalam menentukan kepuasan pasien


republik indonesia Nomor 72 Tahun 2016 (Giles & Pallas,2010).
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan Menurut (Suyani, 2015) Komunikasi meru
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pakan suatu pertukaran pikiran perasaan,pendap
pelayanan kesehatan perorangan secara at dan memberikan nasehat di antara dua orang
paripurna (Komprehensif) yang menyedia atau lebih yang bekerja sama. Komunikasi yaitu
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat suatu seni untuk dapat membuat pesan dengan
darurat. Rumah sakit merupakan pelayanan cara yang gampang, sehingga mudah di
kesehatan yang penting tujuan utama rumah mengerti dan diterima (Suarli dan Bakhtiar,
sakit yaitu memberikan pelayan kesehatan yang 2010). Komunikasi merupakan kebutuhan
maksimal kepada pasien. Rumah sakit pasien, perawat harus melihat kondisi pasien
merupakan suatu organisasi yang sangat termasuk kondisi fisik, keadaan emosional, latar
komplek yang menyelenggarakan berbagai jenis belakang budaya, mampu berkomunikasi dan
pelayanan kesehatan melalui pendekatan cara menyampaikanyang baik kepada orang
pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, lain, menentukan waktu berkomunikasi saat
rehabilitatif) yang dilaksanakan secara penting dalam bekerja memberikan asuhan
menyeluruh sesuai dengan peraturan undang- keperawatan kepada pasien.( Sheldon, 2010).
undang yang berlaku tanpa memandang Perawat yang memberikan asuhan
agama,golongan dan kedudukan (Ranami, keperawatan mampu untuk berkomunikasi
2015). dengan terapeutik kepada pasien dalam
Pelayanan keperawatan adalah pelayan melakukan pelayanan, baik pada anak-anak,
yang profesional merupakan bagian dari maupun pada orang dewasa. Sundeen S.J 1994
integral pelayanan kesehatan yang didasari oleh dalam baradero, 2006) berpendapat bahwa
ilmu kiat keperawatan yang tujuan kepada komunikasi terapeutik adalah interaksi yang
individu, keluarga serta kelompok masyarakat bermamfaat dan bisa menyembuhkan keluahan
yang dalam kedaan sehat maupun sakit ( UU pasien, suasana saling percaya di buat oleh
Keperawatan No 38 Tahun 2014). Pelayanan perawat dengan pasien dalam mempermudah
profesional keperawatan daapat di wujudkan program pengobatan.
apabila dilakukan oleh tenaga keperawatan Perawat dalam meningkatkan asuhan
profesional sehingga dapat meningkatkan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan rasa
kualitas pelayanan di rumah sakit yang khusus aman pasien dengan menerapkan penggunaan
nya pada pelayanan keperawatan (Sumijatun, caring . Perilaku caring merupakan sikap peduli,
2010). menghormati, dan menghargai orang lain.
Fungsi pelayanan keperawatan tidak lepas Caring merupakan suatu cara pendekatan yang
dari manajemen keperawatan yang akan dinamis dimana perawat bekerja untuk lebih
dilakukan secara efisiensi dam efektif. Fungsi meningkatkan kepedulian nya kepada pasien
manajemen keperawatan terdapat lima yaitu (Tomey & Alligod, 2006). Caring adalah
perencanaan ( planning ), pengorganisasian ( tindakan yang di arahkan untuk membantu,
organizing ), ketenagaan ( staffing ), pengarahan membimbing, atau melakukan cara untuk
( actuating ) dan pengawasan ( kontroling). ( membantu dalam mencapai tujuan tertentu,
Marquis dan Huston, 2013). dengan cara mendukung individu lain atau
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelompok dengan nyata atau antisipasi
kupuasan pasien adalah memberikan pelayanan kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
dengan komunikasi yang teraputik, perawat kehidupan manusia (Leininger, 2012).
yang yang memiliki keterampilan Perilaku caring merupakan upaya yang
berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan dilakukan perawat untuk dekat dengan pasien
menjalin hubungan hubungan rasa percaya pada dan mengerti apa yang dirasakan pasien
pasien mencegah terjadinya masalah legal, sehingga perawat mampu melakukan asuhan
memberikan kepuasan profesioal dalam keperawatan dengan tetap sesuai masalah yang
pelayanan keperawatan dan meni gkatkan citra dialami pasien. (Potter & Perry 2009,). Caring
profesi keperawatan serta citra rumah sakit. berarti perilaku perawat dalam memberikan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa asuhan perawatan nenounyai sifat peduli
keperawatan melalui pelayanan asuhan terhadap keluhan pasien dan tidak membeda-
keperawatan komprehensif sebagai indicator bedakan pasien. (wicakso, 2012). Perawat yang

51
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 4 No. 2 Tahun 2021

tidak menerapkan perilaku caring dengan baik bahwa jumlah perawat secara keseluruhan
maka dinilai dinilai kurang memiliki motivasi sebanyak 202 orang perawat dalam 14 ruangan.
untuk melakukan kinerja profesi. perilaku ruang yang akan dilakukan penelitin yaitu
caring di pengaruhi beberapa faktor salah satu ruangan Pav. Ar-razi dengan jumlah
nya adalah komunikasi, apabila komunikasi keseluruhan perawat beserta kepala ruangan
antara perawat dan pasien tidak terjalin dengan sebanyak 19 orang terdiri dari 5 orang perawat
baik maka akan menurunkan motivasi perawat laki-laki dan 14 orang perawat perempuan,
untuk menerapkan perilaku caring (sunardi, sedang di ruangan Pav. azzahrawi jumlah
2012). keseluruhan perawat sebanyak 18 orang beserta
Keperawatan dan caring merupakan suatu kepala ruangan terdiri dari 5 orang perawat laki-
hal yang tidak bisa dipisahkan karena car ing laki dan 13 orang perawat perempan. perawat
menggambarkan inti dari praktik keperawatan yang sudah bekerja diruangan tersebut dengan
yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian variasi tingkat pendidikan D3 perawat hingga
untuk mencapai pelayanan keperawatan yang strata Ners keperawatan yang sudah mempunyi
lebih baik dan membangun struktur soaial STR dan surat izin bekerja.
yanglebih baik (American association of Hasil wawancara dengan 3 orang pasien
colleges of nursing, 2008 ; Meidiana dwidyanti, pada tanggal 26 Maret 2020 di dapatkan dari
2007; Potter patricia & anne peerry, 2009). hasil keluhan pasien menyatakan m asih kurang
Perilakuu caring dalam keperawatan sangat pelayanan yang diberikan bahwa masih ada
di perlukan, tetapi belum semua perawat perawat yang tidak memperkenal diri pada saat
melayani pasien dengan caring. Hal ini di berkomunikasi dengan pasien, masih ada
dukung oleh penelitian yang di lakukan oleh Liu perawat yang belum melakukan komunikasi
di China (2013) di dapatkan dari survei kepada dengan baik dengan pasien pada saat akan
595 orang pasien sebanyak 197 responden melakukan tindakan dan masih ada perawat
(33.11%) menyatakan caring perawat cukup , yang tidak menanyakan perkembangan pasien.
dan 83 orang responden (13,95%) menyatakan Pasien juga mengatakan kurang puas terhadap
caring perawat buruk (He et al, 2013). pelayanan yang di berikan perawat.
Di Indonesia sendiri caring menjadi salah Berdasarkan hasil wawancara dengan 3
satu penilaian bagi pengguna pelayanan orang perawat pada tanggal 20 maret 2020
kesehatan. Berdasarkan hasil survey kepuasaan mengatakan perawat berusaha untuk caring
pasien yang dilakukan oleh Depkes RI (2010) dengan pasien tetapi ada kendala kerja yang
tentang tingkat kepuasaan pasien pada beberapa belum bisa caring karena beban kerja yang
rumah sakit di jakarta menunjukan bahwa 14% meningkat dan perawat yang masih kurang tahu
pasien tidak puas terhadap pelayanan kesehatan dengan jumlah pasien, dan masih ada perawat
yang diberikan, dan survey penelitian yang mengerjakan pekekerjaan yang bukan
kementerian kesehatan mengambil sampel tugas perawat. dan berdasarkan isi kotak saran
pasien rawat inap 738 pasien di 23 rumah sakit didapatkan masih ada perawat yang kurang
(umum dan swasta). Survey tersebut dilakukan ramah terhadap pasien, dan kurang nya
dilima kota besar di indonesia dan ditemukan 9 senyuman terhadap keluarga dan pasien. Tujuan
poin permasalahan, salah satu nya adalah penelitian ini untuk mengetahui hubungan
sebanyak 65,4% pasien mengeluh terhadap komunikasi terapeutik dengan perilaku caring
sikap perawat yang kurang ramah, kurang perawat di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
simpatik dan jarang tersenyum (Tiara & Lestari, Bukittinggi.
2013)
Penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu, METODE PENELITIAN
2011), dalam penelitiannya tentang faktor-faktor Metode penelitian ini adalah Deskriptif
yang berhubungan dengan sikap caring perawat Analitik Design dengan pendekatan Cross
yang di persiapkan perawat pelaksana di ruang Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini
rawat inap RSUP Persahabatan Jakarta, adalah seluruh perawat di ruangan Pav.Arrazi
menemukan bahwa 51,9% perawat bersikap dan Pav. Az zahrawi yang berjumlah 35 orang.
caring dan 48,1% kurang bersikap caring. dengan kriteria inklusi adalah berlatar belakang
Survey awal di lakukan pada tanggal 26 pendidikan D3 keperawatan dan S1 atau Profesi
Maret 2020 di rumah Sakit Islam Ibnu Sina Ners dan bersedia menjadi reponden. Sementra
Bukittinggi Yarsi Sumbar, di dapatkan data kriteria ekslusi adalah perawat yang sedang

52
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 4 No. 2 Tahun 2021

tugas belajar dan menjabat sebagai kepala


ruangan. Instrumen yang akan gunakan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah kuisoner yang disusun Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
berdasarkan skala likert, dimana pertanyaan- 29 (82.9%) responden memiliki komunikasi
pertanyaan dibuat dalam bentuk tabel. Teknik teraputik dengan baik, dan 6 (17 %) responden
pengambilan sampel adalah teknik total memiliki komunikasi terapeutik dengan tidak
sampling. sampel yang telah diteliti sebanyak 35 baik, 25 (71.4%) responden memiliki perilaku
orang. Data dianalisis. menggunakan uji Chi- caring dengan baik,dan 10 (28.6) responden
Square dengan p Value < 0,005. memiliki perilaku caring dengan tidak baik.
Berdasarkan tabel 2 dari 29 responden merupakan suatu proses penyampaian nasehat
yang memiliki komunikasi terapeutik yang baik kepada pasien untuk mendukung upaya
dengan perilaku caring yang baik sebanyak 23 penyembuhan yang direncanakan.
(92.0%), sedangkan dari 6 responden Menurut asumsi peneliti perawat yang
komunikasi terapeutik yang tidak baik dengan tidak berkomunikasi dengan baik di karenakan
perilaku caring yang tidak baik sebanyak 4 ada perawat yang tidak memperkenalkan diri
(40.0%). Berdasarkan hasil analisis statistik dan tidak menanyakan perkembangan pasien
didapatkan nilai p = 0.043 artinya terdapat sehingga pasien merasa tidak puas terhadap
hubungan antara komunikasi terapeutik dengan pelayanan yang di berikan.
perilaku caring perawat dan OR (Odds ratio) =
7.667, artinya responden yang memiliki Tabel 1. Komunikasi Terapeutik dan
komunikasi terapeutik yang baik berpeluang Perilaku Caring Perawat (n=35)
besar 7.667 kali untuk menerapkan perilaku
caring yang baik. Variabel f %
Hasil penelitian ini sejalan dengan Komunikasi
penelitian Haryanto tentang Hubungan Terapeutik
komunikasi terapeutik perawat dan pelayanan Baik 29 82.9
keperawatan dengan kepuasan pasien di RSUD Tidak Baik 6 17.1
Sleman Yogyakarta Tahun 2015 menjelaskan Perilaku Caring
lebih dari separoh responden menyatakan Baik 25 71.4
komunikasi yang dilakukan perawat baik, Tidak Baik 10 28.6
didapatkan hasil sebagai berikut. Diantara 41
responden dirawat inap terdapat 32 responden Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa 25
(78,0%) yang menilai baik terhadap pelayanan (71.4%) responden memiliki perilaku caring
perawat dan 9 responden (22,0%) yang menilai dengan baik, serta 10 (28.6) responden memiliki
tidak baik. perilaku caring dengan tidak baik. Hasil
Dari hasil penelitian dapat menunjukan, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
bahwa perawat telah konsisten menerapkan dilakukan oleh Dia Resti Dewi Nanda Demur,
komunikasi terapeutik. Penerapan komunikasi yang berjudul hubungan beban kerja dan
oleh perawat yang efektif ini disebabkan karena motivasi dengan perilaku caring perawat di
kesadaran perawat yang semakin meningkat ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
pentingnya membina komunikasi yang Bukittinggi Yarsi Sumatera Barat Tahun 2019
terapeutik sehingga tercapai hubungan yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat
saling percaya dengan pasien. hasil penelitian dengan beban kerja tidak produktif memiliki
ini adalah perawat menyatakan bahwa perawat perilaku caring baik sebanyak 22 orang
telah menerapkan komunikasi terapeutik dengan (68,8%), dengan perawat beban kerja produktif
baik. dengan perilaku caring baik sebanyak 1 orang
Teori Menurut (Pohan, 2017), bahwa (50%) sedangkan perawat dengan beben kerja
komunikasi adalah salah satu faktor yang berlebih memiliki perilaku caring baik sebanyak
mempengaruhi perilaku caring, yang mana 14 orang (30,4%).
komunikasi merupakan suatu informasi yang Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda
diberikan pihak penyedian jasa terutama dengan penelitian (Yuliawati, 2012) dalam
perawat dalam memberikan perhatian terhadap risetnya gambaran perilaku caring perawat
pasien, dalam hal ini komunikasi terapeutik

53
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 4 No. 2 Tahun 2021

Tabel 2. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Perilaku Caring Perawat


Perilaku Caring
Komunikasi P
Baik Tidak Baik Total OR
Terapeutik value
n % n % n %
23 92 6 60 29 82.9
Baik 7.667 (1.123-
0.043
53.321)
Tidak Baik 2 8 4 40 6 17.1

terhadap pasien di ruang rawat inap umum kendala kerja yang belum bisa caring karena
menyimpulkan bahwa klien di rumah sakit beban kerja yang meningkat. Serta kurang
husada kurang puas dengan sikap caring ramah dan senyuman terhadap pasien dan
perawat, kompetensi perawat, komunikasi, keluarga.
penjelasan kondisi dan perawatan diri yang Hasil penelitian ini menunjukan dari 29
diberikan perawat, sikap respek perawat, responden yang memiliki komunikasi terapeutik
kesesuaian antara tindakan medis dan asuhan yang baik dengan perilaku caring yang baik
keperawatan. sebanyak 23 (92.0%), sedangkan dari 6
Penelitian (Rahadhi & Sriyanto, 2016) responden komunikasi terapeutik yang tidak
meyebutkan perawat yang memiliki beban kerja baik dengan perilaku caring yang tidak baik
tinggi akan mengalami kelelahan kerja dan sebanyak 4 (40.0%).
menunjukan hilangnya rasa simpati serta respon Menurut (Damayanti, 2011) mengatakan,
terhadap klien, serta dapat menyebabkan bahwa komunikasi yang dilakukan perawat
kemunduran dalam penampilan kerja. dalam penyampaian komunikasi sangat
Pernyataan (Alhasanah, 2016) sejalan berpengaruh terhadap perilaku caring. Hasil
dengan hasil penelitian ini, dimana beban kerja penelitian didapatkan, bahwa ada hubungan
perawat pelaksana yang tinggi menyebabkan antara komunikasi dengan perilaku caring
perawat mengalami kelelahan dan berdampak perawat. Perawat merupakan untuk memberikan
kurang respon terhadap klien, kurang ramah perhatian terhadap pasien hal ini disebabkan
demikian pula dengan komunikasi terapeutik karena seringnya interaksi antara perawat dan
tidak terjalin dengan baik. Hal ini didukung pasien selama menjalani masa perawatan.
oleh (Marjorie ArmstrongStassen, 2011) dalam Hasil penelitian ini didukung oleh
studynya terhadap kelelahan pada perawat, penelitian yang dilakukan (Riyaldi, 2016).
menyebutkan bahwa beban kerja pada perawat Tentang hubungan komunikasi terapeutik
merupakan bagian yang paling bermakna untuk dengan perilaku caring perawat di rumah sakit
memprediksi adanya kesehatan mental yang umum Yarsi Pontinak yang menyatakan, bahwa
negatif pada perawat, stress, kurangnya ada hubungan hubungan komunikasi terapeutik
kepuasan kerja, keletihan dan kelelahan. dengan perilaku caring perawat. Dengan
Teori menurut (Watson, 2012). Caring berkomunikasi perawat dapat mendengarkan
merupakan perilaku profesional perawat dalam perasaan pasien dan menjelaskan prosedur
memberikan pelayanan keperawatan tindakan keperawatan.
berdasarkan kemampuan intelektual, teknikal Menurut (Bahktiar, 2011), mengatakan
yang diberikan kepada klien, keluarga dan bahwa komunikasi terapeutik adalah
masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, komunikasi yang direncanakan secara sadar,
ramah, santun, komunikasi terapeutik serta bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk
selalu siap sedia untuk memberikan yang kesembuhan pasien.
terbaik untuk klien. Perawat memiliki peran Perawat yang tidak menerapkan perilaku
yang sangat besar dalam menentukan kualitas caring dengan baik maka dinilai dinilai kurang
pelayanan keperawatan dan citra rumah sakit memiliki motivasi untuk melakukan kinerja
karena 90% pelayanan kesehatan di rumah sakit profesi. perilaku caring di pengaruhi beberapa
diberikan oleh perawat. Oleh karena itu haruslah faktor salah satu nya adalah komunikasi, apabila
mampu memberi asuhan keperawatan yang komunikasi antara perawat dan pasien tidak
berorientasi pada outcome klien yang lebih baik terjalin dengan baik maka akan menurunkan
(Amalia, Akmal, & Sari, 2015. Perawat yang motivasi perawat untuk menerapkan perilaku
caring nya tidak baik hal ini dikarenakan ada caring (sunardi, 2012).

54
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 4 No. 2 Tahun 2021

Caring adalah tindakan yang di arahkan Dia Resti DND, Yuli Permata Sari, & Defrimal.
untuk membantu, membimbing, atau (2019). Buku Ajar Perilaku Caring (Edisi
melakukan cara untuk membantu dalam 1). STikes Perintis Padang.
mencapai tujuan tertentu, dengan cara Journal Ners and Midwifery Indonesia. (2016).
mendukung individu lain atau kelompok dengan Komunikasi Terapeutik Perawat
nyata atau antisipasi kebutuhan untuk Berhubungan dengan Kepuasan Pasien
meningkatkan kondisi kehidupan manusia . with The Patient ’ s Satisfaction. Journal
Dalam hal ini peneliti berasumsi, perawat Ners and Midwifery Indonesia, 4(1), 30–
diharuskan menerapkan komunikasi yang 34.
terapeutik dalam memberikan asuhan https://doi.org/10.1093/petrology/31.5.116
keperawatan, agar tercipta hubungan yang baik 5
antara perawat dan klien sehingga berpengaruh Nasir. (2009). Komunikasi Dalam Praktek
oleh proses penyembuhan kesehatan klien, Keperawatan. Jakarta: EGC.
sehingga klien merasa bahwa ia dihargai dan Notoadmojo, S. (2005). Metodologi penelitian
dipedulikan serta puas dengan pelayanan Kesehatan (Edisi 2). Jakarta: Rineka Cipta.
keperawatan yang di berikan oleh perawat. Nursalam. (2012). Majajemen Kepetawatan
Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
KESIMPULAN Profesional (Edisi 3). Jakarta: Salemba
Lebih dari separoh responden yang Medika.
menggunakan komunikasi terapeutik dengan Nursalam. (2013). Nursalam Metodologi
baik. Lebih dari separoh responden yang Penelitian Ilmu Keperawatan (Edisi 2).
berprilaku caring. Ada hubungan komunikasi Jakarta: Salemba Medika.
terapeutik dengan perilaku caring perawat. Pohan, I. S. (2007). Jaminan Mutu Pelayanan
Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian Dan
REFERENSI Penerapan. Jakarta: EGC.
Aditama. (2014). Hubungan Komunikasi Sasmito, P., Majadanlipah, M., Raihan, R., &
Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan. Ernawati, E. (2019). Penerapan Teknik
Jurnal Kesehatan STiKes Bakti Husada, Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat pada
3(1), 57. https://doi.org/http://Scholar. Pasien. Jurnal Kesehatan Poltekkes
Google. Com Ternate, 11(2), 58.
Azwar. (2009). Program Menjaga mutu https://doi.org/10.32763/juke.v11i2.87
Pelayanan Kesehatan. (Edisi 2). Jakarta: Sumijatun. (2010). Mutu Pelayan Keperawatan
Ikatan Dokter Indonesia. Rumah Sakit. Bandung: Refika Aditama.
Bahktiar S. (2011). Buku Ajar Komunikasi Suryani. (2015). Komunikasi Terapeutik Dalam
Terapeutik Dalam Keperawatan (Edisi 3). Pelayanan Kesehatan Profesional (Edisi
Jakarta: EGC. 2). Jakarta: EGC.
Damayanti. (2008). Komunikasi Terapeutik Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik Dalam
Dalam Praktek Keperawatan (Edisi 3). Praktek Keperawatan. Jakarta: EGC.
Bandung: Refika Aditama. Wahyudi. (2017). Faktor-Faktor Yang
Demur, D. R. D. N., Mahmud, R., & Yeni, F. Berhubungan Dengan Perilaku Caring
(2019). Beban Kerja Dan Motivasi Dengan Perawat Di Ruang Interne RSUD Sinjai
Perilaku Caring Perawat. JURNAL Makasar. Jurnak Keperawatan.
KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health Wicaksono. (2012). Perilaku Caring Perawat
Journal), 6(2), 164–176. Dalam Meningkatkan Kepuasan Pasien
https://doi.org/10.33653/jkp.v6i2.303 Rawat Inap RSUP Persahabatan Jakarta.
Jurnal Keperawatan, 2, 56.
https://doi.org/http//: Scholar Google. Com

55

Anda mungkin juga menyukai