ABSTRAK
PENDAHULUAN
bekerjasama. Komunikasi yang terjadi
Manusia memiliki kebutuhan untuk diantara perawat dan pasien merupakan
berkomunikasi dengan lingkungan komunikasi yang komplek dan berlangsung
masyarakat di sekitarnya. Tentu saja intens jika dibandingkan dengan komunikasi
komunikasi yang terjadi memerlukan alatnya, antara pasien dengan petugas kesehatan
yaitu bahasa. Bahasa yang digunakan dalam lainnya. Komunikasi yang terjadi diantara
berkomunikasi tentu saja dipengaruhi oleh perawat dan pasien tidak hanya percakapan
beberapa aspek seperti tempat, lawan bicara biasa saja tapi merupakan suatu proses
dan situasi saat pembicaraan terjadi. salah pendekatan yang terencana untuk
satu contohnya adalah komunikasi yang mempelajari pasien (Potter & Perry, 2010).
terjadi diantara perawat dan pasien di rumah Komunikasi tersebut dikenal sebagai
sakit. komunikasi teurapetik. Menurut Kelliat
(1996) Komunikasi Terapeutik adalah
Menurut Yosep (2010) Komunikasi adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
suatu pertukaran pikiran dan perasaan dan bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
pendapat dalam memberikan nasehat dimana kesembuhan pasien. Berdasarkan pendapat
terjadi antara dua orang atau lebih Stuart & Sunden (2009) tersebut
27
Immanuel
Jurnal Ilmu Kesehatan eISSN 2597-9635
Volume 14 Nomor 1, Juni 2020 pISSN 1410-234X
28
Immanuel
Jurnal Ilmu Kesehatan eISSN 2597-9635
Volume 14 Nomor 1, Juni 2020 pISSN 1410-234X
29
Immanuel
Jurnal Ilmu Kesehatan eISSN 2597-9635
Volume 14 Nomor 1, Juni 2020 pISSN 1410-234X
terlihat bahwa perawat kurang menjadi kepercayaan pasien kepada para perawat
pendengar yang baik, karena peneliti (Machfoedz, 2009).
melihat ketika pasien menyampaikan 3. Mengubah cara pandang Teknik yang
pendapat dan permasalahannya, sebelum paling utama dan paling akhir dalam
pasien selesai menyampaikannya, teknik komunikasi terapeutik, teknik
perawat selalu memotong dan mengubah cara pandang merupakan inti
meneruskan pembicaraannya. Hal semuanya dari teknik komunikasi
tersebut tidak sesuai dengan kaidah yang terapeutik. Seorang perawat harus dapat
seharusnya dilaksanakan dalam proses memberikan cara pandang lain agar
komunikasi terapeutik. Menurut Kelliat pasien tidak melihat sesuatu masalah
(1996) berdasarkan pernyataanya dapat dari aspek negatifnya saja, dalam teknik
disimpulkan bahwa komunikasi ini perawat harus mampu mengubah
terapeutik yang dibangun antara perawat cara pandang dan melatih pasien agar
dengan pasien menjadi bagian dari dapat keluar dari masalah yang
proses terapi yang sedang dijalankan dialaminya. Dalam teknik ini perawat
sehingga diharapkan mampu melakukan stategi perencanaan dalam
mempercepat proses pemulihan dari mengatasi masalah yang dialami pasien
pasien terutama dari sisi tersebut, setelah itu lalu diajarkan cara
psikologis/kejiwaan. pelatihannya yang terus-menerus
2. Teknik Bertanya merupakan salah satu dilakukan misalnya dengan cara
teknik yang dapat mendorong dan mengalihkan pikiran dan perasaan
memancing pasien untuk pasien kearah yang lebih positif,
mengungkapkan perasaan di pikirannya. makanya teknik ini prosesnya
Tujuannya untuk mendapatkan memerlukan waktu yang lama supaya
informasi yang lebih spesifik dan pasien paham terhadap masalah yang
lengkap mengenai apa yang dialaminya dan tahu bagaimana cara
disampaikan pasien. Bertanya mengatasi masalah yang terjadi dalam
merupakan teknik dasar yang dilakukan dirinya. Adapun teknik mengubah cara
oleh perawat dalam mencari informasi pandang dalam komuniksi terapeutik
yang belum didapat apa yang telah dibagi menjadi tiga bagian yang antara
disampaikan pasien. Kaitan dengan lain sebagai berikut:
teknik bertanya tersebut perawat a. Memberikan informasi. Maksud
melakukannya dengan baik, karena dari teknik ini, dengan memberikan
setiap berinteraksi dengan pasien informasi sebagai tindakan yang
khususnya ketika melakukan proses dilakukan perawat dengan tujuan
Terapi Aktivitas Kelompok, perawat akhir untuk mengubah sudut
senantiasa memberikan pertanyaan- pandang pemikiran pasien yang
pertanyaan yang sifatnya menggali salah dan pernah dialaminya.
perkembangan yang terjadi pada pasien. Dalam hal ini perawat di PSBL
Melakukan komunikasi terapeutik Phalamarta senantiasa melakukan
kepada pasien harus memperhatikan: Terapi Aktivitas Kelompok pada
yang pertama kontak pandang, dengan hari selasa dan kamis dengan
melakukan kontak pandang akan maksud memberikan informasi
mencerminkan rasa menghargai kepada terkait permasalahan-permasalahan
pasien, yang kedua, mencondongkan yang dialami oleh pasien dan
tubuh ke depan dengan posisi yang bagaimana cara menanggulanginya.
seperti ini akan menunjukkan a) Memberikan pujian: Pasien
kepedulian dan keinginan untuk gangguan jiwa mempunyai sifat
mendengarkan sesuatu yang dirasakan yang sensitif menerima apa yang
oleh pasien, yang ketiga menjaga disampaikan orang
keterbukaan dengan menjaga disekelilingnya, dengan
keterbukaan akan meningkatkan memberikan pujian diharapkan
dapat keuntungan psikologis
30
Immanuel
Jurnal Ilmu Kesehatan eISSN 2597-9635
Volume 14 Nomor 1, Juni 2020 pISSN 1410-234X
31
Immanuel
Jurnal Ilmu Kesehatan eISSN 2597-9635
Volume 14 Nomor 1, Juni 2020 pISSN 1410-234X
Sama seperti data 4, pada percakapan data 5 Suruhan atau permintaan dari perawat
juga perawat masih menggunakan ujaran dan bukan sebaliknya.
imperatif dengan maksim kuantitas. 3. Maksim yang digunakan pada setiap
tuturan oleh perawat lebih banyak
Data 6 maksim kuantitas dengan memberikan
Perawat :”gimana tidurnya semalam?” informasi yang seperlunya. Maksim
Pasien : “Anak saya belum jenguk lagi bu kedua yang digunakan adalah maksim
dari bulan kemarin” kesederhanaan. Penggunaan maksim
Perawat : “Mungkin sibuk Bu” tersebut dapat terlihat bahwa perawat
Pasien : “Nanti saya mau ikut telepon” tetap lebih menguntungkan pasien dan
Perawat : “iya nanti sore saja kalau sekarang mengurangi keuntungan bagi dirinya.
kan kerja” Maksim yang ketiga adalah maksim
relevan. Maksim ini digunakan oleh
Data 6 diperoleh pada saat sesi pemberian perawat dengan mengikuti percakapan
obar. Pada percakapan tersebut, perawat yang diinisiasi oleh pasien.
mencoba menyesuaikan percakapan yang
diinisiasi oleh pasien sehingga percakapan Saran
dapat terus berlangsung. Dari data-data yang 1. Dalam menerapkan teknik-teknik
diperoleh, hanya 6 data yang dianalisis komunikasi terapeutik para perawat
karena dianggap dapat mewakili maksim apa membuat rencana asuhan keperawatan
saja yang digunakan oleh perawat. Sehingga dan tindakan keperawatan, para perawat
dapat disimpulkan bahwa pada saat hendaknya melakukan tekniknya secara
melakukan komunikasi terapeutik, perawat menyeluruh. Hal ini dilakukan agar
menggunakan tiga maksim yang dominan tujuan dari komunikasi terapeutik dapat
yaitu maksim kuantitas, maksim relevan, dan tercapai secara maksimal.
maksim kesederhanaan. Ketiga maksim 2. Perlunya evaluasi dari kepala perawat
tersebut menunjukkan bahwa hubungan untuk mengevaluasi hasil tindakan
antara perawat dan pasien dekat walaupun komunikasi terapeutik, sehingga
perawat tetap lebih superior dibandingkan mengetahui apakah teknik yang
dengan pasien. digunakan dan tahapan-tahapan yang
dilakukan oleh perawat sudah tepat dan
SIMPULAN DAN SARAN membantu dalam proses kesembuhan
pasien.
Simpulan
Beradasarkan data yang diperoleh dan
dianalisa, maka peneliti menarik kesimpulan
sebagai berikut: REFERENSI
1. Dalam melakukan komunikasi
terapeutik dengan pasien, para perawat Azizah, Rizkhi Nurul. (2014). Kemampuan
di PSBL Phalamarta masih belum bisa Bahasa Verbal Penderita
menjadi pendengar yang baik, dan Skizofrenia: Sebuah Studi Kasus.
berusaha mengetahui kondisi pasien Skriptorium Volume 2, No 2, hal
melalui komunikasi dengan memberi 97-105. Surabaya: Universitas
kesempatan kepada pasien untuk Airlangga.
menjelaskan kondisinya dan
mengajukan beberapa pertanyaan yang Grice, H. Paul (1975).Logic and
berkaitan. Conversation dalam Cole P &
2. Dalam berkomunikasi, seperti yang Morgan J (eds) Syntax and
disebutkan sebelumnya bahwa perawat Semantic 3: Speech Acts. New
di PSBL tersebut masih belum bisa York: Academic Press
menjadi pendengar yang baik. Oleh
karena itu, ujaran-ujaran yang
disampaikan lebih banyak imperative.
32
Immanuel
Jurnal Ilmu Kesehatan eISSN 2597-9635
Volume 14 Nomor 1, Juni 2020 pISSN 1410-234X
33