Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SISTEM INFORMASI

KEPERAWATAN

NAMA :SRIRINTAN

NIM :841419108

SEMESTER/KELAS : 3 (TIGA)/C

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FUNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
1. Pengertian sistem, informasi, sistem informasi keperawatan

a. Pengertian sistem

Apa yang dimaksud dengan sistem (system)? Jadi Secara umum, pengertian sistem
adalah suatu kesatuan, baik obyek nyata atau abstrak yang terdiri dari berbagai
komponen atau unsur yang saling berkaitan, saling tergantung, saling mendukung, dan
secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien.

b. Pengertian informasi

Apa yang dimaksud dengan informasi? Secara umum, pengertian


informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan dikelola
sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan bermanfaat
bagi penerimanya.

Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa kata “informasi” memiliki arti
yang berbeda dengan kata “data”. Data adalah fakta yang masih bersifat mentah atau
belum diolah, setelah mengalami proses atau diolah maka data itu bisa menjadi suatu
informasi yang bermanfaat.
c. Pengertian informasi dalam keperawatan

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu


informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan
proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan.
Sistem informasi keperawatan merupakan penggunaan catatan keperawatan
terkomputerisasi membutuhkan bahasa yang baku dalam menggambarkan masalah-
masalah pasien, diagnosa keperawatan melengkapi kebutuhan tersebut dan membantu
menetapkan lingkup praktik keperawatan secara mandiri.

2. Jelaskan menurut versi anda, apa yang dimaksud dengan sistem informasi
kepearwatan

Menurut saya sistem informasi keperawatan yaitu sistem yang memproses data
keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang mampu menunjang aktivitas/fungsi
perawat dalam penggunaannya sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan secara
cepat dan tepat, yang di dalamnya terdapat panduan hubungan antara penyakit dengan
tanda dan gejala, etiologi yang berhubungan dengan faktor-faktor pasien serta hubungan
langsung dengan dokter juga dapat disediakan.

3. Mengapa seorang perawat harus menguasai bidang teknologi informasi.

karena Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian
sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian yang baik. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.
Salah satu contoh bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah
mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA
( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan
dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter,
bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan
terakhir.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara
cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan
cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table,
mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data,
mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan;
PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian;
PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan
keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA,
aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi
menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA
dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan
riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan
sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai
mengaplikasikan “touch” over “tech” (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan).
Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi
dalam asuhankeperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan
produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu
perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri.
Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan
keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing
computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika
dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai
mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat
pre/post conference pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat
obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses
browser internet.

Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang


Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan
smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer.
Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori
keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula
bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk perumusan
kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS. Sehingga bukan
tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan keperawatan online) yang dapat
memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan secara online tanpa
mengenal batas geografis.
Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan
bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi.
Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin
banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang
rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU
untuk melihat irama dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah
dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor melalui komputer –
menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi
informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi
hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.

Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan  Indonesia nampaknya masih


sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat.
Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan
teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan
pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT
dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari
organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih
mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan
pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih
lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu
perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan.
Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien
(dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke
komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan,
sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).

Sedangkan, contoh nyata yang dapat kita lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah
menerapkan sistem informasi yang berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan
oleh kawan-kawan perawat di RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal
pertama yang dilakukan adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang
selama ini dirasa masih rancu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas
dokumentasi serta memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi,
penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada upaya identifikasi error dalam
manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien dan segera
dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam
komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan
dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.

Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya perkembangan teknologi


informasi seperi sekarang ini semakin terbantu dalam menyediakan sebuah bentuk
pelayanan yang semakin efisien dan efektif, dimana para calon klien rumah sakit yang
pernah berobat atau dirawat di RS idak perlu lagi menunggu dalam waktu yang cukup
lama saat mendaftarkan diri karena proses administrasi yang masih terdokumentasi secara
manual di atas kertas dan membutuhkan waktu yang cukup lama mencari data klien yang
sudah tersimpan, ataupun setelah sekian lama mencari dan tidak ditemukan akhirnya klien
tersebut diharuskan mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas menurunkan efisiensi RS
dalam hal penggunaan kertas yang tentunya membutuhkan biaya. Bandingkan bila setiap
klien didaftarkan secara digital dan semua data mengenai klien dimasukkan ke dalam
komputer sehingga ketika data-data tersebut dibutuhkan kembali dapat diambil dengan
waktu yang relatif singkat dan akurat

4. Seberapa penting sebuah sistem informasi dapat membantu tim medis

Kebijakan baru yang direncanakan pemerintah ini membutuhkan pengelolaan


manajemen memadai pada setiap instansi pemberi jasa layanaan kesehatan. Oleh karena
itu, pemanfaatan Teknologi Informasi sangat penting bisa dimulai dari tahap administrasi
Rumah Sakit. Selama ini, instansi pemberi jasa layanan kesehatan umumnya masih
menggunakan paper-based registration (pendaftaran menggunakan kertas) yang
memfasilitasi pembuatan dan pengambilan kartu berobat pasien secara manual. Padahal
penggunaan magnetic card (kartu dengan chip khusus) bisa memudahkan dan
mempercepat kerja para tenaga administrasi kesehatan. Selain mudah dalam pencarian
data pasien, juga sangat menghemat waktu. Dengan demikian, dapat dipastikan akan
mengurangi beban kerja para tenaga administrasi. Secara tidak langsung ini dapat
berdampak pada kinerja petugas dalam melayani pasien dan dapat meningkatkan mutu
layanan suatu Rumah Sakit.
Di sisi lain, pendaftaran berobat pasien dengan pemanfaatan IT ini sangat jitu menghindari
risiko terjadinya duplikasi data pasien suatu Rumah Sakit. Dengan demikian, keakuratan
data dapat terjamin untuk keperluan analisa penyebaran penyakit atau penyusunan laporan
10 penyakit terbesar juga laporan-laporan lain ke Dinas Kesehatan. Laporan ini berperan
penting untuk menganalisis permasalahan-permasalahan kesehatan di masyarakat dalam
merumuskan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, penggunaan teknologi dalam menunjang Jaminan Kesehatan juga bisa
dimanfaatkan untuk membangun sebuah Integrated Healthcare Information System
(Sistem Informasi Layanan Kesehatan Terpadu) guna menghubungkan data antar Rumah
Sakit kabupaten, provinsi dan nasional. Ini dapat menunjang pelayanan kesehatan secara
menyeluruh misalnya dalam hal pengurusan surat rujukan pasien Rumah Sakit dari
Puskesmas atau klinik ke RSU Kabupaten/Provinsi dan nasional. Tidak perlu lagi terjadi
masalah penundaan pemberian layanan kesehatan dikarenakan persyaratan administratif
berupa surat rujukan dan identitas pribadi yang tidak lengkap jika setiap data antar Rumah
Sakit dan Puskesmas telah saling terhubung.
Di sisi lain, ilmu kesehatan semakin hari semakin berkembang. Tenaga kesehatan perlu
menerapkan ilmu kesehatannya sebagai upaya peningkatan status kesehatan masyarakat.
Mereka juga membutuhkan proses pembelajaran sepanjang masa. Bagi tenaga kesehatan
yang sudah berpengalaman bertahun-tahun mengabdikan diri di masyarakat pun masih
harus terus belajar guna mengoptimalkan kamampuan dirinya dalam memberikan layanan
kesehatan bagi masyarakat. Karena itu, IT juga berperan untuk pembelajaran
perkembangan ilmu kesehatan baik dari jurnal-jurnal kesehatan lingkup nasional maupun
global. Bahkan bukan tidak mungkin untuk memfasilitasi penelitian-penelitian kesehatan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di instansinya guna dipublikasikan secara umum
untuk pembelajaran di sektor kesehatan itu sendiri maupun masyarakat luas.
Dalam mengoptimalkan pengawasan fasilitas kesehatan untuk benar-benar melayani
masyarakat, dibutuhkan sebuah sistem pelaporan dan pengaduan online. Ini dapat
membantu proses pengawasan dan evaluasi sistem jaminan kesehatan. Laporan dan
pengaduan dihubungkan langsung dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
agar bisa mengoptimalkan pelayanannya dan mengurangi risiko penyelewengan-
penyelewengan yang merugikan rakyat.
Kesiapan Sumber Daya Kesehatan
Sumber Daya kesehatan perlu diberdayakan dalam hal pengetahuan dan kemampuan di
bidang IT. Ini bertujuan untuk melibatkan peran aktif segenap subsistem yang berada
dalam naungan sektor kesehatan untuk mengupayakan perubahan sebuah sistem pelayanan
kesehatan yang merata, tepat sasaran dan terjangkau di masa yang akan datang. IT
memang bukan satu-satunya solusi untuk permasalahan di berbagai instansi pemberi jasa
layanan kesehatan. Kekurangan tenaga kesehatan sendiri masih menjadi permasalahan
yang urgen dalam sektor kesehatan. Namun keseriusan dan koordinasi antara pemerintah
pusat dan daerah diharapkan mampu membuat perubahan sistem kesehatan yang lebih
baik ke depannya.
Dalam pelayanan kesehatan publik, kita berharap pemerintah kesehatan provinsi dan
kabupaten dapat pula mengambil andil dalam penggunaan IT di instansi-instansi
pelayanan kesehatan dengan mengupayakan sarana dan prasarana IT yang memadai.
Bukan hanya dengan menyediakan hardware nya saja seperti komputer dan laptop yang
hanya digunakan untuk mengetik dan menyimpan data secara manual. Tetapi juga
software (aplikasi) yang mendukung serta memfasilitasi tenaga kesehatan baik
tenaga medis maupun administrasi pada tingkat Puskesmas, Rumah Sakit kabupaten
maupun provinsi untuk mendalami pemahaman ilmu pengetahuan berkaitan dengan IT
dalam bidang kesehatan. Dengan mempersiapkan Sumber Daya Kesehatan yang kompeten
di bidang IT, maka diharapkan akan dapat mendorong peningkatan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat di masa yang akan datang. Semoga!

5. Dengan adanya pandemi covid 19 di indonesia, seberapa penting pemanfaatan


teknologi informasi dalam bidang kesehatan.

Tentunya sangat penting, Dalam situasi Pandemi COVID-19 mengharuskan penerapan


pembatasan di berbagai bidang tak terkecuali pada layanan kesehatan. Sebagai gantinya
masyarakat dapat berkonsultasi atau mengetahui keadaan tubuhnya melalui layanan
kesehatan digital.

Salah satu penyedia layanan kesehatan digital berbasis fasilitas kesehatan, contohnya
aplikasi aido health  melakukan diskusi tentang perkembangan layanan kesehatan digital
Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Fasilitas ini dapat menekan angka kunjungan
pasien ke rumah sakit secara langsung, Salah satu platform digital yang melayani di
bidang kesehatan adalah aido health. Platform ini berguna untuk memberikan pelayanan
kesehatan pada pasien selama di rumah saja.

"Visi aido adalah untuk menjadi digital healthcare platform utama di Indonesia dengan
mengintegrasikan inovasi teknologi ke dalam pemberian perawatan kesehatan yang
berkualitas tinggi dan berpusat pada pasien," kata Jyoti Nagrani, VP Operation and
Partnership aido health. aido health  memungkinkan pasien untuk mendapatkan layanan
kesehatan, dari tempat yang nyaman bagi mereka. Tanpa perlu pergi ke rumah sakit.

"Kita lihat peran teknologi bisa memperkuat layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah
sakit. Dengan latar belakang itu aido health hadir untuk bisa memberikan suatu
solusi untuk fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit atau klinik untuk bisa memudahkan
akses layanan kesehatan mereka kepada masyarakat di Indonesia," kata Jyoti.

Dalam aplikasi aido health, ada lima fitur yang bisa diakses para pasien. Yakni fitur
pertama adalah telekonsultasi atau rawat jalan online agar pasien bisa membuat janji
dengan dokter yang ada di platform.

Fitur kedua adalah layanan home visit, yang diharapkan khususnya bermanfaat bagi pasien
penyakit kronis dan dengan disabilitas yang bisa mendapatkan pelayanan dari rumah. Pada
pandemi COVID-19 saat ini beberapa mitra ada yang menawarkan layanan skrining
COVID-19 seperti rapid test atau PCR test di rumah, dengan ketentuan kisaran harga
ditentukan masing-masing mitra.

Ketiga adalah fitur care coordinator atau pendamping kesehatan, yang berperan untuk
mengkoordinasi atau menjembatani antara pasien dengan mitra. Apabila ada pasien yang
membutuhkan informasi layanan medis atau mencari sesuai kebutuhan bisa melalui fitur
ini.

Keempat adalah layanan lab at home, di mana pasien bisa mencari paket pemeriksaan
laboratorium apa saja yang ditawarkan mitra dan bisa melakukan pengambilan sampel di
rumah. Hasilnya akan diunggah pada aplikasi aido health. Kelima adalah fitur pelayanan
antar obat resep dari dokter atau alat-alat kesehatan ke rumah yang bisa dipesan melalui
aplikasi aido health.
PENUTUP

1. Kesimpulan
Sistem informasi keperawatan merupakan sekumpulan sumber daya yang
berguna untuk menghasilkan informasi dan fungsi pendokumentasian keperawatan
yang penting dalam menunjang peningkatan mutu asuhan keperawatan, dan secara
umum dapat berkonstribusi terhadap mutu pelayanan kesehatan. Dengan adanya
perkembangan teknologi sistem informasi manajemen keperawatan, maka
pendokumentasian asuhan keperawatan yang sebelumnya dilakukan secara
konvensional maka akan beralih kependokumentasian berbasis komputer, sehingga
perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara profesional kepada
pasien.

Anda mungkin juga menyukai